Beranda / CEO / Wanita Incaran CEO Arogan / BAB 141 ~ DISORIENTASI CINTA

Share

BAB 141 ~ DISORIENTASI CINTA

Penulis: R_niThio
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Niel langsung tertegun mendengar omelan Fanny. Matanya hanya berkedip-kedip memandang wanita itu. Niel tak pernah melihat Fanny yang seperti ini. Bukan berarti Fanny tak pernah menggerutu di depannya, tetapi kali ini terasa berbeda. Biasanya terdengar manja seperti anak kecil tengah mengambek, tetapi yang ini terasa seperti marah sungguhan.

Saat Fanny menanyakan lagi keperluan Niel yang terkesan mendesak barulah lelaki itu tersadar. Namun, Niel tak menghiraukan pertanyaan itu. Ia justru mempertanyakan kembali respons Fanny.

“Ck! Enggak mungkin mukamu ditekuk kayak gitu kalau cuma gara-gara itu. Pasti ada hal lain. Iya, ‘kan? Ada masalah apa memangnya? Kenapa kamu enggak kasih tahu Koko?” desak Niel seraya membuntuti Fanny yang sudah berjalan ke ruang duduk.

“Nggak ada apa-apa, cuma urusan kerjaan kok!”

“Jangan

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Wanita Incaran CEO Arogan   BAB 142 ~ GAYUNG BERSAMBUT

    “Ya ampun, Fan! Ternyata sudah selama itu kamu punya perasaan khusus sama Koko? Kenapa enggak bilang?” tanya Niel setelah Fanny juga mengungkapkan perasaannya.Keduanya kini duduk berdampingan di sofa panjang. Niel meminta Fanny untuk pindah ke sisinya setelah ia mengetahui kalau perasaannya berbalas. Lengan Niel yang bersih dari tato melingkari bahu Fanny sementara kepala wanita berambut cokelat tua itu bersandar di bahunya.Namun, begitu mendengar pertanyaan Niel, wanita itu langsung menegakkan tubuh dan menatap Niel dengan cemberut. “Gimana mau bilang kalau Koko selalu anggap aku anak kecil? Aku pikir Koko benar-benar nggak punya perasaan apa-apa selain kakak ke adik. Padahal, aku sudah sering kasih kode! Apa yang kulakukan buat Koko selama ini nggak pernah sekali pun dianggap lebih dari sekadar perhatian adik ke kakak sama Koko, ‘kan?”

  • Wanita Incaran CEO Arogan   BAB 143 ~ TERCIDUK

    William tengah menyantap makan malam bersama dengan sang kekasih di sebuah resto berkelas saat ponsel wanitanya berbunyi. Namun, Debby tak kunjung menerima panggilan tersebut hingga deringnya berhenti dengan sendirinya.Setelah menelan potongan daging steak yang diberi saus jamur, William pun bertanya, “Kenapa gak diterima, Baby? Siapa tahu penting. Oh! Apa mungkin itu panggilan teror lagi?”Debby yang sedang menelan makanan hanya menggoyangkan tangannya sebentar. “Santai aja, Ko. Itu dari Fanny kok,” ucapnya kemudian setelah meneguk minuman. “Tanggung, Ko, makanannya tinggal sedikit. Kalau omong sama Fanny biasanya nggak cukup satu-dua menit.” Debby menyengir.William pun tersenyum maklum. Ia kembali melanjutkan menyantap makan malamnya yang juga tinggal sedikit.“Aku menelepon Fanny d

  • Wanita Incaran CEO Arogan   BAB 144 ~ PARANOID

    “Hush! Kamu omong apa sih, Baby?” William melambaikan tangannya. Ia berusaha menenangkan sang kekasih. “Sudah, Koko gak apa-apa kok. Kamu juga pasti punya alasan sendiri, ‘kan, kenapa sampai simpan nomor kontak Koko pakai nama seperti itu?”“Memang. Dulu, waktu awal-awal Koko gencar mendekatiku, aku merasa Koko kayak gitu. Aku sampai jengkel banget, tahu!”William terkekeh. “Ah! Ya, ya! Tapi kalau sekarang?” pancing William dengan senyum menggoda.Bukannya menjawab, Debby justru mengerucutkan bibir. “Koko sudah tahu, ‘kan? Kenapa mesti tanya lagi sih?”Lelaki berambut hitam itu semakin tergelak. “Jawab aja, Baby. Koko pengin dengar langsung dari mulut kamu.”Meskipun sempat mencebik lagi, Debby akhirnya menyahut, “Kala

