Home / Rumah Tangga / Tiga Ranjang Suamiku / Chapter 91 - Chapter 100

All Chapters of Tiga Ranjang Suamiku: Chapter 91 - Chapter 100

121 Chapters

Berpamitan

Aku kembali mencari klien. Aku akan berusaha berjuang sendiri. Tidak ada yang bisa aku andalkan. Uang tabunganku sudah mulai menipis. Tapi ... rekomendasi dari Ema kepada beberapa klien tetap tidak membuahkan hasil. Sampai detik ini aku masih tidak mendapatkan apa pun."Maya," ucap seseorang mengetuk pintu. Aku segera menolehkan pandangan. Febri berdiri di depan pintu kamarku. Aku tidak mau dia masuk. Ini akan sangat berbahaya. Aku segera keluar dan menutup pintu kamarku. Mengajaknya ke ruangan tengah. Kami duduk saling menatap."Mbak, aku mau mengatakan sesuatu," ucapnya dengan pelan. Dia menarik napas dengan kasar. Mungkin untuk mengatasi hatinya."Katakan, apa yang akan kau katakan. Tidak perlu ada yang kamu tahan." Aku semakin menatapnya, lalu memberikan sedikit senyuman agar suasana tidak menjadi tegang."Aku ... mau menitipkan kakakku kepada, Mbak. Kakak membutuhkan perawatan untuk kedua kakinya. Dia harus menjalani terapi dan nanti aku akan memesankan kaki untuknya agar dia tid
last updateLast Updated : 2023-06-25
Read more

Semakin Kacau

Entah kenapa aku mengatakan itu kepada Febri. Aku dengan lantang mengatakan tidak akan pernah kembali dengan suamiku. Febri memandangku sambil tersenyum. Dia kembali mendekatiku, lalu memelukku. Aku juga semakin tidak mengerti kenapa aku biarkan dia melakukan itu. Semakin erat dia melakukan itu, semakin aku berdebar. Apakah ini dosa? Apakah aku memang sudah membuka hatiku? Kenapa aku bisa melakukan ini?"Sudah ...," ucapku sangat pelan. Aku memalingkan wajahku yang bersemu. Febri semakin tersenyum melihatku. Ini salah dan aku tidak akan pernah melakukan lagi. "Pergilah, dan jangan mempersulit keadaan. Ini tidak benar. Hati-hati di mana pun kau berada.""Aku ada di Jerman, rumah sakit terbaik di sana. Jika suatu saat kau membuka hatimu, aku berada di sana. Pintu hatiku selalu terbuka untukmu."Febri masih tersenyum. Dia keluar dari rumahku, dan benar-benar pergi. Aku berjalan cepat mendekati jendela dan segera membuka tirai. Tidak ingin melewati kesempatan untuk melihat Febri sekali l
last updateLast Updated : 2023-06-25
Read more

Menceraikan Maria

Ini sangat tidak baik. Aku memang terlihat seorang pembunuh. Tapi, ini tidak akan pernah aku biarkan. Aku akan memutar balikkan keadaan."Maria? Kenapa kau?" ucap salah satu dari mereka sambil melotot ke arahku. Dia adalah sahabat suamiku. Pria lajang dan belum menikah sampai saat ini. Dia mendekatiku, masih menatap tajam. "Maya, kau ini kenapa? Apakah ini yang kau lakukan sejak suamimu cacat?" lanjutnya sambil membentak keras."Ya, aku melakukannya," balasku dengan sangat santai. Dia semakin melebarkan kedua matanya, tak percaya mendengar ucapanku barusan."Maya, kau tidak punya perasaan. Aku tahu kau sangat marah dengan keadaan ini. Tapi, kau tidak berhak melakukan ini? Dan menikahi wanita lain juga sudah mendapatkan izinmu," lanjutnya masih membentak. Sementara, Maria masih saja berakting menangis."Apa kau melihat darah? Pecahan kaca itu masih berada di tangan Mbok. Tidak ada darah di sana," balasku sambil menunjuk tetesan darah yang membekas di lantai. "Kalau kau mau menemui Mas
last updateLast Updated : 2023-06-25
Read more

