Home / CEO / Skandal Panas Sang CEO / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of Skandal Panas Sang CEO: Chapter 71 - Chapter 80

231 Chapters

Tidak Bisa Disamakan

Senyum dari sudut bibir pria itu tersungging dengan jelas di depan mata kepala Vania. Hal yang selama ini sudah biasa dilakoninya, kini terjadi lagi di depan mata. Akan tetapi, jelas Vania sadar di mana dia sekarang dan datang bersama siapa. Dia lebih tidak ingin lagi jika Ramon marah padanya karena berhubungan dengan orang lain.“Ternyata, kau sangat pandai, Sayang. Aku yakin, kita bisa saling menguntungkan jika bekerja sama nanti,” ucap pria yang belakangan diketahui bernama Thomas. Adik kandung dari Tommy – pemilik perusahaan yang didatangi Vania bersama Ramon saat ini.“Tentu. Aku hanya mencari di mana keuntungan dan nasib baik berpihak padaku,” sahut Vania dengan senyum yang menggoda dan menawan.“Kalau begitu, kau bisa menemui aku malam ini?”“Malam ini? Sepertinya aku tidak bisa, karena aku sudah lebih dulu membuat janji dengan bos ku untuk sore ini. Kau tahu bukan, sore itu sangat panjang.”Vania berkata sembari menggeluskan lagi tangannya pada benjolan di balik celana kain be
Read more

Tontonan Panas?

Mendengar ucapan Ramon itu, jujur saja hati Vania merasa sakit. Dia tidak suka dibandingkan dengan wanita lain, apalagi dengan Vero seperti yang baru saja dikatakan oleh Ramon padanya. Namun, mana mungkin Vania berani membantah atau melakukan protes pada Ramon.“Aku juga tidak berpikir bisa menyaingi dia di hatimu, Tuan Muda.” Vania jelas mengatakan itu dengan penuh penekanan.“Bagus kalau kau tahu itu! Dan sebaiknya, cukup kau saja yang tahu kalau kau masih tetap ingin aman di sisiku!” balas Ramon dengan nada yang jelas terdengar seperti sebuah ancaman.“Tentu, dengan senang hati, Tuan Muda.”“Aku harus bertemu dengan Tommy sekarang. Kau bawa semua bahan persentase yang dibutuhkan dan ikuti aku. Jangan sampai kau tersesat karena kantor ini pasti belum pernah kau masuki sebelumnya.”“Baik, Tuan Muda.”Vania mengemasi semua yang tadi dia bawah dan memeluknya di depan dada. Sebagian lagi di dalam tas yang juga dia sandang dan tentu saja dia mengikuti langkah Ramon yang berjalan di depan
Read more

Berbalas

Melihat apa yang sekarang ada di depan layar itu, mata Ramon memanas dan spontan dia menggebrak meja. Di sana jelas diperlihatkan bagaimana dia sedang menghujamkan kejantanannya pada seorang wanita. Dia adalah wanita yang kini tidak lagi duduk di sampingnya.“Matikan itu sekarang juga!” titah Ramon dengan nada membunuh.“Ckckck ... kenapa kau begitu emosi, Tuan Ramon? Sepertinya, kau tidak suka menonton film panas seperti ini!” seru Thomas yang sengaja memprovokasi Ramon.“Aku bilang cepat matikan itu! Atau aku tidak akan segan-segan membuat kalian semua dalam masalah!” ancam Ramon pula dengan penuh penekanan.“Kenapa aku harus menuruti kata-katamu itu, Tuan Ramon? Aku di tempatku dan aku memutar film yang aku beli dari seseorang. Jadi, apa masalanya?” tanya Tommy yang kali ini tidak bisa diam lagi.“Jadi, ini maksud kalian berkumpul dan membuat pertemuan hari ini? Aku pikir, seorang CEO Tom’s Kebab adalah seorang pria dewasa yang tidak suka bermain picik. Tapi, ternyata kau hanya seo
Read more

Apa Kau Mau Ikut Menonton?