  • Wanita Incaran CEO Arogan   BAB 145 ~ KADO INTIM

    Debby menggeram sebal setelah terpaku menatap layar ponsel lebih lama dari yang diperlukan. Otaknya berputar menerka-nerka. Biasanya Debby tak pernah mempermasalahkan siapa penelepon tak dikenal yang menghubunginya. Itu sudah menjadi salah satu konsekuensi dari pekerjaannya. Namun, gara-gara ulah seseorang, sekarang ia jadi paranoid dengan nomor tak dikenal.“Sial! Kamu benar-benar pengganggu!” sungut Debby sembari menyimpan laptop ke dalam tas dan merapikan berkas-berkas di atas meja. Coretan-coretan tangan hasil diskusi dengan klien dikumpulkan dan dimasukkan ke dalam map L plastik warna merah.Pada akhirnya, Debby memutuskan untuk menunggu saja. Panggilan terakhir itu memang sudah berlalu sekitar empat puluh menit. Namun, melihat orang itu beberapa kali menghubunginya, ada kemungkinan orang tersebut akan menghubunginya lagi. Jika benar, mau tak mau Debby mesti menerimanya nanti.

  • Wanita Incaran CEO Arogan   BAB 146 ~ MAGNET CINTA

    Napas Debby seperti disedot dari rongga dadanya saat mendapati tatapan mendalam yang sangat intens dari lelaki di sampingnya. Pipinya semakin memanas. Buru-buru Debby mengalihkan pandangan, kembali menatap botol kaca di tangannya.“Boleh kucoba?”“Ya, bolehlah. Koko bikin kan biar kamu pakai, bukan buat dimuseumkan.”Debby langsung tergelak. Ia membuka tutup botol berbentuk kupu-kupu. Botol kacanya sendiri berbentuk seperti kubah dengan lekuk-lekuk membujur berdiameter kira-kira lima sentimeter.“Botolnya lucu. Aku suka.” Wanita itu lantas menyemprotkan parfum itu ke pergelangan tangan sebelah dalam dan langsung menghidunya.“Hmm. Wanginya enak, Ko,” puji Debby dengan senyum merekah.William ikut tersenyum. “Sabar. Ditunggu dulu, Baby. Itu ma

  • Wanita Incaran CEO Arogan   BAB 147 ~ DITODONG

    Debby sempat menjengit, tetapi rasa malunya mengalahkan rasa terkejutnya. Ia membiarkan saja sang kekasih mendekap tubuhnya dengan erat. Tangannya sekarang terimpit di antara wajahnya sendiri dan bahu lelaki itu yang terasa lebar. Debby merasa lebih baik seperti ini daripada harus menatap wajah sang kekasih.“Oh, Baby,” gumam William di tengah-tengah tawanya. “Apa yang tadi Koko bilang itu benaran, lo. Koko benar-benar gak menyadari kalau Koko ternyata semenarik itu di matamu, ya?”“Koko!” desis Debby dengan geram. Punggung tangannya menekan bahu William dengan kekuatan ala kadarnya. Sebisanya Debby menekan dari posisinya yang terimpit saat ini.William kembali terkekeh. Tubuh kekarnya sedikit bergetar. “Ya, ya. Koko gak akan menggodamu lagi. Oh, Tuhan. Koko sayang banget sama kamu. I love you, Baby

