Part 22 --- Tak Ingin PisahAku tersentak dengan perkataan ayahku sendiri, bulir di mataku semakin deras, kelabu yang membendung di pelupuk mataku tumpah sudah. Bagaimana bisa aku menerima dia sebagai maduku, sedangkan dia sendiri adalah haram untuk suamiku.Aku hanya terdiam dan menundukkan kepalaku di hadapan ayah, “Oh ayah, andaikan kau tahu siapa pasangan selingkuhnya Mas Yogi, mungkin sikapmu tidak akan seperti ini kepadaku,” bisikku dalam hati. “Aku pun ikhlas, ayah, jikalau dia seorang wanita, tetapi kalau pasangan selingkuhnya si Firman itu, aku tidak bisa menerimanya, aku tidak bisa diam saja, ayah, ini adalah perbuatan dosa yang sangat besar, aku tidak mau menjadi istri bayangan yang menutupi dosa-dosa suamiku, aku tidak mau tergolong sebagai kaum Nabi Luth, ayah.” Lirihku. Pasti tak terdengar oleh ayah. “Sudah, jangan membantah! Kamu wanita, fahamlah fitrahnya wanita itu harus menurut apa kata suamimu, Nak.” Ucap ayah bijak. Ayahku
Read more