Pria tua itu adalah Langit Hitam, dan cucunya yaitu Selasih yang bernama Putri Intan Kumala.Melihat Putri Intan Kumala yang telah dikenalnya sejak lama berada di tempat ini bersama dengan seorang pria tua tak dikenali, Rawai Tingkis langsung mencercanya dengan banyak pertanyaan.Cukup sulit untuk menjelaskan situasai saat ini kepada orang bodoh seperti Rawai Tingkis, tapi pada akhirnya remaja itu paham dengan ucapan Putri Intan Kumala.“Jadi …selama ini kau bukan berasal dari Desa Air Tenam …?” Rawai Tingkis menggaruk kepalanya beberapa kali, merasa heran dengan identitas asli Putri Intan Kumala. “Jadi Selasih …ehmm maksudku, Putri Intan Kumala, sial namamu panjang sekali, ah …aku lupa, kenapa kau ada di sini?”Putri Intan Kumala menjelaskan tujuan mereka berdua, yaitu untuk pergi ke sebuah tempat bernama Padepokan Surya.Dari penuturan Putri Intan Kumala, tempat tersebut terletak sangat jauh, dan memakan waktu beberapa minggu lamanya.Sayangnya saat ini, mereka kehabisan air dan mak
Setelah badai mereda, Rawai Tingkis dan Bangsawan Indra Pura memutuskan untuk melanjutkan kembali perjalanan.Rawai Tingkis dan Kakek Tua Langit Hitam akhirnya berpisah, tapi sebelum perpisahan itu terjadi, Kakek Tua Langit Hitam menyerahkan secarik kertas kepada Rawai Tingkis, dan satu koin perunggu.Di dalam kertas tersebut berisi peta menuju Padepokan Surya, dan koin perunggu merupakan tiket masuk menuju Padepokan.Setelah pertemuan dengan Langit Hitam, Rawai Tingkis kini memiliki satu tujuan yang jelas.Dia akan datang ke Padepokan Surya, dan mempelajari kekuatan manusia yang dikatakan oleh Langit Hitam.Kekuatan yang mampu mengendalikan Roh Suci, dan bukan hanya itu, kekuatan yang dimaksud tampaknya lebih dari sekedar kekuatan pisik.Ada satu kalimat yang membuat Rawai Tingkis tertarik, ‘Kekuatan Manusia lebih dari yang diduga, dengan kekuatan itu, kau bisa mengalahkan satria tanpa harus menjadi satria.’Namun saat tiba di Istana Indra Pura, rupanya telah terjadi kerisuhan yang d
Saat ini, di tangan Rawai Tingkis, Pedang Gading Cempaka bergetar pelan, sebelum kemudian kembali tenang dan diam seolah anak kecil.Kala tangan kanan Empu Lanar pergi, Rawai Tingkis membuka pedangnya kembali, lalu menebas daun yang ada di sekitar tempat tersebut.Namun, daun bahkan tidak terpotong dan tergores oleh pedang tersebut.Kala Rawai Tingkis menggunakan keinginan membunuh, barulah pedang mampu memotong daun tersebut.Artinya, selama Rawai Tingkis tidak ingin membunuh orang lain, pedang itu akan menjadi sangat tumpul.Ini membuat Rawai Tingkis benar-benar terkagum oleh pedangnya. Dia meminta pedang yang hanya bisa menebas Satria Suci, tapi Empu Lanar tahu betul bahwa pedang tidak hanya digunakan untuk membunuh satria suci.Pedang bisa digunakan untuk segala kondisi, bahkan untuk memotong pohon dan batu.Jadi, Empu Lanar dengan darah Rawai Tingkis di dalam pedang tersebut, menciptakan pedang berdasarkan keinginan Rawai Tingkis.Semakin kuat keinginan membunuh dari Rawai Tingki
Nyaris satu bulan lamanya dalam perjalanan, menemukan banyak rintangan halangan dan hambatan.Liku-liku dan masalah mereka berdua hadapi, walaupun kadang kala terlibat dalam pertengkaran, tapi pada akhirnya kedua orang itu berhasil tiba di Padepokan Surya.Bagaimana tidak, tempat ini sangatlah asing, tersembunyi, dan sangat sulit untuk ditemukan.Jika bukan karena peta yang diserahkan kepada Rawai Tingkis, maka mustahil bagi mereka untuk menemukan tempat tersebut.Seingat Danur Jaya, mereka menyeberangi 9 sungai besar, 9 pegunungan, dan entah berapa ratus kota.Namun wajarlah saja, karena tempat ini berada di dalam gunung. Sebuah gunung yang tidak berkawah, dimana puncak dari gunung itu menjulang ke langit, tertutup awan putih.Untuk masuk ke dalam gunung tersebut, mereka harus mencari pintu rahasia.Setengah hari lamanya, pintu rahasia akhirnya berhasil di temukan, setelah Rawai Tingkis menjulurkan lidah karena kelaparan dan kehausan.Koin perunggu dikeluarkan dari dalam saku baju, k
