CIIT.... Seketika aku peluk erat perut wanita di depanku. "Hati-hati, bawa bumil ini!" Aku cubit perutnya hingga Alisa menjerit. "Ada kucing lewat, Mbak."Kucing warna hitam itu segera berlari, menjauh dari motor kami. Beruntung Alisa berhenti tepat waktu, meski jantungku serasa mau berhenti. Ketakutan. "Mbak, orang yang ngikutin dah pergi belum?" Seketika aku menoleh ke belakang. Lelaki dengan pakaian serba hitam menghilang entah ke mana. Aku bernapas lega, akhirnya dia pergi."Sudah hilang, ya, Mbak?""Sudah, Lis. Jangan-jangan dia gak ngikutin kita. Hanya searah saja.""Iya kali, Mbak. Kita ke PEDE an sih, Mbak?"Kami tertawa lepas, mentertawakan kecurigaan yang tidan bermutu. Terlalu banyak berita penculikan membuat aku berpikir yang tidak-tidak. Mana mungkin ada orang yang mau menculik kami. Di siang bolong begini. "Kita putar balik saja, Lis. Ke Abang penjual sop buah."Tanpa menjawab Alisa dengan hati-hati membelokkan kuda besinya. Perlahan kendaraan roda dua itu melaju,
Baca selengkapnya