Tak terasa, pertempuran mereka berlangsung selama dua hari. Dan selama dua harian ini, sudah banyak mutan yang berhasil mereka tumpas. Akan tetapi, banyak pula pihak Martis yang terpaksa mundur untuk segera mendapat perawatan. Untungnya, tidak ada satupun pihak Martis yang sampai gugur dalam pertempuran. Semua ini berkat perintah dan rencana Martis yang sangat pandai mengatur strategi dalam pertempuran.Akan tetapi, walaupun jumlah mutan tinggal sedikit, beberapa sosok mutan yang tersisa adalah para mutan yang terkuat di kelompoknya. Saat ini, ada sepuluh mutan yang tersisa. Salah satunya adalah mutan yang sedang dihadapi oleh Martanto. Padahal, mutan itu sudah mendapat banyak luka akibat senjata pistol laser. Sayangnya, mutan itu pintar. Ia berhasil meraih senjata milik Martanto dan kemudian menghancurkannya.Martanto yang saat ini jaraknya cukup berjauhan dari Martis dan yang lainnya, dengan susah payah berusaha mengalahkan mutan yang satu ini. Dan saat Martanto berhasil menghantamk
Setelah kabut asap mereda, Martis berdiri tegak, tampak tak terpengaruh oleh serangan sihir itu. Meskipun tubuhnya terlihat agak goyah, matanya tetap menatap tajam ke arah mutan pengendali sihir. Dia lalu tersenyum tipis, menunjukkan bahwa dia tidak akan menyerah begitu saja."Apakah itu yang kau sebut serangan sihir terkuatmu?" Martis berkata dengan suaranya yang terdengar penuh keberanian dan tekad.Kemudian, dengan gerakan cepat dan tiba-tiba, Martis mengaktifkan teknik khususnya yang belum pernah dia tunjukkan sebelumnya. Cahaya berkilauan pun muncul dari tubuhnya, membuat semua mutan yang tersisa terdiam sejenak.Ternyata Martis menggunakan teknik khusus yang disebut "Balasan Sihir Penetrasi". Teknik ini membuat Martis mampu untuk menyerap energi sihir dari serangan lawan dan mengubahnya menjadi kekuatan sendiri. Dengan begitu, serangan yang seharusnya merugikan malah menjadi bantuan bagi Martis. Setelah menyerap energi sihir, Martis lalu melancarkan serangan balik yang kuat, men
Ternyata, mutan kelas atas ini datang ke tempat pertarungan Martis karena tadi mendapat sebuah isyarat dari salah satu anak buahnya yang meledakan diri. Yah, asap yang membumbung tinggi tadi, yang sempat Martis lihat adalah cara mereka memberikan kode darurat.Mutan kelas atas merujuk kepada mutan yang memiliki kekuatan dan kemampuan yang jauh lebih besar dibandingkan dengan mutan-mutan biasa. Mereka memiliki kontrol yang jauh lebih baik atas elemen dan sihir mereka, dan juga memiliki teknik khusus atau serangan yang sangat kuat dan mematikan.Selain itu, mutan kelas atas juga lebih pintar dan berpengalaman dalam pertarungan, membuat mereka menjadi lawan yang sangat menantang. Mereka juga memiliki kekuatan fisik yang lebih besar dan daya tahan yang lebih baik, sehingga mereka bisa bertahan lebih lama dalam pertarungan.Mutan kelas atas ternyata memiliki berbagai kekuatan yang luar biasa. Misalnya, mereka yang memiliki kemampuan untuk mengendalikan lebih dari satu elemen, seperti api,
Tadi, saat Martis melancarkan "Serangan Cahaya", mutan kelas atas itu mampu mengecilkan bentuk tubuhnya untuk menghindari serangan. Hal itu menunjukkan betapa kuat dan cerdiknya mutan kelas atas ini.Namun, Martis yang tetap fokus tidak terkejut atau putus asa. Dia segera merencanakan langkah selanjutnya. Dia berencana akan mencoba teknik lain. Dan dia akan menyesuaikan "Serangan Cahaya" nya agar lebih sulit dihindari. Martis akan menggunakan ini sebagai kesempatan untuk menyerang saat mutan itu dalam bentuk yang lebih kecil. Dia berniat akan melancarkan serangan cepat dan tak terduga, berharap untuk mengejutkan mutan itu dan memberikan serangan yang efektif.Ternyata, Mutan kelas atas memiliki berbagai cara untuk menyerang balik Martis. Setelah menghindari "Serangan Cahaya" Martis dengan mengecilkan bentuk tubuhnya, mutan itu tiba-tiba membesar dan melancarkan serangan yang kuat dan cepat. Saat dalam bentuk yang lebih kecil, mutan itu mampu bergerak dengan cepat dan sulit dilihat, me
