Home / Rumah Tangga / Tiga Ranjang Suamiku / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Tiga Ranjang Suamiku: Chapter 61 - Chapter 70

121 Chapters

Hal Mengejutkan

Aku semakin melebarkan kedua mataku. Mereka memberiku informasi sangat mengejutkan. Foto Mas Farus melakukan kejahatan. Ternyata dia bertemu dengan seseorang dan menggelapkan uang rumah sakit yang sekarang dia kelola bersama Maria. Kenapa dia melakukan itu? Padahal, Maria sudah melakukan semua untuknya.Aku semakin terkejut saat membuka semua foto yang masih ada beberapa lembar. Ternyata, suamiku juga menuju bank dan mengambil uang Melisa. Membawa surat dan pasti itu adalah surat kuasa. Tapi, bukankah surat kuasa harus mendapat persetujuan dan tanda tangan Melisa?"Pak, maafkan saya. Kenapa kau sekarang menemuiku? Apa kau akan melakukan sesuatu dengan Mas Farus?" ucapku sambil menyodorkan semua foto itu dan meletakkan di atas meja. Ayah Melisa tidak menerimanya. Dia mengajakku duduk. Istrinya pun ikut duduk dan kali ini diam tak bekata apa pun.Febri menarik lenganku dan mengajakku duduk di hadapan mereka. Aku sangat takut. Mereka melakukan ini untuk melakukan balas dendam. Melisa sud
last updateLast Updated : 2023-05-17
Read more

Perdebatan

Benar-benar aku tak percaya sama sekali. Kenapa harus dia yang menjadi anak Melisa? Selama ini kami bersaing untuk mengejar posisi terbaik dalam profesi kami sebagai pengacara. Memang yang aku ketahui dia adalah perjaka tua yang sama sekali tidak pernah dilihat oleh wanita. Atau aku yang tidak pernah tahu ketika dia bersama dengan seorang wanita? Lebih baik aku mencari tahu dan menemuinya."Pak, sekarang lebih baik bersama Melisa saja dan Ibu. Biar saya yang mengatasi masalah ini. Jangan membuat keributan di sini. Melisa pasti mempunyai alasan untuk semua ini. Saya mohon. Melisa sudah perah dan mungkin besok adalah hari terakhirnya." Aku terus menatap kedua orang tua Melisa yang sudah memasang wajah geram. Memang benar. Orang tua mana yang bisa rela anaknya diperlakukan seperti ini? Hamil di luar nikah dengan lelaki yang sangat mengejutkan. Tapi bagaimanapun juga, Melisa pasti memiliki alasan untuk ini semua."Kau benar. Aku tidak akan pernah membuat Melisa semakin menderita melihat k
last updateLast Updated : 2023-05-17
Read more

Berusaha Mendekati

Febri sangat terkejut mendengar aku mengatakan hal itu. Dia semakin melebarkan kedua matanya. Masih menatapku sangat tajam. Aku sangat sadar dengan semua yang akan aku lakukan. Yah, ini bagian dari rencanaku. Mas Farus akan termakan janji manisku untuknya. Wajahnya semringah. Dia paham, aku akan melakukan semua untuknya."Maya. Aku tahu kau akan membelaku. Aku sangat tahu kau pasti akan selalu membahagiakan aku, karena kau masih mencintaiku. Aku mempercayaimu, Maya," ucapnya dengan penuh percaya diri. Aku hanya tersenyum, dan menganggukkan kepala. Sementara, Febri masih terdiam hanya menatap kami. Aku tahu. Dia tidak akan pernah membuat pertengkaran di rumah sakit ini."Mas, aku pikir kau harus pulang saja. Tidak enak ada di sini, apalagi ada orang tua Melisa. Aku sahabatnya, dan aku akan berada di sini. Kau sebaiknya menunggu kami di rumah. Lagipula, Maria dan Ana tidak baik jika sendirian di rumah."Aku hanya berharap dia berada di rumah saja. Ana tidak boleh sendirian dengan wanita
last updateLast Updated : 2023-05-24
Read more

