Home / Rumah Tangga / Tiga Ranjang Suamiku / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of Tiga Ranjang Suamiku: Chapter 81 - Chapter 90

121 Chapters

Berita Mengejutkan

Aku melihat senyuman kebanggaan di wajahnya. Ana masih melotot menatapku. Sementara, Ema menghentikan gerakannya. Wajahnya terlihat sangat emosi. Ibu segera berjalan cepat mengambil remote dan mematikan televisi."Maya, ini harus dihentikan. Ibu tidak kuat lagi." Kali ini ibu membentakku dengan sangat keras. Tidak peduli ada kembar di sana. "Kalau kau tidak bisa menghentikannya, aku yang akan melakukan. Tidak peduli kau setuju atau tidak. Ibu akan menuju ke sana dan memberitahukan kepada suamimu yang sangat berengsek itu.""Ibu, jangan!"Aku segera mendekat dan menarik lengannya. Aku harus mencegah dia untuk melakukan hal itu. Saat kami akan berbicara, mobil orang tua Melisa tiba-tiba masuk ke halaman. Mereka pasti akan menagih janji yang sudah aku beritahukan kepada mereka."Maya, mereka datang dan tidak akan pernah menerima hal itu. Melihat lelaki yang sudah membunuh anak mereka sekarang bahagia, bahkan banyak sekali awak media yang meliput mereka. Maya, ini tidak bisa dibiarkan.""
last updateLast Updated : 2023-06-18
Read more

Berita Buruk

Ema memberikan ponselnya dan memperlihatkan berita terbaru kecelakaan mobil di jalan tol menuju bandara. Hatiku rasanya bergetar. Itu adalah plat mobil Maria. Aku segera keluar dari rumah melewati Ibu dan kedua anakku yang segera keluar kamar setelah mendengar berita itu. Mereka diam saja tidak menegurku sama sekali."Ema, kita akan menuju ke rumah sakit. Aku yakin itu mobil yang dipakai suamiku dan Maria.""Ya, makanya aku segera ke sini," balas Ema kemudian mengendarai cukup kencang.Sepanjang perjalanan hatiku masih saja resah. Aku tidak akan pernah mengira hal ini terjadi. Awalnya aku memilih untuk bersikap cuek dan keras kepada suamiku saat kita bertemu. Akan membuat dia sangat menderita ketika berada di sebelahku. Membuat dia bertekuk lutut, karena aku yakin hanya aku adalah wanita yang dia cintai. Ternyata sekarang alam memihak diriku dengan cara yang lain. Meminta aku lebih menerima dengan keadaan yang sudah ditakdirkan seperti ini. Aku hanya tidak ingin kematian menjemputmu u
last updateLast Updated : 2023-06-19
Read more

Rahasia Maria

Maria berdiri kaku menatap ranjang. Dia bernapas sangat kasar. Di sebelahnya, Ibu Mariyati dan ayahnya. Sementara, mertuaku menangis sambil memeluk Febri yang hanya terdiam kaku."Maya ... apakah ini memang doamu setiap hari?" tanya Ema sambil menepuk pundakku dengan pelan."Aku memang sangat membenci suamiku. Tapi bukan berarti aku mendoakan dia seperti ini. Dan aku benar-benar tidak ingin melihat dia seperti ini. Aku adalah istrinya. Sudah sepantasnya aku harus menjadi istri yang sangat taat. Walaupun aku benar-benar ingin menghancurkan dia, tapi aku ingin membuat dia hancur dalam keadaan sehat dan utuh," balasku dengan sedikit meneteskan air mata."Entah hatimu terbuat dari apa. Tapi, yang jelas, tidak akan pernah ada wanita seperti dirimu. Yang bisa kuat dan masih bertahan dengan lelaki seperti itu. Tapi sekarang aku mendukungmu. Lebih baik kau masuk dan memperlihatkan dirimu."Ema menarik lenganku. Aku pun mengungkit dia masuk ke dalam kamar. Semua orang sangat terkejut ketika me
last updateLast Updated : 2023-06-19
Read more

