Dua sahabat Vero sudah pulang setelah merasa kenyang karena disuguhkan makanan lezat dari restoran ternama dan terkenal di dunia. Rayhan tidak main-main dalam memberikan makanan untuk Vero dan teman-temannya. Namun, tentu saja bukan itu yang menjadi alasan utama mereka berdua pulang ke rumah.Rayhan dan Vero sudah meyakinkan dua wanita itu dengan sangat baik bahwa Vero sudah aman terkendali. Rayhan yang berjanji pada Catrine dan Alesha bahwa dia akan menjaga Vero selama dua sahabatnya itu tidak ada.“Aku merasa kasihan pada Alesha dan Catrine. Mereka menungguku sadar semalaman sampai saat ini, bahkan mereka tidak pulang untuk mandi dan berganti pakaian sama sekali,” ungkap Vero dengan rasa sedih yang menggebu di dalam hatinya.“Ya. Mereka benar-benar sahabat sejatimu dan mereka adalah orang-orang yang ada saat kau dalam kesulitan,” ucap Rayhan dengan senyum tipis.“Aku tidak pernah menemukan sahabat sebaik mereka. Jadi, itu sebabnya aku tidak ingin kehilangan mereka.”“Mereka berdua t
Tidak ada yang bisa mengubah keadaan dan pendapat orang lain tentu saja. Hal itu juga berlaku pada skandal yang sudah tiga bulan lalu terkuak ke permukaan publik. Mungkin, karena Ramon adalah orang yang besar dan berkuasa, jadi rumor tentang perselingkuhannya dengan Vero itu tidak mudah padam dan hilang dari peredaran. Walaupun, semua link yang terhubung pada video itu tidak lagi bisa diakses sejak lama.Akibat skandal yang terbongkar antara CEO dan sekretarisnya itu, hubungan Ramon dan Miana dikabarkan tidak lagi harmonis. Selama ini mereka hanya harmonis di depan kamera demi menjaga nama baik dua keluarga dan perusahaan mereka.Di negara yang berbeda, tentu saja tidak ada yang mengenal Veronica sebagai mantan sekretaris Ramon yang skandalnya sudah terbongkar. Apalagi, Vero sama sekali tidak pernah pergi jauh dari rumah tempatnya tinggal bersama Rayhan.“Ray, sepertinya perutku sakit sekali. Kau bisa mengantarkan aku ke rumah sakit?” tanya Vero yang baru saja turun dari tangga dan me
“Ray! Apa yang terjadi?” tanya Vero dengan nada terkejut sekaligus heran.“Apa yang kau katakan barusan? Ulangi lagi, Nona Sweet!” titah Rayhan dengan hati berbunga-bunga. Dia ingin mendengar Vero mengatakan kalimat yang selalu dinantikannya itu sekali lagi.“Kata yang mana? Aku tidak mengingatnya lagi.”“Jangan bercanda, Nona Sweet. Atau aku akan menciummu di sini sekarang juga,” ancam Rayhan kepada Vero dengan nada serius. Dia tidak terdengar sedang sekedar menggertak saat ini.Vero yang sebenarnya sangat tersanjung mendengar Rayhan memanggilnya dengan sebutan ‘Nona Sweet’ itu berusaha menyembunyikan senyumannya dari Rayhan. Dia tidak ingin kalau Rayhan melihat senyuman bahagianya itu. Selama ini, memang hanya Rayhan saja yang memanggilnya dengan sebutan seperti itu, bahkan sejak pertama kali pria muda itu mengetahui namanya.Sejenak berpikir, Vero mencoba mencari alasan agar tidak lagi mengatakan kalimat yang menurutnya sangat malu kalau dia ulang kembali. Jadi, dia akan sedikit be
