Di ruang tamu, Chen-Chen sudah bersiap untuk pulang. Saat melihat Leon, William langsung berkata, “Tolong antar Chen-Chen pulang, ya. Gak apa-apa, ‘kan?”“Nggak apa-apalah! Lagian aku juga mau pamit pulang. Keadaan sudah aman terkendali, ‘kan? Oh, ya. Nih!”William mengangguk-angguk seraya menerima black card-nya kembali. Tangannya lantas menepuk-nepuk bahu Leon. “Sekali lagi, trims, Bro. Aku utang banyak sama kamu hari ini.”“Nggak usah ngomong kayak gitu. Tersinggung aku nanti. Kayak sama orang lain aja.” Leon balas menepuk punggung William sebelum beranjak menuju pintu. Namun, lelaki itu kembali berbalik setelah dua langkah. “Eh, aku belum pamit sama Debby.”“Sudah, gak usah. Nanti biar aku aja yang pamitkan gak apa-apa. Tuh, Chen-Chen sudah menunggu.”Leon langsung memicingkan mata. Kepalanya menggeleng-geleng sedetik kemudian. “Dasar! Kamu ini! Oke, oke. Koko pulang dulu, ya, Fan.” Kalimat terakhir ditujukan pada Fanny yang berdiri diam sedari tadi.“Iya. Makasih banyak, ya, Ko. M
Read more