All Chapters of KAU HALALKAN DIA DEMI KETURUNAN: Chapter 61 - Chapter 70
148 Chapters
SALING TUDUH
"Sayang aku yakin, Papah pasti akan bantu kamu!!" ucap Fasha saat perjalanan pulang.Rangga sepertinya tidak memeperhatikan Fasha yang sedang berbicara. Pikirannya saat ini sedang kalut, apa lagi mengetahui jika Andi ternyata seorang pengusaha besar. Ia pikir selama ini Andi hanyalah seorang anak konglomerat yang suka berfoya-foya saja.Ia lalu memukul stir mobilnya sambil berkata kasar, "SIALANNNN!!""Rangga!!" teriak Fasha kesal pada Rangga yang malah memukul stir mobil."Kamu dari tadi perhatiin aku bicara gak sih??" tanya Fasha kesal.Rangga menoleh, "Memangnya kamu bicara apa??"Rangga malah balik bertanya pada Fasha."Keterlaluan kamu yah, memangnya apa sih yang ada di pikiranmu sampai-sampai kamu mengabaikan aku??" Fasha semakin kesal pada suaminya.Rangga masih berusaha untuk sabar."Aku lagi banyak pikiran Sha, kamu tau sendiri kan tiba-tiba Papah merekomendasikan sebuah perusahaan besar yang aku pikir ini akan jadi batu loncatan perusahaan aku, tapi ternyata perusahaan itu a
Read more
KUNIKMATI MALAM INI
"Selamat malam Mah.. Pah.." sapa Fasha pada mertuanya yang sudah bersiap di meja makan. "Mamah pikir kalian mau menginap di rumah Pak Evan," ujar Mamah Tari. "Nggak Mah, kita hanya membahas urusan perusahaan saja," ucap Rangga yang langsung duduk. "Lalu bagaimana Andi mau menandatanginya??" tanya Mamah Tari pada putranya. Rangga menarik nafasnya, ia enggan membahas tentang Andi saat ini. "Kita bahas itu nanti saja yah!!" ucapnya sambil membalikan piring. "Mana bisa kamu menyelesaikan urusan perusahaan, urusan rumah tangga saja kamu gak becus," celetuk Papah Harto yang membuat Rangga tersinggung. "Maksud Papah apa sih?" tanya Rangga dengan nada kesal. "Bawa kembali Dinda ke rumah ini, maka Allah akan memudahkanmu kembali urusanmu," jawab Papah Harto. "Dinda?? Wanita murahan yang bermain serong di belakang Rangga. Sudahlah Pah gak perlu kita bahas lagi tentang Dinda. Sebentar lagi dia akan Rangga ceraikan," ucap Rangga. Mendengar hal itu sunggu membuat Papah Harto shock. "Cera
Read more
LUKA HATI
"Kamu ko gak pulang-pulang sih?" tanya Dinda pada Andi yang sedang duduk di depan laptop. "Aku kan lagi kerja ini," jawab Andi. "Kenapa kerjanya di rumah aku?" tanya Dinda kesal. "Kan aku bilang di hotel yang harusnya sekarang jadi tempat pertemuan relasi lagi ada masalah, makanya rapat relasinya harus online," jawab Andi yang berbohong pada Dinda. "Banyak alasan kamu," kesal Dinda sambil menyuguhi secangkir teh hangat dan beberapa makanan khas pedesaan. "Makasih yahh!!" ucap Rangga seraya memberi senyum manisnya. Dinda lalu pergi meninggalakan Andi sedirian karena sepertinya Andi memang sedang sibuk dengan pekerjaannya. "Sebenarnya apa maksud Andi datang ke sini?" tanya Dinda dalam hati.Dinda mengamati Andi di balik pintu, sepertinya Andi sedang menelepon seseorang, Dinda mencoba menguping.****"Pak Evan tau sendiri bagaimana kinerja saja, harusnya Pak Evan bisa paham kenapa saya tidak kunjung menandatangi kontrak kerja tersebut," ucap Rangga dari luar.Dinda yang menguping m
Read more
KEMBALINYA DINDA