“Bagaimana? Apa yang terjadi pada Vero?”“Aku tidak tahu, Al. Aku baru mendapatkan kabar dari Steve bahwa Vero dibawa ke rumah sakit ini untuk melahirkan.”“Apakah Steve tidak mengatakan hal lainnya lagi?”“Tidak ada, karena dia juga sepertinya sangat terburu-buru untuk datang ke sini. Aku bahkan tidak tahu di mana dia sekarang.”Alesha dan Catrine baru saja sampai di Rumah Sakit Kasih Berlian yang menjadi tempat Vero berada sekarang. Rayhan memang membawanya ke rumah sakit ini dan sekarang mereka masih belum tahu apa yang terjadi pada Vero. Saat Catrine menerima telpon dari Steve tadi, dia langsung bergegas menjemput Alesha di apartemennya dan mereka ke sini.“Aku rasa, Steve sudah sampai juga di sini. Tapi, sekarang kita harus mencari kamar bersalin karena Vero pasti ada di sana,” ucap Catrine dengan wajah yang sangat panik.“Kau benar, Beb. Ayo kita masuk dan tanya ke bagian administrasi. Dia pasti punya data lengkap tentang Vero,” ajak Alesha dan keduanya langsung bergandengan tan
Alesha sangat takjub dan juga salut pada sikap jantan yang ditunjukkan oleh Steve kepada Catrine di depan wanita yang berusaha menggodanya. Dia tersenyum puas dan melihat sahabatnya begitu merasa dihargai saat ini dan tentu juga merasa sangat bangga.“Dia bukan hanya kekasihku, Grace. Tapi, dia adalah calon ibu dari anak-anakku nanti,” jawab Steve dengan penuh rasa percaya diri dan kemudian berlalu dari hadapan kekasihnya. Tentu saja meski dengan sedikit syok, Grace tetap mengikuti dokter muda nan mempesona itu dari belakang.Di tempatnya berdiri, Catrine tidak dapat berkata-kata karena merasa terlalu bahagia dengan keadaan itu. Baginya, Steve sudah menunjukkan keseriusan dalam hubungan mereka dan Catrine tahu bahwa pria itu tidak pernah main-main dengannya.Meskipun begitu, rasa trauma akan dikhianati masih melekat dengan erat dalam hati dan benak Catrine. Jadi, dia tidak ingin terlalu besar menaruh harapan pada hubungan ini. Yang dia tahu, saat ini jalani saja semuanya dengan yang t
Suasana di rumah sakit itu kini terasa tidak normal karena Vero masih dalam keadaan kritis. Catrine sudah melakukan donor darah untuk membantu sahabatnya yang pendarahan dan butuh darah sebanyak dua kantong.“Sayang, kau baik-baik saja?” tanya Steve saat Catrine masih dalam proses pengambilan darah kantong kedua.“I’am okey, Honey.” Catrine menjawab lembut dan tersenyum manis.Grace yang berada di sana untuk membantu semua keperluan Steve tentu saja tidak senang dengan kemesraan yang terjadi di depan mata kepalanya. Dia tidak pernah tahu jika selama ini Steve bisa lembut dan sangat manis pada seorang wanita. Apalagi sampai mempunyai kekasih seperti yang terlihat hari ini.Selama dua tahun ini, Grace sudah berusaha mendekati Steve dengan segala macam cara. Dia bahkan pernah mengundang Steve ke acara ulang tahunnya dan membuat dokter tampan itu mabuk. Namun, tetap saja Grace tidak bisa membuat Steve menyentuhnya.“Aku tidak akan membiarkan dia menjadi milik siapapun. Aku sudah bersamany
Catrine seperti terkena hipnotis dan merasa bahwa Steve benar-benar lelaki sejati dan dia menyukai keberanian pria itu di depan orang lain. Hal yang membuat hati Catrine merasa bahwa mungkin masih ada cinta tersisa untuknya di dunia ini.Rasa sakit dan kecewa dikhianati tidak akan mudah untuk dilupakan. Namun, juga tidak boleh menjadi alasan selamanya seseorang menyendiri dan tak percaya apa itu cinta yang sebenarnya. Seperti halnya yang sekarang terjadi pada Catrine.“Baiklah, Dokter yang tampan dan menggoda. Aku percaya padamu, Sayang.” Catrine berkata dengan suara yang lembut dan itu menghadirkan senyum cerah di sudut bibir Steve.“Kau yang terbaik, Sayang,” sambungnya dan tak bisa lagi menggambarkan betapa bahagianya Steve saat ini.“Ehem ... jangan lupa ada seorang janda yang kesepian di sini. Kalian mengumbar cinta di depanku dan sengaja membuatku iri, hem?” tanya Alesha dengan sedikit sindiran yang membuat Catrine dan Steve akhirnya tertawa renyah.“Maafkan aku, Beb. Sepertinya