Perjanjian Tak Terduga

Sebuah rumah yang cukup unik. Terbuat dari kayu, dan ada halaman di depan yang dipenuhi berbagai macam bunga. Sangat indah sekali. Aku masih tidak bisa berkata apa pun. Yang lebih membuat aku terkejut. Mertuaku keluar dari sana. Seakan menyambut kita dengan sangat senang. Wajahnya dipenuhi dengan senyuman."Febri, aku tidak tahu apa yang akan kau lakukan. Tapi sebaiknya pikirkan dahulu. Ini sangat membingungkan buatku Febri."Febri menolehkan pandangan ke arahku setelah dia mematikan mesin dengan sempurna. Senyuman tampan terpampang jelas di wajahnya. Dia mengamatiku dari atas sampai bawah. Pandangan itu sangat berbeda. Bahkan selama ini aku tidak pernah melihat tatapan itu dari Mas Farus untukku. Hingga akhirnya aku sadar. Apakah ini yang dinamakan cinta? Tidak peduli dengan siapa yang berada di hadapan kita. Yang dipedulikannya hanya hati yang paling dalam, untuk membuktikan bahwa dia mencintai sosok yang sudah dia lihat sekarang ini. Namun, aku tetap harus waspada. Itu semua sangat
last updateLast Updated : 2023-05-24
Read more

Mulai Bergantung

Aku terus memikirkan tentang perlakuan Febri. Dia membawa senjata yang sangat luar biasa untuk memikatku seperti itu. Mertuaku sendiri. Tapi tidak mungkin. Apakah aku harus menerimanya? Jika memang aku memiliki perasaan dengannya suatu saat nanti, mungkin aku bisa melakukan hal itu. Tapi tidak untuk sekarang.Pikiranku masih sangat kalut. Tapi aku harus bertahan. Aku tidak bisa lemah. Dengan cepat aku menarik napas agar bisa waras kembali. Lalu aku segera mengambil ponselku dan memberikan pesan kepada Ema agar dia menjemputku di pemberhentian bus yang sudah aku kirimkan lokasinya. Untung saja jalanan sepi. Sekarang adalah hari libur. Seharusnya aku bersama dengan anak-anak dan menghabiskan waktu dengan mereka. Namun apa boleh buat. Semua permasalahan bertubi-tubi menyerangku seperti ini."Mbak, sudah sampai!" teriak sopir bus ke arahku. Tanpa sadar ternyata aku sudah melamun dan tidak tahu arah tujuan. Dari kaca aku melihat Ema melambaikan tangan ke arahku."Mbak, segera turun, ya. Sa
last updateLast Updated : 2023-05-24
Read more

Kepercayaan

Hari demi hari aku jalani dengan hati tertekan. Aku berusaha memasang wajah seperti dulu saat kami bersama. Ema datang ke rumah setelah tahu kedua istri ayahnya tidak ada di rumah. Kami kembali berempat. Namun, tidak ada tawa seperti biasanya. Semua kami jalani dengan tekanan masa lalu mengerikan itu."Aku sudah menceraikan Melisa lewat pesan dan aku sudah mengatakan itu saat menghubunginya. Sekarang aku hanya milikmu. Kita bisa menjalani kehidupan seperti dulu lagi. Kau memang yang terbaik."Kedua anakku hanya menatap kami. Aku tersenyum, lalu melanjutkan suapan yang sudah akan masuk ke dalam mulutku. Mungkin dengan diam saja dan hanya memperlihatkan senyuman aku bisa membuat dia percaya jika memang ini yang aku inginkan. Mendengar Melisa diceraikan dengan sangat kejam seperti itu, tentu saja membuatku sangat sakit. Bagaimanapun juga aku manusia biasa yang memiliki perasaan halus seperti wanita pada umumnya."Lalu ayah mencari wanita lain?" Ema menyelutuk sambil tersenyum. Sebuah sen
last updateLast Updated : 2023-05-28
Read more

Mengikuti Maria

Aku segera menyiapkan semua keperluan untuk menolong suamiku di pengadilan. Paling gak aku harus membuat dia menang. "Ema, Ibu harus pergi. Jaga Ana adikmu dengan baik. Ibu mengandalkanmu."Mereka melambaikan tangan ke arahku. Dengan perasaan cemas, aku meninggalkan mereka. Yang terpenting mereka akhirnya bisa menyesuaikan kondisi ini.Masih di parkiran aku hanya diam. Mengatur hatiku yang masih meronta ini untuk melawan. Tapi, aku harus terlihat tenang. Aku harus melakukan ini.Selang beberapa menit, aku memberanikan diri. Dengan menahan hati berdebar aku masuk ke dalam kantor polisi. Menemui petugas yang berjaga di depan."Saya pengacara Bapak Farus."Petugas itu membawaku menemui suamiku yang sudah berada di dalam sel. Dia terkejut melihat kedatanganku."Maya, kenapa kau lama sekali. Aku tidak tenang di sini. Keluarkan aku dari sini. Bukankah kau pengacara yang sangat hebat? Aku yakin kau pasti bisa," ucapnya dengan berteriak."Mas, kamu sebaiknya tenang. Aku tahu apa yang akan ak
last updateLast Updated : 2023-05-30
Read more

