“Soal undangan ultah dari anaknya keluarga Pattinama, bagaimana kalau aku datang sama kamu saja?” Aku mulai mengajaknya dengan terang-terangan. Di luar dugaan Mala meresponku dengan sangat sengit. “Ogah ah, nggak, aku nggak mau ...!” Mala dengan sangat lantang menolak. Aku sedikit merasa tersinggung, dia sudah tak menghargaiku sebagai atasannya meski sebenarnya aku merasa sedikit senang karena aku semakin tahu kalau ternyata Mala terlalu enggan untuk berurusan dengan masa lalunya. Pastinya Mala sudah menganggap ayahnya sendiri sebagai masa lalu yang harus dilupakan. “Kamu nolak aku? Aku ini atasan kamu.” Gadis itu tergeragap sesaat, menampakkan ekspresi wajah rikuhnya yang malah terlihat menggemaskan di mataku, membuatku ingin mencubit kedua pipinya yang selalu tampak memerah alami.
Last Updated : 2023-03-15 Read more