Petrus tidak bisa menahan rasa iba dan sedihnya pada keadaan Rayhan saat ini. Namun, dia masih mengingat dengan jelas semua pesan Rayhan kepadanya sebelum melakukan donor darah untuk bayinya dan Vero. Semua itu tidak akan pernah diabaikan oleh Petrus dan dia tetap akan merahasiakan segalanya dari Vero.Waktu demi waktu berlalu, setelah sebulan menjalani perawatan insentif akhirnya Vero sembuh total. Begitu pula dengan bayinya yang dirawat dalam inkubator saat itu dan hanya perlu melakukan satu kali cuci darah.Setelah dua bulan, bayi itu bisa dibawa pulang dan semuanya yang mengurus tentu saja Petrus – kaki tangan Rayhan. Selama itu pula, Rayhan tidak berada di sisi Vero dan jujur saja wanita itu merasa kehilangan dan kesepian tanpa Rayhan.“Petrus,” panggil Veronica kepada pria yang sudah selesai meletakkan barang-barangnya ke dalam kamar.Hari ini adalah hari pertama Vero dan putranya kembali ke rumah. Rumah di mana dia dan Rayhan tinggal selama ini.“Saya, Nona Muda.” Petrus menjaw
Saat Alesha dan Petrus masuk ke ruang tengah rumah mewah itu, mereka melihat pemandangan yang sudah lama tidak terlihat di sana. Rayhan dan Vero bermesraan sambil menuruni anak tangga. Bersenda gurau layaknya pengantin baru yang masih hangat dalam memadu cinta.“sayang, apa kau lihat itu?” tanya Alesha pada Petrus dengan suara berbisik ke Alesha.“Tentu saja, Sayang. Penglihatanku masih sangat bagus untuk wanita seusia diriku.” Alesha menjawab dengan suara yang tak kalah halusnya lagi.“Kalau begitu, apa menurutmu kita akan tetap ke sana?”“Menurutku itu bukanlah pertanyaan yang harus dijawab, Sayang.”“Kalau begitu, mari kita kembali lagi ke rumah.”“Baiklah, Sayang.”Pasangan yang harmonis dan tampak awet muda itu pun berniat untuk berbalik kembali ke rumah mereka. Sejatinya, mereka tidak ingin mengganggu pasangan yang sedang di mabuk cinta untuk kedua kalinya itu. Meski usia mereka sudah tidak lagi muda, tapi semangat cinta jelas tampak masih sangat membara.Tanpa keduanya sangka,
Rayhan dan Vero menghabiskan waktu sekitar satu jam di dalam kamar untuk melepaskan kerinduan belasan tahun yang mereka tahan dan pendam. Tentu saja tidak satu pun dari orang yang ada di rumah itu berani mengganggu keduanya. Mereka tentu mengerti apa yang terjadi di dalam kamar pengantin baru itu.Di pavilliun tempat Alesha dan Petrus selama ini tinggal dan mengawasi William juga Vero selama Rayhan tidak ada bersama mereka.“Sayang, apa yang terjadi sebenarnya? Ke mana selama ini Rayhan pergi? Apa kau sungguh-sungguh tidak tahu ke mana dia pergi dan menghilang?” tanya Alesha dengan tatapan serius pada suaminya.“Aku benar-benar tidak tahu, Sayang. Apa kau tidak percaya padaku?”Rayhan justru balik bertanya setelah menjawab pertanyaan Alesha. Dia tidak menyangka jika itu adalah pertanyaan yang akan pertama dipertanyakan oleh Alesha saat mereka sampai di rumah.Meskipun begitu, tetap saja Petrus tidak bisa menyalahkan istrinya. Dia justru merasa bangga kepada Alesha. Setelah sekian lama