Bekerja sama diam-diam

Lelaki berpangkat itu berada di belakang kami. Yah, ini adalah hari sial bagi kami. Ema melirikku tajam. Aku berusaha tenang dengan keadaan ini. "Kau sudah membuatku sangat malu, Maya. Hmm, kita akan sangat .... malu kalau tertangkap," ucap Ema pelan masih mengamati lelaki itu yang berdiri kaku dengan wajah angker.Namun, ada hal aneh yang terpampang di wajahnya. Dia malah mendekati aku dan berbisik, "ikuti aku."Masih dengan wajah angker, dia berjalan. Ema dan aku saling menolehkan pandangan tak percaya. Seharusnya dia menangkap kami dan menuntut. Mempermalukan kami karena kepergok mengendap seperti maling. Dia terus berjalan melewati halaman samping dan masuk ke dalam ruangan kaca. Kedua mataku semakin terpana saat memasuki ke dalam ruangan itu. Tanaman segar dengan berbagai macam bunga ada di dalam. Kami masih masuk ke dalam, dan ada pintu di sana. Dia membukanya, lalu masuk ke dalam dan aku bersama Ema masih mengikutinya. Kami berdua masih saling memandang tak percaya.Lelaki it
last updateLast Updated : 2023-05-30
Read more

Kepergian Melisa

Ini pasti ada hubungannya dengan kesehatan Melisa. Dia ternyata semakin parah. Ingin menemuiku. Saat itu dia meminta aku membawanya ke sebuah tempat kesukaan kamu dan menikmati sunset di sana. Aku harus menepati janji itu sebelum dia pergi meninggalkan dunia ini."Sebaiknya kita harus menuju ke rumah sakit dengan cepat. Febri sudah menghubungi gol dan dia mengatakan jika Melisa sangat parah. Dia ingin menemuiku," ucapku dengan menatap Ema yang semakin menambah kecepatan. Melisa juga sahabatnya. Di kampus kami sering pergi bertiga walaupun Ema tidak seperti aku dan Melisa yang lebih dekat. Ema selalu menghabiskan waktu bersama dengan beberapa pria yang dikejar ini walaupun dia tidak ingin menjalin hubungan dengan sangat serius. Sementara aku dan Melisa selalu saja bersama."Aku tidak ingin terjadi hal buruk dengan Melisa.""Dia sekarang membayar dosanya kepadamu," balas Ema.Aku menghilangkan kepala tidak setuju dengan perkataannya. Walaupun memang harus menanggung semua beban yang sel
last updateLast Updated : 2023-05-30
Read more

Ancaman Maria

Dia sudah pergi. Melisa sahabat terbaikku. Aku sudah merelakannya. Setelah nyawanya kembali kepada Sang Pencipta, kami melakukan pemakaman yang dihadiri beberapa orang terdekat saja dan keluarga. Mas Farus yang mengetahui hal itu di penjara, hanya terdiam dan menundukkan kepala. Febri yang memberitahukannya. Pasir hitam sudah benar-benar menutup peti yang kini tidak terlihat. Aku hanya menatap sayu peti yang sudah menemani Melisa saat ini. Aku sangat lega dia sudah lega dan terbebas dari belenggu kehidupan dan penyakit yang ternyata menggerogotinya."Kita akan pergi. Jangan pernah menangis lagi. Semua masih panjang. Masalahmu harus kau selesaikan dengan kuat." Ema menatapku kemudian tersenyum. Aku menganggukkan kepala, lalu mengikuti dia berjalan keluar dari makam umum. Kami masuk ke dalam mobil Ema, lalu pergi dari sini.Kami berdua hanya terdiam sambil menatap jalanan yang cukup sepi karena hari libur. "Aku mau membuka jendela," ucapku sambil menekan tombol di pintu mobil. Jendela
last updateLast Updated : 2023-06-02
Read more
PREV
1
...
56789
...
13
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status