Pekikan Thomas semakin membuat Tommy menjadi sangat penasaran dengan hal itu. Tidak pernah sebelumnya Thomas terlihat begitu takut pada seseorang, apalagi itu hanyalah seorang rekan bisnisnya saja.“Silakan putar, karena aku ingin melihatnya.” Tommy berkata dengan suara yang dalam dan terdengar begitu mencekam.Thomas menggeleng ke arah Ramon dengan raut penuh permohonan dan seperti menghiba. Dia tidak bisa membayangkan jika Ramon benar-benar memutar video itu dan kemudian membuatnya terlihat oleh semua orang yang ada di sini, terutama oleh Ramon.“Aku mohon jangan lakukan itu. Aku bisa malu, Kak!” pinta Thomas pada Tommy dengan nada memohon.“Kenapa kau harus malu, kalau itu memang hanya permainanmu dengan wanita bayaran atau wanita panggilan? Biasanya kau tidak pernah sepecundang ini, Thom!” ungkap Tommy pada Thomas dengan nada heran dan sedikit curiga.“Tapi ... i-ini ceritanya beda. Ada hal yang tidak boleh diketahui oleh publik saat ini, Kak. Aku berjanji akan memberitahumu nanti
Read more

Pengakuan dan Pembuktian

“Jangan lancang kau, Tuan Ramon!” hardik Tommy dengan suara yang dalam dan terkesan sangat marah.Dia jelas tidak suka mendengar seorang pria berbicara terlalu lancang seperti itu kepada istrinya. Tommy sangat memanjakan istrinya itu dan terlalu percaya pada wanita yang sudah memberikannya seorang anak perempuan berusia tiga tahunan.“Aku hanya bercanda, Tuan Tommy. Kenapa kau sangat marah?” tanya Ramon dengan suara yang hampir saja menyerupai tawa.“Aku tidak suka berbaur dengan pria berotak mesum dan juga tidak punya sopan santun sepertimu,” ucap Jenny dengan suara yang tegas dan tatapan mata yang nyalang.“Aku berotak mesum? Mungkin, kita bisa melihat siapa yang lebih mesum,” kata Ramon dan bersiap menekan layar ponsel di tangannya.“Tidak. Tolong jangan lakukan itu! A-aku tidak bisa membuat diriku malu di sini. Di depan orang banyak seperti ini, kau tidak bisa membuat harga diri seorang wanita hancur dan tercemar!” ungkap Jenny yang langsung panik dan juga memohon kepada Ramon.Ha
Read more

Dokter Steve

Di rumah sakit, Vero masih belum sadarkan diri meski sudah semalaman Rayhan menjaganya di sana. Alesha dan Catrine juga tidak meninggalkan rumah sakit itu dan mereka sudah pasrah jika harus berhenti bekerja. Apalagi, bagi Catrine sudah tidak ada gunanya lagi bekerja di sana. Dia sudah terlalu kecewa pada tunangannya itu dan tak mau lagi bertemu.“Sudah semalaman dan sekarang sudah siang, tapi dia masih belum bangun. Menurutmu, apa yang mungkin terjadi pada Vero? Aku sangat takut, Catrine!” ucap Alesha dengan suara bergetar kepada Catrine.“Aku masih tetap berdoa dan berharap kalau dia akan baik-baik saja, Sayang.” Catrine berkata dengan suara yang pelan.Terus terang saja, dia juga sangat lelah sejak kemarin mengalami hal yang tidak terbayangkan dalam hidupnya itu. Saat ini, Catrine sudah sangat lelah hati dan juga lelah pikiran. Apalagi badannya yang juga lelah karena kurang istirahat sejak kejadian kecelakaan Vero kemarin.“Iya. Aku juga berharap dan berdoa seperti itu tentunya. Kau
Read more

Berdegup Kencang

“Apa Vero benar-benar sudah sadar? Bagaimana keadaannya saat ini? Apa Rayhan mengatakan sesuatu padamu?” tanya Catrine beruntun pada Alesha.Gadis yang diberondongi dengan banyak pertanyaan itu menatap sahabatnya dengan sangat heran. Dia seperti tidak mengerti sama sekali dengan yang ditanyakan oleh Catrine. Namun, belum sempat dia menjawah pertanyaan Catrine, seorang dokter muda datang dengan langkah tergesa-gesa dan langsung masuk ke dalam ruangan Vero.“Apa terjadi sesuatu pada Vero? Apa benar dia sudah sadar? Kenapa dokter itu masuk dengan tergesa gesa ke dalam ruangan Vero? Apa mungkin terjadi hal yang buruk pada Vero?”Kali ini gantian Alesha yang melempar pertanyaan bertubi-tubi pada Catrine. Akan tetapi, tentu saja Catrine tidak tahu harus menjawab apa karena dia juga merasa butuh jawaban dari Alesha yang dari tadi standby menunggu di depan ruangan perawatan Vero.“Aku tidak tahu tentang itu dan aku sama sekali belum mendapatkan info apapun dari dalam sana,” ucap Alesha yang k
Read more

Ada Aku di Sini!