Mulai Terungkap

Suamiku benar-benar menceraikannya. Dan dia memanggil polisi. Semua orang terkejut saat melihat Mas Farus melakukannnya. Ibu Mariyati semakin memeluk Maria dan menenangkan wanita itu yang semakin histeris ketakutan."Ibu, aku tidak mau di penjara. Ibu, aku mohon." Maria mendorong ibunya dan keluar dari kamar sambil berlari. Ibu Mariyati mengejar dengan para anak buahnya."Mas, apa yang kau lakukan? Dia ... sudah sangat menderita dengan semua ini. Untuk apa kau melakukan itu? Dia juga akan memenjarakanmu. Kau pun akan berada di dalam jeruji besi," ucapku dengan sangat panik. Bagaimana pun juga aku tidak ingin semua masalah ini berakhir di penjara."Farus, apa kau melakukan kesalahan?" ucap salah satu temannya kini menghampiri ranjangnya dan menatap tajam. Beberapa teman lainnya pun melakukan hal yang sama. "Maya, kenapa kau mengatakan Farus akan di penjara?" lanjutnya masih bertanya.Suamiku terdiam masih saja menatap mereka semua yang kini memandangnya dengan sangat penasaran. Dia sel
last updateLast Updated : 2023-06-26
Read more

Tidak Menjawab

Aku benar-benar terkejut. Tidak aku pikir ternyata orang tua memaafkan suamiku dan tidak akan pernah menuntutnya."Kenapa Ibu tidak melakukannya? Maafkan aku. Bukannya aku tidak percaya. Aku sangat terkejut dan ... ini adalah hal baik yang aku dengar," ucapku dengan pelan.( Aku memaafkannya karena aku pikir, dia sudah mendapatkan ganjaran yang lebih parah daripada keadaan di dalam penjara. Ya sudah mengalami kelumpuhan akan dia derita selama seumur hidup. Sekarang aku akan mengurusi Maria. Anakku satu-satunya yang mengalami sakit jiwa dengan semua keadaan ini. Aku hanya berharap kau memenuhi janjimu.)"Aku ... akan melakukannya, dan itu adalah janjiku. Tapi, aku membutuhkan waktu."(Entah kapan itu, kau harus melakukannya. Karena, aku melihat dia sangat berharap kau kembali kepadanya. Dan aku tidak mau hal itu. Keadaannya seperti itu dan kau meninggalkannya, itu akan sangat lebih membuatnya menderita. Jaga dirimu baik-baik. Selamat tinggal.)Aku menutup ponsel dengan hati bergetar. A
last updateLast Updated : 2023-06-27
Read more

Mengatakan Tujuan Sebenarnya

Dia memandangku semakin tajam. Kemudian membiarkan aku keluar dari mobil. Aku berjalan menuju pintu mobilnya dan membuka, membantunya keluar dari sana. Tanpa aku sadar dia menciumku. Tapi hanya pipiku yang terkena bibirnya. Aku hanya meliriknya dan sedikit memberikan senyuman kemudian memakannya hingga dia benar-benar bisa berdiri dengan sempurna."Hmm, kita akan masuk," ucapku dan akan mendahului berjalan. Tapi, dia menarik lenganku. Menarikku dengan sangat kuat. Dia ingin menciumku sekali lagi tapi aku menghindar."Apakah kau tidak mau?" tanyanya dengan pandangan sangat serius."Lebih baik pikirkan kesehatanmu dan kita akan membicarakan ini lain kali."Dia semakin menahan tubuhku saat aku ingin meninggalkannya. Kali ini cengkeramannya benar-benar sangat kuat. Perasaanku semakin tidak enak. Ada amarah yang benar-benar terlihat di wajahnya."Mas, kau harus tahu bagaimana perasaanku. Baiklah aku akan mengatakan sesuatu kepadamu," balasku dengan cukup tegas."Yah, kau memang harus menga
last updateLast Updated : 2023-06-27
Read more

Terungkap Semua Kebenaran

Entah apa yang aku rasakan. Hatiku rasanya sangat sedih. Bukan karena kami berpisah. Tapi karena aku melihat dia sepanjang hari berada di taman dan diam saja di sana dengan tatapan kaku lurus ke depan. Aku menatapnya dari jendela kamar. Entah apa yang dia pikirkan sekarang, Aku benar-benar tidak mengerti. Apakah aku harus menghampiri dia dan menanyakan hal itu?"Bu, sudah empat jam Bapak berada di taman dan tidak mau masuk. Apa yang harus saya lakukan. Saya takut Bapak kenapa-kenapa. Kondisinya masih sangat lemah dan sebaiknya ibu datang menemuinya meminta Bapak untuk masuk ke dalam."Mbok sudah lama bekerja dengan kami. Mengurus si kecil Ema dan Ana dari bayi hingga mereka sekarang sudah beranjak remaja. Tentu saja dia merasa tidak nyaman dengan keadaan di rumah ini. Semula kami terlihat sangat bahagia dan sekarang, kehidupan kami berbalik."Baiklah. Aku akan ke bawah dan membujuknya."Mbok sangat lega ketika melihat aku mengatakannya. Dia tersenyum kemudian menganggukkan kepala lalu
last updateLast Updated : 2023-06-27
Read more

