“Akhirnya, semua terungkap jelas juga bukan? Kau memang ada main dengannya selama ini. Ternyata, kalian sangat pandai berakting!”“Diamlah! Aku ingin ketenangan.”“Seharusnya aku yang berkata seperti itu. Aku sedang mengandung anakmu, Ramon!”“Lalu, apa masalahnya denganku? Yang hamil kau, bukan aku!” bentak Ramon yang membuat Miana terkejut.Pertengkaran dua orang yang berstatus suami istri itu terjadi di dalam kamar pribadi. Ramon pulang ke rumah dengan perasaan yang kesal dan tidak menentu, karena berita sudah menyebar tentang skandal Ramon dan Veronica itu.Entah siapa yang sudah menyebarkan video itu ke publik dan skandal yang selama ini tidak pernah diketahui oleh orang lain. Padahal, semua sudah selesai saat masih di perusahaan Tommy tadi. Ramon mengamuk kepada Tommy dan dia bersumpah bahwa tidak pernah menyebarkan video syur itu ke publik. Begitu pula dengan Thomas yang sudah bersumpah tidak menyebarkan file yang di tangannya itu ke siapapun.Saat ini, Ramon duduk di sudut sof
Percakapan Alesha dan Catrine yang jelas sangat abstrak dan candaan biasa itu membuat Vero teringat tentang tawaran dari Ramon untuknya beberapa bulan yang lalu. Akan tetapi, kini semuanya tidak lagi perlu disesali. Bagi Vero, tidak ada masa sekarang dan masa depan tanpa adanya masa lalu. Cukup baginya membawa bayi dalam kandungan itu sebagai bukti dia pernah mencintai Ramon di masa lalunya.Vero yakin, Rayhan sudah menepati janjinya dengan merahasiakan semuanya dari Ramon. Baik itu tentang dirinya yang kini ada bersama Rayhan di negara ini, maupun tentang kehamilan Vero. Vero sangat yakin jika itu adalah anak Ramon, karena terakhir kali mereka melakukannya sebelum malam pernikahan Ramon, pria itu tidak mengenakan pengaman sama sekali.“Sayang ... kau baik-baik saja? Kenapa kau melamun? Apa yang terjadi, hem?” tanya Alesha yang memang lebih keibuan dibandingkan dengan Catrine.“Aku rasa, mungkin Vero merindukan ayah dari bayinya itu,” sahut Catrine dengan maksud bercanda. Yang wanita
“Sayang, tidak ada kehidupan yang lebih baik di awalnya. Jika pun ada, tidak akan selalu baik pada akhirnya. Jadi, jangan pernah merasa dan menganggap bahwa hidupmu yang lebih berat dan juga buruk,” sambung Alesha yang kemudian menggenggam tangan Vero dengan erat.“A-aku ... aku jatuh cinta padanya dan memberikan semua padanya. Aku bahkan rela menjadi kekasih rahasianya. Tidak! Itu bukan kekasih namanya, karena aku dan dia hanya sebatas rekan ranjang,” jelas Vero pada akhirnya kepada Alesha dan Catrine.“Tidak masalah dengan itu, Sayang. Banyak yang menjalani kehidupan seperti itu, apalagi jika kau dan dia adalah pasangan di tempat kerja,” ucap Catrine lembut.“Seperti si brengsek itu!” lanjutnya saat teringat pada tunangan yang baru saja kepergok selingkuh dengan sekretaris pribadi.“Dia memintaku untuk jadi istri pertamanya dan kemudian dia menikah dengan istrinya sekarang. Aku menolak, karena aku tidak ingin selamanya hidup sebagai wanita yang disembunyikan. Aku juga ingin hidup be