Catrine dan Alesha saling berpandangan dengan senyum yang menggoda. Vero yang diberikan kata-kata manis seperti itu, tapi mereka berdua yang terbawa perasaan dan langsung merasa senang. Tentu saja itu semua karena mereka ikut bahagia dengan yang diterima oleh temannya itu.“Ehem ... apa kau tidak berbunga-bunga mendengar ucapan suamimu itu, Sayang?” tanya Alesha pada Vero dan saat ini wajah pucat Vero tampak bersemu merah muda.Ekor mata Rayhan tentu saja juga menangkap perubahan rona wajah wanita yang dicintainya itu. Namun, Rayhan tidak sebegitu senang karena dia tahu sampai saat ini di dalam hati Vero masih ada Ramon – kakak tirinya itu. Rayhan tidak bisa dan tidak ingin egois karena memang Ramon lah yang pertama hadir dalam hidup dan hati Vero.Dia hanyalah seorang figuran yang kini datang menyelematkan Vero secara suka rela karena tidak ingin melihat wanita itu terluka lebih dalam. Rayhan tentu tahu jika Ramon selalu mencari keberadaan Vero. Dia sudah yakin jika kakaknya itu meny
Read more

Skandal Tersebar

“Akhirnya, semua terungkap jelas juga bukan? Kau memang ada main dengannya selama ini. Ternyata, kalian sangat pandai berakting!”“Diamlah! Aku ingin ketenangan.”“Seharusnya aku yang berkata seperti itu. Aku sedang mengandung anakmu, Ramon!”“Lalu, apa masalahnya denganku? Yang hamil kau, bukan aku!” bentak Ramon yang membuat Miana terkejut.Pertengkaran dua orang yang berstatus suami istri itu terjadi di dalam kamar pribadi. Ramon pulang ke rumah dengan perasaan yang kesal dan tidak menentu, karena berita sudah menyebar tentang skandal Ramon dan Veronica itu.Entah siapa yang sudah menyebarkan video itu ke publik dan skandal yang selama ini tidak pernah diketahui oleh orang lain. Padahal, semua sudah selesai saat masih di perusahaan Tommy tadi. Ramon mengamuk kepada Tommy dan dia bersumpah bahwa tidak pernah menyebarkan video syur itu ke publik. Begitu pula dengan Thomas yang sudah bersumpah tidak menyebarkan file yang di tangannya itu ke siapapun.Saat ini, Ramon duduk di sudut sof
Read more

Masa Lalu Alesha

Percakapan Alesha dan Catrine yang jelas sangat abstrak dan candaan biasa itu membuat Vero teringat tentang tawaran dari Ramon untuknya beberapa bulan yang lalu. Akan tetapi, kini semuanya tidak lagi perlu disesali. Bagi Vero, tidak ada masa sekarang dan masa depan tanpa adanya masa lalu. Cukup baginya membawa bayi dalam kandungan itu sebagai bukti dia pernah mencintai Ramon di masa lalunya.Vero yakin, Rayhan sudah menepati janjinya dengan merahasiakan semuanya dari Ramon. Baik itu tentang dirinya yang kini ada bersama Rayhan di negara ini, maupun tentang kehamilan Vero. Vero sangat yakin jika itu adalah anak Ramon, karena terakhir kali mereka melakukannya sebelum malam pernikahan Ramon, pria itu tidak mengenakan pengaman sama sekali.“Sayang ... kau baik-baik saja? Kenapa kau melamun? Apa yang terjadi, hem?” tanya Alesha yang memang lebih keibuan dibandingkan dengan Catrine.“Aku rasa, mungkin Vero merindukan ayah dari bayinya itu,” sahut Catrine dengan maksud bercanda. Yang wanita
Read more
PREV
1
...
678910
...
24
DMCA.com Protection Status