Andi sama sekali tidak beranjak meninggalkan Dinda, ia terus memeluk Dinda hingga ia menjadi tenang."Aku gak akan pernah ninggalin kamu Dinda," ucap Andi yang tak kuasa menahan air matanya melihat keadaan Dinda saat ini.Perlahan Dinda mulai lemas, namun ia masih terus menangis.Ibu Harti membawa segelas air untuk Dinda."Ayo minum dulu Nak!!" suruh Ibu Harti yang membantu putrinya untuk minum."Maafkan aku Din, aku tidak bermaksud membohongimu," ucap Andi yang merasa bersalah karena sudah berbohong pada Dinda.Dinda masih belum berkomentar apapun, pandangannya begitu kosong. "Aku ingin bertemu Mas Rangga Bu..." lirih Dinda.Ibu Harti menoleh pada suaminya dan Andi."Nak.... kamu benar-benar ingin bertemu dengan Rangga??" tanya Ibu Harti pada putrinya.Dinda mengangguk."Kalau kamu ingin bertemu dengan Rangga, ayo ikut aku ke Jakarta!!" ajak Rangga pada Dinda."NAK ANDI!!!" bentak Pak Danu."Untuk apa kamu mempertemukan kembali Rangga dengan Dinda??" tanya Pak Danu dengan emosi ting
Read more
PERTEMUAN MENYAKITKAN
"Din... " panggil Andi pada Dinda.Dinda pun menoleh, lalu menyimpan foto yang sedang ia pegang."Ada apa??" tanya Dinda."Ngga papa ko..." jawab Andi seperti salah tingkah."Emhh kamu mau ikut aku gak ke mall, kita beli bahan-bahan makanan, sekalian mungkin kamu mau beli buku, buat ngusir rasa bosan kamu," ajak Andi yang sepertinya sudah kehabisan ide.Dinda menunduk."Andi..." panggil Dinda."Iyahh Din..." jawab Andi.Dinda lalu menatap mata Andi lalu berkata dengan sinis, "Rangga bayar kamu berapa sih?"Andi menghela nafas karena Dinda masih saja menuduhnya."Din... aku tuh gak di bayar sama Rangga dan aku juga bukan orang suruhan Rangga," bela Andi mencoba menjelaskan jika dirinya tidak ada sangkut pautnya dengan Andi.Dinda malah membuang muka dan pergi sambil berkata, "Ya sudah ayolah kita pergi, habiska saja uang yang Rangga berikan sama kamu."Andi menepuk dahinya, ia berusaha bersabar menghadapi sikap Dinda yang demikian. Mereka pun lalu pergi ke mall.Andi mendorong keranjan
Read more
LUAPAN RASA SAKIT
"Dinda.. Dinn.. tenang, aku mohon Dinda!!" Andi dengan cepat memeluk Dinda."MAS RANGGA.... MAS RANGGA... !!! teriak Dinda pada suaminya."Aku mohon jangan tinggalin aku Mas!!" rengek Dinda.Rangga hanya melihat dengan tatapan meledek begitu pun juga Fasha."Pergi kalian dari sini!!" usir Andi pada Rangga dan Fasha yang hany berdiri di depannya tanpa membantu."Ayo kita pergi Fasha!!" ajak Rangga."Untuk apa kita melayani orang gila seperti ini," hina Rangga pada suaminya."MASSSS.... MASSSSS..... MAS RANGGA!!!!" Dita yang berteriak semaki menjadi."Dinda aku mohon Din, kamu harus tenang!!" Andi yang terus menenangkan Dinda.Andi mencoba meraih ponsel di saku celananya. Akhirnya ia mendapatkannya. Ia lalu menghubungi Dita."Hallo Ndi ada apa??" tanya Dita."Dit, tolong gue, Dinda ngamuk di mall gue gak bisa tenangin dia sendirian," pinta Andi temannya yang selalu care padanya."Apaa??? oke tunggu gue yah!!" Dita pun lansung menutup tel
Read more
DINDA HARUS SEMBUH
"Dit, kenapa kondisi Dinda bisa kaya gini?" tanya Andi yang khawatir."Ini bisa terjadi pada orang yang mengalami trauma Ndi, gue rasa Dinda emang udah mengalami trauma yang cukup dalam jadi dia cederung ingin menyakiti orang-orang yang sudah menyakitinya. Akan terbentuk sifat pertahanan diri yang baru Ndi untuk membela dirinya," jelas Dita tentang rasa trauma yang terjadi pada Mala."Dit, gue mohon bantu Dinda buat sembuh kembali!" pinta Andi pada sahabatnya."Apa pun dan berapa pun yang harus di bayar biar gue yang tanggung," mantap Andi berbicara kepada Dita.Andi terlihat begitu kahawatir dengan keadaan Dinda, ia bahkan meminta secara pribadi untuk pengobatan Dinda saat ini. Sepanjang perjalanan ia terus memeluk Dinda."Lo pasti sayang banget sama Dinda yah," ucap Dita.Andi menoleh pada Dita."Gue juga gak tau Dit, kenapa gue bisa sesayang ini sama dia, padahal belum tentu Dinda mau balas perasaan gue. Cinta dia benar-benar besar pada Rangga," tutur Andi."Gue berharap yang terba