“Kenapa kau bisa berpikir seperti itu? Apakah aku adalah pria yang seperti itu menurutmu?” tanya Rayhan yang baru saja masuk ke dalam ruangan dengan membawa banyak box makanan di kedua tangannya.“Ray-Rayhan ...,” ucap Vero tergugu ketika menyadari bahwa ucapannya tadi didengar oleh Rayhan.Dia tampak gugup dan sangat tidak enak hati saat Rayhan berjalan perlahan mendekati ranjangnya. Sementara Alesha dan Catrine memberikan ruang untuk Rayhan agar bisa duduk di sebelah Vero. Mereka sangat pengertian dan bisa melihat jika ternyata Rayhan memang sangat mencintai Vero. Mana ada seorang pria yang rela berkorban banyak untuk seorang wanita kalau dia tidak mencintainya. Begitu pula dengan yang Rayhan lakukan kepada Vero selama ini.“Aku keluar dulu, kalian silakan lanjutkan pembicaraannya,” ucap Alesha dengan sangat pengertian.“Kalau begitu, aku ikut denganmu, Al. Aku juga ada urusan di luar,” kata Catrine yang ikut-ikutan.“Kalian mau ke mana? Apa kalian akan membiarkan makanan ini dingin
“Iya. Aku akan menikahimu dan menjadikanmu sebagai istriku satu-satunya. Menjaga dan melindungi anak kita dengan segenap jiwa dan ragaku,” jawab Rayhan penuh dengan kesungguhan.Vero masih tak bisa berkata-kata saat ini dan bahkan dia merasa kekurangan oksigen untuk bisa bernapas dengan baik. Dia masih tidak bisa percaya dengan jawaban dari Rayhan padanya itu. Akan tetapi, Catrine dan Alesha justru senyum-senyum saja melihat kegugupan Vero di depan Rayhan.“Sudahlah, terima saja. Kenapa kau masih meragukan cintanya? Bukan kah selama ini, dia yang selalu ada untukmu?” tanya Alesha lembut kepada Vero.“A-aku takut dan ragu,” jawab Vero yang mengalihkan pandangannya pada selimut biru di atas perut.“Ragu kenapa? Apa lagi yang perlu aku buktikan? Kau masih terima karena usia kita berbeda? Jarak umur kita tidak terlalu jauh, Vero!” tegas Rayhan kepada Vero.“Bukan. Bukan masalah umur yang memang terpaut antara kita,” ucap Vero membantah.“Lalu, tentang apa?”Vero kembali diam dan tak ingin
Vero begitu menikmati cumbuan dari Rayhan dan hal itu tentu saja membuatnya tidak bisa memikirkan hal lain lagi. Wanita yang tengah mengandung lima bulan itu bahkan lupa masih ada Alesha dan juga Catrine di antara dirinya dan Rayhan. Namun, setelah beberapa saat dia tersadar dan kemudian matanya melotot.Gerakan reflek dari Vero adalah mendorong tubuh Rayhan menjauh dari tubuhnya. Dia mengedip ngedipkan matanya dan kemudian memerah menahan rasa malu. Wajahnya yang tadi pucat, kini sudah tampak lebih bersinar.“Kenapa cepat sekali? Aku masih mau,” rengek Rayhan dengan gaya yang sangat manja. Seperti seorang pria yang tengah merayu kekasihnya.“Apanya yang masih mau? Kau membuatku malu di depan dua sahabatku!” ucap Vero dengan nada geram tapi malu-malu kucing.“Andai saja mereka tidak ada, tentu saja kita akan melanjutkan cumbuan itu. Benar bukan?” tanya Rayhan lagi dengan menaikkan alisnya.Bingung, ragu, dan juga bimbang yang kini dirasakan oleh Vero seperti sebuah hal yang tak bisa d
Dua sahabat Vero sudah pulang setelah merasa kenyang karena disuguhkan makanan lezat dari restoran ternama dan terkenal di dunia. Rayhan tidak main-main dalam memberikan makanan untuk Vero dan teman-temannya. Namun, tentu saja bukan itu yang menjadi alasan utama mereka berdua pulang ke rumah.Rayhan dan Vero sudah meyakinkan dua wanita itu dengan sangat baik bahwa Vero sudah aman terkendali. Rayhan yang berjanji pada Catrine dan Alesha bahwa dia akan menjaga Vero selama dua sahabatnya itu tidak ada.“Aku merasa kasihan pada Alesha dan Catrine. Mereka menungguku sadar semalaman sampai saat ini, bahkan mereka tidak pulang untuk mandi dan berganti pakaian sama sekali,” ungkap Vero dengan rasa sedih yang menggebu di dalam hatinya.“Ya. Mereka benar-benar sahabat sejatimu dan mereka adalah orang-orang yang ada saat kau dalam kesulitan,” ucap Rayhan dengan senyum tipis.“Aku tidak pernah menemukan sahabat sebaik mereka. Jadi, itu sebabnya aku tidak ingin kehilangan mereka.”“Mereka berdua t
