Home / CEO / Skandal Panas Sang CEO / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Skandal Panas Sang CEO: Chapter 61 - Chapter 70

231 Chapters

Kecelakaan

“Sayang, dengarkan aku dulu. Ini semua tidak seperti yang kau liat dan kau pikirkan. Aku bisa menjelaskan semuanya padamu,” ucap Dave dengan nada memohon dan sambil memakai kembali pakaiannya di depan semua orang tanpa ada rasa malu.“Aku tidak butuh penjelasan apa-apa lagi darimu. Pertunangan kita batal dan tidak ada pernikahan. Aku juga akan mengundurkan diri dari perusahaan ini,” pekik Catrine yang tidak bisa lagi dikendalikan.“Tenang, Babe. Jangan buat emosi dan tenagamu untuk hal yang tidak bermutu seperti ini,” ucap Alesha berusaha menghibur Catrine.Sementara Vero hanya bisa diam dan tidak bisa berkata apapun saat ini. Dia tidak tahu apa yang harus dia katakan kepada Catrine untuk bisa memberikan penghiburan pada sahabatnya itu. Vero justru teringat pada kisahnya sendiri yang ibarat kata waktu itu berada di posisi sang sekretaris dan Dave itu adalah Ramon.Sedangkan Catrine adalah Miana dan tanpa wanita itu memergoki dirinya dengan Ramon dulu pun, Vero sudah sering mendapatkan
Read more

Salah Siapa?

Dalam waktu singkat, Vero sudah berada di bangsal rumah sakit terbesar di kota itu. Alesha dan Catrine yang mengikuti Vero dibawa oleh orang-orang berjas hitam dan berkacamata hitam itu sungguh tidak mengerti. Yang mereka tahu Vero adalah gadis biasa sama seperti mereka dan memiliki seorang suami yang juga dari kalangan orang biasa.Yang terjadi saat ini tentu saja membuat mereka berdua merasa heran dan bertanya-tanya. Orang-orang itu menyebut Vero dengan sebutan nona muda dan juga memperlakukan Vero layaknya seorang wanita yang berasal dari keluarga bangsawan, sangat dijaga dan juga dihormati.“Apa kau merasa ada yang aneh, Al?” tanya Catrine dengan suara berbisik pada Alesha.“Ya. Aku rasa Vero sudah menyembunyikan identitas aslinya dari kita,” jawab Alesha dengan nada datar.“Kau benar, Babe. Dia seperti seorang tuan putri di keluarganya dan dia diperlakukan cukup terhormat oleh para ajudan itu,” ungkap Catrine yang masih menunggu kabar terbaru dari Vero.Vero masih diperiksa di da
Read more

Vero Pendarahan

“Tuan Muda Rayhan,” panggil seorang dokter yang baru saja keluar dari dalam ruang pemeriksaan.Rayhan yang masih berhadapan dengan Catrine dan ada Petrus juga di sana, langsung saja menoleh. Mereka tidak serentak memandang ke arah dokter yang memanggil nama Rayhan dan lagi-lagi dengan sebutan tuan muda. Jelas saja hal itu kembali menjadi tanda tanya besar dalam benak Catrine dan juga Alesha. Akan tetapi, mereka mencoba untuk tidak membahas masalah itu saat ini.“Aku di sini, Dok. Bagaimana keadaan istriku?” tanya Rayhan yang langsung menghampiri dokter itu di ambang pintu masuk.“Ayo kita bicara di dalam sambil Anda liat keadaan nona Vero saat ini.” Dokter itu tidak menjawab, tapi mengajak Rayhan masuk ke dalam kamar perawatan.“Baik. Ayo kita lakukan sekarang,” sahut Rayhan menurut.“Apa boleh kami ikut, Dok? Kami sahabatnya.”“Iya, Dok. Kami yakin Vero akan senang saat melihat kami ada di dekatnya saat ini.”“Izinkan kami ikut ke dalam, Dok.”Alesha dan Catrine yang merasa bersalah
Read more

