Setelah beberapa saat hening, tiba-tiba Jendral Valdo berdiri. Dia melihat ke sekeliling ruangan, menatap satu per satu wajah yang ada di sana. Ada rasa hormat, ketakutan, dan kebingungan yang terpancar dari wajah mereka. Jendral Valdo tersenyum, sebuah senyuman yang tenang namun penuh dengan otoritas. "Dalam hidup ini," katanya dengan suara yang tenang namun tegas, "kita harus belajar untuk menerima kenyataan, bukan menyalahkan orang lain atas apa yang telah terjadi. Negara Milisia merdeka bukan karena pemberian dari negara Purple Gold, tetapi karena kerja keras dan perjuangan kita semua."Ucapan Jendral Valdo itu seperti petir di tengah heningnya ruangan. Semua orang terdiam, termasuk Presiden Milisia. Mereka semua menatap Jendral Valdo dengan kagum dan rasa hormat yang mendalam.Martis, yang berdiri melihat kakeknya ini, benar-benar merasa sebuah kebanggaan yang luar biasa. Dia merasa bangga menjadi bagian dari keluarga ini, keluarga yang penuh dengan pahlawan dan pemimpin. Dia me
Read more