Menyadarkannya

Mbok segera melakukan perintahku. Dia terlihat semeringah dan ikut merasa lega ketika aku memperlihatkan ekspresi tidak menegangkan seperti biasanya. Aku semakin bersemangat dan masuk kembali ke dalam kamarku. Menuju kamar mandi dan membersihkan tubuhku yang sangat gerah ini. Kemudian sepanjang malam aku bekerja dan mencari semua klien yang bisa mempekerjakan aku lagi sebagai pengacara handal. Walaupun aku masih saja belum menemukan apa pun. Hingga aku akhirnya terlelap sampai pagi di meja kerjaku."Bu, apakah sudah bangun? Bu, tolong buka pintu karena ini penting sekali."Aku mendadak terbangun ketika mendengar Mbok mengetuk pintu kamarku dengan sangat keras. Dengan cepat aku mengusap wajahku yang masih saja mengantuk. Kemudian segera membuka pintu kamar. Aku sangat heran melihat Mbok sangat cemas sekali."Ada apa, Mbok?" tanyaku cemas."Bapak tidak ada di kamarnya. Saya sudah mencarinya ke mana-mana dan masih saja tidak menemukan. Saya khawatir terjadi hal buruk kepada Bapak. Bahkan
last updateLast Updated : 2023-06-27
Read more

Akhirnya Bercerai

Hari demi hari aku lalui sendirian di dalam rumahku ini. Aku sengaja mengurungkan niatku untuk memanggil kembar. Aku takut mereka akan menuju ke sini dan bertemu lagi dengan ayahnya yang selalu membuat keributan. Aku meminta tolong Ema untuk mengamati Mas Farus. Dan aku berharap dia bisa meredakan amarahnya dan keegoisannya itu. Enggak aku mendapatkan pesan dari Ema. Mas Farus sudah kembali ke rumahnya dan bertemu dengan ibunya. Aku sangat senang melihat hal itu.Lamunanku terkejut saat sahabatku itu memarkirkan mobilnya di halaman rumah. Aku segera keluar dari kamar dan menuruni tangga lalu membuka pintu rumah. Menyambutnya dengan wajah semringah."Hmm, kau kelihatan sangat cantik. Tidak seperti biasanya yang sangat kucel seperti baju yang tidak dicuci berhari-hari. Bahkan tidak menggunakan make up sama sekali. Wajahmu pucat seperti mayat." Dia berkata dengan tertawa. Aku mencoba perutnya dan membuat dia berteriak, "aw, sakit. Dasar."Kami duduk di ruang tengah. Menikmati kudapan yan
last updateLast Updated : 2023-06-27
Read more

Pesan Mengejutkan

Pesan itu benar-benar membuatku terkejut. Aku tidak menyangka pada saat aku sudah sendirian dan berusaha untuk melupakan semuanya, kini dia hadir dan masuk ke dalam kehidupanmu. Aku masih saja memandang pesan itu dan tidak menuliskan apa pun. Mana mungkin aku bisa menerima adik iparku setelah aku berjalan dengan kakaknya. Ini benar-benar tindakan konyol yang tidak akan pernah aku lakukan."Maya, apa aku boleh masuk?"Ema tiba-tiba datang ke rumahku dan membuyarkan lamunanku. Dengan tiba-tiba dia masuk ke kamar dan mengejutkanku dari belakang. Aku segera menutup ponselku dan meletakkan begitu saja di atas meja. Tentu saja Ema menatapku dengan sangat serius. Salah satu alisnya terangkat. Dia pasti akan menanyakan sesuatu dan aku tidak akan pernah menjawabnya."Katakan kepadaku, siapa dia dan kenapa denganmu?" Pertanyaan yang pastinya akan dia lontarkan sesuai dengan dugaanku. Aku masih terdiam dan tidak membahas apa pun."Kau mengejutkan aku. Datang dengan tiba-tiba dan pergi dengan see
last updateLast Updated : 2023-06-27
Read more
PREV
1
...
8910111213
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status