Saat bibir mereka bersentuhan satu sama lain, Raellyn mengira bahwa itu adalah sebuah ciuman biasa yang hanya berakhir dengan sebuah kecupan. Jadi dia hanya perlu melakukannya seperti biasa, dan sudah. Dia jadi merasa bodoh karena sempat berpikir bahwa barangkali akan terjadi hal yang lebih dari pada ini sebelumnya. Raellyn berharap Arnav segera menyingkir darinya segera dan melepaskan kungkungannya begitu dia puas.Namun, yang terjadi selanjutnya justru mendebarkan. Ketika Arnav tiba-tiba saja menggerakan bibirnya untuk melahap bibir milik Raellyn. Ketika Raellyn berusaha membuat perlawanan karena sempat terkejut, pria itu malah menggigit bibir bawahnya kemudian bergerak seolah sedang mencari sesuatu di dalam sana. Raellyn yang terlampau terkejut langsung berusaha menjauhkan dirinya.“Apa yang sedang kau coba—”Tapi kalimat itu tidak sempat tertuntaskan karena sekali lagi Arnav menyambar bibirnya yang setengah terbuka. Kedua pergelangan tangannya yang semula dia gunakan untuk mendoro
Di pagi hari mereka meninggalkan hotel dalam kondisi yang berantakan. Sebagai orang dengan rasa malu yang tinggi dia sempat mencoba untuk menutupi wajahnya ketika berjalan di dekat suaminya Arnav. Dia tahu bahwa staff hotel mungkin akan menjadikannya bulan-bulanan karena semalam mereka terlalu parah atau mungkin mereka tidak peduli sama sekali karena hal-hal seperti itu memang sudah menjadi rutinitas yang terjadi di sebuah kamar hotel? Ya, kenapa pula Raellyn harus merasa pusing terhadap satu hal kecil.Arnav tidak mengatakan sepatah kata pun setelahnya, dia langsung memasuki dunia yang seperti berbeda dari dunia yang mereka lewati kemarin. Mungkin pria itu telah masuk dalam mode professional. Semua orang langsung menyadari kehadiran dan mengenalnya tapi Arnav hanya memberi mereka sebuah senyum kecil dan berlalu dengan sopan. Bagaimana dia menjalani hari seperti ini, tampak seperti Raellyn merasa kecil bersamanya. Dia tersadar bahwa dunia dia dan Arnav memang sangatlah berbeda.Itu se
Arnav terlihat berpaling muka, mencoba menyembunyikan dirinya dengan sangat kentara. Untuk beberapa alasan Raellyn merasa jantungnya berdegup terlalu kencang, ekspresi wajahnya sekarang mungkin sudah tidak karu-karuan mendapati wajah Arnav yang sudah seperti di liputi oleh seluruh amarah. Teramat keras dan juga tertutup. Ini adalah ekspresi yang sama yang dia temukan ketika dia membahas soal Arsene beberapa waktu kebelakang. Tapi meski begitu, ekspresinya kali ini bahkan lebih menyeramkan dari yang Raellyn temukan terakhir kali.Padahal belum lama ini mereka sudah sedikit santai dan dia bisa menikmati waktu dengan sangat tenang bersamanya. Sampai pada titik dimana Raellyn merasa hidupnya sudah sangat sempurna dan hampir melupakan alasan dia menikahi pria ini karena terlena akan suasana dan cara pria itu memperlakukannya. Ya, Raellyn sempat berpikir bahwa mungkin pernikahan yang hanya sekadar di atas kertas ini betul-betul akan menjadi pernikahan yang langgeng dan bahagia. Memang dasar
Bedebam pintu yang sekeras selepas dia pergi dari kamarnya membuat pria itu agak tersentak. Dia sempat merasa tidak enak, tapi pria itu memilih bertahan akan egonya. Tempat yang dia tuju sekarang adalah ruang perpustakaan yang merangkap sebagai ruang kerjanya. Mengisolasi diri seperti biasa dengan wiski sebagai teman setia. Setelah menghabiskan waktu bersama Raellyn, pria itu sempat lupa bahwa pernikahan ini untuk tujuan berbeda. Raellyn dengan ambisinya dan Arnav dengan kenikmatan yang bisa dia dapatkan dari perempuan itu. Walau begitu setelah semuanya dia malah terbuai dan mereka terjebak dalam situasi yang tidak mengenakan.Sudah lama sekali Arnav tidak pernah mendapatkan pertanyaan perihal Nyonya Chyntia yang adalah ibu kandungnya sendiri. Itu sudah lama dan dia tidak mengira bahwa Raellyn akan mengangkat topik berdebu itu sebagai bahan bagi mereka untuk memulai pertengkaran. Dia bahkan terkejut mendengar Raellyn menyebut namanya berpikir darimana dia mendapatkan nama itu. Tapi se
