Semua Bab Tiga Ranjang Suamiku: Bab 31 - Bab 40

121 Bab

Persaingan

Dia sudah gila. Sekarang berani sekali membawa anak-anak dan mengancamku seperti itu. Tidak akan pernah aku biarkan. Dengan cepat aku menghadapinya. Jika memang dia mau melakukan hal itu, berarti dia adalah musuh besarku sekarang."Mas, kau sekarang mengancam aku akan mengambil kembar? Hei, ingatlah. Aku ini ibunya. Aku yang sudah membesarkan mereka!" balasku dengan membentak. Aku ingin sekali meluapkan amarahku. "Mas, setiap hari aku yang selalu memenuhi kebutuhan mereka. Bukan dirimu. Ingat ya, Mas. Kalau kau berani memisahkan aku sama kembar, lihat saja nanti. Aku sangat mengerti hukum. Kembar masih berada di dalam asuhanku, walaupun kita nanti sudah bercerai!" lanjutku semakin sangat keras."Hah, sombong sekali," ucap Maria tiba-tiba mendekat, kemudian sedikit mendorong ku. Memberikan tatapan yang sangat tajam. Aku pun membalas tatapan itu. Sementara suamiku masih saja terdiam membiarkan Maria melakukan hal itu. Benar-benar berengsek."Oh, jadi kau sekarang membiarkan dia melakuk
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-14
Baca selengkapnya

Saling Membalas

Mas Farus berlari masuk ke dalam rumah. Aku pun mengikutinya dari belakang. Melisa memecahkan semua kaca jendela rumahku dengan melempar semua barang. Lalu dia menangis dengan histeris sambil memegang perutnya."Melisa! Apa yang kau lakukan? Tenanglah. Kau seperti orang gila. Hentikan ini semua!" ucap Mas Farus kemudian menarik dan memeluknya. Namun, wanita itu masih saja menangis."Tidak aku sangka, kau ternyata wanita yang sangat gila dan tidak berpendidikan. Apa yang kau inginkan!" Maria berteriak keras sambil menunjukkan jemarinya tepat ke arah Melisa yang masih menangis di dalam dekapan suamiku."Perutku sangat sakit, Mas. Entah kenapa aku merasakan rasa sakit sangat luar biasa. Kenapa kau lama sekali di luar?" ucapnya masih saja dengan menangis."Kita sebaiknya masuk ke dalam kamar. Kau harus beristirahat. Melisa, kau harus berhati-hati. Ingat bayi dalam kandunganmu itu. Biarkan Mbok Sri dengan beberapa pelayan membersihkan semua kaca itu," balas Mas Farus kemudian memapah Melis
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-15
Baca selengkapnya

Berusaha Tetap Tenang

Tidak kusangka dia memperlakukan aku seperti itu di hadapan kedua istrinya. Dia sudah mempermalukan aku seperti ini. Pertama kalinya dia melakukan hal ini kepadaku, dan ini benar-benar membuatku sangat sakit."Mas Farus!" teriak Febri. "Kau benar-benar tidak tahu diri. Kenapa kau harus menamparnya? Tanya baik-baik kepadanya!" bentak Febri kemudian berdiri tepat di hadapanku. Tentu saja dia pasti akan membela aku mati-matian. "Seharusnya kau bertanya dulu apa yang sebenarnya terjadi. Tidak bertindak gegabah dan bodoh seperti itu!" lanjutnya sambil menunjuk jemarinya dengan tegas ke arah kakaknya."Kau selalu ikut campur dalam urusan rumah tanggaku. Ini adalah jalan hidupku. Pergilah dan jangan pernah kembali ke sini!""Tentu saja aku akan ikut campur!" Febri tidak mau mengalah. Dia tetap berdebat, melanjutkan perdebatan sengit yang sudah mereka lakukan di halaman belakang sebelumnya. Aku tidak tahu apa yang sudah mereka perdebatkan di sana."Dia adalah kakak iparku dan ini ada hubungan
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-15
Baca selengkapnya

