Ternyata, mutan kelas atas ini datang ke tempat pertarungan Martis karena tadi mendapat sebuah isyarat dari salah satu anak buahnya yang meledakan diri. Yah, asap yang membumbung tinggi tadi, yang sempat Martis lihat adalah cara mereka memberikan kode darurat.Mutan kelas atas merujuk kepada mutan yang memiliki kekuatan dan kemampuan yang jauh lebih besar dibandingkan dengan mutan-mutan biasa. Mereka memiliki kontrol yang jauh lebih baik atas elemen dan sihir mereka, dan juga memiliki teknik khusus atau serangan yang sangat kuat dan mematikan.Selain itu, mutan kelas atas juga lebih pintar dan berpengalaman dalam pertarungan, membuat mereka menjadi lawan yang sangat menantang. Mereka juga memiliki kekuatan fisik yang lebih besar dan daya tahan yang lebih baik, sehingga mereka bisa bertahan lebih lama dalam pertarungan.Mutan kelas atas ternyata memiliki berbagai kekuatan yang luar biasa. Misalnya, mereka yang memiliki kemampuan untuk mengendalikan lebih dari satu elemen, seperti api,
Tadi, saat Martis melancarkan "Serangan Cahaya", mutan kelas atas itu mampu mengecilkan bentuk tubuhnya untuk menghindari serangan. Hal itu menunjukkan betapa kuat dan cerdiknya mutan kelas atas ini.Namun, Martis yang tetap fokus tidak terkejut atau putus asa. Dia segera merencanakan langkah selanjutnya. Dia berencana akan mencoba teknik lain. Dan dia akan menyesuaikan "Serangan Cahaya" nya agar lebih sulit dihindari. Martis akan menggunakan ini sebagai kesempatan untuk menyerang saat mutan itu dalam bentuk yang lebih kecil. Dia berniat akan melancarkan serangan cepat dan tak terduga, berharap untuk mengejutkan mutan itu dan memberikan serangan yang efektif.Ternyata, Mutan kelas atas memiliki berbagai cara untuk menyerang balik Martis. Setelah menghindari "Serangan Cahaya" Martis dengan mengecilkan bentuk tubuhnya, mutan itu tiba-tiba membesar dan melancarkan serangan yang kuat dan cepat. Saat dalam bentuk yang lebih kecil, mutan itu mampu bergerak dengan cepat dan sulit dilihat, me
Dengan napas terengah-engah, Martis berdiri. Ia melihat ke arah Reka, yang juga tampak kesulitan menghadapi mutan yang semakin marah. Mereka berdua tahu, mereka harus mencari cara untuk melarikan diri dari situasi ini.Martis menatap sekeliling. Ia melihat sebuah bebatuan besar di sebelah kanan mereka. Sebuah ide mendadak terlintas dalam pikirannya. "Reka!" teriak Martis, menarik perhatian Reka dan juga mutan-mutan itu. "Coba tembakkan sinar laser ke bebatuan itu!"Reka tampak bingung sejenak, tapi ia memutuskan untuk mempercayai Martis. Dengan cepat, ia menembakkan sinar laser ke arah bebatuan itu. Bebatuan besar itu meledak, membuat debu dan asap mengepul, mengaburkan pandangan."Kini saatnya!" teriak Martis. Ia meraih tangan Reka dan berlari secepat mungkin, memanfaatkan kabut asap yang telah mereka ciptakan. Mutan-mutan itu tampaknya terkejut dan bingung, memberikan mereka waktu yang cukup untuk melarikan diri.Setelah berhasil melarikan diri, Martis dan Reka bersembunyi di balik
