Sang desainer grafis menggigit bibir bawahnya sejenak sebelum dengan tiba-tiba melepasnya. Wanita itu melirik sekilas pada William dengan rona merah mulai menjalar di pipi.“Ya, Tuhan! Kamu benar-benar menggemaskan, Baby,” batin William seraya terkekeh.Setelah berdeham, Debby akhirnya menjawab, “Kasih hadiah ‘kan nggak harus nunggu ada momen khusus dulu, Ko. Tadinya mau kukasih awal minggu ini bareng kue keju, tapi gara-gara paket itu semuanya jadi ambyar.”Perasaan William campur aduk seiring penjelasan sang kekasih yang memberitahunya tentang niat awal wanita itu dan bagaimana niat itu berakhir. Bahagia dan tersanjung, jelas! Terharu, sudah pasti. Namun, geram dan dongkol pada Ferdinand juga tak kalah sedikit porsinya.“Maaf, Ko, kuenya nggak jadi kubikin dan hadiahnya juga nggak kubungkus. Aku nggak tahu kapan bisa kasih itu semua ke Koko. Jadi, yah ….”“Sssh! Gak apa-apa, Baby. Tahu niatmu aja Koko sudah senang banget, toh sudah ada dasi juga. Ada dua set lagi.”“Itu karena aku bi
Read more