“Sayangnya aku bukan tipe yang mudah memberi dan bermurah hati. Bagaimana kalau kita bertaruh dulu untuk pertandingan ini, jika kau menang baru aku akan memberikanmu sebuah ciuman?”“Baiklah, aku tidak pernah takut dengan tantangan. Terlebih untuk menaklukanmu.”“No, bukan kau yang menaklukanmu. Tapi aku yang akan menaklukanmu Tuan Direktur.”“Aku punya satu kondisi yang harus kau terima. Kita akan berciuman sampai aku puas. Pertaruhan yang kau mulai ini tidak merugikan kita berdua.”“Ya, begitulah cara kita menyelesaikan masalah.”“Ladies and Gentlemen, inilah dia pertandingan yang sudah kita tunggu. The Stone Match akan dimulai!” Ketika suara MC berkumandang, saat itu pula sorak sorai penonton mulai riuh di stadion. Permainan di mulai dengan cukup apik. Raellyn telah menentukan kepada siapa dia akan mempertaruhkan pride-nya. Begitu pula Arnav yang sudah memutuskan kepada siapa dia menggantungkan takdirnya.Para peserta mulai memasuki ring, dan bertarung satu sama lain dengan cukup
Baca selengkapnya