All Chapters of KAU HALALKAN DIA DEMI KETURUNAN: Chapter 91 - Chapter 100
148 Chapters
BANYAK TANYA
Penampilan Dinda kali ini jelas membuat Rangga benar-benar terhipnotis. "Kenapa kamu gak dari dulu berpenampilan seperti itu sih Din?? Kalau aja sejak dulu kamu seperti itu aku bisa saja mempertimbangkan untun meninggalkanmu dulu!!" sesal Rangga saat melihat penampilan Dinda yang begitu aduhayyy menggoda iman Rangga kembali."Fasha saja kalah!!" ledek Rangga pada istrinya."Ahhhh Dinda, lihat saja aku juga tidak akan menyerah!! Kita belum bercerai!!" batin Rangga tersenyum bahagia karean dia sadar belum mengajukan perceraian pada Dinda saat itu.Sepanjang perjalanana pulang wanita yang ada di bayanganya hanyalah Dinda."Dia begitu berani mengenakan pakaian seprerti itu," ucap Rangga sambil membayangkan keseksian tubuh Dinda.***Sampai di rumah ia mendapati Fasha dengan perut besarnya."Huhh Si Gendut!!" kesal Rangga."Apa kamu bilang??? Gendut??? Aku tuh lagi hamil anak kamu Rangga!!!" hal itu terdengar oleh Fasha sehingga membuatnya kesal."Engga siapa juga yang bilang kamu gendut,
Read more
TAK LAGI SAMA
"Din kamu gak papa kan??" tanya Rara saat mereka duduk di cafe mall. Dinda yang melamun akhirnya tersadar saar mendengar pertanyaan dari Rara. "Tenang aja aku gak papa ko Ra, aku udah persiapkan hati aku saat bertemu Rangga," jawab Dinda. "Aku cuma khawatir aja trauma kamu kambuh lagi," balas Rara yang khawatir pada sahabatnya ini. "Ra.. kamu tenang aja, aku sudah pernah diinjak harga dirinya oleh Rangga kali ini aku gak akan goyah lagi oleh laki-laki yang sudah menghancurkan hidupku dan keluargaku." Dinda yang tidak akan pernah melupakan rasa sakitnya saat dulu Rangga membuangnya demi perempuan penjilat seperti Fasha. "Syukur deh kalau kamu baik-baik aja!!" Rara yang selalu care pada Dinda karena dia adalah sahabat dekatnya. "Oh iyah Din... by the way kamu juga berubah banyak ko menurut aku," Rara yang mengalihkan topik pembicaraan. "Berubah apanya sih?? Jadi ultramen??" canda Dinda. Dia sekarag sepertinya bisa lebih terbuka dan diajak bercanda. "Dasar kamu deh..." ucap Rara.
Read more
TAK APA BEDA
Sepulang melepas rindu dengan sahabatnya Dinda merebahkan tubuhnya di kasur. "Hari yang cukup melelahkan," ucap Dinda yang kemudian memejamkan matanya.Sebenarnya Dinda sendiri merasa asing dengan dirinya saat ini, apa lagi untuk kejadian tadi pagi di mobil Andi.Dinda bangun dan mengusap seluruh mukanya."Din kamu tuh sebenarnya sedang apa??" batin Dinda.Dinda berjalan keluar dari kamarnya menuju dapur untuk mengambil segelas air putih. Mukanya terlihat begitu kusut.Ibu Harti datang menghampiri putrinya."Kamu kenapa sih Nak, mukamu kusut sekali kaya lagi banyak pikiran??" tanya Ibu Harti.Dinda tersenyum meskipun cukup malas untuk memberikan sebuah senyuman."Dinda gak papa ko Bu," ucap Dinda yang langsung menghampiri Ibunya dan memeluk beliau.Dekapan seorang Ibu adalah tempat ternyaman untuk melepas penat dan keruwetan yang sedang ia hadapi saat ini."Ini kan hari pertama kamu masuk kerja, pasti semuanya terasa aneh kan, lama-lama juga pasti akan terbiasa." Ibu Harti memberi se
Read more
BELAIAN YANG BIASA SAJA BAGINYA