“Apa yang kau lakukan di sini, Sayang?”Pria yang sedang mengamati Rayhan dan Vero dari kejauhan itu pun terkejut mendengar suara wanita di dekatnya. Satu tangan juga terasa menyentuh pundaknya dengan sangat lembut. Pria itu tak lain adalah orang kepercayaan Rayhan yang tidak ingin lagi terjadi apa-apa pada majikannya yang baru saja kembali setelah belasan tahun pergi.“Sayang! Kau mengejutkanku,” kata Petrus pada istrinya – Alesha.“Kenapa kau harus terkejut? Memangnya, apa yang sedang kau lakukan di sini?” tanya Alesha dengan kening berkerut.“Aku sedang menjaga tuan muda dan istrinya, Sayang.”“Apa yang terjadi pada mereka? Di mana mereka sekarang?” tanya Alesha yang justru menjadi cemas.“Mereka ada di dalam mobil. Sepertinya, suasana sedang tidak bersahabat jika kita berada di sekitar mereka,” jawab Petrus yang sudah melihat dengan jelas semua hal yang terjadi di dalam aula tadi.“Aku mengerti, Sayang. Tentu saja kita tidak boleh mengganggu sepasang pengantin baru itu,” kata Ales
Rayhan tidak menyangka jika ternyata reaksi Vero akan seperti itu. Tadinya, dia sudah merasa bahagia karena akhirnya bisa kembali dan berkumpul lagi bersama Vero dan juga William. Namun, karena percakapannya bersama William barusan, ternyata Vero langsung marah.“Dad, tidak apa-apa. Aku sangat mengenal mami dan aku tahu dia hanya sedang syok saja. Sebaiknya, kita biarkan mami sendiri dulu,” jelas William kepada Rayhan dengan santai.“Tidak, Nak. Aku yang lebih mengenal mami-mu itu terlebih dahulu sebelum kau. Aku akan pulang bersamanya.” Rayhan membantah saran dari William.“Daddy benar juga. Tentu saja Daddy yang lebih mengenal mami dari pada aku, karena aku baru ada setelah kalian bersama.” William tersenyum menggoda pada ayahnya itu.Rayhan yang masih saja tampan seperti dulu, menyaingi ketampanan putra semata wayangnya dan jelas mencuri perhatian semua orang yang ada di sana. Apalagi, ketika tadi nama Vero dan Rayhan dipanggil untuk menemani William ke atas panggung, semua orang m
“Bolehkah aku bertanya padamu, Sayang?” tanya Rayhan dengan nada serius.“Tentu saja. Apa yang ingin kau tanyakan padaku? Aku akan menjawabnya dengan senang hati,” jawab Vero dengan senyuman yang cerah.Rayhan menggenggam tangan Vero dengan lembut tapi sangat erat. Mereka berdua sedang duduk di kursi undangan dan menyaksikan acara kelulusan putra semata wayang mereka. Tidak ada yang lebih membahagiakan dari pada hari ini bagi Veronica Sweet.Hari ini putranya di wisuda dan itu pertanda bahwa putranya itu benar-benar sudah dewasa. Selain itu, di hari yang istimewa ini pula Rayhan kembali pulang setelah bertahun-tahun hilang tanpa kabar dan membuat Vero terus menunggu dalam ketidak berdayaan bersama dengan harapan-harapan yang tinggi.“Aku hanya ingin tahu, kenapa kau terus menatapku seperti itu sejak tadi.” Rayhan berkata dengan suara setengah berbisik dan membuat Vero tersipu malu pada awalnya.“Kau ingin tahu kenapa?” tanya Vero pula dan Rayhan mengangguk pelan.Sebuah tarikan napas
Mereka sudah sampai di rumah sakit dan langsung mencari keberadaan Petrus dan juga Rayhan. Vero adalah yang paling panik karena Rayhan ternyata tidak ada di sana. Lelaki itu sudah langsung dipindahkan dan diberangkatkan menggunakan jet pribadi ke Amerika.Sementara Petrus sudah melewati masa-masa kritisnya dan hal itu membuat Alesha merasa tenang. Tidak ada yang bisa dia lakukan untuk Vero saat ini selain memberikan penghiburan saja. Petrus juga tidak berani mengatakan di mana alamat Rayhan dirawat di Amerika kepada Vero.“Sayang ... tenang dan sabarlah menunggu. Semoga ada kabar baik tentang Rayhan sebentar lagia dari dokternya,” ucap Alesha yang ingin menghibur Vero dalam hal ini.Sudah tiga hari sejak Petrus sadarkan diri dan masih dirawat dengan intensif di rumah sakit itu. Alesha selalu menemani suaminya itu tanpa henti dan begitu pula Vero yang setiap hari datang ke sana untuk mencari tahu kabar tentang Rayhan.“Aku akan sabar menunggu dan tidak akan bosan datang ke sini untuk b
