Sepulangnya Dinda dari sekolah ia teringat ucapan Rara yang mengatakan bahwa dulu dirinya pernah tinggal di rumah Andi. Dinda pun menanyakan hal itu pada Ibunya."Bu....." panggil Dinda pada Bu Harti yang sedang menata makanan."Iyahh sayang, ada apa???" tanya Bu Harti."Emhhh... apa benar dulu kita pernah tinggal di rumah Andi??" tanya Dinda yang penasaran.Ibu Harti agak heran kenapa putrinya menanyakan hal itu, apa dia lupa."Kenapa kamu menanyakan hal itu??" tanya Ibu Harti bingung."Dinda hanya ingin tau Bu," jawab Dinda."Maksud Ibu apa kamu lupa bahwa kita pernah tinggal di sana??" tanya lagi Ibu Harti memastikan."Jadi benar Bu, kita dulu tinggal di rumah Andi???" Dinda seperti tidak percaya dengan ucapan Ibunya."Benar sayang, Andi adalah orang pertama yang dulu bantu kita saat kamu di usir secara tidak hormat oleh keluarga Rangga," ucap Ibu Harti yang terasa sesak mengingat kembali kejadian waktu itu."Jadi Andi yang menolong kita sejak awal???" tanya Dinda kembali."Iyahh..
Dinda keluar dan langsung berlari memeluk Andi.Hegmhh.... tubuh Andi tersentak dengan pelukan Dinda yang langsung memberikan pelukan erat.Andi kaget kenapa tiba-tiba Dinda seperti ini, padahal sebelumnya ia marah pada Andi, bahakan seolah menganggap remeh belaian kasih sayang yang Andi berikan saat di mobil waktu itu."Aku engapp Dinnn," ucap Andi yang sepertinya meminta Dinda melepaskan pelukannya."Sebentar lagi!!!" paksa Dinda. Andi pun pasrah pada wanita yang sebentar marah sebentar sweet ini.Dinda lalu melepaskan pelukannya."Ada apa sihh???" tanya Andi yang masih bingung dengan sikap Dinda yang berubah kembali saat ini."Gak papa, aku cuma mau peluk kamu aja," jawab Dinda menunduk."Ko nunduk.....???" tanya Andi saat melihat Dinda menundukan wajahnya."Heii... kenapa sihh??" tanya lagi Andi."Gakk papa, udah ayok masuk!!" ajak Dinda yang menarik tangan Andi."Ehh... Ehh..." Andi kaget karena Dinda langsung menariknya.Ia
"Emhhh... sebenarnya ada yang nau aku bicarakan sama kamu!!" ucap Andi."Ada apa memangnya??" tanya Dinda penasaran."Tapi ini kita udah baikan kan beneran??" Andi malah balik bertanya ."Ya udahlah, kaya bocil aja musti deklarasi buat baikan," kesal Dinda."Tadi katanya mau ngomong apa??" tanya Dinda kembali mengingatkan. Andi sebenarny sedang mengatur kata-kata apa yang akan dia katakan pada Dinda karena saat ini Andi memiliki kontrak kerja dengan Rangga. "Emhh... emh..hhh...hhh." Andi bingung harus seperti apa mengatakannya pada Dinda."Apa sihh umhh amhh emhh mulu??" greget Dinda karena Andi sejak tadi seperti yang bingung. "Iyahh bentar deh!!!" ucap Andi.Andi menarik nafa panjang.Dinda merasa bingung melihat Andi, sebenarnya apa yang akan ia katakan."Ini tentang pekerjaanku di Yogja nanti, kayanya aku bakalan lama tinggal di sana karena ini proyek mentah," tutur Andi mengawali pembicaraanya."Yah ga papa emangnya kenapa??" t
"Jelaskan sama Mamah!!" tekan Ibu Sarah pada Andi meminta penjelasan. Andi pun kaget saat melihat berita tentang dirinya yang di muat di majalah. "Mah Andi bisa jelaskan semua ini. Apa yang ada di berita itu gak seperti apa yang Mamah pikirkan," bela Andi pada dirinya. "Kamu tau apa yang kamu lakukan sudah mencoreng nama baik Mamah dan Papah!!" Ibu Sarah begitu marah pada Andi. "Sejak awal Mamah udah gak setuju kamu dekat dengan dia, dulu Mamah dan Papah cuma izinkan kamu dekat dengan wanita itu sampai dia sembuh, tapi kamu malah terus mendekatinya. Kamu lihat sekarang dia cuma bisa mempermalukan keluarga kita saja!!" murka Ibu Sarah melihat berita yang naik saat ini. "Mau di taro di mana muka kami Ndi??" tanya Ibu Sarah dengan kesal. "Andi tau Andi salah dan ceroboh, ini semua salah Andi Mah. Andi tidak ingin jika Dinda yang di salahkan karena memang Dinda pun sudah menghindar, namun Andi yang menariknya!!" jelas Andi pada Ibu Sarah. "Terus saja Andi kamu bela wanita itu. Sekar
