Beranda / Pernikahan / Istri Bayangan / Tak ingin Pisah

Share

Tak ingin Pisah

Penulis: Reren Hurriyah
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Part 22 --- Tak Ingin Pisah

Aku tersentak dengan perkataan ayahku sendiri, bulir di mataku semakin deras, kelabu yang membendung di pelupuk mataku tumpah sudah. Bagaimana bisa aku menerima dia sebagai maduku, sedangkan dia sendiri adalah haram untuk suamiku.

Aku hanya terdiam dan menundukkan kepalaku di hadapan ayah,

“Oh ayah, andaikan kau tahu siapa pasangan selingkuhnya Mas Yogi, mungkin sikapmu tidak akan seperti ini kepadaku,” bisikku dalam hati.

“Aku pun ikhlas, ayah, jikalau dia seorang wanita, tetapi kalau pasangan selingkuhnya si Firman itu, aku tidak bisa menerimanya, aku tidak bisa diam saja, ayah, ini adalah perbuatan dosa yang sangat besar, aku tidak mau menjadi istri bayangan yang menutupi dosa-dosa suamiku, aku tidak mau tergolong sebagai kaum Nabi Luth, ayah.” Lirihku. Pasti tak terdengar oleh ayah.

“Sudah, jangan membantah! Kamu wanita, fahamlah fitrahnya wanita itu harus menurut apa kata suamimu, Nak.” Ucap ayah bijak.

Ayahku
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Istri Bayangan   Rayuan Maut

    Bab 23Rayuan Maut"Saya akui, saya memang memiliki wanita idaman lain. Jujur saya lebih nyaman dengannya daripada dengan Silvi, istri saya sendiri. Tapi setelah berfikir semalaman saya tidak mau berpisah, kemarin itu saya benar-benar khilaf, saya mohon Silvi kembali ke rumah." pinta Mas Yogi. Aku yang duduk di samping ibuku merasa kesal, bisa-bisanya dia mempunyai wanita lain, pantas saja selama ini dia sangat dingin terhadapku. “Siapa, Mas? Siapa wanita itu?” tanyaku penasaran. Tapi entah kenapa aku merasa tidak peercaya dengan perkataannya itu, dia sepertinya tidak betul-betul jujur, aku yakin Mas Yogi pasti berbohong. Ibu menarik tanganku membawaku ke kamarnya aku sendiri heran dengan sikap ibu.“Sini, ikut ibu!” ajak ibu. Tubuhku yang kurus ini terbawa begitu saja oleh tarikan tangan ibu.“Dengar Silvi, kamu jangan gampang dirayu! Kamu dengar itu kan? Yogi udah punya wanita lain di luar sana, sudah sepatutnya kamu ngasih dia tantangan,” kata

  • Istri Bayangan   Sentuhan Mesra

    Part 24 Lama Mas Yogi membujukku, walau sempat bersilat lidah namun pada akhirnya aku luluh juga, ayahku merasa senang tetapi ibuku masih khawatir tentang Mas Yogi. “Ingat, Nak, laki-laki itu kalau sekali saja berkhianat alias berselingkuh jangan mudah dipercaya, suatu saat nanti dia pasti melakukan hal itu lagi. Kalau sekali ini kamu luluh, dia pasti ketagihan,” ucap ibu sinis.“Iya, Bu, aku memberikan satu kesempatan buat Mas Yogi, jika suatu saat dia melakukan seperti ini lagi aku tidak akan pernah memaafkannya, ikhlaskan aku untuk mempertahankan rumah tangga ini, Bu!” pintaku pada ibu. Kedua tangan keriputnya ku genggam, adem rasanya menatap wajah teduh ibuku. “Ya sudah, Ibu dukung aja apa yang kamu inginkan, ibu hanya bisa berdo’a semoga saja Yogi benar-benar setia, dan bisa membahagiakan kamu, Nak.” Harap ibu. “Iya, Bu. Do’amu yang paling utama untukku,” jawabku seraya mengecup kedua tangan ibuku itu. ***Aku pulang kembali bersama Mas Yogi ke rumahku di pesisian kota. Rasan

