Semua Bab Pengendali Sistem Terkuat: Bab 841 - Bab 850

863 Bab

841. Menghilang

Martis yang tiba-tiba tubuhnya ditarik oleh seseorang merasa terkejut. Dan kini ia berada di tempat yang ia rasa tidak asing. 'Kenapa aku bisa berada di sini lagi? Tadi aku merasa tubuhku seperti ada seseorang yang menariknya ke dalam dimensi lain,' gumam Martis. "Ehem...! Kenapa kau bengong?!" Dari arah belakang, terdengar suara seseorang yang juga dirasa tak asing oleh Martis. "Kau...?" Martis menunjuk wajah pria yang tadi membawanya ke tempat ini, Markas Revolusioner. "Tidakkah kau memgucapkan terima kasih padaku? Hem?" Pria itu sepertinya sengaja mengejek Martis. "Hem..., baiklah, baiklah. Kali ini aku berterima kasih padamu," jawab Martis seraya mengibaskan tangannya. "Begitukah caramu berterima kasih pada seseorang yang telah membantumu melarikan diri dari maut?!" Pria itu kesal dengan sikap cuek Martis. "Oh ya...? Tapi tunggu! Siapa yang meminta bantuan darimu? Dan lagi, bagaimana bisa secara tiba-tiba kau tahu posisiku dan apa yang terjadi padaku?!" Ini adalah hal yang
Baca selengkapnya

842. Mengajari Martis

Jendral Salim sebenarnya sudah menduga bahwa hal ini pasti akan terjadi. 'Anakku ini, rasa percayanya pada seseorang sangat hati-hati. Aku tak habis pikir, setelah Ibunya meninggal, sikapnya jadi seperti ini. Apa yang harus aku lakukan agar ia kembali seperti dulu lagi?' Sambil menatap langit, Jendral Salim berkeluh kesah dengan pikirannya sendiri. Ia sangat kesulitan mengimbangi sikap anaknya yang berubah drastis setelah mengalami kejadiaan naas di masa lalu. Dan saat Jendral Salim berada di tempat latihan, ia sudah melihat anaknya yang dengan serius menyerang Martis. Pada hari pertama Martis latihan, ia langsung mendapat tantangan untuk bertarung melawan Kolonel Rizal, yang tak lain adalah anak dari Jendral Salim. "Rizal, jangan memaksakan dirimu...!" Dan tiba-tiba suasana yang tadinya gaduh, dalam sekejap menjadi hening ketika terdengar suara teriakkan dari Jendral Salim. Semua mata tertuju pada Jendral Salim yang berjalan ke arah Martis dan Kolonel Rizal. "Kolonel Rizal
Baca selengkapnya

843. Ruang Perawatan

Dalam dua hari ini, Martis dan Kolonel Rizal nampak sangat akrab. Mereka terlihat latihan bersama dengan samgat serius. Dan hal yang membuat orang-orang tercengang adalah ulah Martis. Yups! Hanya dalam kurun waktu dua hari saja, Martis berhasil menguasai teknik yang diajarkan oleh Kolonel Rizal. "Kolonel Rizal, terima kasih atas bimbinganmu dalam beberapa hari belakangan ini," ujar Martis di sela mereka sedang beristirahat dari latihannya. "Martis, jangan terlalu sungkan. Oh iya Martis, maukah kau menjadi sahabatku?" "Tentu saja, kenapa tidak?" Martis menjawab dengan perasaan haru. Martis terharu karena ia telah mendengar cerita tantang Kolonel Rizal yang kehilangan ibunya dari Jendral Salim. "Kalau begitu, panggil saja aku Rizal. Jangan ada nama gelar organisasi. Bagaimana?" Rizal mulai kembali tersenyum. "Baik, Rizal. Mulai sekarang kita adalah sahabat!" Martis mengajak Kolonel Rizal untuk berjabat tangan. Dari kejuahan, Jendral Salim tak sengaja meneteskan air matanya sa
Baca selengkapnya