Strategi tersebut tampaknya cukup cerdas dan matang. Menggunakan kelemahan musuh sebagai keuntungan sendiri adalah taktik yang sering digunakan dalam pertempuran. Dengan memanfaatkan sinar laser Reka dan lingkungan berpasir, mereka memiliki peluang besar untuk mengalahkan mutan-mutan tersebut.Namun, mereka juga harus berhati-hati. Mutan-mutan tersebut mungkin memiliki trik lain yang belum mereka ketahui. Oleh karena itu, selain menyiapkan rencana serangan, mereka juga harus mempersiapkan strategi pertahanan jika terjadi hal yang tidak diinginkan.Kemudian, dari kejauhan Reka mempersiapkan serangannya. Dia mengeluarkan sinar laser dari tangannya, menargetkan kedua mutan itu dengan tepat. Sementara itu, Martis mengambil pistol laser dari sistemnya, siap untuk menyerang pula.Saat Reka melepaskan sinar lasernya, mutan itu terkejut dan mencoba untuk menghindar. Namun, gerakannya terhambat oleh pasir, membuatnya menjadi sasaran yang mudah. Martis segera melepaskan tembakan dari pistol las
Mutan yang baru datang itu ternyata bukanlah menyerang Reka. Padahal Martis tadi sudah berteriak dan sangat khawatir. Cahaya yang dikeluarkan dari mulut mutan itu ternyata juga sinar laser.Tiba-tiba, setelah cahaya itu mereda, Martis dan Reka terkejut melihat mutan itu berubah menjadi sesosok manusia. Wajahnya terlihat familiar, seperti seseorang yang pernah mereka kenal sebelumnya."Kalian berdua, kalian harus cepat pergi dari sini. Saat ini mereka telah mengirimkan sinyal bantuan. Mereka akan datang lagi," ujarnya dengan suara serak.Martis dan Reka saling pandang, bingung dengan apa yang baru saja terjadi. Namun, mereka tahu bahwa mereka harus segera pergi dari tempat itu."Siapa kamu?" tanya Martis."Sudah tidak penting. Yang penting kalian harus cepat pergi dari sini," jawabnya sambil menatap mereka dengan tajam.Martis dan Reka akhirnya memutuskan untuk mengikuti perintahnya dan melarikan diri dari tempat itu. Namun, mereka tidak bisa melupakan pertemuan mereka dengan manusia y
Martis, Reka, dan pria misterius itu memulai misi mereka untuk menyusup ke dalam laboratorium rahasia di pinggiran kota. Mereka memakai pakaian hitam dan topeng untuk menyamarkan identitas mereka. Mereka tiba di laboratorium tersebut pada tengah malam, saat keamanan sedang paling longgar.Mereka berhasil masuk ke dalam laboratorium tanpa terdeteksi oleh pasukan keamanan. Mereka mulai mencari portal dimensi yang bertanggung jawab atas munculnya mutan-mutan tersebut. Mereka harus berjalan melalui lorong-lorong gelap yang dipenuhi dengan peralatan dan mesin-mesin yang rumit.Setelah beberapa saat mencari, mereka akhirnya menemukan portal dimensi tersebut. Mereka mengaktifkan perangkat yang diciptakan oleh pria misterius itu, dan berhasil menonaktifkan portal dimensi tersebut.Namun, tiba-tiba mereka dihadang oleh pasukan keamanan yang menjaga laboratorium tersebut. Mereka harus berjuang untuk bertahan hidup dan melawan pasukan keamanan yang sangat terlatih.Pria misterius itu memimpin se
Pria misterius itu menjelaskan, mencoba meredakan kekhawatiran yang ada. Martis dan Reka juga menambahkan, "Dia benar. Dia adalah teman kita dan dia berada di sisi kita. Kita tidak boleh membiarkan penampilan fisik mengecoh kita."Mereka semua kemudian kembali fokus pada pertempuran yang sedang berlangsung. Meskipun ada keraguan dan ketakutan, mereka harus bekerja sama untuk mengalahkan mutan-mutan yang menyerang kota mereka saat ini. Pria misterius itu sebenarnya adalah seorang ilmuwan yang telah melakukan banyak eksperimen dalam upaya untuk melawan mutan-mutan yang menyerang. Salah satu eksperimen yang dia lakukan adalah mencoba untuk memahami dan meniru kekuatan mutan, dengan harapan bahwa ini dapat memberi mereka keuntungan dalam pertempuran. Eksperimen ini menghasilkan serum yang ketika diinjeksikan, dapat merubah penggunanya menjadi mutan sementara.Dia memilih untuk menjadi subjek uji coba sendiri, dan hasilnya adalah perubahan fisik yang kita lihat sekarang. Meskipun penampil
