Beranda / Pendekar / Satria Roh Suci / Bab 111 - Bab 120

Semua Bab Satria Roh Suci: Bab 111 - Bab 120

260 Bab

Kekuatan Gadang Saba

Setelah menyerang lawannya, dan memastikan sang lawan kalah, Rawai Tingkis tanpa peduli menatap semua peserta di arena pertandingan. Wajah mereka lebih banyak yang tegang karena tindakan Rawai Tingkis.Seolah mereka melihat anak singa baru saja melahap seekor gajah saat ini.Rawas Kalat yang awalnya merasa cukup pantas melawan Rawai Tingkis, kini berpikir sebaliknya.Bahkan dia dengan tinju orang mabuk saat mabuk sekalipun tampaknya tidak bisa mejatuhkan lawan seperti yang dilakukan oleh Rawai Tingkis.Raja dari Negri Bukit Batu yang menjadi tuan rumah juga tercengang melihatnya. Rawai Tingkis baru saja menumbangkan kebanggaan yang dimiliki oleh raja itu.“Apa dia seorang satria?” Pertanyaan itu tertuju kepada Prabu Dera yang duduk tenang dengan senyum penuh arti. “Kenapa kau tidak bilang, jika dia seorang satria.”“Sayang sekali, dia berbeda dari dugaanmu …” timpal Prabu Dera, “Jelas dia tidak menggunakan mutiara emas.”“Jadi dari mana kekuatan remaja itu, jika bukan dari mutiara ema
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-04-10
Baca selengkapnya

Tinju Orang Mabuk

Rawai Tingkis tersenyum melihat gerakan pemuda itu, dia sendiri malah menggelengkan kepala.Jika diperhatikan, Gadang Saba seperti Ronggo dalam sisi yang baik.Dan benar saja, serangan pemuda tersebut dapat ditahan dengan dua jari tangan saja.Gadang Saba tidak menggunakan pedangnya untuk menahan mata tombak, tentu saja membuat semua orang yang ada di tempat itu selain Raja Bukit Batu menjadi tercengang bukan main.Mata mereka terbelalak, seolah akan keluar dari kelopaknya.Rawai Tingkis tersenyum penuh arti, sementara Senopati Danur Jaya langsung paham dengan sumber kekuatan Pangeran Gadang Saba.“Jadi dia adalah Satria Suci?” gumam Danur Jaya. “Tidak mustahil jika dia ditempatkan setara dengan Rawai Tingkis.”Setelah dua detik setelah menahan mata tombak lawannya, Pangeran Gadang Saba memelintir dua jarinya, lalu mata tombak lansung berubah menjadi kepingan kecil.“Sekarang giliranku!” ucap Pangeran Gadang Saba, tanpa menunggu lawannya melakukan pertahanan, Pangeran Gadang Saba mend
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-04-10
Baca selengkapnya

Danur vs Rawas

Dalam beberapa waktu kemudian, Rawas Kalat mendominasi pertarungan di atas arena.Tidak ada satupun peserta yang bisa bertahan dari pukulan remaja tersebut, tidak ada!Hampir semua peserta yang menantang dirinya, kalah dalam 7 kali pukulan, bahkan Rawas Kalat tidak memberikan kesempatan kepada lawannya untuk memberi satupun serangan.Kebanggaan jelas terlihat di wajah Kakek Tua sebagai Ketua Partai Tuak. Dia mengeluas dagunya beberapa kali, saat Rawas Kalat berhasil menumbangkan lawan-lawannya.Menurut Ketua Partai Tuak, Rawas Kalat belum mengeluarkan seluruh potensi yang dimilikinya. Semua serangan itu hanyalah dasar dari teknik orang mabuk.Ini artinya, sejak tadi Rawas Kalat belum mengeluarkan jurus terkuat yang ada pada teknik tersebut. Dia masih menahan diri, karena khawatir akan membuat lawan-lawannya meregang nyawa.Belum lagi jika dia menegak seteguk tuak, maka pukulan Rawas Kalat akan menjadi lebih kuat dua kali lipat dari saat ini.Semua orang bertanya-tanya bagaimana Rawas
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-04-11
Baca selengkapnya

Keadilan?