Suasana di kediaman suaminya berubah jadi mencekam. Alasannya bukan hanya karena hujan deras yang kerap mengguyur di tiap waktu tak tentu atau karena angin yang berhembus memasuki jendela. Ini lebih di karenakan karena keheningan total yang terjadi diantara Raellyn dan juga Arnav selaku tuan dan nyonya rumah.Raellyn sendiri bukannya tidak ingin mengubah atmosfer diantara mereka. Tentu saja perempuan itu berusaha untuk memutus rantai menyedihkan yang telah dia sulam hanya karena dasar keingitahuan berlebih. Dia memang terbiasa melakukan riset sampai ke dunia nyata. Dia berpikir barangkali bila ada yang bisa dia bantu atau dia ubah di antara hubungan keduanya, Raellyn akan dengan senang hati melakukannya. Tapi rupanya dia salah langkah. Suaminya barangkali memiliki luka batin yang tidak terobati setelah sekian lama. Meski Raellyn tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Namun sepertinya itu adalah hal yang sulit sampai Arnav rela memecah hubungan mereka yang sempat harmonis belakangan i
“Selamat menempuh hidup baru sayangku!” seru beberapa orang dengan serempak.Kejutan perayaan kecil-kecil yang dilakukan oleh rekan kerjanya setelah Raellyn absen cuti selama satu pekan. Raellyn sedikit tidak menyangka bahwa teman-temannya akan memberikan sebuah sambutan setelah badai di hidupnya. Betapa terharunya pula perempuan itu ketika dia menyadari bahwa ada banyak sekali perhatian yang tercurah untuknya. Terlebih dari Violet, rekan sejawatnya yang pertama kali merangkul dan mengayominya sebagai senior di kantor. Ada pula kekasih Violet, dan ‘rekan kerjanya’ yang ikut bersamanya selepas selesai kerja dan gadis itu minta Raellyn untuk mentraktirnya di restoran khas korea yang menyajikan daging dan miras.“Aku lega juniorku sekarang sudah menikah. Jadi aku tidak usah khawatir lagi kalau kau pulang kerja. Apalagi aku tahu kalau kau tinggal sendirian. Setidaknya sekarang aku merasa jauh lebih baik mendengar kabar itu,” celetuk Violet begitu mereka telah duduk di sebuah meja dengan b
Niatan hati ingin merasa lebih baik, tapi di tempat kerja malah di pertemukan dengan biang keladi. Kalau boleh jujur Raellyn itu paling tidak suka dengan yang namanya mengingat masa lalu. Bukannya dia berhati dingin, hanya saja hal-hal yang sifatnya tidak relevan untuk di bahas di masa kini ada kalanya di simpan saja sebagai kenangan tanpa harus di angkat ke permukaan lagi. Dia pikir segalanya akan baik-baik saja dan Gilbert punya pemahaman yang sama, tapi rupanya pria itu tidak sepaham dengan apa yang ada di kepalanya.Tiba di rumah Raellyn juga mendapati suasana mencekam yang tak nyaman. Suasana rumah yang harusnya menyambut dia dengan hangat malah lebih mirip perkuburan dari pada tempat orang hidup untuk bercengkrama. Sepertinya Raellyn punya misi khusus untuk ini. Sebagai nyonya rumah dia harus memastikan rumah bisa menjadi tempat yang nyaman untuk bisa berkumpul bersama. Seluruh rencana langsung tersusun di kepala, dan hari esok sepertinya Raellyn akan mulai mengubah segalanya.P
Raellyn untuk pertama kalinya mengambil keputusan yang tidak kalah besar selain menikahi Arnav. Berhenti bekerja setelah kurang lebih sepekan bekerja dan mendapatkan sambutan dari rekan kerja soal pernikahannya benar-benar sebuah kabar mengagetkan bagi semua orang terlebih kepada Violet yang langsung bertanya-tanya mengenai apa gerangan yang mampir ke otak Raellyn kala itu. Violet setengah menyeret Raellyn untuk bicara begitu dia tahu Raellyn telah menyerahkan surat pengunduran diri ke meja kerja bos mereka sebelum jam makan siang.“Jadi, jelaskan tindakan apa ini? Kau bukan tipe seorang perempuan yang ceroboh soal masa depan apalagi tentang financial. Apa terjadi sesuatu?” Cara Violet bertanya sekarang lebih terdengar seperti sebuah introgasi. Tapi Raellyn tidak keberatan karena kawannya yang satu ini akan berubah menjadi seperti itu terkait dengan keputusan penting. Mereka adalah patner yang solid, itu sebabnya Violet agak sedikit keberatan tentang keputusan yang Raellyn buat tanpa