  • Istri Bayangan   Motor Baru

    Part 25Motor BaruPOV Author Sudah sebulan lebih Silvi merasa betah di rumahnya, pasalnya sejak kejadian itu Yogi tidak lagi mengacuhkan dirinya. Silvi serasa dimanja dan diperhatikan, si laki-laki kemayu bernama Firman itu pun tak pernah datang lagi ke rumahnya. “Mas Yogi benar-benar menepati janjinya,’ ucap Silvi senyum. Rumahnya sudah selesai ia bereskan, tak ada satupun yang berantakan di rumahnya itu, Silvi menatap jendela, sehelai gorden yang menutupi jendela kecil itu ia singkapkan, hari ini sekolahnya libur tetapi masih hari kerja buat Yogi. Sekolah TK Tempat ia bekerja hanya aktif di hari Senin sampai Kamis saja, Jumat, Sabtu dan Minggu Silvi bisa santai di rumah. “Hm… benar kata Mas Yogi, rumah terasa sepi tanpa Viyo,” gumam Silvi. Viyo sedang bermain di rumah tetangga bersama dengan si kembar Angga Anggi, tiba-tiba Yogi datang bersama seorang teman laki-laki yang juga sama-sama mengendarai motor. Dua motor itu parkir di halaman ru

  • Istri Bayangan   Viyo, Sayang

    Part 26Jarak sekolah Silvi kini lebih jauh, jika dulu bisa ditempuh dengan berjalan kaki hanya 5 menit saja kini Silvi harus naik angkot karena kalau berjalan kaki bisa sampai dengan 20 menit, tetapi kini ia tidak khawatir lagi karena sudah memiliki motor baru hadiah dari suaminya Yogi. Jarak sejauh itu bisa di tempuh hanya dengan 5 menit saja. Akhir-akhir ini Yogi selalu bersikap hangat dan mesra meskipun belum bisa memenuhi nafkah batin seutuhnya untuk Silvi, namun hal itu sudah cukup bagi Silvi setidaknya dia dihargai sebagai seorang istri. "Mas Hari ini aku bawa motor sendiri, ya!" ucap Silvi saat merapikan dasi yang menggantung di leher suaminya itu. "Emang kamu bisa sambil bawa Viyo?" tanya Yogi sambil mencolek mesra dagu Silvi yang mirip dengan telur sepotong itu. "Bisa dong, Mas. Siapa dulu dong yang ajarin?" Jawab Silvi, matanya berkedip manja menatap suaminya dengan jarak dekat. Dulu saat pertama kali menikah Silvi diajarkan mengendarai

  • Istri Bayangan   Kelahiran Buah Hati

    Part 27Silvi menggenggam tangan mungil putranya, Viyo tertidur lelap, rasanya tak kuasa melihat sang buah hati terbaring di belangkar. Seraya menatap wajah Viyo Silvi teringat saat 3 tahun lalu melahirkan Viyo. Ingatannya menjalar, waktu itu ibunya -Bu Teti, menelpon katanya dia ingin bertemu di pasar pusat kota sekalian belanja. Silvi yang saat itu merasa bosan di rumah menemui ibunya aetelah sebelumnya nya meminta izin kepada Yogi, suaminya. "Mas, Ibu nelpon katanya ingin ketemu, tapi nggak bisa ke rumah sini. Boleh ya aku temuin ibu?" pinta Silvi. "Sore-sore gini? Kamu yakin?" tanya Yogi. Silvi mengangguk, ia yakin tidak akan ada apa-apa lagipula jarak pasar dengan jarak rumah itu dekat hanya sekitar 5 KM. "Ya udah hati-hati ya! Jaga diri dan bayi dalam perutmu itu baik-baik," Jawab Yogi, seakan berat untuk mengizinkan istrinya itu. Silvi melangkah pergi menuju pasar menemui ibunya yang sedang belanja di sana. Bu Teti melepas rindu pada put

