Dengan masih menyodorkan tangannya, Revan kembali berkata, "Mari bekerja sama untuk menghancurkan mereka. Menghancurkan Ariana dan Ben," tegasnya.Selama beberapa saat, Clara mencerna apa yang Revan katakan. Ia mencoba meyakinkan diri kalau tidak salah dengar. Seorang Revan, pria yang melakukan banyak hal buruk padanya, sekarang mengajaknya bersekutu? Mungkinkah ini jebakan lain? Sungguh, Clara tidak akan semudah itu memercayainya."Pegel, nih," ucap Revan lagi, berharap Clara menyambut uluran tangannya."Perlu aku antar ke dokter supaya tangan kamu diamputasi aja? Lebih baik nggak punya tangan supaya nggak pegal lagi, kan?""Kamu itu...." Revan tidak melanjutkan kalimatnya. Ia pun terpaksa menarik kembali tangannya. "Aku serius, Clara. Bukankah lebih baik bekerja sama saat misi kita searah?"Clara lalu mengubah posisi duduknya, tidak lagi menyerong ke arah Revan, melainkan lurus ke depan. "Setelah banyak hal gila yang kamu lakuin ke aku ... bukankah aku terlalu polos jika sampai kena
Read more