Kala pertarungan itu terjadi, bentuk roh suci hampir sama dengan bentuk tubuh Rawai Tingkis, hanya saja kepalanya berbentuk singa.Dia melakukan apapun yang dilakukan oleh Rawai Tingkis, menirus semua teknik bertarung Rawai Tingkis, bahkan tingkah laku dan cara dia berbicara begitu mirip dengan Rawai Tingkis.Perbedaanya, Singa Emas memiliki kekuatan jauh lebih tinggi dibandingkan Rawai Tingkis.Ini yang membuat Rawai Tingkis kesulitan untuk menjinakan mahluk tersebut.Pertarungan yang membuat Rawai Tingkis harus mengeluarkan seluruh potensinya untuk mengalahkan mahluk tersebut.Namun …sombongnya Roh Suci memang wajar, sebab semua serangan Rawai Tingkis tidak bisa melukai tubuhnya.Sayangnya, Singa Emas mampu melukai Rawai Tingkis sampai beberapa bagian tubuhnya mengalami luka cakar yang dalam.Seperti saat ini, Rawai Tingkis jatuh hampir berlutut di hadapan Singa Emas saat cakar menembus perutnya.Darahnya keluar begitu banyak, Rawai Tingkis muntah darah, dan hampir saja dia terhuyun
Di alam bawah sadar.Saat ini Rawai Tingkis diselimuti oleh energi kuat, yang membuat tubuh remaja itu seolah dikelilingi cangkang telur transaparan.Terkejut luar biasa Singa Emas melihat kekuatan Rawai Tingkis ini, dia mundur beberapa langkah ke belakang dengan wajah yang sedikit tegang.“Aku tidak akan menyerah!” ucap Rawai Tingkis, mengulang kalimat yang sama setiap waktunya.Secara perlahan, dia menciptakan sebilah pedang di tangan kanannya.Wush.Rawai Tingkis menderu cepat ke arah lawan, dengan kecepatan yang mengejutkan Singa Emas.Dalam beberapa detik kemudian, dia telah melewati tubuh Singa Emas.“Agkkkk!” Singa Emas menjerit saat ini, saat tepat di tengah dadanya ada sebaris panjang luka oleh pedang.Ini adalah luka pertama yang diterima oleh Singa Emas, cukup parah.Namun ini bukan yang terakhir, Rawai Tingkis melaju cepat lagi, melakukan tebasan pedang ke tubuh Singa Emas.Dalam beberapa saat kemudian, tubuh Singa Emas telah dipenuhi oleh banyak luka sayatan.Darah kelua
Mungkin Singa Emas mengira Naga Kecil ingin megganti posisinya, tapi kehadiran naga kecil ini, dengan tujuan menyelamatkan Rawai Tingkis.‘Kekuatanku mungkin tidak seberapa dibandingkan denganmu, tapi …’ naga kecil itu malah tersenyum saat ini, senyum yang cantik untuk mahluk naga seperti dirinya, ‘bagaimana kau mengalahkan kami berdua?’Setelah berkata seperti itu, Naga Kecil yang telah berubah besar langsung menyerang Singa Emas lebih dahulu, kemudian di iringin oleh Rawai Tingkis di belakangnya.Mereka menyerang Singa Emas silih berganti, melakukan tebasan, melakukan kibasan ekor.Cakar naga membawa tubuh Singa Emas terbang tinggi, lalu membantingnya ke tanah dengan keras.Hutan itu bergemuruh saat ini, banyak pohon yang terhempas olehnya, tapi serangan ini belum berakhir.Setelah Naga itu selesai menyerah, Rawai Tingkis melakukan tebasan yang sangat kuat. Luka parah di tengah dada Singa Emas kini mengeluarkan darah segara.Sayangnya, ketika dia ingin menyembuhkan luka tersebut, N
Setelah beberapa hari berlalu, Rawai Tingkis mulai berangsur-angsur pulih. Tidak makan selama 5 tahun tentu akan membuat tubuh pisiknya terasa lemah sekali, bahkan meskipun memiliki energi roh suci, tetap saja tubuhnya terasa sangat lemah.Setelah tubuhnya di bersihkan, diberi pakaian dan rambutnya di potong rapi.Rawai Tingkis kemudian mendapatkan perawatan dari beberapa tabib, setelah itu di bawa ke ruang kerja Ki Langit Hitam.Mereka terlibat percakapan panjang lebar, yang tidak diketahui oleh orang lain.Setelah hari itu, Rawai Tingkis menjalani hari hari seperti biasanya. Tidak ada latihan yang dilakukan oleh Rawai Tingkis, tidak pula ada pelatih yang mendekatinya.Aneh sekali, kenapa orang lain berlatih sementara dirinya dibiarkan begitu saja.Rawai Tingkis berjalan di beberapa tempat, melihat orang sedang berlatih pedang, berlatih panah dan berlatih banyak senjata.Rata-rata orang yang melakukan latihan tersebut, telah memiliki tenaga dalam, dan saat ini tugas mereka adalah ber