  • Istri Bayangan   Pertemuan Terindah

    Part 28Pertemuan Terindah"Alhamdulillah Wa syukurillah, terima kasih atas karuniaMu ya Allah," Ucap Silvi. Dia menatap tangis putranya yang baru lahir itu, meronta-ronta di atas dadanya, ada yang menetes di pelipis matanya, tangis haru menyambut sang buah hati. "Sungguh, ini pertemuan terindah dalam hidupku, ya Allah," Lirihnya meneteskan airmata. Entah apa yang sedang para dokter dan perawat lakukan pada dirinya saat ini, rasa sakit perut yang sedang di keruk di bersihkan seusai melahirkan tak terasa saat melihat putra mungilnya. Setelah selesai di tindak dokter memberinya gelang yang bernama kan Ibu Silvi, gelang yang sama juga dilingkarkan pada pergelangan bayinya dan diberi nama bayi Ibu Silvi. "Bayinya laki-laki ya, Bu," Ucap dokter. "Iya, dok," Jawab Silvi lemas. "Lihat, Bu, gelangnya cocok ya!" Ujar donter. Silvi mengangguk, kemudian Bayinya dibawa ke ruangan bayi. badannya yang masih lemas itu dibersihkan oleh para mahasiswa

  • Istri Bayangan   Pasien VIP

    Part 29Seorang ibu muda berada di ujung jauh dari belangkar Silvi, di pojok dekat dinding sedang ditindak oleh dokter, tapi kata-katanya sangat kasar mungkin sangat kesakitan hingga membuat dia mengaum dan menggonggong. Rasa sakit saat melahirkan memang luar biasa hingga membuat dia berkata kasar. Silvi merasa risih, ia bergumam sendiri, "Untung aku udah melahirkan, kalau nggak pasti deh aku panik, seperti wanita itu." Waktu menunjukkan pukul 4 sore Silvi belum juga dipertemukan dengan bayinya, ia masih terbaring di ruang tindakan persalinan. Sudah banyak yang ia lihat disaba, rasanya ia tidak ingin melihatnya lagi, akhirnya dia meminta tolong kepada seorang perawat. "Suster, boleh antarkan saya ke toilet kataku?" Pinta Silvi. "Oh, Ibu mau buang air?" Tanta suster itu. "Iya," jawab Silvi. Ia berdiri seperti yang sudah sehat saja, suster menatapnya dengan senyuman. "Kalau Ibu sudah bisa berdiri begini, Ibu sudah boleh pindah ke ruanga

  • Istri Bayangan   Keanehan Yogi

    Part 30"Dek," suara Yogi membuat Silvi terbangun dari lamunannya. Kenangan saat melahirkan Vio memang kenangan yang paling indah bagi Silvi. "Kok bisa kayak gini sih, Dek? Kamu pasti meleng, nggak hati-hati, kan?" Cerocos Yogi. Ada amarah yang tumpah dari wajah Yogi. "Sttt..., Vito lagi tidur, Mas, jangan kenceng-kenceng." Pinta Silvi. Telunjuknya ya sentuhkan di bibir tipisnya itu. Silvi meraih lengan suaminya dan mengajak Yogi keluar dari ruangan itu. "Kamu jadi ibu kok nggak becus jaga anak sih?" Yogi marah. Matanya melotot, seakan-akan ingin lompat saja. "Maaf Mas Aku udah hati-hati tapi lubang itu nggak kelihatan, lagi pula jalanan itu licin." Sanggah Silvi. "Alah, ngeles aja kamu," Cerca Yogi. Yogi segera masuk kembali ke ruangan Viyo, dia ingin memastikan keadaan putra satu-satunya itu. Tubuh kecil Viyo yang terbaring di belangkar rumah sakit itu ia Pandangi dari ujung kaki sampai ujung rambut. Yogi mengelus kaki