Keesokan paginya Andi kembali menjemput Dinda."Pagi Bu..." sapa Andi pada Ibu Harti yang membukakan pintu."Nak Andi," balas Ibu Harti.Dinda yang mendengar kedatangn Andi langsung memeriksa ke luar."Kamu ko jemput aku lagi sih??" tanya Dinda."Memangnya kenapa???" tanya Andi balik."Yahh gak usah lah, ngerepotin aja!!" jawab Dinda."Gak papa aku kan sekalian ikut sarapan di sini," imbuh Andi. Ia sebenarnya berusha mengalihkan rasa canggungnya."Iyah gak papa ko Nak Andi bebas pokonya buat Nak Andi mah. Anggap aja rumah sendiri." Ibu Harti yang memang memang sudah menganggap Andi seperti putranya sendiri karena kebaikan Andi selama ini."Tuhh kan kata Ibu juga bebas dong!!" Andi yang merasa dibela oleh Ibu Harti.Dinda yang cemberut kembali masuk kamar untuk merapikan penampilannya."Apaan sih Andi malah jemput lagi," gerutu Dinda yang sedang menyisir rambutnya.Setelah selesai semuanya Dinda langsung pergi ke ruang makan untuk ikut sarapan."Besok gak usah jemput lagi!!" perintah D
Read more
CIUMANMU BIASA SAJA
Dinda berpegangan erat karena sepertinya Andi marah padanya.Ia pun tak banyak bekomentar hanya diam sepanjang perjalanan menuju sekolah. Sesampainya di sekolah Dinda langsung ke luar dari mobil Andi."Terima kasih!!" singkat Dinda dan turun dari mobol Andi.Andi yang sedang marah dan tak berpikir jernih ikut ke luar dan mengejar Dinda yang sudah setengah jalan.Ia lalu mengejar Dinda dan menarik tangannya.Sebuah adegan yang tak pernah Dinda bayangkan sedikitpun, Andi tanpa kompromi mencium bibir Dinda di depan khalayak umum. Dinda pun langsung melepaskannya karena tidak enak dilihat oleh anak-anak dan guru yang lainnya."Gila kamu yah Ndi," kesal Dinda dan mendorong Andi mundur."Tenang saja ciuman itu hanya sebuah ciuman perpisahan, tidam ada sedikit rasa apa pun," sinis Andi yang kemudian berlalu begitu saja.Anak-anak langsung bersorak saat melihat adegan itu."WAW GOOD JOB BUUUU!!!" teriak salah seorang siswa."ARGHHH AKU JUGA MAUUUU," ucap yang lainnya.Risa salah satu siswa y
Read more
KU AMBIL HATI MEREKA
Hari ini Dinda mengajar di kelas 11-IPA, anak-anak saling berbisik membicarakannya."Diam!! Diam sudah!!!" suruh Dinda tapi mereka masih saja gaduh."Apa yang kalian mau dari saya??" tanya Dinda."Memangnya kalau saya berciuman dengan pria tadi, apa urusannya dengan kalian??" tanya Dinda kembali.Semua siswa terdiam tak ada satupun yang berani menjawab."Saya tau saya salah karena melakukan adegan tersebut di depan kalian, pembelaan apa pun yang saya berikan, sepertinya tidak akan membuat kalian percaya. Jadi saya tidak akan memberikan penjelasan apa pun pada kalian. Cukup satu hal yang ingin saya sampaikan saya meminta maaf atas kegaduhan yang terjadi pagi ini!!" jelas Dinda pada seluruh siswa.Entah apa yang terjadi penjelasan dari Dinda justru membuat anak-anak tersenyum.Ada salah seorang anak perempuan yang mengangkat tangan."Bu... saya boleh bertanya??" izin anak tersebut."Kita hidup dengan adat ketimuran yang dijunjung tinggi oleh bangsa dan negara. Kejadian Ibu pagi ini buka
Read more
RUMIT SEKALI
Andi tak bisa berpikir jernih, pikiranya terus saja tertuju pada Dinda."Shitttttt!!!" Andi melempar berkas yang ada di hadapannya.Pikiranya semrawut sekali saat ini. Tiba-tiba ada yang mengetuk pintu ruangannya."Masuk!!" suruh Andi."Pak... Pak Rangga ingin bertemu," ucap sekretaris Andi."Suruh dia masuk!!" perintah Andi.Sekretarisnya pun langsung memanggil Rangga untuk masuk."Lo sembunyiin Dinda dimana??" Rangga datang langsung tiba-tiba saja menanyakan tentang keberadaan Dinda.Andi tersenyum sinis, Rangga yang tidak terima langsung mendaratkan pukulan di wajah Andi.Andi pun memegang wajahnya."Dinda masih istri gue, yang lo lakuin saat ini adalah tindakan kriminal," geram Rangga."Gue gak peduli, sekarang lo keluar dari ruangan gue!!" usir Andi."Awas aja lo Ndi!!!" ancam Rangga.Rangga pun keluar dari ruangan Andi dengan amarah yang masih membelenggu.Setelah Rangga mengusir Dinda sekarang dia sadar jika Dinda benar-benar berarti buatnya."Dinda harus jatuh kembali ke peluk
