Share

BAB 80 ~ GANGGUAN

Author: R_niThio
last update Last Updated: 2023-12-14 21:00:13
Selang sehari setelah Debby memblokir nomor Ferdinand, sang mami menghubunginya dan memberikan ultimatum pada Debby.

“Kenapa nomor Ferdi diblokir?” tuntut sang mami begitu Debby menerima panggilan telepon. “Memangnya dia berbuat apa sampai kamu harus memblokir nomornya, ha?”

“Hah! Dasar anak mami! Bisanya cuma mengadu!” gerutu Debby dengan lirih.

“Apa kamu bilang?”

“Dasar pengadu! Laki-laki macam apa bisanya kayak gitu?” cela Debby yang sudah tidak tahan lagi mendengar nama laki-laki itu.

“Jaga bicaramu! Jangan sembarangan menuduh! Bukan Ferdi yang mengadu, tapi Mami yang mendesak anak itu. Tadinya dia sudah gak mau bilang.”

“Memangnya apa yang Mami lihat dari orang itu sih? Kelakuan sama tampangnya nggak ada bagus-bagusnya juga kok. Heran!”

“Jangan tambah kurang ajar, Debby! Gak ada bagus-bagusnya gimana? Dia sopan dan perhatian kok. Dia selalu menghormati Mami. Dia juga sayang sama maminya, Tante Lana. Kalau yang seperti itu kamu bilang gak bagus terus kamu maunya yang seperti apa, h
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Wanita Incaran CEO Arogan   BAB 81 ~ BUCIN AKUT

    William sudah tidak sabar ingin segera sampai di rumah Debby. Sudah beberapa hari ini mereka tidak bertatap muka secara langsung. Meskipun komunikasi melalui pesan percakapan maupun panggilan telepon tetap terjalin, William tidak pernah merasa puas. “Aku sudah sangat merindukanmu, Baby,” ucap William seraya tangannya memegang roda kemudi. Sejak Debby sembuh dari sakit, wanita itu sudah sedikit melunak. Komunikasi di antara mereka sudah lebih baik dari sebelumnya meskipun tetap saja diwarnai dengan argumen dan perdebatan. William selalu tersenyum setiap kali mengingat interaksi mereka. Beberapa kali, lelaki itu menyambangi rumah Debby meski wanita itu sudah melarang sebelumnya. Kalau ia tiba-tiba sudah muncul di depan rumah wanita itu, sang desainer grafis memang selalu mempersilakan William untuk masuk. Namun, William hampir yakin kalau Debby melakukannya dengan setengah hati. Ia juga menyadari, entah disengaja atau tidak, setiap kali ada kesempatan wanita itu selalu berusaha menent

    Last Updated : 2023-12-17
  • Wanita Incaran CEO Arogan   BAB 82 ~ OBJEK BURUAN

    William tertegun sejenak. Mata sipitnya melebar dan senyum cerah langsung mengembang di wajahnya. “Maksudmu, kamu sengaja bikin kukis ini buatku? Menurut seleraku? Kamu mengingat pesanku kalau aku gak suka makanan yang terlalu manis?” Debby mengiyakan, tetapi tetap dengan raut cemberut. Hati William langsung berbunga-bunga. Ujung-ujung bibirnya sudah membelah wajahnya dari telinga kiri hingga telinga kanan. Tak masalah jika Debby berekspresi seperti itu. Wanita itu justru semakin terlihat menggemaskan di mata William. “Ya ampun, Baby!” seru William kemudian. Suaranya sarat kegembiraan. Lagi-lagi ia mendapat kejutan malam ini. “Kalau kamu seperti ini terus kan, aku jadi makin cin … eh, sayang sama kamu.” William lalu memasukkan sisa biskuit yang ada di tangannya ke dalam mulut. “Kamu gak akan kulepas,” ucapnya lagi, bahkan sebelum mulutnya kosong. Debby malah berdecak. Cemberutnya semakin bertambah. William