Ibu Sarah pun pergi meninggalkan Andi yang duduk termenung di ruang keluarga. "Jika kamu masih sayang pada Papah dan Mamah. Jauhi wanita itu!!" perintah Ibu Sarah sebelum pergi dari hadapan Andi. Ini jelas sangat berat bagi Andi, Ibu Sarah dan Pak Fero adalah orang tua angkat yang sudah terasa seperti orang tua kandung dan Dinda adalah sosok wanita yang Andi kagumi, apa lagi mereka baru saja meluruskan salah paham mereka "Apa yang Mamah ucapkan itu bukan sebuah pilihan karena keduanya adalaha prioritas buat aku," lirih Andi. **** "Anak Ibu kenapa sih senyum-senyum sendiri??" tanya Ibu Harti yang melihat putrinya begitu sumringah. "Gak papa ko ah, biasa aja!!" jawab Dinda sambil menyalakan televisi. Tepat saat di stel, berita antara Dinda dan Andi keluar sebagai berita trending teratas. "Lohh itu Nak Andi??" tanya Ibu Harti. Dinda kaget karena berita yang dimuat adalah berita tentang dirinya. Meskpun tidak jelaska dan disebutkan pemilik nama aslinya karena itu sama keduanya di
"Dinda... itu Dinda...." ucap Fasha."Wanita jalang itu," umpatnya saat melihat berita yang ada di televisi."Aku yakin itu pasti Dinda," gerutu Fasha."Andi bersama wanita??" Rangga membaca hideline beritanya."Aku tau kamu pasti sudah tau tentang Dinda," sangaka Fasha pada suaminya.Rangga menatap Fasha, "Memangnya kalau aku sudah tau urusannya denganmu apa??""Aku tuh istri kamu, ya harusnya apa-apa kamu tuh cerita, apa lagi ini tentang Dinda," ucap Fasha kesal saat mengetahui kehadiran Dinda kembali."Kamu tuh istri yang sudah menghancurkan pernikahanku dengan Dinda." Rangga lalu pergi meninggalakan Fasha yang masih melihat berita tersebut."Kenapa Dinda bisa sembuh???" heran Fasha karena Dinda berada di sekolah."Apa dia bekerja di sana??? atau dia hanya kebetulan saja???" Banyak sekali pertanyaan yang singgah di pikiran Fasha.Ia langsung menghubungi Papahnya."Hallo.... Pah!!!" sapa Fasha."Iyah sayang kenapa???" tanya Pak Evan."Pahh... apa papah sudah tau tentang Dinda???" Fas
Minggu ini adalah hari yang dinanti oleh Ibu Sarah karena ia sudah menjadwalkan acara makan bersama dengan Rara."Bi tolong ini nanti makanan yang ini sajikan duluan yah, soalnya ini favorit Rara!!" suruh Ibu Sarah pada asisten rumah tangganya."Baik Bu," jawab Bi Inah."Sepertinya sibuk sekali Mamah hari ini," komentar Pak Fero saat melihat istrinya yang sedang sibuk di dapur."Hari ini Rara akan datang ke rumah Pah, kita harus sajikan makanan kesukaannya." Ibu Sarah yang begitu antusias."Pokonya terserah Mamah saja!!" Pak Fero yang tidak mau ikut campur dengan urusan perempuan. ****Andi yang baru saja bangun langsung melihat ponselnya dan masih saja pesannya belum dibaca oleh Dinda, ia pun mencoba menghubunginya kembali dan ponselnya masih saja belum aktif."Kamu kemana sih Dinn??" Andi yang khawatir karena pemberitaan yang beredar pasti akan membuat Dinda malu.Andi pun buru-buru bangun dan mencuci mukanya untuk pergi menemui Dinda."Mau kemana kamu??" tanya Ibu Sarah saat meli
"Kamu tuh kenapa sihh?? ko makanan nyampe gak di makan kenapa??" tanya Ibu Harti pada putrinya."Dari kemarin Dinda udah gak enak badan Bu, kaya mau sakit gitu tadinya mau makan dulu tapi malah ketiduran," jawab Dinda."Ibu buatkan bubur dulu yah buat kamu!!" Dinda mengangguk dan Ibu Harti keluar dari kamar Dinda."Bu... Dinda kenapa??" tanya Andi saat melihat Ibu Harti keluar."Ya ampun Nak Andi bikin Ibu kaget saja," ucap Ibu Harti yang kaget karena Andi ternyata sedari tadi menunggu Ibu Harti di depan kamar Dinda."Kayanya magh Dinda kambuh terus karena belum makan ia pasang AC semalamaan, akhirnya masuk angin," jawab Ibu Harti."Kalau gitu saya boleh masuk Bu??" tanya Andi meminta izin."Iyahh boleh, Ibu mau buatkan dulu Dinda bubur dan beberapa minuman penghangat tubuh." Ibu Harti pun mengizinkan Andi untuk masuk."Dinda," panggil Andi. Dinda sedikit mengangkat tubuhnya."Kirain udah pulang," ucap Dinda."Mana bisa aku pulang lihat keadaan kamu kaya gini." Terlihat Andi yang beg