Tubuh Vero merosot ke lantai aspal saat mendengar yang baru saja dikatakan dan dijelaskan oleh Alesha. Dia sudah keluar dari dalam mobil dan mencoba menenangkan Alesha yang tampak sangat cemas dan juga takut. Akan tetapi, saat ini justru dia lah yang tampak paling terguncang.“Vero, ayo bangun! Ayo kita periksa mereka ke rumah sakit. Aku tidak bisa tenang sampai kau datang. Tadinya, aku ingin pergi terlebih dahulu karena tidak sabar menunggumu. Tapi, aku rasa kita memang harus pergi bersama,” ungkap Alesha pada Vero dengan banjir air mata saat ini.“Katakan padaku bahwa semua ini tidak benar, Al. Katakan sekali lagi bahwa kabar ini semuanya bohong. Dia hanya ingin membuatku merasa bersalah dan kembali padanya. Bukan kah begitu?” tanya Vero pula dengan deraian air mata tak berhenti sejak tadi.Alesha masih berusaha membujuknya untuk berdiri, karena saat ini Vero masih duduk di lantai aspal yang keras. Panasnya aspal itu tidak lagi dirasakan oleh Vero karena pikirannya entah sudah ke ma
Sebenarnya Vero mengetahui semua itu dari mulut Rayhan langsung ketika pria itu mabuk dan pertama kalinya mereka bertemu lagi setelah lima tahun berpisah. Vero tidak punya alasan untuk tidak percaya pada semua yang diucapkan Rayhan pada saat itu.Jadi, dia mengatakan yang sebenarnya kepada William saat ini karena merasa putranya berhak tahu yang sesungguhnya. Tidak ada lagi dusta yang ingin Vero rajut dalam hidupnya saat ini. Terlalu banyak kebohongan dan juga kepalsuan sehingga membuatnya menjadi tidak berdaya.“Sekarang, apa yang terjadi pada ayahku itu?” tanya William setelah beberapa saat mereka saling berdiam diri di dalam kendaraan roda empat itu.“Dia pingsan dan tidak tahu apa yang terjadi selanjutnya. Tapi, dia memang sedang dalam keadaan yang tidak baik sejak kemarin.” Vero menjawab dengan tegas dan juga keyakinan penuh.“Dari mana Mami tahu kalau dia dalam keadaan yang tidak sehat?” tanya William mulai menginterogasi ibunya itu.“Aku merawatnya semalaman, Willy! Aku ada di
“Kau mau ke mana?” tanya Marco dan menghalangi langkah Vero.“Aku ada urusan penting. Untuk sekali ini, aku meminta tolong padamu untuk menjaga William,” jawab Vero yang hatinya sudah semakin hambar kepada lelaki di hadapannya itu.“Aku melarangmu pergi!” seru Marco dengan nada tegas.“Kau tidak berhak melarangku!” balas Vero pula tak kalah tegas.“Tentu saja aku berhak. Itu ada di dalam surat perjanjian kita di nomor delapan. Pihak pertama berhak meminta atau melarang pihak kedua dalam satu hal yang terjadi di kemudian hari,” jelas Marco membacakan lagi isi perjanjian pernikahan yang sudah mereka tanda tangani bersama.Vero terdiam dan tidak bergeming sedikit pun setelah mendengar penjelasan dari Marco itu. Memang benar seperti yang Marco katakan itu dan tidak bisa dipungkirinya lagi. Namun, tetap saja Vero tidak bisa untuk tidak pergi kali ini karena Rayhan dalam bahaya.Dia tidak tahu apa dan bagaimana keadaan pria itu sekarang dan dari nada bicaranya Alesha tadi, jelas Vero menget