Share

BAB 139 ~ TAK RELA

Penulis: R_niThio
last update Terakhir Diperbarui: 2024-06-19 21:00:57
Sang desainer grafis menggigit bibir bawahnya sejenak sebelum dengan tiba-tiba melepasnya. Wanita itu melirik sekilas pada William dengan rona merah mulai menjalar di pipi.

“Ya, Tuhan! Kamu benar-benar menggemaskan, Baby,” batin William seraya terkekeh.

Setelah berdeham, Debby akhirnya menjawab, “Kasih hadiah ‘kan nggak harus nunggu ada momen khusus dulu, Ko. Tadinya mau kukasih awal minggu ini bareng kue keju, tapi gara-gara paket itu semuanya jadi ambyar.”

Perasaan William campur aduk seiring penjelasan sang kekasih yang memberitahunya tentang niat awal wanita itu dan bagaimana niat itu berakhir. Bahagia dan tersanjung, jelas! Terharu, sudah pasti. Namun, geram dan dongkol pada Ferdinand juga tak kalah sedikit porsinya.

“Maaf, Ko, kuenya nggak jadi kubikin dan hadiahnya juga nggak kubungkus. Aku nggak tahu kapan bisa kasih itu semua ke Koko. Jadi, yah ….”

“Sssh! Gak apa-apa, Baby. Tahu niatmu aja Koko sudah senang banget, toh sudah ada dasi juga. Ada dua set lagi.”

“Itu karena aku bi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Wanita Incaran CEO Arogan   BAB 140 ~ MERADANG

    Begitu tiba di depan kamar kecil, Niel langsung membuka pintu bersamaan dengan seseorang yang hendak keluar. Ia menyingkir sejenak untuk memberi jalan. Beruntung di dalam ruangan yang tak seberapa luas—tetapi terlihat bersih itu—hanya ada sosok yang tengah dibuntutinya, yang saat ini tengah mengosongkan kandung kemih.Niel berjalan menuju wastafel dan mencuci tangan. Ia sengaja menanti sampai sosok yang dibuntutinya selesai dengan urusannya. Saat mengetahui sosok itu telah berbalik dan hendak menuju wastafel, barulah Niel ikut berbalik dan pura-pura menuju urinoar.“Hei! Kayaknya aku pernah melihatmu sebelumnya,” sapa Niel datar tanpa senyum. Hatinya sudah panas, tetapi ia mencoba bersabar. “Kukira aku tadi salah mengenali.”Sosok yang disapa hanya mengernyitkan kening keheranan. “Maaf?”“Benar! Aku pernah melihatmu bersama dengan Fanny! Kamu pacar Fanny, ‘kan? Tapi siapa wanita di luar sana yang bersamamu saat ini?” cecar Niel dengan jari telunjuk mengarah ruang makan di dalam kafe. N

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-22
  • Wanita Incaran CEO Arogan   BAB 141 ~ DISORIENTASI CINTA

    Niel langsung tertegun mendengar omelan Fanny. Matanya hanya berkedip-kedip memandang wanita itu. Niel tak pernah melihat Fanny yang seperti ini. Bukan berarti Fanny tak pernah menggerutu di depannya, tetapi kali ini terasa berbeda. Biasanya terdengar manja seperti anak kecil tengah mengambek, tetapi yang ini terasa seperti marah sungguhan.Saat Fanny menanyakan lagi keperluan Niel yang terkesan mendesak barulah lelaki itu tersadar. Namun, Niel tak menghiraukan pertanyaan itu. Ia justru mempertanyakan kembali respons Fanny.“Ck! Enggak mungkin mukamu ditekuk kayak gitu kalau cuma gara-gara itu. Pasti ada hal lain. Iya, ‘kan? Ada masalah apa memangnya? Kenapa kamu enggak kasih tahu Koko?” desak Niel seraya membuntuti Fanny yang sudah berjalan ke ruang duduk.“Nggak ada apa-apa, cuma urusan kerjaan kok!”“Jangan

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-25
  • Wanita Incaran CEO Arogan   BAB 142 ~ GAYUNG BERSAMBUT