Tidak Terduga

Aku memandang mereka berdua yang masih menatapku tajam. Tentu saja mereka pasti akan sangat marah. Mas Farus lebih memilihku daripada mereka. "Kalian jaga rumah baik-baik. Aku akan pergi bersama suamiku. Aku istri sah. Hanya istri sah yang bisa berdampingan dengan Dokter Farus. Kalian hanya menikahi siri, atau bisa saja disebut sebagai istri .... Entahlah apa namanya," ucapku sedikit tersenyum."Mungkin kau sekarang bisa sombong dengan semua yang kau rasa saat ini. Aku mengingat kau selalu saja bercerita tentang suamiku saat kita di kampus, dan itu sangat menyebalkan." Melisa mendekatiku. Wajah kami sangat berdekatan. Ada perasaan dendam di sana. Padahal kita sudah bersahabat sejak lama. Tapi, sekarang dia seperti ini, hanya karena seorang lelaki?"Apa pun akan aku ambil kembali dan itu adalah tujuanku. Termasuk mengambil anakmu," ucap Melisa yang membuatku tidak bisa bergerak. Dia sangat berkuasa dan bisa melakukan apa pun dengan uang. Tapi aku adalah seorang pengacara yang sangat bi
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-18
Baca selengkapnya

Mempermalukan

Aku menghentikan suamiku saat dia ingin berbicara di atas panggung. Entah apa yang dia mau. Mempermalukan aku seperti ini? Selama ini aku tidak pernah membuat dia malu di depan umum. Aku selalu saja membuatnya sangat bahagia dengan materi dan semua cintaku. Tapi ternyata itu tidak cukup.Semua orang memandangku, ketika aku berteriak. Ini adalah hal yang paling memalukan dalam hidupku. Pertama kali aku lakukan hari ini. Namun, aku harus kuat melangkahkan kakiku, hingga sampai benar-benar di atas panggung dan berdiri di antara kedua wanita itu. Aku tidak ingin menjadi wanita yang terbuang di bawah. Bagaimanapun juga, tiga ranjang itu, aku ikut andil di dalamnya.Aku memasang senyuman manis. Suamiku menatapku dengan tegang. Tentu saja dia tidak mau aku menghancurkan acara ini. Tapi, aku sudah dibuatnya seperti itu. Dia sengaja mengajakku dengan berbohong.Perlahan aku memegang pengeras suara di depanku. Tetap memberikan senyuman kepada semua orang yang menatapku di bawah panggung. Ini ad
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-20
Baca selengkapnya

Ciuman Adik Ipar

Situasi ini membuatku sedikit puas. Mereka masuk ke dalam rencanaku. Aku akan mengalah dan membuat suamiku masuk ke dalam pelukanku lagi. Setelah itu ... entah bagaimana yang akan aku lakukan untuk pernikahanku. Yang jelas, aku bukan wanita sempurna dengan rasa cinta setelah diperlakukan seperti ini. Pernikahanku selama lebih dari 10 tahun ini, tidak seperti yang aku bayangkan. Pengorbananku sangat sia-sia.“Maya, kau tidak boleh berkata seperti itu. Aku akan kembali ke semua tamu. Tapi, lebih baik kau pulang saja bersama Melisa. Kali ini, Maria yang akan menemaniku.”“Mas, jangan memilih di antara kami. Karena, kami semua istrimu. Sebaiknya Melisa juga mendampingi. Aku ... yang akan mengalah. Ini semua demi kebaikanmu, Mas. Kau tidak bisa terlihat buruk di depan semua orang,” imbuhku masih dengan wajah memelas. Aku mendekatinya, sedikit tersenyum dan melanjutkan berata, “Aku tahu kau sejak dulu. Kita sudah menikah lebih dari 10 tahun. Yang memahami kau adalah aku. Mas, pergilah ke sa
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-22
Baca selengkapnya

Ternyata Mengikuti

Dia melakukannya, dan aku lemah. Febri memang sangat tampan, tidak berbeda dari suamiku. Pertama kali, dia memandangku tanpa berkedip saat Mas Farus memperkenalkan diriku di kampus. Tanpa sungkan, dia memperlihatkan jika dia memang memiliki perasaan denganku. Tapi, aku selalu tidak menghiraukan itu.Bibir ini masih saling bersentuhan. Aku ... apakah salah? Menerima ciuman adik iparku?“Febri, hentikan.” Aku mendorong tubuhnya, lalu membalikkan tubuhku. Dia menarikku kembali dengan sangat kuat. Tentu saja aku tidak bisa meronta. Tubuhnya terlalu kuat. “Ini salah, Febri,” lanjutku masih menampis tangan kekarnya yang akan memelukku.“Mbak, kau tidak bisa seperti ini. Kau berhak bahagia. Mendapatkan kehidupan lebih baik. Bukan malah bertahan dengan ini semua. Mbak, kau masuk ke dalam neraka.” Febri masih saja menahanku. Aku berusaha menghindarinya.“Antar aku pulang,” ucapku lalu berjalan meninggalkan dia yang sangat kesal denganku. Febri berdiri sambil memegang kepalanya, hanya memandang
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-24
Baca selengkapnya