    Last Updated : 2023-12-20
  • Wanita Incaran CEO Arogan   BAB 83 ~ RAYUAN MAUT

    “Jangan mengubah topik pembicaraan, Baby!” William meraih tangan wanita itu dan mengguncangnya pelan. “Ah, dan aku gak mau tambah apa-apa. Aku maunya kamu. Duduklah lagi, Baby,” pinta William dengan lembut. Debby lagi-lagi mengembuskan napas panjang dan kembali duduk. “Maaf, aku nggak mau bahas soal ini maupun orang itu! Bisa ganti topik aja, Pak?” Debby meminta dengan tatapan sendu. Hati William lagi-lagi tertohok mendengar permintaan dan melihat wanita yang disayanginya seperti itu. “Baiklah, tapi tolong jawab dulu pertanyaanku dengan jujur. Apa orang ini sudah menyakitimu?” Kepala Debby menoleh menatap William. “Kenapa memangnya, Pak?” William menggeleng sekali. “Jawab aja. Please?” Wanita itu kembali memalingkan wajahnya. Setelah menunggu beberapa saat, barulah terdengar suara lirih dari bibir Debby. “Bukan secara fisik.” William langsung memejamkan mata dan mengembuskan napas. Hatinya menggelegak mengetahui wanita yang disayanginya merasa tersakiti. Tinjunya terkepal erat di

    Last Updated : 2023-12-23
  • Wanita Incaran CEO Arogan   BAB 84 ~ YANG TERLUPAKAN

    Sudah lebih dari seminggu, William masih belum berhasil membujuk Debby untuk menjadwalkan ulang rencana makan bersama mereka. Setiap kali William menyinggungnya, wanita itu selalu mengelak atau mengubah topik pembicaraan. Berkali-kali, ia jadi menyalahkan diri sendiri karena sudah gegabah dalam berbicara dengan wanita itu. Setelah berinteraksi secara langsung beberapa kali, lelaki berkulit kuning langsat itu kini sudah mulai lebih memahami sang desainer grafis. Namun, entah kenapa, setiap kali bersinggungan dengan wanita itu, William tidak bisa menyaring kata-kata yang keluar dari mulutnya supaya tidak menyulut emosi wanita itu. William jadi teringat lagi pada percakapan mereka dua malam sebelumnya setelah ia kembali gagal membujuk Debby. “Maaf, Baby, kalau kemarin aku sudah menyinggungmu. Tapi semua perkataanku selama ini itu serius, termasuk tentang pikiranku yang buatmu mungkin terlalu jauh ke depan. Ga

    Last Updated : 2023-12-26
  • Wanita Incaran CEO Arogan   BAB 85 ~ BUKAN KENCAN

    William membalik kertas biru seukuran kartu nama itu dan mendapati tulisan tangan yang rapi tertera di sana. Saat William membaca tulisan tersebut, netra sipitnya seketika membeliak. Tawa gembira kembali terdengar tak lama kemudian. “Ya ampun, Baby! Kamu benar-benar penuh kejutan!” seru William kegirangan. Sambil memeluk isi paket di tangan kiri, dibacanya lagi dan lagi tulisan tangan yang tersusun rapi itu hingga beberapa kali seolah William tidak pernah puas membacanya. Setelah beberapa kali membaca, tiba-tiba William menyadari sesuatu. “Eh … tanggal ini!” Lelaki itu langsung menghitung mundur dalam hati. Ketika William sampai pada kesimpulan, ledakan kebahagiaan langsung memenuhi hatinya. Ia tertawa lepas. Rasanya ingin memeluk wanita itu saat ini juga, tetapi keadaan tidak memungkinkan. William mencoba menghubungi wanita itu lagi. Sayangnya, panggilan teleponnya masih belum diter

    Last Updated : 2023-12-29
  • Wanita Incaran CEO Arogan   BAB 86 ~ CALON MANTU KESAYANGAN

    Setelah membuat janji dengan William, Debby meneruskan kegiatannya membereskan barang-barang bawaannya. Suara ketukan di pintu disusul dengan munculnya kepala sang papi dari balik pintu tak menghentikan gerakan Debby. Wanita itu hanya mendongak sambil tersenyum.“Belum selesai?” tanya sang papi sambil melangkah ke dalam kamar.“Belum, Pi.”“Pakaianmu kenapa gak kamu tinggal saja di sini sebagian kalau kamu berencana balik tiap minggu? Minggu depan kamu bawa baju ganti agak banyak sekalian. Jadi, gak bolak-balik selalu bawa,” saran Gunawan seraya duduk di tepi pembaringan.“Ya, Pi. Rencanaku juga gitu.”“Kenapa gak pulang agak sorean saja? Matahari sudah gak panas banget, ‘kan kalau sore?”“Nanti malam aku ada janji sama teman, Pi. Kalau kesorean, nanti buru-buru.”