Ternyata, para rekan Martis yang menyaksikan kekuatan serum tertarik untuk menggunakannya juga.Para rekan Martis berkata kepada pria misterius, "Kami melihat apa yang serum itu lakukan padamu. Itu luar biasa. Kami juga ingin mencobanya, jika itu bisa memberi kita kekuatan untuk melawan mutan-mutan ini."Kemudian ada juga yang menambahkan, "Kami tahu risikonya, tapi kami juga tahu apa yang dipertaruhkan di sini. Jika ada kesempatan untuk kita melindungi kota kita dan orang-orang yang kita cintai, kami ingin mengambil risiko itu."Martis sempat merasa bingung dan khawatir, tetapi dia juga menghargai keberanian dan tekad teman-temannya. Dia lalu berkata, "Saya menghargai keberanian kalian, dan saya tahu betapa pentingnya pertempuran ini bagi kita semua. Namun, kita juga harus mempertimbangkan risiko dari serum ini."Dia kemudian menambahkan, "Mari kita bicarakan ini lebih lanjut dan memastikan bahwa kita semua memahami apa yang kita hadapi. Kita harus membuat keputusan ini bersama-sama.
Dalam benaknya, Martis terus berpikir. Dengan konsentrasinya yang sangat baik, Martis mencoba menelaah tentang kejadian hari ini. Dan pada saat ini, Mia sedang berjalan ke arah pintu yang tersembunyi di belakang tirai, dengan Phynoglip dan Emily mengikuti di belakangnya. Martis juga mengikuti mereka, dengan rasa penasaran yang semakin besar. Saat mereka mencapai pintu tersebut, Mia berhenti dan menatap Martis dengan senyumannya yang lembut. "Aku akan menunjukkan kamu bahwa kita tidak memiliki apa-apa yang berharga," ucap Mia. Dan tiba-tiba saja, ada kejadian aneh. Mia menghilang begitu saja di hadapan mereka. Phynoglip serta Emily terkejut dan menatap bayangan tersebut dengan rasa penasaran. "Apa yang terjadi?" tanya Phynoglip heran. "Aku tidak tahu," ucap Emily yang sama herannya. "Tapi aku rasa Mia yang kita lihat sebelumnya bukanlah Mia yang sebenarnya." Dan selang beberapa menit kemudian, Mia muncul kembali. Ternyata..., sosok yang mengaku sebagai Mia ini hanyalah bayang
Mia berjalan ke arah Martis, dengan Phynoglip dan Emily mengikuti di belakangnya. Martis menatap Mia dengan rasa penasaran, kemudian berbicara dengan suara yang keras. "Apa yang kamu ingin lakukan, Mia?" tanya Martis dengan suara yang keras. Mia tetap tersenyum lembut, kemudian berbicara dengan suara yang pelan. "Aku ingin menunjukkan kamu bahwa kita tidak memiliki apa-apa yang berharga," ucap Mia. Martis menatap Mia dengan rasa penasaran, kemudian berbicara dengan suara yang keras. "Apa yang kamu maksud?!" tanya Martis dengan suara yang keras. Dengan senyum lembutnya, Mia kemudian berbicara dengan suara yang pelan. "Aku akan menunjukkan kamu bahwa kita hanya memiliki puisi yang tidak berharga," ucap Mia dengan suara yang masih sama pelannya. Mia kemudian mengambil kertas yang memiliki puisi yang tertulis di dalamnya dari Emily, kemudian memberikannya kepada Martis. Martis menatap kertas tersebut dengan rasa penasaran, kemudian berbicara dengan suara yang keras. "Apa yang
