Home / Romansa / Perawan Rasa Janda / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Perawan Rasa Janda: Chapter 21 - Chapter 30

124 Chapters

21. Tugas Yang Lain

“Sudahlah sekarang siapkan saja semua pakaianku aku mau mandi!” sergah Gamal masih saja mengunggah kesombongannya. Nyatanya lelaki itu sama sekali tak menyebutkan solusi yang tadi sempat ia ungkit. Aku langsung tergeragap, menjadi gelisah karena aku tak tahu pasti pakaian seperti apa yang harus aku siapkan. “Gamal, turunkan suara kamu, jangan seperti itu.” Gamal menghentikan langkahnya urung ke kamar mandi dan memandang pada wajah uminya sejenak. “Kalau gitu tolong, Umi kasih tahu Mala, apa yang harus disiapkan.” Setelah itu pria arogan itu mulai melanjutkan langkahnya yang tertunda. Tante Risa mengunggah senyumnya dengan lembut. Aku jadi sangsi kalau wanita anggun dan sholehah ini bisa memiliki anak temperamental seperti itu. “Jangan diambil hati ya, Gamal memang orangnya sep
last updateLast Updated : 2023-02-28
Read more

22. Sebuah Tamparan

“Tugas apalagi sih Pak?” sergahku jengah menampakkan ekspresi bersungut-sungut.Gamal membalas tatapanku dengan ketegasan sikapnya.“Apa kamu sudah tidak membutuhkan pekerjaan ini Mala?”Aku sontak mendekat di depannya.“Jangan main ancam gitu dong Pak.”Aku lalu mendesah resah.“Cepetan bilang sekarang apalagi yang harus aku lakukan?”Gamal kemudian malah mengulurkan tangannya di depanku.Aku mengernyit memandang tangannya dengan datar tanpa tahu apa yang harus aku lakukan.“Kancingkan ini,” perintah Gamal menunjukkan pada kancing di lengannya yang belum terpasang.Aku benar-benar tak habis pikir, ternyata dia malah menyuruhku melakukan pekerjaan yang terlalu sederhana. Aku kemudian malah menjadi bertanya-tanya selama ini apa dia masih harus dibantu untuk melakukan pekerjaan kecil seperti ini yang bahkan anak TK saja sudah bisa melakukannya.Apa Tante Risa tetap harus membantunya sebelum bersiap ke kantor. Aku sungguh tak menyangka kalau CEO dari perusahaan besar ternyata adalah soso
last updateLast Updated : 2023-03-01
Read more

23. Make Over

“Apa yang sudah kamu lakukan?” tanya Gamal yang ternyata sudah berada di belakangku.Aku bergeming, bisu tak memberikan jawaban. Tanpa sadar aku menundukkan kepalaku.Sementara Nita langsung menghambur mendekat, memulai drama untuk menyudutkan aku tentunya.“Bagaimana mungkin kamu mempekerjakan asisten bar-bar seperti ini?!” sergah Nita sembari memberikan tatapannya yang tajam padaku dengan tangannya memegangi pipinya yang habsi aku tampar.Gamal menguarkan aura dingin dengan melemparkan tatapannya yang beku padaku.Aku menahan nafasku menunggu bagaimana reaksinya. Sangat mungkin aku akan dipecat hari ini. Tapi aku tidak pernah menyesali apa yang sudah aku lakukan pada wanita jahat seperti Nita. Aku tidak akan pernah membiarkan wanita itu menyebut bundaku bodoh.Bagiku Bunda adalah wanita terbaik di dunia yang bahkan telah mengorbankan segalanya demi anak-anaknya.“Kamu lihat dia sudah menamparku, yang.”Nita semakin memainkan dramanya.Aku masih saja diam, menarik nafas dalam menungg
last updateLast Updated : 2023-03-02
Read more