Tidak ada yang bisa mengubah keadaan dan pendapat orang lain tentu saja. Hal itu juga berlaku pada skandal yang sudah tiga bulan lalu terkuak ke permukaan publik. Mungkin, karena Ramon adalah orang yang besar dan berkuasa, jadi rumor tentang perselingkuhannya dengan Vero itu tidak mudah padam dan hilang dari peredaran. Walaupun, semua link yang terhubung pada video itu tidak lagi bisa diakses sejak lama.Akibat skandal yang terbongkar antara CEO dan sekretarisnya itu, hubungan Ramon dan Miana dikabarkan tidak lagi harmonis. Selama ini mereka hanya harmonis di depan kamera demi menjaga nama baik dua keluarga dan perusahaan mereka.Di negara yang berbeda, tentu saja tidak ada yang mengenal Veronica sebagai mantan sekretaris Ramon yang skandalnya sudah terbongkar. Apalagi, Vero sama sekali tidak pernah pergi jauh dari rumah tempatnya tinggal bersama Rayhan.“Ray, sepertinya perutku sakit sekali. Kau bisa mengantarkan aku ke rumah sakit?” tanya Vero yang baru saja turun dari tangga dan me
Saat Alesha dan Petrus masuk ke ruang tengah rumah mewah itu, mereka melihat pemandangan yang sudah lama tidak terlihat di sana. Rayhan dan Vero bermesraan sambil menuruni anak tangga. Bersenda gurau layaknya pengantin baru yang masih hangat dalam memadu cinta.“sayang, apa kau lihat itu?” tanya Alesha pada Petrus dengan suara berbisik ke Alesha.“Tentu saja, Sayang. Penglihatanku masih sangat bagus untuk wanita seusia diriku.” Alesha menjawab dengan suara yang tak kalah halusnya lagi.“Kalau begitu, apa menurutmu kita akan tetap ke sana?”“Menurutku itu bukanlah pertanyaan yang harus dijawab, Sayang.”“Kalau begitu, mari kita kembali lagi ke rumah.”“Baiklah, Sayang.”Pasangan yang harmonis dan tampak awet muda itu pun berniat untuk berbalik kembali ke rumah mereka. Sejatinya, mereka tidak ingin mengganggu pasangan yang sedang di mabuk cinta untuk kedua kalinya itu. Meski usia mereka sudah tidak lagi muda, tapi semangat cinta jelas tampak masih sangat membara.Tanpa keduanya sangka,
Rayhan dan Vero menghabiskan waktu sekitar satu jam di dalam kamar untuk melepaskan kerinduan belasan tahun yang mereka tahan dan pendam. Tentu saja tidak satu pun dari orang yang ada di rumah itu berani mengganggu keduanya. Mereka tentu mengerti apa yang terjadi di dalam kamar pengantin baru itu.Di pavilliun tempat Alesha dan Petrus selama ini tinggal dan mengawasi William juga Vero selama Rayhan tidak ada bersama mereka.“Sayang, apa yang terjadi sebenarnya? Ke mana selama ini Rayhan pergi? Apa kau sungguh-sungguh tidak tahu ke mana dia pergi dan menghilang?” tanya Alesha dengan tatapan serius pada suaminya.“Aku benar-benar tidak tahu, Sayang. Apa kau tidak percaya padaku?”Rayhan justru balik bertanya setelah menjawab pertanyaan Alesha. Dia tidak menyangka jika itu adalah pertanyaan yang akan pertama dipertanyakan oleh Alesha saat mereka sampai di rumah.Meskipun begitu, tetap saja Petrus tidak bisa menyalahkan istrinya. Dia justru merasa bangga kepada Alesha. Setelah sekian lama