Kebenaran Tentang Rayhan

“Untuk sementara waktu, kami hanya bisa memberikan penanganan seperti ini kepada nona Vero. Tidak bisa memberikan perawatan yang lebih karena mengingat kandungannya sangat lemah. Tuan Muda boleh menungguinya di sini sampai sadar. Kami tentu saja akan terus memantau perkembangannya,” terang Steve dengan lugas dan jelas kepada Rayhan.“Baiklah kalau begitu. Aku akan di sini sampai di sadar.”“Segera tekan bell itu jika terjadi perubahan pada nona Vero,” ucap Steve dan menunjuk sebuah tombol di samping ranjang tempat tidur Vero saat ini.“Oke. Tidak masalah.” Rayhan menyahut dengan singkat dan datar.Steve merasa tidak ada lagi yang harus dia jelaskan kepada Rayhan dan kemudian memilih untuk pergi dari ruangan itu bersama dua orang perawat yang sejak tadi setia menemaninya dan membantunya merawat Vero. Steve adalah seorang dokter muda yang berbakat dan sangat ahli dalam masalah kandungan. Dia spesialis kandungan terbaik dan tentu saja termuda.Di luar ruangan, Steve melihat Catrine dan A
Read more

Ramon Masih Mencari Vero

Alesha dan Catrine jelas tidak lagi bisa berkata-kata mendengar kenyataan yang menurut mereka sangat tidak mungkin itu. Ditambah lagi, selama yang mereka tahu juga Rayhan tidak memperlihatkan gelagat seperti orang yang berkuasa seperti halnya Ramon. Itu sebabnya, mereka tidak pernah curiga bahwa Rayhan mungkin saja adalah orang kaya atau mungkin golongan dari konglomerat.“Ja-jadi ... sekarang kita harus bagaimana?” tanya Catrine mendadak takut dengan kenyataan itu.“Apa maksudmu bagaimana? Tentu saja kita tetap harus di sini dan menunggu Vero sadar. Kita harus bertanggung jawab untuk semuanya,” jawab Alesha dengan sangat bijak dan penuh keberanian.“Ta-tapi, bagaimana kalau nanti Rayhan ... ma-maksudku tuan muda Rayhan marah besar dan membunuh kita?” tanya Catrine yang masih saja memikirkan hal itu.“Aku pikir itu tidak mungkin. Selain kandungan Vero baik-baik saja, dia tidak terlihat seperti pria kejam yang suka membunuh wanita. Aku yakin, Vero juga pasti akan marah besar jika dia m
Read more

Kebohongan Vania

“Aku tidak bisa mengatakan itu benar, karena belum ada bukti jelas dan nyata tentang hal itu, Tuan Muda.” Deris berkata dengan kepala tertunduk.“Tapi, dia adikku dan sepertinya dia juga tidak suka dengan kehadiran Vero di sisiku. Mana mungkin dia membawa Vero pergi bersamanya,” ucap Ramon pula yang baru saja berpikir bahwa tidak mungkin Ramon mengambil wanitanya.“Semua bisa saja terjadi, Tuan Muda. Tidak ada yang tidak mungkin selama itu masalah wanita.”Ramon tampak berpikir sejenak mendengar yang baru saja dikatakan oleh Deris padanya itu. Kali ini, sepertinya Vania pun setuju dengan yang dikatakan oleh Deris. Meskipun Vania baru saja menjadi sekretaris Ramon, tapi tentu saja dia sudah tahu dengan semua masalah Ramon.Hampir setiap hari itu saja yang dibahas oleh Ramon di dalam ruangannya bersama dengan orang-orang kepercayaannya. Tentu saja, Vania tidak diizinkan untuk membocorkan masalah itu kepada siapapun di luar ruangan Ramon. Hal itu jelas karena selama ini tidak ada yang ta
Read more

Kau Basah, Vania!

“Baiklah kalau begitu. Deris, kau bisa pergi sekarang dan aku akan menghubungimu lagi nanti,” titah Ramon kepada Deris dengan sorot mata yang tajam.Sepertinya Deris tahu apa yang dimaksud oleh Ramon dengan tatapan matanya itu. Sebagai seorang pria, mana mungkin Deris juga tidak tertarik pada Vania. Wanita itu selalu tampil dengan pakaian mini seakan dia bekerja di sini untuk memuaskan mata para lelaki. Atau mungkin saja dia memang berniat menggoda Ramon agar bisa mendapatkan keuntungan dari semua itu nantinya.“Baik, Tuan Muda. Aku permisi dulu,” sahut Deris dengan membungkukkan setengah badannya ke arah Ramon.Ramon tidak lagi menyahut dan kemudian tatapannya beralih pada Vania. Deris sudah pergi dari ruangan itu dan Ramon kembali mengunci ruangannya dengan remot yang ada di atas meja kerja. Dia tahu, Vania sangat mengincar dirinya dan sengaja terus memancing dirinya. Dia jauh berbeda dengan Vero dan terus terang saja itu membuat Ramon tidak suka.“Kau tinggal di mana, Vania?” tanya
Read more

