Home / CEO / Wanita Incaran CEO Arogan / Chapter 151 - Chapter 160

All Chapters of Wanita Incaran CEO Arogan: Chapter 151 - Chapter 160

188 Chapters

BAB 151 ~ BERTEMU CAMER

   Bukannya langsung menjawab pertanyaan kekasihnya yang kini tengah menuntunnya ke pojok ruangan, Debby justru mengajukan protes, “Ko Billy kenapa malah minta Chen-Chen buat pergi sih? Kasihan Chen-Chen, pasti tambah merasa bersalah. Padahal, aku nggak apa-apa kok, Ko. Aku malah jadi nggak enak sama Chen-Chen.” “Kamu gak usah merasa gak enakan sama Chen-Chen, Baby. Dia akan baik-baik aja kok. Nanti, biar Koko yang omong sama Chen-Chen. Sekarang, jawab pertanyaan Koko tadi,” tuntut William dengan tegas meski nadanya tetap lembut. “Aku benar nggak apa-apa, Ko. Ayo, sebaiknya kita temui papi sama maminya Koko dulu,” ajak Debby seraya menoleh ke balik bahunya. Meski ia sudah pernah diperlihatkan foto mereka sekali, saat ini ia tidak tahu persis di mana posisi mereka. “Sudah sampai sini masa nggak langsung menyapa,” sambung Debby.
Read more

BAB 152 ~ IRI

Selagi Debby berjuang mengendalikan diri sembari menatap wanita yang sudah menghadirkan sang kekasih ke dunia ini, tiba-tiba dua sosok maskulin beda generasi yang berada di dekatnya buka suara berbarengan. Sosok yang lebih tua menegur lembut istrinya sementara panggilan William pada sang mami terdengar seperti protes di telinga Debby.“Mi, jangan nakut-nakutin calon mantu kita. Bisa-bisa dia kabur nanti.”‘Eh?’ Seketika Debby menoleh ke arah papinya William dengan terkejut.“Ish! Papi ini sok-sok negur, padahal sama aja. Siapa coba yang kemarin memelototi Johan waktu diajak ke rumah sama Chen-Chen?” protes maminya William dengan tampang sedikit cemberut yang langsung disambut kekehan sang suami.Debby yang menyaksikan interaksi pasangan paruh baya itu sampai terpana. Ia langsung lupa dengan perasaan gamang yang sempat menyergapnya tadi. Ia melirik kekasihnya yang ternyata tengah menatapnya juga. William langsung mengulas senyum menenangkan. Bersamaan itu, Debby juga merasakan gerakan m
Read more

BAB 153 ~ KENCAN GANDA

    Sejak acara makan malam di rumah keluarga William, hubungan Debby dengan anggota keluarga William yang lain pun semakin dekat. Bukan saja dengan Chen-Chen yang sedari awal memang sudah lumayan dekat, tetapi juga dengan maminya William dan bahkan juga dengan Linda. Sesekali, mereka mengobrol melalui panggilan telepon atau video atau hanya melalui pesan percakapan saja. Meski kadang kala obrolan mereka simpang siur dan bahkan terkesan hanya buang-buang waktu saja saat trio ipar berkumpul di dunia maya, Debby tetap sangat menikmatinya. Ia yang tidak memiliki saudara perempuan sangat menghargai momen-momen tersebut. Debby tengah terkekeh sehabis membaca komentar lucu yang dilontarkan oleh Chen-Chen di grup percakapan ketika sebuah panggilan dari nomor kontak Fanny masuk ke ponselnya. Dengan sigap, Debby langsung menerima panggilan tersebut. “Ya, Fan?” sahut
Read more