    Last Updated : 2024-01-01
  • Wanita Incaran CEO Arogan   BAB 87 ~ DIAM-DIAM PERHATIAN

    “Sudah berangkat, Baby?” “Baru mau jalan, Pak.” “Oke, hati-hati kalau gitu. Aku sudah di jalan ini.” “Ya, Pak. Bapak juga hati-hati. Sampai ketemu di sana.” “Siap, Baby.” Sepanjang jalan—oh, lebih tepatnya sejak menerima paket dan membaca memo kemarin, raut bahagia senantiasa terpancar pada wajah William. Senyumnya sebentar-sebentar muncul setiap kali William mengingat wanita itu atau apa yang sudah wanita itu lakukan untuknya. Sejak kemarin, lelaki berdagu belah itu sudah tidak sabar untuk segera bertemu dengan sang pujaan hati, apalagi ia tidak mendapat kabar apa-apa hingga siang tadi selain pesan balasan yang dikirim wanita itu kemarin sore. Pesan balasan darinya pun tidak dibalas lagi, hanya dibaca meski itu setelah beberapa jam kemudian. Proyek kecil yang sedang ia tangani pun masih berkaitan dengan sang desainer grafis. Jad

    Last Updated : 2024-01-04
  • Wanita Incaran CEO Arogan   BAB 88 ~ MULAI TERBUKA

    Obrolan Debby dan William kembali berlanjut setelah pesanan dicatat oleh pramusaji. William banyak bertanya soal kunjungan Debby ke rumah orang tuanya belakangan ini. Ia jadi tahu kalau Debby sekarang tengah mempelajari bisnis yang dijalankan oleh papinya. Bidang usaha yang jauh berbeda dengan pekerjaan yang sekarang ini digeluti oleh wanita itu. William bahkan sampai menawarkan diri untuk membantu Debby jika wanita itu merasa kesulitan. Ia ingin memberi dukungan dan membagikan pengalamannya sendiri saat belajar bisnis, bidang yang juga jauh berbeda dengan ilmu yang dipelajarinya saat duduk di bangku kuliah strata satu. “Makasih buat tawaran bantuannya, Pak, tapi kayaknya sih nggak perlu,” tolak Debby. “Ya, gak harus sekarang gak apa-apa. Siapa tahu suatu saat nanti kamu ternyata mengalami kesulitan atau ada yang gak kamu pahami, bilang aja. Kalau aku tahu, pasti aku bantu.” “Ya, ya. Sekali l

    Last Updated : 2024-01-07

Latest chapter

  • Wanita Incaran CEO Arogan   SALAM DARI AUTHOR

    Yeay!!! 🎉🎉Cerita “Wanita Incaran CEO Arogan” akhirnya sampai di penghujung juga. Ini merupakan cerita pertama saya dalam bentuk novel. Gak nyangka bakal bisa sepanjang ini, bahkan sampai dua season. Biasanya pendek-pendek. 😄Perjalanan yang panjang dan gak selalu mulus, tapi menyenangkan 😄. Sudah sama aja kayak lika-liku kisah cintanya William dan Debby yang gak selalu mulus tapi happy ending ... eaakkk ....Saya pribadi sangat menikmati proses penulisan kisah cinta William dan Debby ini. Meskipun sudah dibuat outline-nya, beberapa kali muncul ide secara tiba-tiba di tengah-tengah saya tengah mengetik yang belum terpikirkan sebelumnya saat membuat outline. Adegan-adegan tersebut memang diperlukan, tapi waktu bikin outline masih belum ada bayangan nanti adegannya bakal seperti apa. Ups, buka kartu deh! 🤭😁Tak lupa saya ucapkan terima kasih buat para pembaca yang baik hati, yang sudah bersedia mampir ke lapak saya, dan terutama yang sudah memberikan gem buat William dan Debby. Ter

