Aku semakin tidak percaya. Melisa benar-benar melakukan tindakan bodoh. Dengan nekat, dia mengiris pergelangan tangan kanannya dengan pisau. Darah mengucur sangat deras. Aku segera menelepon ambulan. Sementara, Mas Farus mendekap tubuh Melisa yang sudah sangat lemas.“Mas, kau memang tidak punya perasaan! Sekarang apa yang harus kita lakukan? Dia bisa mati,” ucapku dengan sangat panik. Untung saja, rumah sakit tidak terlalu jauh dari kediamanku yang berada di tengah kota. Mereka kini datang dan aku segera menghampiri para petugas kesehatan itu untuk membawa Melisa.“Jika terjadi sesuatu kepada Melisa, kau akan menyesal,” ucapku sambil menunjukkan jemari ke arah Mas Farus yang masih tidak berbicara apa pun. Tentu saja dia harus merasakan hal itu, agar tidak mengulangi hal yang sama pada Maria.Aku segera menuju rumah sakit bersama Maria. Sementara, Mas Farus masuk ke dalam ambulan menemani Melisa.Sesampai di rumah sakit, suamiku berjalan mondar-mandir di depan pintu ruangan, di mana M
Last Updated : 2023-04-05 Read more