Bab terbaru

  • Istri Bayangan   Amanat Pak Rahmat

    Bu Teti adalah seorang ibu yang penuh perhatian dan penyayang. Dia selalu hadir untuk mendukung putrinya, Silvi, dalam setiap langkah kehidupannya. Bu Teti memiliki peran penting dalam keluarga dan merupakan sumber kekuatan bagi Silvi."Suatu hari, ketika ayah?mu sedang menjalankan ibadah haji di tanah suci, dia berdo'a dengan tulus. ayahmu sangat mengharapkan yang terbaik untukmu, Nak. Salah satu harapan terbesar yang dia sampaikan dalam do'a itu adalah agar kau mendapatkan pasangan hidup yang setia dan jujur." tutur bu Teti. "Ayahmu merasa sangat sedih ketika mengetahui bahwa suamimu, Yogi, telah mengkhianatimu. Ia ingin kau menemukan seseorang yang benar-benar mencintai dan setia kepadamu. Dia berharap agar kau dapat hidup bahagia dan mendapatkan kebahagiaan sejati dalam pernikahan." lanjut bu Teti. "Ibu sangat memahami perasaan ayahmu dan merasa berempati terhadap perjuangannya di tanah suci. Dia berusaha untuk menjadi pendukung utama bagimu, Nak. Ia ingin memastikan bahwa putri

  • Istri Bayangan   Ikhlas

    Silvi kini dipenuhi dengan kesedihan, menghadapi situasi duka yang sangat menyedihkan saat upacara pemakaman ayahnya berlangsung. Dalam suasana yang hening dan penuh duka, Silvi mencoba menahan air mata yang mengalir deras di pipinya. Rasa kehilangan yang mendalam dan kekosongan yang dirasakannya begitu menghantamnya, membuat hatinya hancur dan terasa sangat berat."Pak..., " jerit bu Teti. ia jatuh tak sadarkan diri. "Bu, bu," warga membantu tubuh bu Teti yang terjatuh lemas ke tanah. Bu Teti, juga berada dalam keadaan yang sangat rapuh. Saat jasad suaminya disemayamkan dalam liang lahat terakhir, ia tidak mampu menahan emosi yang membanjiri dirinya. Beban kesedihan yang begitu besar membuatnya pingsan tak lama setelah upacara dimulai. Keadaan ini semakin memperdalam kepedihan Silvi dan menggambarkan betapa besar kehilangan yang dirasakan oleh keluarga mereka.Saat jasad pak Rahmat dimasukkan ke dalam liang lahat, suasana menjadi semakin hening. Suara tangis pecah dari antara kerab

  • Istri Bayangan   Selamat jalan, Ayah

    Silvi, seorang ibu yang penuh kasih, kini mengalami perubahan drastis dalam sikap dan kehati-hatiannya sejak kasus penculikan terhadap putrinya, Zahra, beberapa hari yang lalu. Kejadian tragis ini telah mengguncang kehidupan Silvi secara mendalam membangkitkan rasa takut dan kekhawatiran yang mendalam dalam dirinya.Sebelum kasus penculikan terjadi, Silvi mungkin memiliki kehidupan yang relatif normal seperti ibu-ibu lainnya. Namun, setelah insiden tersebut, semua perhatiannya sepenuhnya tertuju pada Zahra. Ia tidak pernah melepaskan pandangannya dari putrinya yang berusia 7 bulan tersebut, khawatir bahwa bahaya mungkin mengancamnya kapan saja."Wanita itu berbahaya, aku tidak akan membiarkan dia menyakiti anak-anaku.Silvi tidak lagi merasa aman dalam lingkungan sekitarnya. Setiap gerakan, suara, atau kehadiran orang asing menjadi fokus perhatiannya. Ia berusaha melindungi Zahra dan Viyo dengan segala cara yang ia bisa, memastikan keamanan putra putrinya menjadi prioritas utama dalam