BAB 154 ~ BERTEMU HANTU

Melihat wanita yang dikasihinya tertawa bahagia sejak mereka tiba di restoran membuat William puas dengan keputusannya minggu lalu yang menyetujui usul Fanny ini. Bahkan William bisa mengatakan kalau Debby juga sebetulnya sama antusiasnya dengan Fanny saat kedua sahabat itu tengah mempersiapkan acara hari ini. Meski lelaki itu tak pernah meminta kekasihnya untuk bercerita, nyatanya William bisa tahu persis apa saja yang sudah mereka persiapkan dari hari ke hari.William tak bisa menghentikan ujung-ujung bibirnya setiap kali mengingat bagaimana semangatnya sang kekasih saat membagikan hari-harinya selama seminggu terakhir ini. William juga semakin bahagia mengetahui sang kekasih bisa berbaur dengan baik dengan anggota keluarganya yang lain.Kenyataan kalau lelaki yang kini duduk di hadapannya itu pernah mengutarakan isi hatinya pada Debby pun tak mengusik William. Lelaki itu bisa melihat dengan jelas bagaimana perasaan lelaki bertato harimau itu pada Fanny meski ia baru melihatnya beber
Read more

BAB 155 ~ MALAM YANG PANJANG

    Hingga beberapa saat, William terus mendekap tubuh Debby, mengusap-usap kepala berambut burgundi itu sambil membisikkan kata-kata yang menenangkan. Wanita itu sendiri pun masih sesenggukan. Namun, tak lama kemudian, William merasakan ada yang berbeda. Ia tak lagi merasakan pergerakan dari sosok yang dipeluknya. Bahkan suara tangis pun menghilang. William langsung mengurai pelukannya dan mendorong tubuh Debby sedikit menjauh. Begitu tak ada yang menopang tubuh wanita itu selain cengkeraman tangan William, tubuh Debby langsung terkulai lemas. Kepalanya jatuh ke satu sisi. “Oh, Tuhan! Baby!” seru William yang langsung menopang kepala sang kekasih yang ternyata jatuh pingsan. William akhirnya mendudukkan lagi kekasihnya di kursi penumpang dan memasang sabuk pengaman. “Baby, sadarlah!” panggil William lagi sambil menepuk-nepuk pelan pipi Debby.
Read more

BAB 156 ~ BERJAGA-JAGA

William serta-merta meloncat dari sofa dan memelesat ke arah kamar tidur Debby. Fanny sudah membuka pintu kamar lebar-lebar. Wanita berambut sebahu itu kini tengah duduk bersimpuh di atas matras, berusaha untuk menangkap tangan Debby.“Ada apa, Fan?” tanya William panik. Lelaki itu langsung meneliti kekasihnya yang masih terbaring di atas matras.Celana pendek bepergiannya sudah berganti dengan celana tidur selutut. Namun, baju atasnya masih sama seperti sebelumnya. Tangan wanita itu bergerak ke sana kemari tak tentu arah. Dari bibirnya, terdengar rintihan, “Jangan … jangan ….”“Debby terus mengigau, Ko. Tadi, waktu aku mengganti celana pendeknya masih nggak apa-apa. Dia diam aja meski mulai menggumam nggak jelas juga. Tapi waktu aku mau coba lepas baju atasnya Debby langsung meronta,” tutur Fanny. “Aku jadi nggak bisa melepas bajunya. Gimana ini, Ko?”William langsung berlutut di sisi pembaringan dengan jantung bertalu-talu. Tangannya berusaha menggapai tangan Debby yang terus bergera
Read more

BAB 157 ~ DIAKAH ORANGNYA?