Rawas Kalat masih mencoba menghindari serangan tersebut dengan sebaik mungkin, tapi anak panah yang terlalu kuat dan cepat akhirnya sekali lagi menggores tubuh Rawas Kalat.Luka kali lumayan besar, sampai Rawas Kalat meringis karena perihnya anak panah tersebut.Beruntung tidak menancap dan hanya menggores.“Senopati memang hebat,” ucap Rawas Kalat, “Tapi jika hanya melepaskan anak panah saja, bagiku terlalu biasa. Apa kau bisa menghadapiku dengan ini …”Rawas Kalat mengeluarkan satu kendi labu berukuran kecil. Di dalam kendi itu, ada minuman keras yang tidak lain adalah tuak terbaik di Partai Tuak.“Rawas Kalat! Apa yang ingin kau lakukan?” tanya Ketua Partai Tuak, kala melihat tindakan cucunya.Namun Rawas Kalat tidak peduli dengan ucapan Sang Kakek, dia tetap meneguk tuak terbaiknya.Beberapa saat kemudian, belum ada tanda-tanda berbeda dari Rawas Kalat, atau efek dari penggunaan tuak itu, tapi setelah dua atau tiga tarikan nafas panjang, kini tubuh Rawas Kalat mulai memerah.Wajah
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-04-12
Baca selengkapnya

Emosi

Rawas Kalat masih sangat kuat, sampai masih bisa memberikan pukulan kepada Danur Jaya.Namun, tiga kali pukulannya terakhir mulai melemah. Beberapa orang mungkin tidak menyadari hal ini, karena prilaku Rawas Kalat tidak berbeda. Masih terhuyung-huyung sebagaimana orang yang sedang mabuk.Hanya saja, Rawai Tingkis dan Ketua Partai Tuak menyadari situasi yang dialami Rawas Kalat.“Apa yang terjadi dengan Rawas Kalat?” Ketua Partai Tuak bergumam kecil, suaranya tidak terlalu terdengar oleh orang lain, apa lagi oleh Raja Bukit Batu yang berharap terhadap potensi Rawas Kalat.Sementara itu, Rawai Tingkis malah tersenyum penuh arti. Bukan sehari dua hari dia bertemu dengan Danur Jaya, jadi sudah cukup paham dengan teknik yang dimiliki panglima pemanah tersebut.Memang sangat amat sulit bagi petarung dengan seni memanah menghadapi petarung jarak dekat seperti Rawas Kalat.Sayangnya, Danur Jaya memiliki banyak cara untuk menjatuhkan lawannya, dan racun adalah salah satu dari sedikit cara yan
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-04-12
Baca selengkapnya

Aura Suci

Rawai Tingkis tidak bisa menahan emosinya saat ini, dan entah kenapa rasa amarahnya tidak bisa diungkapkan oleh kata-kata.Dalam waktu bersamaan pula, mendadak ada getaran aneh di dalam tubuh Rawai Tingkis.Energi yang tidak bisa dijelaskan oleh kata, tapi dapat dirasakan oleh Rawai Tingkis.Ketua Partai Tuak mulanya tidak merasakan kekuatan aneh yang mulai menggumpal dan memadat di tubuh Rawai Tingkis.Namun ketika, pak tua itu berniat melangkah maju mendekati remaja tersebut, mendadak …Goarrr…Ada gelombang energi tak kasat mata yang menyebar luas dari tubuh Rawai Tingkis, seperti gelembung yang meletup dan melepaskan gelombang kejut ke segala arah.Dalam radius lima depa dari tubuh Rawai Tingkis, terjadi retakan halus di arena pertandingan.Bahkan rokok yang digunakan oleh Senopati Utama yang memimpin jalannya sayembara ini seketika langsung pandam.Berkeringat dinginlah semua orang yang merasakan energi tersebut, tidak terkecuali Ketua Partai Tuak dan Senopati Utama alias wasit.
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-04-13
Baca selengkapnya

Keputusan Raja-Raja

“Sebenarnya,” ucap Danur Jaya, “Rawai Tingkis adalah Satria Roh Suci, jelas berbeda dengan Satria Suci.”“Apa maksudmu, aku tidak pernah mendengar istilah tersebut?” timpal salah satu raja.“Satria Suci menggunakan mutiara emas sebagai sumber kekuatannya, tapi Satria Roh Suci adalah jelmaan roh suci itu sendiri dalam wujud manusia.”“Kami tidak mengerti.”“Indra Pura adalah kerajaan kuno, memiliki sejarah panjang bersama roh suci, mahluk yang dianggap sebagai monster. Di ujung Indra Pura, ada sebuah pulau yang dijadikan penjara bagi Roh Suci. Aku tidak bisa mengatakan apakah roh suci itu yang terakhir hidup, atau masih banyak penjara lain atau bahkan sebenarnya masih ada roh suci yang hidup di dunia ini, tapi …” Raja Indra Pura alias Prabu Dera menarik nafasnya dalam-dalam sebelum kembali menjelaskan, “Huhh …Beberapa tahu yang lalu, orang-orang gila berusaha mengambil kekuatan roh suci dengan metode pembedahan, yaitu menggunakan darah mereka lalu dimasukan ke dalam tubuh manusia. Namu
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-04-13
Baca selengkapnya