  • Istri Bayangan   Zena di Penjara

    Silvi kini penuh kekhawatiran dan kecemasan, ia merasa curiga pada Zena, seorang teman lama yang diyakininya telah menculik putrinya, Zahra. Curiga tersebut timbul karena ada beberapa kejadian yang mencurigakan dan petunjuk yang mengarah pada Zena. Meskipun saat kejadian tidak memiliki bukti yang konkrit, Silvi merasa yakin bahwa Zena adalah dalang di balik hilangnya Zahra.Kelegaan dan syukur memenuhi hati Silvi saat mengetahui bahwa Zahra, yang pada saat itu berusia 7 bulan, berhasil diselamatkan dan tidak terluka. Namun, rasa marah dan kebingungan tak terhindarkan saat mengetahui alasan di balik perbuatan Zena."Kenapa, ya, Zena tega melakukan ini pada putriku?" tanya Silvi termenung. sore itu Azam sudah pulang dan baru selesai mandi. "Maafkan aku, Vi," ucap Azam. "Maaf untuk apa, Mas?" tanya Silvi heran. Azam, suami Silvi, mengungkapkan kepada Silvi bahwa Zena melakukan perbuatan tersebut karena dendam yang tak terungkap. Azam menceritakan bahwa Zena sebenarnya telah mencintai

  • Istri Bayangan   Wanita Misterius

    Zena adalah seorang wanita yang memiliki dendam pada Azam karena telah menolak cintanya dulu sebelum menikahi Silvi ia berniat buruk dan melakukan penculikan terhadap Zahra, seorang bayi berusia 7 bulan. "Awas kalian, aku pasti akan menghancurkan rumah tangga kalian! Aku tidak akan membiarkan kalian hidup bahagia! " bisik Zena yang sedang memata-matai keluarga Azam. Kejadian itu terjadi di taman yang terletak dekat komplek perumahan, saat itu Silvi sedang pergi ke toilet. Pada saat itu, Zahra seharusnya dijaga oleh ayahnya, Azam, Namun, dalam kejadian yang tidak terduga, Azam malah berlari mendekati Viyo yang sedang bermain bola. Keadaan ini memberikan kesempatan kepada Zena untuk menculik Zahra tanpa diketahui. Dengan niat buruk yang dimilikinya, Zena mengambil kesempatan ini untuk melaksanakan rencananya.Zena melarikan diri dari taman dengan Zahra dalam pelukannya, menjauh dari area perumahan. Tujuan Zena dalam menculik Zahra adalah agar Azam dan Silvi bersedih, dapat disimpulk

  • Istri Bayangan   Berolahraga Bersama

    Beberapa bulan kemudian saat usia Zahra sudah menginjak 7 bulan semua curahan kasih sayang tertumpah kan pada cucu ke dua Bu Teti ini, kakeknya Pak Rahmat sangat menyayangi cucunya terutama Zahra yang saat ini sedang lucu-lucunya. "Cucu abah cantik banget," ucap Pak Rahmat, "Siapa dulu dong, neneknya," balas bu Teti centil. "Ciluuuk..., baaa...," pak Rahmat sedang asyik bermain dengan Zahra. tiba-tiba Silvi datang menghampiri Pak Rahmat dan bu Teti. "Bu, aku pamit ya," ucap Silvi. "Lho... emang kamu mau kemana, Nak?" tanya bu Teti kaget. "Ini, mama Rohimah pengen ketemu Zahra, aku nggak lama kok, paling cuman 3 hari. mumpung sekolah Viyo lagi libur. mas Azam juga lagi libur." pinta Silvi. "Yah, cucu nenek yang cakep ini bakalan pisah sama nenek, pasti nenek bakalan kangen sama kamu." ucap Bu Teti gemas sambil memeluk cucunya. "Pergilah, Nak, bu Rohimah kan juga neneknya Zahra, sudah pasti ia juga rindu sama cucunya." kata pak Rahmat mengerti. "Makasi, Ayah." ucap Silvi sambi