24. Bukan Lagi Mala Kumal

“Pak sepertinya kita harus bicara.” Gamal sontak mengalihkan perhatian padaku. “Bapak meminta seorang fashion stylist untuk memilih begitu banyak baju yang mahal, apa semua baju itu untukku?” Dengan sangat lugas aku bertanya. Pria itu mulai melirikku dan menyingkirkan sejenak gawainya. “Iya untuk kamu.” “Tapi apa ini tidak berlebihan?” “Kamu jangan banyak tanya.” Aku masih tak bisa terima dengan jawabannya. Gamal begitu dingin bahkan kembali mengacuhkan aku dengan kembali fokus pada gawainya. “Pak baju-baju itu mahal.” Aku berusaha menggugah kesadarannya. “Tidak juga,” jawabnya santai. “Apa Bapak nggak merasa rugi dan sayang gitu membelikan aku baju-baju itu?” Aku berusaha memancingnya dengan pertanyaanku. Gamal kembali menatapku. “Tentu saja tidak rugi, karena kamu sendiri yang akan membayarnya.” Aku sontak terkesiap ketika mendengar ucapannya. Dengan mata terbeliak aku langsung menatapnya lugas. “Aku Pak yang membayarnya? Aku nggak punya uang lho Pak,” jawabku apa a
last updateLast Updated : 2023-03-02
Read more

25. Dugaan Gamal

Tama banyak membantuku untuk menyiapkan semua hal sebelum meeting di mulai. Ternyata lelaki berkaca mata itu adalah partner kerja yang baik dan sangat membimbingku. Hari ini bahkan semua pekerjaan bisa aku selesaikan dengan baik juga berkat bantuan Tama. Juga untuk hari berikutnya aku bisa melakukan lebih banyak lagi. Semakin lama aku menjadi akrab dengan sekretaris atasanku itu. Bahkan di sela-sela kesibukan kami bekerja terkadang kami selingi dengan canda tawa. Seperti siang ini menjelang waktu istirahat kami berdua tertawa saat mendapati minuman kami tertukar. Aku menertawakan ekspresi Tama saat harus menyesap kopi pahit milikku. “Apa ini?” Tama langsung meletakkan cangkir kopi yang sempat dipegangnya. Aku benar-benar tak dapat menahan gelak tawaku saat Tama mencibirkan bibirnya. Pria itu sama sekali tak suka kopi pahit. “Makanya kalau mau minum itu dilihat dulu, kamu ambil cangkir yang mana?” Tempat kerja kami memang bersebelahan dan kami meletakkan cangkir minuman kami
last updateLast Updated : 2023-03-03
Read more

26. Fakta Tentang Mala

"Katakan padaku apa kamu dan Nita sebelumnya telah saling kenal?" Gamal mulai bertanya dengan nada penuh selidik. Aku bergeming, sedikit merenung. Nyatanya aku masih terlalu enggan untuk berterus terang. Jika mengulik kisah lama, tentang segala penderitaan kakak sulungku karena ulah wanita itu, aku menjadi geram untuk sekedar menyebut namanya. Akhirnya aku memilih menggeleng dengan tegas. "Tentu saja aku tak mungkin mengenal wanita bertemperamen buruk itu." Segera aku melihat Gamal lalu menautkan alisnya, memindaiku dengan tatapan lekat. Tatapannya segera menyadarkan aku. "Eh maaf Pak, aku lupa kalau dia itu tunangan Bapak." Nyatanya Gamal hanya bergeming saat aku menyebut kata tunangan. Lelaki itu memberi respon yang teramat dingin. Tapi untuk sekarang aku enggan untuk mengartikan apapun. Bahkan aku tak memiliki banyak waktu karena harus melanjutkan pekerjaanku. "Maaf Pak, aku kembali dulu mau kerja lagi." Aku berniat membalikkan badan. "Tunggu ...." Aku langsung menol
last updateLast Updated : 2023-03-04
Read more

27. Masih Menutupi Masa Lalu

Aku segera mendekati Mala yang sedang terlibat perseteruan dengan salah seorang temannya. Bahkan gadis yang aku tahu tomboy dan sedikit keras itu mulai menjambak gadis berpakaiana minim di hadapannya itu.“Mala, apa yang kamu lakukan?!” sergahku sembari menarik lengan asisten pribadiku itu agar menjauhi temannya.Ketika melihatku, Mala menampakkan kekagetannya.Tapi dengan cepat aku langsung membawanya menjauh, karena saat ini teman-teman Mala sudah mulai mendekat untuk menonton perseteruan yang awalnya berlangsung sangat seru itu.“Kamu mau kena masalah di kampus karena memancing keributan?” letupku sengit sembari membawa gadis itu untuk masuk ke dalam mobilku yang terparkir tak jauh dari sana.Aku sangat memaksa hingga Mala tak dapat menolak meski aku lihat wajahnya masih sangat kesal.Gadis berambut panjang yang sering dikuncir ke belakang itu, mengernyit geram padaku ketika aku sudah berada di sampingnya menghadap ke kemudi.“Tapi dia itu Hanny, kembali membuat ulah dengan mempeng
last updateLast Updated : 2023-03-06
Read more