  • Wanita Incaran CEO Arogan   BAB 199 ~ TAK BISA HIDUP TANPAMU

    “Sssh! Jangan nangis, Sayang.” William buru-buru menenangkan si sulung. Ini bukan kali pertama si sulung merengek minta adik bayi di perut maminya perempuan. “Laki-laki apa perempuan sama aja, Sayang. Di mata Papi sama Mami, kalian semua anak-anak kesayangan Papi sama Mami. Gak ada yang dibeda-bedain.” William juga meminta anak lelakinya untuk mendekat.“Cici juga harus sayang sama dedek bayi yang masih ada di perut Mami, sama seperti Cici sayang sama Dedek Ello. Cici sayang ‘kan sama Dedek Ello?”“Sayang, Pi.”“Nah, kalau gitu, jangan bilang kayak tadi lagi, ya. Kalau gak, Dedek bayinya nanti sedih, lo. Apa Cici senang kalau Shelin bilang gak suka atau gak mau temanan lagi sama Cici di sekolah?”“Nggak senang. Tapi kalau dedek bayinya kayak Dedek Ello, nanti aku nggak punya teman di rumah, Pi,” rengek Grace lagi dengan bibir mungilnya maju beberapa senti.

  • Wanita Incaran CEO Arogan   BAB 198 ~ PROTES SI SULUNG

    Warning!!! Episode ini mengandung adegan dewasa yang mungkin tidak cocok atau membuat tidak nyaman bagi sebagian pembaca.Harap kebijakannya dalam membaca episode ini.*****Bukannya berhenti, sang istri justru berpindah ke titik sensitif lainnya.“Baby, please,” desis William lagi dengan gelisah.Tangannya kini mencengkeram pergelangan sang istri. “Koko gak mau sampai lepas kendali.”“Ssst! Kalau gitu, jangan ditahan-tahan, Ko. Aku sengaja kok mau kasih kompensasi buat Koko,” terang Debby sambil tangannya memainkan salah satu kepik tak bersayap milik William. “Jadi, Koko rileks aja. Serahkan semuanya sama aku. Aku bakal kasih servis yang memuaskan malam ini.”“Tunggu, tunggu! Kompensasi buat apa?” tanya William di antara giginya yang kembali bera

  • Wanita Incaran CEO Arogan   BAB 197 ~ SIKSAAN MENYENANGKAN

    William menunggu sejenak hingga anak perempuannya memusatkan perhatian padanya.“Ya, Pi,” sahut Grace.“Cici bantuin Papi sama Mami jagain Dedek Ello sementara waktu, ya.”“Siap, Pi,” sahut Grace dengan antusias. Kepalanya manggut-manggut dengan cepat.“Anak pintar,” puji William sambil mengacungkan ibu jari. “Ya sudah, kalian bobo sekarang. Papi sama Mami sayang kalian. Peluk cium buat kalian berdua. Selamat bobo dan mimpi indah, malaikat-malaikat kecil kesayangannya Papi sama Mami.”“Oh, Tuhan! Aku sudah kangen sama anak-anak, Ko,” ucap Debby begitu panggilan video terputus.“Bukan cuma kamu aja, Baby,” timpal William. Sesaat, ia jadi teringat ketika siang tadi, ia dan sang istri mengantar anak-anak ke rumah ka

  • Wanita Incaran CEO Arogan   BAB 196 ~ MALAIKAT KECIL

    “Happy wedding anniversary, Baby!” ucap William dengan sangat mesra. Lelaki itu mencium punggung tangan sang istri dengan sangat lembut.Mereka baru saja selesai makan malam romantis yang sengaja disiapkan oleh William. Sayangnya, kebahagiaan William bercampur dengan rasa jengkel setiap kali ada pria yang memandang istrinya hingga dua kali. Tak ingin membagi pesona sang istri dengan orang lain, William pun buru-buru mengajak wanita itu untuk kembali ke kamar suite yang khusus dipesan untuk momen istimewa ini.William tak bosan-bosannya memandangi sang istri. Hingga detik ini, ia masih dan selalu saja terpukau dengan sosok sang istri yang tak banyak berubah selain bertambah cantik sejak ia menikahinya, apalagi malam ini. Berbalut busana malam warna merah menyala dengan bahu terbuka dan belahan gaun setinggi setengah paha yang menampilkan lekuk tubuh di tempat-tempat yang tep