    “Ya ampun, Fan! Ternyata sudah selama itu kamu punya perasaan khusus sama Koko? Kenapa enggak bilang?” tanya Niel setelah Fanny juga mengungkapkan perasaannya.Keduanya kini duduk berdampingan di sofa panjang. Niel meminta Fanny untuk pindah ke sisinya setelah ia mengetahui kalau perasaannya berbalas. Lengan Niel yang bersih dari tato melingkari bahu Fanny sementara kepala wanita berambut cokelat tua itu bersandar di bahunya.Namun, begitu mendengar pertanyaan Niel, wanita itu langsung menegakkan tubuh dan menatap Niel dengan cemberut. “Gimana mau bilang kalau Koko selalu anggap aku anak kecil? Aku pikir Koko benar-benar nggak punya perasaan apa-apa selain kakak ke adik. Padahal, aku sudah sering kasih kode! Apa yang kulakukan buat Koko selama ini nggak pernah sekali pun dianggap lebih dari sekadar perhatian adik ke kakak sama Koko, ‘kan?”

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-28
  • Wanita Incaran CEO Arogan   BAB 143 ~ TERCIDUK

    William tengah menyantap makan malam bersama dengan sang kekasih di sebuah resto berkelas saat ponsel wanitanya berbunyi. Namun, Debby tak kunjung menerima panggilan tersebut hingga deringnya berhenti dengan sendirinya.Setelah menelan potongan daging steak yang diberi saus jamur, William pun bertanya, “Kenapa gak diterima, Baby? Siapa tahu penting. Oh! Apa mungkin itu panggilan teror lagi?”Debby yang sedang menelan makanan hanya menggoyangkan tangannya sebentar. “Santai aja, Ko. Itu dari Fanny kok,” ucapnya kemudian setelah meneguk minuman. “Tanggung, Ko, makanannya tinggal sedikit. Kalau omong sama Fanny biasanya nggak cukup satu-dua menit.” Debby menyengir.William pun tersenyum maklum. Ia kembali melanjutkan menyantap makan malamnya yang juga tinggal sedikit.“Aku menelepon Fanny d

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-01
  • Wanita Incaran CEO Arogan   BAB 144 ~ PARANOID

    “Hush! Kamu omong apa sih, Baby?” William melambaikan tangannya. Ia berusaha menenangkan sang kekasih. “Sudah, Koko gak apa-apa kok. Kamu juga pasti punya alasan sendiri, ‘kan, kenapa sampai simpan nomor kontak Koko pakai nama seperti itu?”“Memang. Dulu, waktu awal-awal Koko gencar mendekatiku, aku merasa Koko kayak gitu. Aku sampai jengkel banget, tahu!”William terkekeh. “Ah! Ya, ya! Tapi kalau sekarang?” pancing William dengan senyum menggoda.Bukannya menjawab, Debby justru mengerucutkan bibir. “Koko sudah tahu, ‘kan? Kenapa mesti tanya lagi sih?”Lelaki berambut hitam itu semakin tergelak. “Jawab aja, Baby. Koko pengin dengar langsung dari mulut kamu.”Meskipun sempat mencebik lagi, Debby akhirnya menyahut, “Kala

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-04
  • Wanita Incaran CEO Arogan   BAB 145 ~ KADO INTIM

    Debby menggeram sebal setelah terpaku menatap layar ponsel lebih lama dari yang diperlukan. Otaknya berputar menerka-nerka. Biasanya Debby tak pernah mempermasalahkan siapa penelepon tak dikenal yang menghubunginya. Itu sudah menjadi salah satu konsekuensi dari pekerjaannya. Namun, gara-gara ulah seseorang, sekarang ia jadi paranoid dengan nomor tak dikenal.“Sial! Kamu benar-benar pengganggu!” sungut Debby sembari menyimpan laptop ke dalam tas dan merapikan berkas-berkas di atas meja. Coretan-coretan tangan hasil diskusi dengan klien dikumpulkan dan dimasukkan ke dalam map L plastik warna merah.Pada akhirnya, Debby memutuskan untuk menunggu saja. Panggilan terakhir itu memang sudah berlalu sekitar empat puluh menit. Namun, melihat orang itu beberapa kali menghubunginya, ada kemungkinan orang tersebut akan menghubunginya lagi. Jika benar, mau tak mau Debby mesti menerimanya nanti.