Rawai Tingkis menanyakan Danur Jaya, tapi rupanya pemuda itu sedang mengerjakan sebuah misi rahasia. Misi ini hanya bisa dilakukan oleh beberapa anggota yang berada di tingkat emas, jadi kemungkinan kembali ke Padepokan masih dua atau tiga minggu lagi.Biasanya, satu misi yang dilakukan oleh anggota memakan waktu satu bulan bahkan dua bulan lamanya.Tergantung dari tingkat kesulitan misi tersebut.“Ki Sundur Langit, berikan misi untuku!” Rawai Tingkis penasaran dengan kondisi dunia saat ini, bagaimana keadaan Indra Pura atau pula beberapa kerajaan yang lain.“Karena kau merupakan anggota perunggu, aku akan memberikan misi tingkat rendah.”“Hemmm …kenapa tidak misi yang sulit?”“Danur Jaya memberikan informasi mengenaimu, termasuk dengan buta arah yang menjadi penyakitmu, jadi aku tidak akan memberikan misi yang sulit.”“Kau bisa mengutus satu orang sebagai petunjuk arah,” timpal Rawai Tingkis.“Hemm sayang sekali, semua anggota sedang melakukan misi, sementara yang lainnya masih melak
Selama beberapa hari di tempat itu, Rawai Tingkis tidak mendapatkan satupun binatang buas yang masuk ke desa ini.Apa yang terjadi? Banyak warga desa merasa sangat aneh keganjilan ini. Biasanya, setiap malam dapat dipastikan akan ada satu atau dua ekor hewan ternak mereka yang raib oleh binatang buas.Namun telah tiga hari lamanya, Rawai Tingkis di tempat ini, tidak ada satupun binatang buas yang mendekati desa.Dia telah susah payah membuat jerat di berbagai titik yang diyakini sebagai jalan masuk binatang tersebut, dia bahkan rela bertahan di malam hari hanya untuk memastikan desa tidak kecolongan.Sayangnya, sampai saat ini semua yang sudah dibangun dengan susah payah, tidak membuahkan hasil.“Jika seperti ini, aku tidak akan mendapatkan nilai kontribusi,” ucap Rawai Tingkis, “Paling tidak aku harus menangkap satu atau dua harimau sebagai barang bukti.”Tepat lima hari lamanya, Kepala Desa akhirnya mendekati Rawai Tingkis, membicarakan masalah binatang buas ini.Karena tidak pernah
“Aku akan …” Rawai Tingkis tidak melanjutkan ucapannya, dia hanya mengangakat pedang ke arah langit, tampak seperti akan menebas pria tua tersebut.“Aku akan mengaku …” Pria itu langsung berlutut di hadapan Rawai Tingkis, membeberkan rencana yang akan dia lakukan terhadap desa kecil tesebut.“Dua tahun terakhir aku mendengar ….” Pria itu memulai ceritanya dengan nada bergetar dan sedikit serak.Rupanya dia adalah sang pawang binatang buas. Dia bekerja di sebuah sirkus berjalan yang diadakan setiap hari minggu.Namun dua tahun lalu, anggota sirkus dihancurkan oleh sekelompok orang tak dikenali, mereka merampas harta dan semua barang berharga.Begitu kejamnya kelompok tersebut, sampai-sampai tega membunuh teman-teman pria tua itu.Nasib beruntung dia masih selamat.Setelah seluruh anggotanya mati, pria itu hidup tekatung-katung di jalanan. Menjadi pengemis, pencuri kecil, bahkan tidak jarang menjadi pekerja paruh waktu hanya untuk sesuap nasi.Sebagi orang yang sudah tua, tentu saja ten
Di tepat lain.Terdengar suara puluhan orang melompat dari satu pohon ke pohon lain. Orang-orang ini mengenakan pakaian yang serupa, dengan Lambang Penjaga Dunia.Sebagian dari mereka menggunakan golok yang tiada lagi bersarung, sementara yang lainnya terus melepaskan anak panah ke depan.“Pergilah Danur Jaya!” seorang pemuda berteriak keras, lalu menghadap ke belakang, “Aku akan menahan mereka di sini!”“Tidak, kita harus kembali-““Hentikan! Satria Penjaga Dunia begitu banyak, tidak mungkin kita bisa selamat dari mereka! Pergilah!”Rupanya ada banyak satria suci dari Penjaga Dunia sedang mengejar Danur Jaya dan satu temannya.Awalnya, ada lebih dari 5 orang teman Danur Jaya yang ditugaskan untuk menjalankan sebuah misi berkaitan dengan Penjaga Dunia.Mereka diminta untuk menghentikan barang yang dikirim dari Penjaga Dunia ke Benua Sundaland. Jangan tanyakan barang apa yang mereka bawa, lima peti besar mutiara emas.Setiap negara akan membeli satu peti mutiara emas.Pengiriman Mutiar