  • Istri Bayangan   Syukur Nikmat

    Azam merasakan kebahagiaan yang tak terkatakan saat ia berjumpa dengan putri pertamanya yang baru lahir. Detik-detik tersebut memancarkan kehangatan dan cahaya dalam hati Azam, memberikan perasaan penuh kasih sayang dan kegembiraan yang meluap-luap.Ketika Azam mengadzani putrinya, air mata haru mengalir di pipinya. Setiap tetesan air mata itu merupakan ungkapan perasaan campur aduk dalam hati Azam yang begitu mendalam. Air mata tersebut adalah bukti dari kekuatan emosi yang tak dapat diungkapkan dengan kata-kata.Azam merasa sangat berterima kasih kepada Silvi, ibu dari putrinya, karena telah memberikan kehidupan baru yang tak ternilai harganya. Ia merasakan rasa syukur yang tak terbatas atas hadirnya sang putri, karena kehadirannya memberikan kehidupan baru yang penuh makna bagi Azam."Terimakasih, sayang," ucap Azam seraya mengecup kening istrinya. tangannya menggenggam tangan istrinya yang masih lemas terbaring di rumah sakit. Silvi tersenyum, dia bahagia bisa memberikan kebahag

  • Istri Bayangan   Kehadiran Buah Hati

    Silvi termenung sebelum pergi tidur, kehamilannya sudah memasuki usia hampir 9 bulan, ia merasa bayi dalam perutnya aktif, lama kelamaan merasakan kontraksi yang mengguncang perutnya. Tanda-tanda persalinan sudah jelas terlihat, dan waktunya untuk melahirkan semakin dekat. Namun, suaminya, Azam, sedang berada di luar kota karena pekerjaan yang tidak dapat dihindari.Dalam situasi ini, Silvi tidak merasa sendirian. Ia didampingi oleh ayah dan ibunya yang dengan segera mengambil tindakan. Meskipun hari sudah larut malam dan ada mitos yang mengatakan bahwa seorang ibu hamil tidak boleh keluar di malam hari, mereka memutuskan untuk segera pergi ke bidan terdekat.Keputusan ini dibuat demi keselamatan calon cucu mereka. Mereka menyadari bahwa mitos itu hanya cerita tanpa dasar ilmiah, dan yang terpenting adalah memastikan bahwa Silvi mendapatkan perawatan medis yang dibutuhkannya saat ini. Mereka tidak ingin mengambil risiko dengan menunda perjalanan ke bidan hanya karena kepercayaan tak b

  • Istri Bayangan   Pak Rahmat Sakit

    Part 133Setelah meninggalkan toilet, Silvi dan Azam merasakan kelegaan saat tiba di kamar mereka. Mereka dapat merasakan betapa amannya lingkungan di sekitar mereka ketika aura mistis yang menyeramkan perlahan mulai memudar dan menghilang.Silvi, seorang wanita yang berambut panjang dan mata cerah, merasa dadanya menjadi lebih lega. Dia bisa bernapas dengan tenang, merasa bahwa ancaman yang terasa di toilet tadi telah ditinggalkannya jauh di belakang. Setiap langkah yang diambilnya kini terasa ringan, tanpa rasa takut yang menghantui.Sementara itu, Azam, seorang pria bertubuh tegap dengan senyum lebar, juga merasakan perubahan suasana yang sama di sekitarnya. Dia merasa ketegangan yang sebelumnya meliputi setiap serat ototnya perlahan-lahan mengendur. Pikirannya menjadi lebih jernih, dan ia dapat merasakan kembali kehangatan dan kenyamanan di dalam kamar.Saat mereka duduk di tempat tidur, Silvi dan Azam saling pandang dengan lega. Mereka tahu bahwa mereka telah melalui pengalaman y

DMCA.com Protection Status