Read more
ORANG TUA ANDI PULANG
"ANDI..." teriak seseorang dari kejauhan.Andi menoleh melihat seseorang yang memanggilnya."Papah... Mamah.... " panggilnya lirih.Ternyata mereka adalah orang tua Andi. "Apa-apaan kamu Ndi??" tanya Mamah Sarah pada putranya."Kapan Papah dan Mamah pulang??" Andi malah balik bertanya pada Mamahnya."Kenapa?? Kaget kamu??? Papah dan Mamah udah tau semuanya Ndi, lancang kamu yah memasukan orang asing ke rumah kita," murka Mamah Sarah pada Andi."Pak Evan sudah menceritakan semuanya pada Papah, sekarang kamu usir orang-orang itu di rumah kita!!" perintah Papah Fero pada Andi."Apa??? Pak Evan... apa yang mereka bicarakan?? Aku bisa jelaskan semua itu Pah!!" bela Andi."Gak perlu... kamu tuh mikir gak sih Ndi?? Papah kamu tuh seorang pengusaha besar, kalau ada wartawan yang tau tentang kelakuan kamu yang kaya gini. Mau di taro di mana muka Papah dan Mamah?" geram Mamah Sarah karena mendengar aduan dari Pak Evan."Dan wanita jalang bernama Dinda itu, Mamah minta putuskan hubunganmu denga
Read more
KURANG BERKENAN
"Sebelumnya Andi minta maaf sama Bapak dan Ibu. Orang tua Andi pulang dari luar negeri dan Andi belum memberitahu tentang permasalah ini pada mereka. Andi mohon maaf Pak, jika Bapak dan Ibu berkenan maukah Bapak dan Ibu tinggal di tempat lain yang sudah Andi sediakan!!!" jelas Andi tentang permasalahan baru yang sedang ia hadapi."Nak Andi sebenarnya Bapak dan Ibu juga tadi sudah berdiskusi kalau sebaiknya kami ini tidak tinggal di rumah Nak Andi karena gak baik juga. Dinda masih dalam ikatan pernikahan dengan Rangga lama kelamaan orang-orang akan membicarakan hal yang tidak baik tentang kalian berdua, jadi jika Nak Andi berkata demikian Ibu dan Bapak memang ingin pindah dari sini." Pak Danu pun ternyata sudah punya rencana untuk meninggalkan rumah Andi."Kami akan mengontrak saja Nak," ucap Ibu Harti."Jangan Pak jangan ngontrak, Andi sudah sediakan tempat untuk Bapak dan Ibu," larang Andi karena Andi sudah menitipkan keduanya pada Rara."Nak kamu sudah dengan ikhlas membiayai pengob
Read more
MENTAL DINDA HANCUR
Sesampainya di rumah sakit mereka langsung menuju kamar Dinda. Di sana ada Dita yang baru saja memeriksa kondisi Dinda. "Dit..." sapa Andi. Dita menoleh. "Eh.. lo udah datang Ndi," ucap Dita. Melihat kedatangan orang tua Dinda, ia agak bingung karena Andi belum mengenalkan mereka. "Ndi.... ini....?" tanya Dita. "Ohh... kenalkan, ini orang tua Dinda. Pak Danu dan Ibu Harti." Andi mengenalakan orang tua Dinda pada Dita. "Dan ini Dita Pak, Bu... dokter yang akan menangani Dinda," tambah Andi. "Terima kasih Dok, sudah merawat putri kami dengan baik," ucap Ibu Harti begitu tulus. "Ini sudah kewajiban saya menjadi seorang dokter Bu," balas Dita dengan senyum lebarnya. "Bagaiamana keadaan Dinda saat ini Bu?" tanya Pak Danu. "Saat ini Dinda masih dalam pengaruh obat bius yang saya berikan, biarkan saja dia istirahat," ucap Dinda. "Kita bicara di ruanganku saja!!" ajak Dita semuanya."Baiklah," jawab semuanya.Mereka lalu menuju ruangan Dita."Bagimana kondisi Dinda saat ini Dok??"
Read more
PREV
1
...
56789
...
15
DMCA.com Protection Status