844. Berhasil menguasai

Keesokan harinya, Martis yang baru saja siuman melihat area sekitarnnya. Ia paham dengan suasana medis yang nampak di sekelilingnya. Dia juga melihat di dalam ruangan itu sudah ada Jendral Salim Dan Kolonel Rizal. "Jendral Salim, berapa hari aku berada di ruangan ini?" tanya Martis langsung pada Jendral Salim yang duduk di samping ranjangnya. "Tiga! Tiga hari kau tak sadarkan diri, Martis! Kau benar-benar membuat kami khawatir...!" Lalu Jendral Salim mendekati Martis dan ingin memeluknya, tapi Martis menolaknya. "Stop! Aku baik-baik saja, Jendral!" Akan tetapi, Martis tak mampu menahan Rizal yang langsung merangsek ke pelukannya. "Martis...! Aku pikir kau akan mati...," ujar Rizal sambil menangis. Baru kali ini Jendral Salim melihat anaknya menangisi seseorang selain mendiang isterinya. Peletak! Satu jitakan mendarat tepat di ubun-ubun Rizal. "Doamu sangat buruk, Rizal." Kemudian Martis melepaskan pelukannya dari Rizal. "Apakah kau menginginkan aku mati? Hem?" tanya Mart
Baca selengkapnya

845. Bertemu kembali

Martis tertawa terbahak melihat wajah Kolonel Rizal yang panik. Martis tidak menyangka ternyata seperti inilah sifat asli seorang Kolonel Rizal. Padahal, awal mereka bertemu sikapnya sangat dikit pada Martis. Namun sekarang, itu berbanding terbalik tiga ratus enam puluh derajat. Kemudian, saat Mereka sedang asik bercanda, ada seorang prajurit yang datang dengan tergesa. Dia melaporkan bahwa ada keadaan genting. "Apa...?! Apakah ini benar?!" tanya Kolonel Rizal sangat terkejut. "Rizal, suruh Anak Buahmu menjauh darinya." Martis yang mendengar laporan darurat langsung berlari menuju tempat kejadian. Rupanya, Edmiral Kaziru berhasil menemukan keberadaan Markas Revolusioner. Dan saat ini dia sedang mengamuk sesuka hatinya di halaman depan gerbang. Tak lama kemudian, Martis tiba di halaman depan gerbang. Ia yang melihat sudah banyak korban yang berjatuhan tanpa basa-basi langsung melihat Edmiral Kaziru dengan tatapan penuh dendam dan lalu menyerangnya. Crash...! Martis menyera
Baca selengkapnya

846. Mengerahkan seluruh tenaga

Martis mengambil kesempatan untuk menolong Kolonel Rizal saat Edmiral Kaziru disibukkan dengan tembakan-tembakan sniper yang dilakukan oleh Jendral Salim dan beberapa Anggota Sniper Elite lainnya. "Terima kasih, Martis. Maaf, aku justru menjadi beban bagimu," ujar Kolonel Rizal menundukkan kepalanya. "Sudahlah, bukan waktunya untuk meratapi penyesalanmu. Sekarang, aku minta dirimu untuk segera bersembunyi. Aku akan sekuat tenaga berusaha mengalagkan Monster Gila itu." Usai memberikan sebotol kecil ramuan pada Kolonel Rizal, Martis kembali maju menghadapi Edmiral Kaziru. Namun sayang, baru beberapa saat saja Martis pergi, ia sudah melihat Edmiral Kaziru yang berhasil membunuh banyak orang. Dan saat ini, Martis melihat pemandandangan yang tak mengenakkan. Ia melihat Edmiral Kaziru yang sedang menarik kerah baju Jendral Salim. Nampaknya Edmiral Kaziru akan membunuhnya. "Lepaskan dia! Punch of Light...!" Untungnya Martis dengan sigap menolong Jendral Salim. Akibat serangan dadak
Baca selengkapnya

847. Diundang

Dalam sejarah hidupnya, sampai saat ini hanya ada dua orang yang mampu menghadapi serangan meteor miliknya. Dan orang kedua itu adalah Martis. "Si-siapa kau sebenarnya?" tanya Edmiral Kaziru yang akhirnya penasaran. "Aku?" Martis menunjuk dirinya sendiri. "Bukankah kau sudah tahu, bahwa namaku adalah Martis? Kenapa kau masih bertanya? Apakah kehilangan kekuatan skala besar telah mempengaruhi otakmu?" "Bukan itu! Maksudku..., kau ini berasal dari mana?" "Menurutmu...? Aku dari mana?" Martis memperhatikan wajah Edmiral Kaziru. Martis merasa sepertinya ada sesuatu yang mengganjal dalam benaknya. "Apakah kau juga sama seperti orang itu? Tunggu!" Sepertinya Edmiral Kaziru kembali teringat akan seseorang. "Jack Martis! Iya, benar! Orang itu memiliki nama yang sama denganmu," ujar Edmiral Kaziru. Mendengar nama kakeknya yang disebut, kedua mata Martis melotot. "Hey, tunggu dulu. Apa aku tidak salah dengar?" tanyanya heran. "Jawab saja, apa kau memiliki hubungan dengan pria itu?
Baca selengkapnya