  • Wanita Incaran CEO Arogan   BAB 195 ~ CELETUKAN ASAL BIKIN KAGET

    “Koko kenapa? Masuk angin?” tanya Debby dengan panik. Wanita itu tahu-tahu sudah ada di sampingnya. Satu tangan memijat-mijat tengkuknya sementara tangan yang lain meraba keningnya.Perutnya kembali bergolak. Namun, William mencoba mengabaikannya. Tak berani membuka mulut, lelaki itu hanya bisa menggeleng sembari menghentikan apa pun niat Debby saat ini dengan isyarat tangan.Ketika Debby menyingkir, William sedikit merasa lega. Ia menghirup napas dalam-dalam sambil bertumpu pada dinding. William mengerutkan kening dengan perasaan tak enak.Setelah perutnya berhenti bergolak, William melangkah ke wastafel. Ia menatap sekilas pantulan dirinya di cermin, lalu membasuh wajahnya. Saat menegakkan tubuh, sang istri kembali muncul di sisinya dengan membawa botol minyak kayu putih.“Gak perlu, Baby. Koko gak apa-apa kok,&rdquo

  • Wanita Incaran CEO Arogan   BAB 194 ~ GANGGUAN PENCIUMAN

    “I love you too, Baby. My Love. My Wife. Now and forever,” sahut William dengan senyum mesra terpampang di wajah. Lelaki itu pun balas mencium Debby di beberapa titik di wajah.Setelah mendapatkan ciuman di kening, kedua pipi, dan bibir, Debby lantas menghirup napas dalam-dalam sambil memejamkan mata sejenak. Saat membuka mata, ada kebulatan tekad dan keberanian yang bersemayam di hati.“Aku percaya sama Koko. Kalau sikap Koko kayak gitu, mana mungkin aku tega membuat Koko berharap lama-lama. Aku nggak bakal minta Koko buat nunda kehamilan. Kalau Tuhan kasih kepercayaan itu sama kita sekarang, aku bakal menerima dan menjalaninya.”“Oh, Baby! Kamu serius? Kamu benar gak apa-apa?”Debby mengiyakan dengan mantap. Kepalanya ikut mengangguk untuk meyakinkan suaminya.&ldqu

  • Wanita Incaran CEO Arogan   BAB 193 ~ MAKIN CINTA

    Seringai jahil sang suami semakin lebar saja. Lelaki itu kemudian bertanya, “Apa kamu sadar, Baby, kalau nanti ada yang kebakaran lagi seperti dulu, sekarang sudah gak perlu bingung-bingung lagi buat cari pemadamnya?”“Ish! Koko ini, lo!” pekik Debby. Tangannya pun langsung mencubit daging terdekat.William sontak mengaduh kesakitan dan menggosok-gosok dada kirinya. “Astaga, Baby! Jarimu pedas juga, ya.”“Hmm! Siapa suruh godain terus?” rajuk Debby. Namun, sesaat kemudian Debby kembali berujar, “Tapi sori, ya, Ko, aku baru bisa kasih semalam.”“Hush! Kamu ini omong apaan sih! Setelah pemberkatan di gereja dan resepsi dengan segitu banyak tamu, kita kan sama-sama kecapaian, Baby. Kamu jangan omong gitu, ah. Meskipun Koko pengin, Koko juga gak mau ma

  • Wanita Incaran CEO Arogan   BAB 192 ~ OBROLAN PAGI HARI

    Warning!!! Episode ini mengandung adegan dewasa yang mungkin tidak cocok atau membuat tidak nyaman bagi sebagian pembaca.Harap kebijakannya dalam membaca episode ini.*****Selagi Debby menerka-nerka siapa sosok yang dengan lancang berani memanggil-manggil nama suaminya, tiba-tiba suara William yang terdengar parau menembus gendang telinga Debby. “Lepaskan, Baby. Lepaskan.”“Ko Billy!” jerit Debby putus asa. ‘Ah! Kenapa suara yang keluar sama dengan yang tadi? Apa tadi itu suaraku sendiri?’“Ya, Baby, ya. Ayo, jangan ditahan lagi. Koko pengin lihat kamu, Baby,” ucap William terus menyemangati.Tak ingin mengecewakan lelaki itu, Debby berusaha menuruti kata-katanya. Dengan sedikit takut, dorongan yang semula ia tahan-tahan kini ia biarkan lepas mengalir begitu sa

DMCA.com Protection Status