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-07
  • Wanita Incaran CEO Arogan   BAB 146 ~ MAGNET CINTA

    Napas Debby seperti disedot dari rongga dadanya saat mendapati tatapan mendalam yang sangat intens dari lelaki di sampingnya. Pipinya semakin memanas. Buru-buru Debby mengalihkan pandangan, kembali menatap botol kaca di tangannya.“Boleh kucoba?”“Ya, bolehlah. Koko bikin kan biar kamu pakai, bukan buat dimuseumkan.”Debby langsung tergelak. Ia membuka tutup botol berbentuk kupu-kupu. Botol kacanya sendiri berbentuk seperti kubah dengan lekuk-lekuk membujur berdiameter kira-kira lima sentimeter.“Botolnya lucu. Aku suka.” Wanita itu lantas menyemprotkan parfum itu ke pergelangan tangan sebelah dalam dan langsung menghidunya.“Hmm. Wanginya enak, Ko,” puji Debby dengan senyum merekah.William ikut tersenyum. “Sabar. Ditunggu dulu, Baby. Itu ma

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-10
  • Wanita Incaran CEO Arogan   BAB 147 ~ DITODONG

    Debby sempat menjengit, tetapi rasa malunya mengalahkan rasa terkejutnya. Ia membiarkan saja sang kekasih mendekap tubuhnya dengan erat. Tangannya sekarang terimpit di antara wajahnya sendiri dan bahu lelaki itu yang terasa lebar. Debby merasa lebih baik seperti ini daripada harus menatap wajah sang kekasih.“Oh, Baby,” gumam William di tengah-tengah tawanya. “Apa yang tadi Koko bilang itu benaran, lo. Koko benar-benar gak menyadari kalau Koko ternyata semenarik itu di matamu, ya?”“Koko!” desis Debby dengan geram. Punggung tangannya menekan bahu William dengan kekuatan ala kadarnya. Sebisanya Debby menekan dari posisinya yang terimpit saat ini.William kembali terkekeh. Tubuh kekarnya sedikit bergetar. “Ya, ya. Koko gak akan menggodamu lagi. Oh, Tuhan. Koko sayang banget sama kamu. I love you, Baby

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-13

Bab terbaru

  • Wanita Incaran CEO Arogan   SALAM DARI AUTHOR

    Yeay!!! 🎉🎉Cerita “Wanita Incaran CEO Arogan” akhirnya sampai di penghujung juga. Ini merupakan cerita pertama saya dalam bentuk novel. Gak nyangka bakal bisa sepanjang ini, bahkan sampai dua season. Biasanya pendek-pendek. 😄Perjalanan yang panjang—hampir satu setengah tahun sejak tayang perdana—dan gak selalu mulus, tapi menyenangkan 😄. Sudah sama aja kayak lika-liku kisah cintanya William dan Debby yang gak selalu mulus tapi happy ending ... eaakkk ....Saya pribadi sangat menikmati proses penulisan kisah cinta William dan Debby ini. Meskipun sudah dibuat outline-nya, beberapa kali muncul ide secara tiba-tiba di tengah-tengah saya tengah mengetik yang belum terpikirkan sebelumnya saat membuat outline. Adegan-adegan tersebut memang diperlukan, tapi waktu bikin outline masih belum ada bayangan nanti adegannya bakal seperti apa. Ups, buka kartu deh! 🤭😁Tak lupa saya ucapkan terima kasih buat para pembaca yang baik hati, yang sudah bersedia mampir ke lapak saya, dan terutama yang