Mia memimpin mereka ke arah mesin tersebut, dengan Phynoglip dan Emily mengikuti di belakangnya. Saat mereka mendekati mesin tersebut, mereka melihat bahwa mesin tersebut memiliki sebuah layar yang besar dan beberapa tombol yang berkilauan. Mia menekan salah satu tombol tersebut, dan layar mesin tersebut langsung menyala. Phynoglip dan Emily terkejut melihat bahwa layar tersebut menampilkan sebuah gambar yang aneh, seperti sebuah peta yang kompleks. "Apa ini?" tanya Phynoglip dengan suara yang penasaran. Mia menjawab, "Ini adalah peta sistem yang kita gunakan untuk mengontrol dunia ini," ucap Mia dengan suara yang pelan. "Dengan peta ini, kita dapat melihat bagaimana sistem tersebut bekerja dan bagaimana kita dapat mengubahnya." Emily kemudian menatap peta tersebut dengan rasa penasaran. "Bagaimana kita dapat mengubahnya?" tanya Emily dengan suara yang pelan. Mia memandang Emily dengan mata yang berbinar. "Kita dapat mengubahnya dengan menggunakan kode yang tepat," ucap Mia
Phynoglip mengangguk, kemudian menatap sekeliling tempat mereka berada. "Tempat ini aneh," ucap Phynoglip dengan suara yang pelan. "Aku merasa seperti berada di dalam komputer atau sesuatu." "Aku juga merasa seperti itu. Sepertinya kita berada di dalam sistem atau dimensi lain." jawab Emily dengan nada yang sama dengan Phynoglip. Keduanya terdiam sejenak, kemudian Phynoglip bertanya lagi. "Kamu pikir apa yang disembunyikan oleh Martis?" Emily memandang Phynoglip dengan serius. "Aku pikir Tuan Martis menyembunyikan sesuatu hal yang sangat penting." Phynoglip mengangguk, kemudian keduanya terdiam lagi. Akan tetapi, kali ini tiba-tiba, Phynoglip berbicara dengan nada yang berbeda. "Emily, aku merasa ada sesuatu yang aneh di sini. Sepertinya kita tidak sendirian." Emily menatap Phynoglip dengan heran, kemudian menoleh ke sekeliling. Tiba-tiba, dia melihat bayangan yang bergerak di kejauhan. "Apa itu?" bisik Emily dengan suara yang pelan. Kemudian Phynoglip berjalan menuju bayangan te
Martis hari ini dipusingkan dengan tingkah laku kedua bayi besarnya, yaitu Emily dan Phyno. Dan tanpa diduga, saat Martis menatap wajah Emily, lagi-lagi ia teringat akan raut wajah istrinya. Sampai tanpa sadar dia berucap, "Mia...?" Martis kemudian tiba-tiba memeluk tubuh Emily. "Maafkan aku, Mia..., aku pasti akan kembali," ucap Martis yang mempererat pelukannya pada Emily. "Aku bersumpah! Akan menemukan cara untuk kembali pada mereka. Tapi kira-kira, apakah mereka masih mengingatku?" Emily yang tidak mengerti apa yang terjadi, menatap wajah Martis dengan heran. la merasa tidak nyaman dengan pelukan Martis yang terlalu erat. Sementara itu, Phyno yang ada di sebelahnya, menatap Martis dengan rasa penasaran. "Martis, apa yang terjadi?" tanya Phyno dengan suara yang pelan. Martis tersadar dari lamunannya dan melepaskan pelukannya pada Emily. la memandang wajah Emily dan tersenyum. "Maaf, Emily," ucap Martis dengan suara yang lembut. "Aku hanya..., teringat pada seseorang yang
Rupanya, Raja Kegelapan telah mempersiapkan strategi untuk menghadapi Martis. Saat ini ia memutuskan bahwa dia dan anaknya masih harus berada di dalam gunung berapi tempat mereka berada saat ini untuk sementara waktu. Nampaknya Raja Kegelapan kali ini lebih waspada dalam menghadapi Martis. Dia telah kehilangan Black Rose karena kala itu telah meremehkan Martis. Padahal ia berpikir bahwa Black Rose akan dapat mengalahkan Martis dengan mudah. Namun kenyataannya, justru sebaliknya. Kekalahan Black Rose sangat membuatnya rugi besar. Sebab, Black Rose beserta semua pengikutnya telah diberantas habis oleh Martis sampai tak tersisa satupun. Sementara Raja Kegelapan masih bersembunyi di dalam gunung berapi, beberapa Minggu kemudian Martis dan yang lainnya kini telah kembali pulih. Dan ternyata, Martis tengah berusaha memisahkan aura kegelapan yang tersisa dalam tubuh Phynoglip. Namun usahanya belum membuahkan hasil. Memang benar, dalam beberapa hari ini ia telah berhasil membuang sebagian