848. Undangan Raja

Karena adanya paksaan dari Jendral Salim, akhirnya pada hari yang sudah ditentukan sesuai dalam isi surat undangan yang Martis terima, ia pergi ke Kerajaan Garza dengan ditemani oleh Jendral Salim dan beberapa orang pengawal lainnya. "Salam, Baginda. Nama saya adalah Martis. Saya datang kemari untuk memenuhi permintaan yang Baginda berikan pada saya kemarin." Martis membungkuk di hadapan Raza Garza. "Iya..., bangkitlah." Raza Gaza menjawab dengan suara penuh wibawa. "Karena kau sudah datang, ayo kita berbincang di taman belakang. Aku sudah menyiapkan jamuan untuk tamu spesialku." Senyuman Raja Garza sungguh memukau. Jika Martis seorang wanita, bisa dipastikan akan jatuh cinta pada Raja Garza. Karena Raja Garza dikenal bukan hanya dengan wibawa dan kekuasaannya saja, dia dikenal sebagai Raja yang rupawan. Semua wanita yang melihatnya bisa langsung jatuh cinta. Setibanya di taman belakang Istana, Martis duduk bersebelahan dengan Raja Garza. Ini adalah moment yang sangat langka yang
Baca selengkapnya

849. Huruf D

Pertemuan Martis dengan Raja Garza sangat memberikan keuntungan bagi kedua pihak. Dari Martis, ia merasa untung karena akhirnya mendapatkan tempat yang sangat cocok untuknya betlatih meningkatkan kekuatannya. Sedangkan dari Kerajaan Garza, mereka merasa untung karena sejak kabar berita tentang Martis yang menjalin kerja sama membuat Kerajaan Garza semakin disegani. Setelah beberapa minggu kemudian, Martis cukup dibuat kerepotan karena kini bukan hanya Kerajaan Garza yang ingin meminta bantuannya, melainkan ada beberapa Kerajaan kecil lainnya yang secara terus terang meminta bantuannya. Dan akhirnya Martis mendapatkan sebuah ide. Dia mengusulkan kepada beberapa Raja untuk membentuk sebuah Aliansi. Dan hal itu langsung disetujui oleh lima Kerajaan. Kelima kerajaan itu juga sepakat memberikan sebuah gelar kepada Martis. Sehingga kini nama Martis telah berubah menjadi Lion D Martis. Awalnya Martis menolak untuk mendapatkan gelar seperti itu. Akan tetapi, ada suatu hal yang membuat M
Baca selengkapnya

850. Rahasia D

Keesokan harinya, Martis kembali berlatih dengan tekad yang membara. Ia masih memikirkan percakapannya dengan Raja Garza dan misteri di balik huruf 'D'. Tiba-tiba, seorang prajurit memasuki ruang latihan dan menyampaikan pesan dari Raja Garza. "Yang Mulia Martis, Raja Garza mengundang Anda untuk bertemu di ruang kerjanya." Martis mengangguk dan mengikuti prajurit tersebut menuju ruang khusus Raja Garza. Ia penasaran apa yang ingin dibicarakan Raja Garza. Sesampainya di ruang kerja Raja Garza, Martis disambut dengan senyum hangat. Raja Garza menunjuk kursi di hadapannya. "Silahkan duduk, Martis. Aku ingin memberitahumu sesuatu yang penting." Martis duduk dengan tenang, matanya menatap Raja Garza dengan penuh harap. "Apa itu, Raja Garza?" Raja Garza menarik napas dalam-dalam dan memulai ceritanya. "Martis, huruf 'D' yang ada di nama-nama kerajaan dan gelar yang diberikan kepadamu bukanlah sekadar kebetulan. Itu adalah simbol dari sebuah kekuatan kuno yang terlupakan." Martis
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
828384858687
DMCA.com Protection Status