  • Wanita Incaran CEO Arogan   BAB 199 ~ TAK BISA HIDUP TANPAMU

    “Sssh! Jangan nangis, Sayang.” William buru-buru menenangkan si sulung. Ini bukan kali pertama si sulung merengek minta adik bayi di perut maminya perempuan. “Laki-laki apa perempuan sama aja, Sayang. Di mata Papi sama Mami, kalian semua anak-anak kesayangan Papi sama Mami. Gak ada yang dibeda-bedain.” William juga meminta anak lelakinya untuk mendekat.“Cici juga harus sayang sama dedek bayi yang masih ada di perut Mami, sama seperti Cici sayang sama Dedek Ello. Cici sayang ‘kan sama Dedek Ello?”“Sayang, Pi.”“Nah, kalau gitu, jangan bilang kayak tadi lagi, ya. Kalau gak, Dedek bayinya nanti sedih, lo. Apa Cici senang kalau Shelin bilang gak suka atau gak mau temanan lagi sama Cici di sekolah?”“Nggak senang. Tapi kalau dedek bayinya kayak Dedek Ello, nanti aku nggak punya teman di rumah, Pi,” rengek Grace lagi dengan bibir mungilnya maju beberapa senti.

  • Wanita Incaran CEO Arogan   BAB 198 ~ PROTES SI SULUNG

    Warning!!! Episode ini mengandung adegan dewasa yang mungkin tidak cocok atau membuat tidak nyaman bagi sebagian pembaca.Harap kebijakannya dalam membaca episode ini.*****Bukannya berhenti, sang istri justru berpindah ke titik sensitif lainnya.“Baby, please,” desis William lagi dengan gelisah.Tangannya kini mencengkeram pergelangan sang istri. “Koko gak mau sampai lepas kendali.”“Ssst! Kalau gitu, jangan ditahan-tahan, Ko. Aku sengaja kok mau kasih kompensasi buat Koko,” terang Debby sambil tangannya memainkan salah satu kepik tak bersayap milik William. “Jadi, Koko rileks aja. Serahkan semuanya sama aku. Aku bakal kasih servis yang memuaskan malam ini.”“Tunggu, tunggu! Kompensasi buat apa?” tanya William di antara giginya yang kembali bera

  • Wanita Incaran CEO Arogan   BAB 197 ~ SIKSAAN MENYENANGKAN

    William menunggu sejenak hingga anak perempuannya memusatkan perhatian padanya.“Ya, Pi,” sahut Grace.“Cici bantuin Papi sama Mami jagain Dedek Ello sementara waktu, ya.”“Siap, Pi,” sahut Grace dengan antusias. Kepalanya manggut-manggut dengan cepat.“Anak pintar,” puji William sambil mengacungkan ibu jari. “Ya sudah, kalian bobo sekarang. Papi sama Mami sayang kalian. Peluk cium buat kalian berdua. Selamat bobo dan mimpi indah, malaikat-malaikat kecil kesayangannya Papi sama Mami.”“Oh, Tuhan! Aku sudah kangen sama anak-anak, Ko,” ucap Debby begitu panggilan video terputus.“Bukan cuma kamu aja, Baby,” timpal William. Sesaat, ia jadi teringat ketika siang tadi, ia dan sang istri mengantar anak-anak ke rumah ka

  • Wanita Incaran CEO Arogan   BAB 196 ~ MALAIKAT KECIL

    “Happy wedding anniversary, Baby!” ucap William dengan sangat mesra. Lelaki itu mencium punggung tangan sang istri dengan sangat lembut.Mereka baru saja selesai makan malam romantis yang sengaja disiapkan oleh William. Sayangnya, kebahagiaan William bercampur dengan rasa jengkel setiap kali ada pria yang memandang istrinya hingga dua kali. Tak ingin membagi pesona sang istri dengan orang lain, William pun buru-buru mengajak wanita itu untuk kembali ke kamar suite yang khusus dipesan untuk momen istimewa ini.William tak bosan-bosannya memandangi sang istri. Hingga detik ini, ia masih dan selalu saja terpukau dengan sosok sang istri yang tak banyak berubah selain bertambah cantik sejak ia menikahinya, apalagi malam ini. Berbalut busana malam warna merah menyala dengan bahu terbuka dan belahan gaun setinggi setengah paha yang menampilkan lekuk tubuh di tempat-tempat yang tep