Menjadi Pahlawan

Aku tidak menyangka. Mas Farus memerintahkan orang untuk mengikutiku?“Mas, untuk apa kau melakukan ini? Kau membuatku takut,” ucapku kesal sambil memberikan dokumen itu kembali kepadanya. “Mas, kau tidak boleh melakukan ini.”“Apa kau menyukainya?” Dia mendekatiku, lalu memelukku erat. “Maya, aku tidak bisa berpisah denganmu. Kau tidak bisa seperti ini. Aku tadi melihatmu mengalah, dan aku tidak tenang.”Dia melepaskan pelukannya, lalu menciumku. Aku ... tidak bisa membalasnya. Entah kenapa hasratku sudah hilang begitu saja. Dia menghentikan gigitan kecil yang biasa dia berikan kepadaku dulu. Aku memang selalu membalasnya dengan gigitan dan tawa. Tapi, dia terkejut aku diam dan hanya menutup bibirku.“Apakah aku sudah kalah dengan adikku sendiri?” tanyanya sambil menatapku tajam. “Kau tidak seharusnya seperti itu. Dia adik iparmu!” teriaknya keras. Mas Farus membuang semua barang di hadapannya. Aku membiarkan dia melakukan itu. Satu hal yang aku sukai dengan kemarahan itu, dia sangat
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-27
Baca selengkapnya

Pesan Melisa

Dia membuka selimutku dan membuangnya dengan amarah. Sementara, aku hanya diam menatapnya.“Maya. Kau tidak bisa seenaknya. Ingat! Kau seorang istri!” bentaknya sambil menunjukku.“Dunia, oh dunia. Lelaki dengan mudah melakukan ini. Tidak perlu aku jelaskan. Tapi, kau melarangku. Seharusnya kau bersyukur aku masih bertahan di sini,” balasku kemudian mengambil selimut dan menaiki ranjang.“Tetap saja kau tidak boleh seperti itu, Maya. Aku tidak menyukainya.” Dia masih saja melanjutkan protesnya. Tapi aku diam saja dan membalikkan tubuhku, menghadap ke arah tembok, membelakanginya. Aku merasa dia sudah menaiki ranjang dan tidur di sebelahku. Aku tetap harus terdiam dan tidak akan pernah menatapnya, walaupun sebenarnya aku sangat merindukannya. Bagaimanapun juga, dia adalah lelaki yang ada di hatiku. Walaupun dia sudah membuatku sengsara seperti ini, tapi entah kenapa hatiku selalu saja berada untuknya. Itulah mengapa aku sadar kedua wanita itu sepertinya rela untuk menjadi istri kesekia
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-27
Baca selengkapnya

Terbongkar

Perasaanku kembali cemas. Jantungku berdetak kencang. Melisa akan mengatakan semuanya. Mungkin, apa yang akan dia ceritakan nanti bisa membuatku sakit hati. Sebuah kenyataan yang selama ini tidak aku ketahui. Entah apa yang Mas Farus alami hingga dia seperti ini dan terjebak dengan permainannya sendiri. Aku mulai menggerakkan jemariku yang masih bergetar. Membalas pesan itu dan menyetujui apa yang akan dia rencanakan."Kenapa kau kembali seperti itu Mbak? Kembali dengan wajah cemas. Sangat terlihat sekali. Mbak, kenapa?" tanya Febri. Mendadak dia mengerutkan kedua alisnya sambil mengamati ponselku. Aku segera memasukkannya ke dalam tas."Aku ingin ke cafe yang biasanya aku datangi bersama Melisa. Hah, aku harus berbicara dengannya," balas ku yang membuat Febri mendadak menepikan mobil dan memarkirkannya di tepi jalan. Kemudian dia menatapku sambil mengangkat kedua tangannya."Mbak kenapa harus bertemu dengannya lagi? Mbak pasti akan sakit hati. Sekarang lebih baik Mbak pergi ke kantor
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-29
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
13
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status