   “Oh, Tuhan! Kamu sudah bangun, Baby? Kenapa gak bangunin Koko? Apa yang kamu rasakan sekarang?” William serta-merta mencondongkan tubuh ke depan dan meraba kening Debby lagi. “Ck! Bukannya balas salam, malah balik tanya,” ucap Debby setengah tersenyum setengah mengomel. William langsung terkekeh. “Ya, ya. Sori. Habis, Koko kaget sih tadi.” Dada William sontak mengembang. Lelaki itu memandangi kekasihnya dengan perasaan bahagia yang tiba-tiba muncul dengan meluap-luap. “Selamat pagi, My Baby.” William mengangkat setengah tubuhnya dan membungkuk. Dikecupnya kening sang kekasih dengan sepenuh perasaan, lalu kembali duduk di bangku rias. “Koko senang banget lihat kamu sudah bisa tersenyum lagi seperti ini,” sambung William. Lelaki itu lalu mengulang lagi pertanyaan sebelumnya. “Su
Read more

BAB 158 ~ DITERJANG BADAI

   Debby memandang bergantian antara kekasihnya dan sahabatnya. Dalam hati, ia berdoa agar diberi kekuatan. Sepertinya ia harus kembali berurusan dengan hantu masa lalunya. Setelah menghela napas, Debby mengiyakan sambil menganggukkan kepala. “Kamu yakin, Say?” tanya Fanny dengan penuh sangsi. “Eh? Maksudmu?” tanya balik Debby dengan kening berkerut. “Oh, jangan salah paham dulu, Say. Maksudku, kejadian itu kan sudah belasan tahun yang lalu. Fisik orang bisa aja berubah. Aku takut kamu salah mengenali. Aku bukannya mau membela orang itu. Aku cuma nggak mau dan nggak rela melihatmu dalam kondisi kayak semalam dan ternyata salah mengenali orang,” papar Fanny. Debby kembali mengembuskan napas panjang sambil memejamkan mata. Setelah membuka mata, ia memandang kekasihnya. “Apa Koko juga berpikir kayak gitu? Aku salah mengenal
Read more

BAB 159 ~ FITNAH

    Teriakan maminya membuat Debby terkaget-kaget. Ia sampai menjauhkan ponsel dari daun telinganya. Debby langsung bertukar pandang dengan Fanny yang tengah menyetir. Wanita berambut cokelat tua sebahu itu tampaknya juga mendengar teriakan sang mami. Raut terkejut jelas-jelas terpampang di wajah persegi milik Fanny. Belum hilang rasa kagetnya, Debby kembali mendengar teriakan sang mami. “Debbora Anastasia! Kamu dengar omongan Mami, gak?!” Debby buru-buru mendekatkan lagi ponselnya ke telinga. “Iya, Mi. Aku dengar. Ada apa sih? Ini aku lagi di jalan. Nanti, aku telepon Mami kalau sudah di rumah, ya?” Rasa kagetnya mengalahkan rasa kesalnya. Beruntung Debby masih bisa menahan lidah untuk tidak terpancing melawan sang mami. “Gak usah cari-cari alasan buat mengelak! Cari tempat parkir kalau perlu!” semprot Liliana lagi. Debby menge
Read more

BAB 160 ~ KLARIFIKASI

    Ditatapnya sekali lagi hasil ketikan Fanny yang tidak dikirim pada ruang percakapan antara dirinya dengan sahabatnya. “Tapi dari mana dia tahu?” Debby membaca ulang pertanyaan Fanny dalam hati. Kali kedua membaca pertanyaan tersebut berikut jawaban yang sempat terlintas tadi, bukan lagi ketakutan yang Debby rasakan, melainkan kemarahan. “Benar, kemungkinan yang masuk akal kayaknya cuma satu. Dari mana lagi orang gila itu sampai tahu soal semalam, apalagi sampai tahu kapan Ko Billy pulang!” batin Debby dengan hati yang panas. “Awas aja kamu, ya!” geram Debby lagi dalam hati. Dengan menggunakan kedua tangan, Debby mengetik super cepat pikiran yang sempat melintas di kepala. “Aku yakin seratus persen kalau dia memata-matai aku, Fan! Kamu dengar, nggak, tadi waktu mamiku bilang kalau Ko William baru keluar rumah siang tadi? Jang
Read more
PREV
1
...
141516171819
DMCA.com Protection Status