  • Wanita Incaran CEO Arogan   BAB 195 ~ CELETUKAN ASAL BIKIN KAGET

    “Koko kenapa? Masuk angin?” tanya Debby dengan panik. Wanita itu tahu-tahu sudah ada di sampingnya. Satu tangan memijat-mijat tengkuknya sementara tangan yang lain meraba keningnya.Perutnya kembali bergolak. Namun, William mencoba mengabaikannya. Tak berani membuka mulut, lelaki itu hanya bisa menggeleng sembari menghentikan apa pun niat Debby saat ini dengan isyarat tangan.Ketika Debby menyingkir, William sedikit merasa lega. Ia menghirup napas dalam-dalam sambil bertumpu pada dinding. William mengerutkan kening dengan perasaan tak enak.Setelah perutnya berhenti bergolak, William melangkah ke wastafel. Ia menatap sekilas pantulan dirinya di cermin, lalu membasuh wajahnya. Saat menegakkan tubuh, sang istri kembali muncul di sisinya dengan membawa botol minyak kayu putih.“Gak perlu, Baby. Koko gak apa-apa kok,&rdquo

  • Wanita Incaran CEO Arogan   BAB 194 ~ GANGGUAN PENCIUMAN

    “I love you too, Baby. My Love. My Wife. Now and forever,” sahut William dengan senyum mesra terpampang di wajah. Lelaki itu pun balas mencium Debby di beberapa titik di wajah.Setelah mendapatkan ciuman di kening, kedua pipi, dan bibir, Debby lantas menghirup napas dalam-dalam sambil memejamkan mata sejenak. Saat membuka mata, ada kebulatan tekad dan keberanian yang bersemayam di hati.“Aku percaya sama Koko. Kalau sikap Koko kayak gitu, mana mungkin aku tega membuat Koko berharap lama-lama. Aku nggak bakal minta Koko buat nunda kehamilan. Kalau Tuhan kasih kepercayaan itu sama kita sekarang, aku bakal menerima dan menjalaninya.”“Oh, Baby! Kamu serius? Kamu benar gak apa-apa?”Debby mengiyakan dengan mantap. Kepalanya ikut mengangguk untuk meyakinkan suaminya.&ldqu

  • Wanita Incaran CEO Arogan   BAB 193 ~ MAKIN CINTA

    Seringai jahil sang suami semakin lebar saja. Lelaki itu kemudian bertanya, “Apa kamu sadar, Baby, kalau nanti ada yang kebakaran lagi seperti dulu, sekarang sudah gak perlu bingung-bingung lagi buat cari pemadamnya?”“Ish! Koko ini, lo!” pekik Debby. Tangannya pun langsung mencubit daging terdekat.William sontak mengaduh kesakitan dan menggosok-gosok dada kirinya. “Astaga, Baby! Jarimu pedas juga, ya.”“Hmm! Siapa suruh godain terus?” rajuk Debby. Namun, sesaat kemudian Debby kembali berujar, “Tapi sori, ya, Ko, aku baru bisa kasih semalam.”“Hush! Kamu ini omong apaan sih! Setelah pemberkatan di gereja dan resepsi dengan segitu banyak tamu, kita kan sama-sama kecapaian, Baby. Kamu jangan omong gitu, ah. Meskipun Koko pengin, Koko juga gak mau ma

  • Wanita Incaran CEO Arogan   BAB 192 ~ OBROLAN PAGI HARI

    Warning!!! Episode ini mengandung adegan dewasa yang mungkin tidak cocok atau membuat tidak nyaman bagi sebagian pembaca.Harap kebijakannya dalam membaca episode ini.*****Selagi Debby menerka-nerka siapa sosok yang dengan lancang berani memanggil-manggil nama suaminya, tiba-tiba suara William yang terdengar parau menembus gendang telinga Debby. “Lepaskan, Baby. Lepaskan.”“Ko Billy!” jerit Debby putus asa. ‘Ah! Kenapa suara yang keluar sama dengan yang tadi? Apa tadi itu suaraku sendiri?’“Ya, Baby, ya. Ayo, jangan ditahan lagi. Koko pengin lihat kamu, Baby,” ucap William terus menyemangati.Tak ingin mengecewakan lelaki itu, Debby berusaha menuruti kata-katanya. Dengan sedikit takut, dorongan yang semula ia tahan-tahan kini ia biarkan lepas mengalir begitu sa

DMCA.com Protection Status