“Apa yang kau lakukan di sini, Sayang?”Pria yang sedang mengamati Rayhan dan Vero dari kejauhan itu pun terkejut mendengar suara wanita di dekatnya. Satu tangan juga terasa menyentuh pundaknya dengan sangat lembut. Pria itu tak lain adalah orang kepercayaan Rayhan yang tidak ingin lagi terjadi apa-apa pada majikannya yang baru saja kembali setelah belasan tahun pergi.“Sayang! Kau mengejutkanku,” kata Petrus pada istrinya – Alesha.“Kenapa kau harus terkejut? Memangnya, apa yang sedang kau lakukan di sini?” tanya Alesha dengan kening berkerut.“Aku sedang menjaga tuan muda dan istrinya, Sayang.”“Apa yang terjadi pada mereka? Di mana mereka sekarang?” tanya Alesha yang justru menjadi cemas.“Mereka ada di dalam mobil. Sepertinya, suasana sedang tidak bersahabat jika kita berada di sekitar mereka,” jawab Petrus yang sudah melihat dengan jelas semua hal yang terjadi di dalam aula tadi.“Aku mengerti, Sayang. Tentu saja kita tidak boleh mengganggu sepasang pengantin baru itu,” kata Ales
Rayhan tidak menyangka jika ternyata reaksi Vero akan seperti itu. Tadinya, dia sudah merasa bahagia karena akhirnya bisa kembali dan berkumpul lagi bersama Vero dan juga William. Namun, karena percakapannya bersama William barusan, ternyata Vero langsung marah.“Dad, tidak apa-apa. Aku sangat mengenal mami dan aku tahu dia hanya sedang syok saja. Sebaiknya, kita biarkan mami sendiri dulu,” jelas William kepada Rayhan dengan santai.“Tidak, Nak. Aku yang lebih mengenal mami-mu itu terlebih dahulu sebelum kau. Aku akan pulang bersamanya.” Rayhan membantah saran dari William.“Daddy benar juga. Tentu saja Daddy yang lebih mengenal mami dari pada aku, karena aku baru ada setelah kalian bersama.” William tersenyum menggoda pada ayahnya itu.Rayhan yang masih saja tampan seperti dulu, menyaingi ketampanan putra semata wayangnya dan jelas mencuri perhatian semua orang yang ada di sana. Apalagi, ketika tadi nama Vero dan Rayhan dipanggil untuk menemani William ke atas panggung, semua orang m
“Bolehkah aku bertanya padamu, Sayang?” tanya Rayhan dengan nada serius.“Tentu saja. Apa yang ingin kau tanyakan padaku? Aku akan menjawabnya dengan senang hati,” jawab Vero dengan senyuman yang cerah.Rayhan menggenggam tangan Vero dengan lembut tapi sangat erat. Mereka berdua sedang duduk di kursi undangan dan menyaksikan acara kelulusan putra semata wayang mereka. Tidak ada yang lebih membahagiakan dari pada hari ini bagi Veronica Sweet.Hari ini putranya di wisuda dan itu pertanda bahwa putranya itu benar-benar sudah dewasa. Selain itu, di hari yang istimewa ini pula Rayhan kembali pulang setelah bertahun-tahun hilang tanpa kabar dan membuat Vero terus menunggu dalam ketidak berdayaan bersama dengan harapan-harapan yang tinggi.“Aku hanya ingin tahu, kenapa kau terus menatapku seperti itu sejak tadi.” Rayhan berkata dengan suara setengah berbisik dan membuat Vero tersipu malu pada awalnya.“Kau ingin tahu kenapa?” tanya Vero pula dan Rayhan mengangguk pelan.Sebuah tarikan napas
Mereka sudah sampai di rumah sakit dan langsung mencari keberadaan Petrus dan juga Rayhan. Vero adalah yang paling panik karena Rayhan ternyata tidak ada di sana. Lelaki itu sudah langsung dipindahkan dan diberangkatkan menggunakan jet pribadi ke Amerika.Sementara Petrus sudah melewati masa-masa kritisnya dan hal itu membuat Alesha merasa tenang. Tidak ada yang bisa dia lakukan untuk Vero saat ini selain memberikan penghiburan saja. Petrus juga tidak berani mengatakan di mana alamat Rayhan dirawat di Amerika kepada Vero.“Sayang ... tenang dan sabarlah menunggu. Semoga ada kabar baik tentang Rayhan sebentar lagia dari dokternya,” ucap Alesha yang ingin menghibur Vero dalam hal ini.Sudah tiga hari sejak Petrus sadarkan diri dan masih dirawat dengan intensif di rumah sakit itu. Alesha selalu menemani suaminya itu tanpa henti dan begitu pula Vero yang setiap hari datang ke sana untuk mencari tahu kabar tentang Rayhan.“Aku akan sabar menunggu dan tidak akan bosan datang ke sini untuk b