28. Pijatan Yang Menenangkan

Mala POV Ada rasa sesak yang masih saja tersisa bahkan setelah aku meninggalkan kawasan yang dulu begitu akrab denganku, kawasan yang dipenuhi dengan perumahan mewah yang pernah menjadi tempat tinggalku ketika keluarga kami masih harmonis dan bahagia. Aku benar-benar tak mengerti kenapa Gamal mengajakku makan siang di sana padahal jarak kantornya dengan kawasan itu lumayan jauh. Bahkan karena itu kami sampai terlambat untuk kembali ke kantor. Untungnya hari ini tak ada meeting penting, dan pekerjaanku tidak terlalu banyak. Sebagai atasanku Gamal terlalu sering mengambil keputusan dan memiliki keinginan yang tak aku mengerti. Meski begitu aku merasa cukup bersyukur dengan keadaanku yang sekarang. Setidaknya aku tak terlalu kekurangan seperti kemarin, walau untuk bulan pertama bekerja di kantor ini aku masih tak tahu berapa gaji yang akan aku terima nantinya. M
last updateLast Updated : 2023-03-07
Read more

29. KEDATANGAN GAMAL YANG TAK TERDUGA

Aku tak mempunyai pilihan lain, selain membangunkan Gamal yang malah tertidur di atas pangkuanku ketika aku memijat kepalanya.“Pak, tolong bangun, apa Bapak nggak lanjut kerja?”Aku sedikit menggoyang pundaknya.Lelaki itu tak bereaksi.Aku mulai menepuk pipinya dengan hati-hati, meski saat aku melakukannya tanganku menjadi gemetar.Atasanku ini memang keterlaluan bahkan sebelum ini aku pernah sedekat ini dengan lelaki manapun bahkan tidak juga dengan Jason yang merupakan teman karibku sejak lama.Tanpa pernah disangka pria menyebalkan itu malah melingkarkan tangannya pada pinggangku seolah aku ini adalah sebuah bantal yang nyaman.Gerakannya yang semakin menempel pada pangkuanku menerbitkan gelenyar aneh yang terlalu meresahkan aku.Aku mendesah jengah memberanikan diri untuk menarik diriku dan melepaskan kepalanya dari pangkuanku.Seketika Gamal terbangun saat kepalanya beralih di atas sofa.Sementara aku sekarang sudah berdiri dengan gelisah memandangnya dengan diselimuti rasa kha
last updateLast Updated : 2023-03-09
Read more

30. Belanja Bersama

Nyatanya Gamal tak menjawab pertanyaanku sama sekali, lelaki itu malah melajukan mobilnya dengan sangat tenang.“Pak, Bapak nggak akan mengajakku ke kantor kan? Ini hari libur lho Pak.”Pria arogan itu melirikku jengah.“Cerewet.”Aku terkesiap kesal karena mendengar umpatannya yang singkat.Aku mencebik tipis ke arahnya. Tapi pria itu tak segera menyadari.Hingga kemudian Gamal menghentikan mobilnya di sebuah pusat perbelanjaan, di sebuah mall besar dan mewah yang selama ini terkenal menyediakan barang-barang dengan harganya yang sering aku anggap tak masuk akal.Aku yang awalnya hanya ingin berbelanja di swalayan biasa yang tak jauh dari rumah tapi atasanku yang sekarang menjadi serba misterius itu malah mengajakku memasuki area perbelanjaan elit.“Pak, apa Bapak mau beli sesuatu dulu di sini?”Gamal malah menyergah jengah sembari menatapku lugas.“Kamu itu gimana sih? Katanya kamu mau belanja?”Aku terkesiap resah.“Aku belanja di sini Pak?”“Sudahlah ayo kamu keluar.”Gamal kemudi
last updateLast Updated : 2023-03-10
Read more
PREV
123456
...
13
DMCA.com Protection Status