Pertemuan Dengan Langit Hitam

Pria tua itu adalah Langit Hitam, dan cucunya yaitu Selasih yang bernama Putri Intan Kumala.Melihat Putri Intan Kumala yang telah dikenalnya sejak lama berada di tempat ini bersama dengan seorang pria tua tak dikenali, Rawai Tingkis langsung mencercanya dengan banyak pertanyaan.Cukup sulit untuk menjelaskan situasai saat ini kepada orang bodoh seperti Rawai Tingkis, tapi pada akhirnya remaja itu paham dengan ucapan Putri Intan Kumala.“Jadi …selama ini kau bukan berasal dari Desa Air Tenam …?” Rawai Tingkis menggaruk kepalanya beberapa kali, merasa heran dengan identitas asli Putri Intan Kumala. “Jadi Selasih …ehmm maksudku, Putri Intan Kumala, sial namamu panjang sekali, ah …aku lupa, kenapa kau ada di sini?”Putri Intan Kumala menjelaskan tujuan mereka berdua, yaitu untuk pergi ke sebuah tempat bernama Padepokan Surya.Dari penuturan Putri Intan Kumala, tempat tersebut terletak sangat jauh, dan memakan waktu beberapa minggu lamanya.Sayangnya saat ini, mereka kehabisan air dan mak
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-04-14
Baca selengkapnya

Pedang Gading Cempaka

Setelah badai mereda, Rawai Tingkis dan Bangsawan Indra Pura memutuskan untuk melanjutkan kembali perjalanan.Rawai Tingkis dan Kakek Tua Langit Hitam akhirnya berpisah, tapi sebelum perpisahan itu terjadi, Kakek Tua Langit Hitam menyerahkan secarik kertas kepada Rawai Tingkis, dan satu koin perunggu.Di dalam kertas tersebut berisi peta menuju Padepokan Surya, dan koin perunggu merupakan tiket masuk menuju Padepokan.Setelah pertemuan dengan Langit Hitam, Rawai Tingkis kini memiliki satu tujuan yang jelas.Dia akan datang ke Padepokan Surya, dan mempelajari kekuatan manusia yang dikatakan oleh Langit Hitam.Kekuatan yang mampu mengendalikan Roh Suci, dan bukan hanya itu, kekuatan yang dimaksud tampaknya lebih dari sekedar kekuatan pisik.Ada satu kalimat yang membuat Rawai Tingkis tertarik, ‘Kekuatan Manusia lebih dari yang diduga, dengan kekuatan itu, kau bisa mengalahkan satria tanpa harus menjadi satria.’Namun saat tiba di Istana Indra Pura, rupanya telah terjadi kerisuhan yang d
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-04-15
Baca selengkapnya

Keputusan Danur Jaya

Saat ini, di tangan Rawai Tingkis, Pedang Gading Cempaka bergetar pelan, sebelum kemudian kembali tenang dan diam seolah anak kecil.Kala tangan kanan Empu Lanar pergi, Rawai Tingkis membuka pedangnya kembali, lalu menebas daun yang ada di sekitar tempat tersebut.Namun, daun bahkan tidak terpotong dan tergores oleh pedang tersebut.Kala Rawai Tingkis menggunakan keinginan membunuh, barulah pedang mampu memotong daun tersebut.Artinya, selama Rawai Tingkis tidak ingin membunuh orang lain, pedang itu akan menjadi sangat tumpul.Ini membuat Rawai Tingkis benar-benar terkagum oleh pedangnya. Dia meminta pedang yang hanya bisa menebas Satria Suci, tapi Empu Lanar tahu betul bahwa pedang tidak hanya digunakan untuk membunuh satria suci.Pedang bisa digunakan untuk segala kondisi, bahkan untuk memotong pohon dan batu.Jadi, Empu Lanar dengan darah Rawai Tingkis di dalam pedang tersebut, menciptakan pedang berdasarkan keinginan Rawai Tingkis.Semakin kuat keinginan membunuh dari Rawai Tingki
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-04-16
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1011121314
...
26
DMCA.com Protection Status