Melepaskan Gairah

Mendengar apa yang baru saja dikatakan oleh Ramon padanya itu, jelas pipi Vania memerah karena malu saat ini. Dia tidak pernah mendapatkan kata-kata yang vulgar secara langsung seperti itu dari pasangannya atau rekan ranjangnya. Akan tetapi, dia tidak begitu memikirkannya karena dia tahu saat ini Ramon juga sudah sangat bergairah padanya."Anda terlalu mahir, Tuan Muda. Itu sebabnya dia basah terlalu dini." Vania masih bisa menjawab dengan santai sambil menggoyangkan pinggulnya dan membuat Ramon tersenyum tipis."Sepertinya, kau yang sudah terlalu bergairah terlebih dahulu. Aku tidak begitu memikirkan hal itu untuk saat ini dan seharusnya semua ini memang tidak terjadi terlalu cepat. Aku masih sabar jika harus menunggu sampai nanti sore," ungkap Ramon kepada Vania dan kali ini wajah wanita itu memerah karena malu mendengar ucapan yang dilontarkan oleh Ramon."A-apa maksudnya, Tuan Muda? Apakah Anda tidak menginginkan semuanya sekarang?" tanya Vania dengan wajah yang canggung."Aku ras
Read more

Bisa Membayar Mahal

“Aku tahu di mana Vero berada sekarang, tapi aku tidak mungkin mengatakannya pada siapapun. Biarlah semuanya menjadi rahasiaku saja dan sepertinya Vero aman di sana,” batin Luna berkata dan kemudian dia membuang napasnya dengan kasar.Luna melanjutkan pekerjaannya dan saat itu juga Ramon keluar dari ruangannya. Seperti yang Luna katakan kepada Vania tadi, saat pergi bekerja di luar perusahaan, Ramon selalu pergi bersamaan dengan Vero. Atau mereka akan sama-sama keluar dari ruangan itu dengan membawa tumpukan file yang akan digunakan untuk bahan rapat.Tidak seperti yang Vania banggakan tadi demi bisa menarik perhatian dan simpatik Ramon. Dia rela menunggu dari pada ditunggu. Sungguh perlakuan yang tidak sama dengan yang pernah Ramon berikan kepada Vero. Akan tetapi, sampai saat ini Luna masih tidak tahu jika Vero dan Ramon ada skandal panas selama ini.“Apa yang sedang kau kerjakan, Luna?”“Aku? Seperti biasa, Tuan Muda. Aku sedang menyusun daftar pengeluaran kita bulan ini. Sebentar
Read more

Ingin Diberi Kepuasan?

Ramon sudah pergi ke mobil dan meninggalkan Luna di tempatnya berdiri. Wanita itu masih diam tak bergeming mendengar bisikan yang baru saja dilontarkan oleh Ramon. Di mana hal itu tentu saja membuat Luna merasa bahwa persahabatannya dihargai dengan uang oleh Ramon.“Aku tidak akan pernah menukar kepercayaan yang diberikan Vero dengan uang atau tawaran apapun yang diberikan oleh tuan muda,” batin Luna yang sudah mantap dengan keputusannya.Setelah itu, Luna melanjutkan kembali pekerjaannya dan tidak ingin lagi memikirkan tentang yang ditawarkan oleh Ramon tadi. Sementara pria yang saat ini sudah berada di dalam mobil bersama dengan Vania, masih bermuka masam.“Apa yang membuat Anda begitu murung, Tuan Muda?” tanya Vania memberanikan diri.“Bukan urusanmu, Vania! Sebaiknya, jangan terlalu mencampuri urusan pribadiku hanya karena aku berbuat sedikit baik padamu,” jawab Ramon yang dengan jelas memberikan peringatan itu pada Vania. Dengan susah payah, Vania menenggak ludahnya karena merasa
Read more
PREV
1
...
56789
...
24
DMCA.com Protection Status