Kini Rawai Tingkis berada di tingkat perunggu, dia diletakan di arah timur dari kota tersembunyi ini, alias Padepokan Surya.Jangan salah, meskipun mereka di dalam gunung, tapi … tidak sama dengan sebuah goa raksasa.Matahari masih akan terlihat selama tiga jam setiap harinya, kala pukul 11 sampai pukul 2 siang.Jika dari atas awan, tempat ini akan terlihat di dalam kawah sebuah gunung raksasa, dimana tidak ada cairan belerang ataupun kawah berapi di dalam gunung itu, melainkan digantikan dengan sebuah kota.Namun, karena posisi puncak gunung selalu diselimuti oleh awan gelap, maka seolah gunung itu masih aktif.Tempat ini didesain oleh arsitektur terbaik yang dimiliki oleh dunia ini, menjadikan tempat itu aman dari genangan air yang menghujaninya.Tidak akan mungkin ada orang yang menemukan tempat ini, kecuali mereka memiliki alat untuk terbang ke angkasa, sayangnya di era ini alat semacam itu mustahil ditemukan.Selain itu, anggota Padepokan Surya tidak mungkin keluar dari tempat in
Setelah memahami tiga jenis tenaga dalam, maka hal yang harus dipahami oleh Rawai Tingkis adalah unsur atau elemen dasar yang harus diolah oleh dirinya.Tidak harus menguasai 6 unsur sekaligus, tapi jika bisa mengolahnya secara bersamaan tentu saja itu sangat bagus.Di sini anggota lebih senang dengan unsur api, angin dan juga air, karena ke tiga unsur itu lebih muda digunakan sebagai unsur penyerangan.Cukup sedikit yang mengolah” unsur tanah, logam bahkan unsur kayu. Padahalan ke tiga unsur ini juga sangat hebat jika bisa dibangkitkan oleh mereka.“Jadi unsur apa yang harus kubangkitkan?” tanya Rawai Tingkis.“Sebelum itu, apa kau tahu siapa sosok roh suci di dalam tubuhmu?”“Singa Emas.” Rawai Tingkis kemudia menjelaskan dengan ekspresinya bentuk dari wajah, tubuh dan prangai Singa Emas, yang jelas saja membuat Singa Emas membentak dirinya.“Kau pikir bisa mengendalikanku, aku tidak akan membiarkan hal tersebut …aku akan menguasai tubuhmu, dan menuntut balas …”Namun semua ucapan
Di tempat lainnya, Putri Intan Kumala sedang melakukan tapa berata. Tentu saja dibandingkan Rawai Tingkis gadis ini sudah lebih dahulu melakukan ritual tersebut.Melihat gadis itu, Langit Hitam merasa cucunya memiliki bakat menjadi petarung yang sangat kuat kala dia dewasa nanti.“Aku harus menjadi lebih kuat, lebih kuat lagi …aku tidak ingin menjadi beban siapapun, jika tiba saatnya nanti, aku akan berada di sampingnya …”Di sampingnya? Orang yang dimaksud oleh Putri Intan Kumala adalah Rawai Tingkis. Ah, mungkin dari dua gadis yang lain, Putri Intan Kumala adalah gadis yang paling menyukai Rawai Tingkis.Berbeda dengan Putri Selasih Ayu yang berhutang budi dengan Rawai Tingkis, sebaliknya Rawai Tingkis berhutang budi terhadap Putri Intan Kumala.Langit Hitam memperkirakan Putri Intan Kumala akan selesai melakukan ritual tapa berata atau membangkitkan tenaga dalamnya dalam waktu satu tahun saja.Dalam waktu 40 hari setiap anggota yang melakukan tapa berata akan diminta untuk beristir
Kala pertarungan itu terjadi, bentuk roh suci hampir sama dengan bentuk tubuh Rawai Tingkis, hanya saja kepalanya berbentuk singa.Dia melakukan apapun yang dilakukan oleh Rawai Tingkis, menirus semua teknik bertarung Rawai Tingkis, bahkan tingkah laku dan cara dia berbicara begitu mirip dengan Rawai Tingkis.Perbedaanya, Singa Emas memiliki kekuatan jauh lebih tinggi dibandingkan Rawai Tingkis.Ini yang membuat Rawai Tingkis kesulitan untuk menjinakan mahluk tersebut.Pertarungan yang membuat Rawai Tingkis harus mengeluarkan seluruh potensinya untuk mengalahkan mahluk tersebut.Namun …sombongnya Roh Suci memang wajar, sebab semua serangan Rawai Tingkis tidak bisa melukai tubuhnya.Sayangnya, Singa Emas mampu melukai Rawai Tingkis sampai beberapa bagian tubuhnya mengalami luka cakar yang dalam.Seperti saat ini, Rawai Tingkis jatuh hampir berlutut di hadapan Singa Emas saat cakar menembus perutnya.Darahnya keluar begitu banyak, Rawai Tingkis muntah darah, dan hampir saja dia terhuyun