Bermuka Dua

Maria tiba-tiba menangis. Aku segera menariknya di kursi taman dan mendudukkan dia. Ibu Mariyati datang. Dia terlihat sangat tidak menyukaiku. Menampis tanganku saat memeluk Maria."Dia sudah sangat hancur. Dan dia tidak sengaja melakukannya. Itu bukan tindakan pidana. Dan kau tidak perlu menuntut apa pun. Aku hanya ingin menghancurkan lelaki berengsek itu. Tapi bukan anakku."Aku benar-benar tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi. Tindakan pidana apa yang dimaksudkan oleh mereka?"Aku masih tidak mengerti apa yang Ibu maksudkan. Lebih baik sekarang tenang. Dan katakan secara detail yang benar-benar terjadi."Ibu Mariyati akhirnya menarik napas panjang untuk mengatasi dirinya. Maria pun memeluk sang ibu. Dia masih saja menangis dengan terisak-isak. Berkali-kali dia mengatakan jika dirinya tidak bersalah. Dia tidak ingin masuk ke dalam penjara."Maria sangat marah kepada suaminya. Karena selalu memberi dirimu. Suaminya berjalan cepat menuju ke jalan raya dan akan meninggalkan Mari
last updateLast Updated : 2023-06-19
Read more

Pertanyaan Tak Terduga

Tanpa berpikir lagi, aku masuk ke dalam. Ingin sekali menemui suamiku di dalam. Dengan hati bergetar, aku mendorong pintu kamar yang tidak tertutup rapat. Mertuaku menangis sambil memegang telapak tangan Mas Farus. Aku perlahan mendekatinya. "Ibu, biarkan aku menjaga suamiku."Mertuaku perlahan melepaskan telapak tangannya. Dia mengusap air mata yang membekas di wajahnya dengan kelima jemarinya. Lalu menarik napas panjang untuk mengatasi hatinya. "Ibu akan beristirahat. Kau memang perlu berbicara dengan dia. Dari tadi dia memanggil namamu." Ibu menepuk pundakku dengan pelan. Lalu meninggalkan aku dengan pandangan sayu. Aku kini menatap kedua kaki suamiku. Memberanikan diri untuk sedikit membukanya."Oh Tuhan. Kaki itu sudah tidak ada. Dia sekarang hanya memiliki satu kaki saja. Dia tidak bisa menjalani kehidupannya dengan sempurna," batinku dengan berdebar. Bergegas aku menutup kembali selimut itu ketika suamiku membuka kedua matanya. Aku segera mendekatinya, lalu menatapnya dengan
last updateLast Updated : 2023-06-20
Read more

Perasaan yang tak menentu

Aku hanya tersenyum setelah mendengar suamiku berkata seperti itu. Tidak menjawab dengan perkataan apa pun. Wajahnya sangat tegang saat menatapku. Febri yang semula terpaku, kini menarik napas panjang setelah melihat aku tidak menjawab apa pun."Baiklah, aku akan meninggalkan kalian berdua. Nanti, jika kondisimu membaik, boleh pulang.""Kau pikir aku bisa berjalan? Apa kau bisa menjamin aku keluar dengan membaik? Apa kau buta? Sudah jelas-jelas aku tidak bisa berjalan lagi. Bagaimana bisa aku memiliki kondisi yang baik dan kau berkata sangat enteng seperti itu!" Mas Farus tiba-tiba membentak dengan sangat kencang. Aku dan Febri saling menolehkan pandangan. Dia berusaha untuk terduduk melawan tubuhnya yang lemah."Oh, aku tahu. Kau sangat senang bukan melihat kakakmu seperti ini. Kau bisa dengan mudah menyingkirkan aku dan mengambil istriku. Adik tidak tahu untung. Masih banyak wanita di sana yang bisa kau nikahi. Kenapa kau malah mengincar istriku?" lanjutnya sambil berteriak sangat k
last updateLast Updated : 2023-06-21
Read more

Watak Yang Sebenarnya

Aku melewati Maria begitu saja dan masuk ke dalam kamar. Suamiku terlihat sangat kesal. Sorotan kedua matanya juga sangat tajam. Tanpa aku duga, dia mengambil gelas yang berada di atas nakas tepat sebelah kanannya, lalu melemparkan isinya ke arah kedua kakinya, hingga air yang berada di dalam gelas itu membasahi kedua kakinya."Kalian puas!" teriaknya sangat kencang. "Kalian pasti senang melihatku seperti ini. Kalian bisa dengan bebas di luar sana bersama dengan lelaki lain, sementara aku yang selalu berada di samping kalian, akan kalian tinggalkan begitu saja.""Di sampingku?" Maria mendekati suamiku kemudian berkacak pinggang di hadapannya. Aku membiarkan dia melakukan hal itu karena aku ingin suamiku melihat istri ketiganya wanita yang sangat tidak cocok untuknya dan pasti akan membuatnya sengsara. Dengan seperti itu dia akan lebih menderita dan merasa terpuruk melihat kenyataan yang terjadi. Mungkin sekarang aku yang bersikap sangat kejam seperti ini. Tapi memang ini adalah takdir
last updateLast Updated : 2023-06-21
Read more

