Debby terlihat memutar bola matanya. “Mau ke kasir dululah, Pak. Masa langsung pulang, nggak dibayar dulu. Nanti dicegat satpam apa nggak malu?” William terkekeh. “Sudah, gak perlu! Semuanya sudah dimasukkan ke tagihanku kok.” William akhirnya bangkit berdiri. “Ayo!” “Lo? Kok jadi Bapak yang bayar sih? ‘Kan aku yang mau bayar utang, kenapa jadi Bapak yang bayar?” “Sudah, gak apa-apa. Kamu akhirnya mau makan bareng aku aja itu sudah kuanggap cukup sebagai bayaran. Jadi pulang, gak?” William bertanya karena keduanya hanya berdiri saja di sisi meja tanpa ada yang melangkah. “Ck! Utangku kan malah jadi tambah banyak nih! Gimana sih, Pak?” gerundel Debby dengan wajah cemberut, tetapi digerakkannya juga kakinya menjauhi meja. “Sudah! Kamu gak punya utang apa-apa lagi kok! Please, jangan bahas itu lagi, ya!” William langsung menyejajarkan langkah di samping wanita itu. Rasanya ingin menggandeng tangan wanita itu, tetapi lagi-lagi William harus menahan diri. “Kenapa sih tadi gak mau dij
Baca selengkapnya