Aku membuka kedua mataku dengan mendadak setelah sadar ada seseorang memberikanku napas buatan.“Febri ...,” ucapku lemas. Kenapa dia ada di sini? Apakah dia mengikutiku?“Mbak, kau tidak waras. Apa kau mau bunuh diri?” Febri menarik napas panjang. Dia mengusap wajahnya yang basah, lalu kembali mengamatiku. Satu hal yang membuatku tidak enak, dia memberiku napas itu. Bibirnya bersentuhan denganku. Lebih baik aku tidak akan pernah membahasnya.“Febri, kau di-sini ...,” ucapku masih tidak bisa berkata dengan baik.“Sudahlah, Mbak. Aku akan membawamu pergi dari sini.”“Febri, apa yang akan kau lakukan?”Mendadak dia menggendongku. Membawaku masuk ke dalam mobilnya. Membantuku duduk di kursi depan. Lalu, memasangkan sabuk pengaman. Satu hal yang membuatku tidak mengerti. Dia sejenak menatapku sebelum menutup pintu mobil dan masuk kembali, kemudian duduk di kursi kemudi. Ada sesuatu hal di dalam pandangannya. Apakah dia mengetahui perbuatan kakaknya?“Maafkan aku, Febri,” ucapku sambil men
Last Updated : 2023-03-06 Read more