"Bu Tini," ucapku pelan. "Bu Salma liburan di sini juga? Kok bisa kebetulan, ya?"Aku rasa ini kebetulan. Kalau pun kebetulan, mana mungkin wanita itu tahu kamarku. Apa jangan-jangan.... Ah, kenapa aku jadi memikirkan hal yang tidak-tidak. Bisa saja ini kebetulan. Namun kenapa harus di sini? Saat aku ingin bebas dari mereka tapi kenyataan menolaknya. "I-iya, Bu.""Sebentar lagi Bu Susi, Tyo dan Bu Santi akan ke sini. Biasalah kami selalu piknik bersama. Namanya juga orang kaya, duitnya ada di mana-mana.""Putri Ibu tidak diajak?""Dia sudah SMP, jadi tidak suka pergi dengan emak-emak.""0...." Hanya itu yang kukatakan. "Kita juga bisa berlibur bersama lho, Bu Salma. Eh, tapi kalau Ibu punya uang." Dia menutup mulut seakan mengejekku. Astaga, kenapa ada orang seperti itu. Menilai sesuatu dari materinya. "Saya permisi, selamat berlibur.""Bu Salma, tunggu...."Segera kututup pintu rapat-rapat. Tidak kuhiraukan Bu Tini yang kembali mengetuk pintu. "Siapa, Bun? Kok ditutup pintunya
Baca selengkapnya