Read more
CANGGUNG
"Kamu berangkat sendiri??" tanya Ibu Harti saat Dinda bergegas untuk pergi."Aku udah telat!!! Aku berangkat yah Bu!!!" Dinda pergi terburu-buru."Si Andi kemana sih biasanya juga dia jemput aku!!" omel Dinda di dalam taxi.Ia lalu mencari handphonenya, saat sudah mendial no Andi ia baru sadar jika mereka sedang berselisih."Ya ampun, kita kan lagi marahan," ucap Dinda.Dinda yang sudah terbiasa dengan kesehariannya bersama Andi lupa jika mereka belum baikan usai kejadian kemarin."Hampir aja aku telat!!" Dinda bersyukut karena dia datang tepat waktu."Kamu gak di antar Andi???" tanya Rara karena tidak melihat mobil Andi."Nggak lah, lagian repotin dia juga tiap hari harus antar jemput aku," jawab Dinda."Emh Din... ada hal yang mau kamu bicarakan gak sama aku??" tanya Rara karena sampai saat ini Dinda masih belum menjelaskan tentang kejadian ciuman di halaman sekolah dengan Andi.Dinda mengerutkan keningnya berpikir tentang hal apa yang akan ia bicarakan."Kayanya gak ada deh," jawab
Read more
NIAT YANG JELEK
Dinda merasa agak tersisihkan karena selama ini Dinda dekat Andi, namun ia belum pernah sekalipun dipertemukan dengan keluarga Andi."Kamu udah sering ikut acara makan kaya gitu??" tanya Dinda."Dulu waktu Ayah sama Ibu masih ada ya sering, cuma semenjak mereka pergi udah jarang," jawab Rara."Ohhh.... mereka baik gak??" tanya Dinda penasaran."Baik banget Din, padahal gue bukan anak mereka, yah meskipun Andi pun juga bukan putra kandung mereka, tapi Ibu Syarah benar-benar baik dan tulus," puji Rara tentang keluarga Andi."Awalnya dulu saat kamu tinggal di rumah Andi, orang tua Andi berencana buat ngusir kalian, tapi mereka memikirkan kembali hal itu karena Andi menjelaskan semuanya dan memang terbukti pihak Rangga yang bersalah," jelas Rara. "Di usir??" Dinda agak bingung. Memory Dinda memang tidak terlalu bagus, ada beberapa hal yang ia lupakan pasca mengalami trauma mental dulu. "Maksud kamu waktu aku sakit memang Andi yang merawatku sejak awal??" tanya Dinda penasaran. "Bukan wa
Read more
KELIRU
Sepulangnya Dinda dari sekolah ia teringat ucapan Rara yang mengatakan bahwa dulu dirinya pernah tinggal di rumah Andi. Dinda pun menanyakan hal itu pada Ibunya."Bu....." panggil Dinda pada Bu Harti yang sedang menata makanan."Iyahh sayang, ada apa???" tanya Bu Harti."Emhhh... apa benar dulu kita pernah tinggal di rumah Andi??" tanya Dinda yang penasaran.Ibu Harti agak heran kenapa putrinya menanyakan hal itu, apa dia lupa."Kenapa kamu menanyakan hal itu??" tanya Ibu Harti bingung."Dinda hanya ingin tau Bu," jawab Dinda."Maksud Ibu apa kamu lupa bahwa kita pernah tinggal di sana??" tanya lagi Ibu Harti memastikan."Jadi benar Bu, kita dulu tinggal di rumah Andi???" Dinda seperti tidak percaya dengan ucapan Ibunya."Benar sayang, Andi adalah orang pertama yang dulu bantu kita saat kamu di usir secara tidak hormat oleh keluarga Rangga," ucap Ibu Harti yang terasa sesak mengingat kembali kejadian waktu itu."Jadi Andi yang menolong kita sejak awal???" tanya Dinda kembali."Iyahh..
Read more
PREV
1
...
89101112
...
15
DMCA.com Protection Status