Tubuh Vero merosot ke lantai aspal saat mendengar yang baru saja dikatakan dan dijelaskan oleh Alesha. Dia sudah keluar dari dalam mobil dan mencoba menenangkan Alesha yang tampak sangat cemas dan juga takut. Akan tetapi, saat ini justru dia lah yang tampak paling terguncang.“Vero, ayo bangun! Ayo kita periksa mereka ke rumah sakit. Aku tidak bisa tenang sampai kau datang. Tadinya, aku ingin pergi terlebih dahulu karena tidak sabar menunggumu. Tapi, aku rasa kita memang harus pergi bersama,” ungkap Alesha pada Vero dengan banjir air mata saat ini.“Katakan padaku bahwa semua ini tidak benar, Al. Katakan sekali lagi bahwa kabar ini semuanya bohong. Dia hanya ingin membuatku merasa bersalah dan kembali padanya. Bukan kah begitu?” tanya Vero pula dengan deraian air mata tak berhenti sejak tadi.Alesha masih berusaha membujuknya untuk berdiri, karena saat ini Vero masih duduk di lantai aspal yang keras. Panasnya aspal itu tidak lagi dirasakan oleh Vero karena pikirannya entah sudah ke ma
Sebenarnya Vero mengetahui semua itu dari mulut Rayhan langsung ketika pria itu mabuk dan pertama kalinya mereka bertemu lagi setelah lima tahun berpisah. Vero tidak punya alasan untuk tidak percaya pada semua yang diucapkan Rayhan pada saat itu.Jadi, dia mengatakan yang sebenarnya kepada William saat ini karena merasa putranya berhak tahu yang sesungguhnya. Tidak ada lagi dusta yang ingin Vero rajut dalam hidupnya saat ini. Terlalu banyak kebohongan dan juga kepalsuan sehingga membuatnya menjadi tidak berdaya.“Sekarang, apa yang terjadi pada ayahku itu?” tanya William setelah beberapa saat mereka saling berdiam diri di dalam kendaraan roda empat itu.“Dia pingsan dan tidak tahu apa yang terjadi selanjutnya. Tapi, dia memang sedang dalam keadaan yang tidak baik sejak kemarin.” Vero menjawab dengan tegas dan juga keyakinan penuh.“Dari mana Mami tahu kalau dia dalam keadaan yang tidak sehat?” tanya William mulai menginterogasi ibunya itu.“Aku merawatnya semalaman, Willy! Aku ada di
“Kau mau ke mana?” tanya Marco dan menghalangi langkah Vero.“Aku ada urusan penting. Untuk sekali ini, aku meminta tolong padamu untuk menjaga William,” jawab Vero yang hatinya sudah semakin hambar kepada lelaki di hadapannya itu.“Aku melarangmu pergi!” seru Marco dengan nada tegas.“Kau tidak berhak melarangku!” balas Vero pula tak kalah tegas.“Tentu saja aku berhak. Itu ada di dalam surat perjanjian kita di nomor delapan. Pihak pertama berhak meminta atau melarang pihak kedua dalam satu hal yang terjadi di kemudian hari,” jelas Marco membacakan lagi isi perjanjian pernikahan yang sudah mereka tanda tangani bersama.Vero terdiam dan tidak bergeming sedikit pun setelah mendengar penjelasan dari Marco itu. Memang benar seperti yang Marco katakan itu dan tidak bisa dipungkirinya lagi. Namun, tetap saja Vero tidak bisa untuk tidak pergi kali ini karena Rayhan dalam bahaya.Dia tidak tahu apa dan bagaimana keadaan pria itu sekarang dan dari nada bicaranya Alesha tadi, jelas Vero menget