Raja Kegelapan sangat marah karena merasakan hawa keberadaan Black Rose yang terhubung dengan jiwanya kini telah menghilang."Black Rose...? Ti-tidak...!" Raja Kegelapan berteriak histeris di dalam ruangan persembunyiannya."Tidak akan aku maafkan! Black Rose mati dikalahkan oleh manusia bernama Martis itu! Aku tidak boleh bersantai-santai. Yah..., aku akan membalaskan semua yang telah dilakukan oleh Martis! Terutama atas kematian Black Rose!" Raja Kegelapan kemudian bangkit dari tempatnya. Kali ini amarahnya benar-benar berada di puncaknya. Hal yang membuat ia sangat marah tentu saja atas kematian Black Rose, wanita yang sangat dicintainya.Kemudian Raja Kegelapan pergi ke suatu tempat. Tempat itu adalah gunung berapi yang ada di ujung wilayah barat. Gunung berapi ini adalah tempat di mana Raja Kegelapan pernah berlatih bersama Black Rose.Dan rupanya, di gunung berapi ini juga Black Rose pernah menyimpan benih. Benih itu adalah hasil dari perkawinan mereka berdua. Dan selama ini, be
Dan akhirnya, Martis tumbang juga. Setelah energi dan stamina terkuras habis, waktu kembali normal. Dan mereka tetap berada di tempat terakhir kalinya. Gedebugh...! Tubuh Martis yang terkulai lemas akhirnya terkapar di lantai. Karena mendengar ada suara aneh, Emily yang ada di atas ranjang menoleh ke arah sumber suara. Dan ia melihat di sana ada tubuh Martis yang tergeletak di lantai tak sadarkan diri. "Tu-tuan Martis...?" ucap Emily yang kemudian ia turun dari ranjang dan segera memeriksa keadaan Martis. Ia sudah ingat dengan apa yang terjadi. "Martis...? Wah, iya, aku harus membantunya." Begitu pula dengan Phynoglip yang baru sadar dan ingat semaunya. Ia bergegas membantu Emily untuk mengangkat tubuh Martis ke atas ranjang. "Hey, tubuhku masih terluka, tapi aku bisa kok, menjaga Martis agar tetap stabil. Aku akan berbaring di sampingnya sampai ia kembali pulih. Aku tidak keberatan berbagi energi dengan dirinya. Aku bisa melakukan teknik Transfer Energi melalui genggaman
Akhirnya Martis menunda untuk menyelidiki apa yang terjadi sebenarnya.Dan pada esok paginya, barulah Martis kembali menemui mereka berdua di kamar yang sama."Kalian sudah membaik?" sapa Martis seraya mengambil kursi untuk duduk di dekat ranjang yang mereka berdua gunakan untuk tidur."Menurutmu?" Phynoglip menjawab, namun malah balik bertanya."Kalau aku, sudah merasa lebih baik dari kemarin. Rasa pusing di kepala sudah hilang. Kalau kemarin, saat melirik saja kepala langsung terasa pusing." Namun tidak dengan Emily, ia menjawab dan menjalankan keadaannya dengan apa yang ia rasakan saat ini."Baiklah, syukur kalau memang kau merasa lebih baik. Nah sekarang, aku ingin mengatakan sesuatu pada kalian berdua," ungkap Martis menjelaskan maksud dan tujuannya hari ini datang pada mereka berdua.Martis mengatakan bahwa dia telah memiliki sebuah teknik yang dapat memutar waktu. Namun ada resiko yang sangat besar, yaitu kehabisan stamina dan energi setelah berhasil menggunakan teknik itu. Kon