Mengingat Masa Lalu

Kami berdua menikmati roti dengan tertawa. Sambil berbicara masa lalu yang sangat indah ketika kami masih kuliah dahulu dan tentunya bersama Melisa. Aku mengingat saat pertama kali bertemu dengan sosok lelaki yang benar-benar membuatku terpana.Ketika itu, aku baru saja memasuki Universitas impianku. Sebuah universitas yang memiliki gedung sangat tinggi dan aku masuk karena beasiswa. Nilaiku benar-benar sempurna saat menjalani ujian ketika masih duduk di bangku SMA.Saat berjalan aku selalu saja menatap ke atas, tidak mengalihkan pandanganku sama sekali kepada gedung yang sangat tinggi itu yang akan menjadi tempatku belajar selama 4 tahun. Hingga aku menabrak seseorang, dan menjatuhkan ponselnya."Maafkan aku. Sumpah, aku tidak sengaja," ucapku dengan gugup saat memunguti ponselnya yang menjadi beberapa bagian itu. Aku benar-benar merasa bersalah namun aku tidak bisa mengganti ponsel itu karena aku hanya anak seorang janda dan tidak bisa mengganti ponsel yang sangat mahal."Kalau jala
last updateLast Updated : 2023-06-21
Read more

Ancaman Untuk Maria

Aku masih terdiam saat mendengar ucapan ibuku. Mungkin apa yang dikatakan dirinya itu benar. Kembar tidak seharusnya melihat pertunjukan menarik sekali lagi antara kedua orang tuanya dengan pihak ketiga. Namun, aku juga tidak bisa jauh dari mereka. Tapi ... sepertinya ini adalah keputusan yang tepat. Mereka harus tinggal bersama ibuku dan terbebas dari ini semua. Harus konsentrasi untuk perlombaan yang sudah dijanjikan mereka untuk sekolah."Kau jangan diam saja, dan cepat beri keputusan. Mereka membutuhkan suasana yang tenang. Dan ini adalah keputusan yang harus disetujui. Mau tidak mau Ibu harus membawa mereka pergi dari sini. Ibu tidak ingin mereka menderita sekali lagi, melihat keadaan rumah tanggamu yang sangat buruk itu."Ibu menatap tajam kearah ku dan menunggu apa yang menjadi keputusanku. Hingga Ema mendekati aku."Apa yang dikatakan ibumu itu benar. Mereka tidak boleh berada di sini dan itu keputusan yang harus disetujui. Hei, jika tidak, aku yang akan membawa mereka.""Baik
last updateLast Updated : 2023-06-22
Read more

Semakin Hancur

Febri masih saja menatapku dengan tajam. Dia tidak rela jika aku harus menyerahkan diriku kepada kakaknya. Aku tetap harus mengatakan sesuatu yang akan membuatnya pergi meninggalkan aku. Tidak mungkin aku mengatakan hal yang sesungguhnya karena aku tidak mau seakan-akan memberikan harapan untuknya."Apa yang ingin kamu lakukan? Aku adalah istri kakakmu dan tentu saja akan melakukannya. Sekarang lebih baik kau memeriksa kakakmu dan setelah itu pergi dari rumah ini. Karena aku tidak mau semua orang berpikiran buruk tentang kita.""Mbak, entah apa yang Mbak katakan. Tapi aku yakin Mbak tidak akan pernah melakukan hal itu. Tentu saja aku akan pergi setelah memeriksanya. Tapi aku membutuhkan air hangat dan akan memberikannya terapi terlebih dahulu."Maria datang membawa baskom putih yang dipenuhi air hangat. Berjalan melewati kami tanpa menyapa. Aku masuk ke dalam kamar suamiku dan sedikit tersenyum ketika melihatnya. Dia akan melayani suamiku dan aku akan membiarkannya. Itu adalah hukuman
last updateLast Updated : 2023-06-23
Read more
PREV
1
...
7891011
...
13
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status