Dengan napas terengah-engah, Martis berdiri. Ia melihat ke arah Reka, yang juga tampak kesulitan menghadapi mutan yang semakin marah. Mereka berdua tahu, mereka harus mencari cara untuk melarikan diri dari situasi ini.Martis menatap sekeliling. Ia melihat sebuah bebatuan besar di sebelah kanan mereka. Sebuah ide mendadak terlintas dalam pikirannya. "Reka!" teriak Martis, menarik perhatian Reka dan juga mutan-mutan itu. "Coba tembakkan sinar laser ke bebatuan itu!"Reka tampak bingung sejenak, tapi ia memutuskan untuk mempercayai Martis. Dengan cepat, ia menembakkan sinar laser ke arah bebatuan itu. Bebatuan besar itu meledak, membuat debu dan asap mengepul, mengaburkan pandangan."Kini saatnya!" teriak Martis. Ia meraih tangan Reka dan berlari secepat mungkin, memanfaatkan kabut asap yang telah mereka ciptakan. Mutan-mutan itu tampaknya terkejut dan bingung, memberikan mereka waktu yang cukup untuk melarikan diri.Setelah berhasil melarikan diri, Martis dan Reka bersembunyi di balik
Strategi tersebut tampaknya cukup cerdas dan matang. Menggunakan kelemahan musuh sebagai keuntungan sendiri adalah taktik yang sering digunakan dalam pertempuran. Dengan memanfaatkan sinar laser Reka dan lingkungan berpasir, mereka memiliki peluang besar untuk mengalahkan mutan-mutan tersebut.Namun, mereka juga harus berhati-hati. Mutan-mutan tersebut mungkin memiliki trik lain yang belum mereka ketahui. Oleh karena itu, selain menyiapkan rencana serangan, mereka juga harus mempersiapkan strategi pertahanan jika terjadi hal yang tidak diinginkan.Kemudian, dari kejauhan Reka mempersiapkan serangannya. Dia mengeluarkan sinar laser dari tangannya, menargetkan kedua mutan itu dengan tepat. Sementara itu, Martis mengambil pistol laser dari sistemnya, siap untuk menyerang pula.Saat Reka melepaskan sinar lasernya, mutan itu terkejut dan mencoba untuk menghindar. Namun, gerakannya terhambat oleh pasir, membuatnya menjadi sasaran yang mudah. Martis segera melepaskan tembakan dari pistol las
Mutan yang baru datang itu ternyata bukanlah menyerang Reka. Padahal Martis tadi sudah berteriak dan sangat khawatir. Cahaya yang dikeluarkan dari mulut mutan itu ternyata juga sinar laser.Tiba-tiba, setelah cahaya itu mereda, Martis dan Reka terkejut melihat mutan itu berubah menjadi sesosok manusia. Wajahnya terlihat familiar, seperti seseorang yang pernah mereka kenal sebelumnya."Kalian berdua, kalian harus cepat pergi dari sini. Saat ini mereka telah mengirimkan sinyal bantuan. Mereka akan datang lagi," ujarnya dengan suara serak.Martis dan Reka saling pandang, bingung dengan apa yang baru saja terjadi. Namun, mereka tahu bahwa mereka harus segera pergi dari tempat itu."Siapa kamu?" tanya Martis."Sudah tidak penting. Yang penting kalian harus cepat pergi dari sini," jawabnya sambil menatap mereka dengan tajam.Martis dan Reka akhirnya memutuskan untuk mengikuti perintahnya dan melarikan diri dari tempat itu. Namun, mereka tidak bisa melupakan pertemuan mereka dengan manusia y
Martis, Reka, dan pria misterius itu memulai misi mereka untuk menyusup ke dalam laboratorium rahasia di pinggiran kota. Mereka memakai pakaian hitam dan topeng untuk menyamarkan identitas mereka. Mereka tiba di laboratorium tersebut pada tengah malam, saat keamanan sedang paling longgar.Mereka berhasil masuk ke dalam laboratorium tanpa terdeteksi oleh pasukan keamanan. Mereka mulai mencari portal dimensi yang bertanggung jawab atas munculnya mutan-mutan tersebut. Mereka harus berjalan melalui lorong-lorong gelap yang dipenuhi dengan peralatan dan mesin-mesin yang rumit.Setelah beberapa saat mencari, mereka akhirnya menemukan portal dimensi tersebut. Mereka mengaktifkan perangkat yang diciptakan oleh pria misterius itu, dan berhasil menonaktifkan portal dimensi tersebut.Namun, tiba-tiba mereka dihadang oleh pasukan keamanan yang menjaga laboratorium tersebut. Mereka harus berjuang untuk bertahan hidup dan melawan pasukan keamanan yang sangat terlatih.Pria misterius itu memimpin se