  • Wanita Incaran CEO Arogan   BAB 148 ~ BUKAN RAYUAN GOMBAL

    “Sudah, gak usah dipikir sekarang gak apa-apa, Baby,” ucap William saat melihat sang kekasih masih tercenung setelah beberapa waktu berlalu. “Kamu bisa pertimbangkan nanti di rumah. Koko gak maksa sih, tapi Koko berharap banget kamu bisa ikut ….”“Ck! Itu sih sama aja, Ko!” potong Debby cepat.William tergelak. Ia gemas melihat kekasihnya mulai mengerucutkan bibir lagi. “Jangan manyun gitu. Koko nanti jadi kepengin ….” William sengaja menggantung kalimatnya. Ia semakin tergelak melihat Debby semakin sewot.Tak ingin membuat wanita itu semakin kesal, William pun berusaha berhenti menggoda. “Ya, sudah. Gak usah mikir soal acara peluncuran itu dulu. Sekarang, Koko masih pengin berduaan sama kamu. Ayo, mana senyumnya?” bujuk William.Kentara sekali kalau Debby masih sebal meskipun

  • Wanita Incaran CEO Arogan   BAB 149 ~ MERAJUK

    William tertawa lepas. Auranya dipenuhi dengan kebahagiaan. Tadinya ia mengira kalau indra pendengarannya salah tangkap. Namun, ternyata masih berfungsi dengan sangat baik.“Ya ampun, Baby! Kamu benar-benar paling bisa bikin Koko tertawa bahagia. Kamu sendiri juga selalu penuh kejutan,” ucap William di tengah-tengah usahanya membelah jalanan ibu kota.“Tapi memang benar kok,” gumam Debby dengan suara lirih meski tak sepelan sebelumnya. “Malam ini Koko juga kelihatan lebih ganteng, apalagi dasinya juga ternyata cocok dipakai sama Ko Billy.”Senyum William semakin merekah mendengar pujian yang diulang dari mulut kekasihnya, apalagi sekarang ditambah komentar positif soal aksesoris yang ia kenakan. Ia pun langsung melirik sang kekasih. Petinggi Raksi Indonesia itu gemas melihat gestur wanitanya yang terang-terangan memujinya, tetapi panda

Bab terbaru

  • Wanita Incaran CEO Arogan   BAB 188 ~ TERTANGKAP BASAH

    William sangat terkejut mendengar penuturan Debby. Ia sama sekali tak mengira jika kekasihnya memiliki ketakutan sampai seperti itu. William mengulurkan tangan hendak menenangkan sang kekasih yang kembali berderai air mata. Ia terenyuh melihat wanita itu bahkan bernapas dengan tersengal-sengal.Namun, belum sempat merengkuh sang kekasih, William kembali dikejutkan dengan suara jeritan histeris yang terdengar tiba-tiba. William dan Debby yang masih menangis sontak menoleh berbarengan ke sumber suara.“Jangan lagi, ya, Tuhan! Jangan lagi!” desis seseorang yang baru saja tiba hingga berkali-kali.Dalam sekejap, suara tangis di sisi William pun lenyap, berganti dengan kesiap tajam. Lelaki itu pun tak kalah terperanjat saat menatap kedua sosok yang tiba-tiba sudah berdiri di ambang pintu. Satu orang memapah yang lainnya yang tampak tak baik-baik saja. Buru-buru William ban

  • Wanita Incaran CEO Arogan   BAB 187 ~ BUKAN ALERGI

    “Apa maksudmu, Baby?!” tuntut William yang kaget setengah mati.Jantungnya langsung menggila mendengar keputusan sepihak yang meluncur dari bibir mungil sang kekasih. Hati William menolak keras untuk mencerna maksud yang terkandung di dalamnya. Namun, otaknya jelas-jelas menerima pesan tersebut dengan sangat gamblang. Seketika, otaknya dipenuhi dengan kata-kata keramat yang sangat dihindari oleh lelaki itu.William pun langsung menyambar tangan Debby yang keburu membelakanginya. Namun, sebelum tubuh kekasihnya berbalik sepenuhnya, William masih sempat melihat kekasihnya menutup mulut dan mendengar suara isakan lirih. William langsung mengernyit. Hatinya sedikit terusik dengan sikap dan omongan Debby yang lagi-lagi saling bertolak belakang di saat bersamaan.“Baby?” panggil William dengan lebih lembut saat wanita itu tetap me

  • Wanita Incaran CEO Arogan   BAB 186 ~ UJUNG PENANTIAN

    William berusaha keras untuk tidak menyentuh wanita yang duduk di sampingnya—meski tak sedekat biasanya, apalagi saat wanita itu mengangguk tak mantap sambil menggigit bibir bawahnya.“Kurang lebih,” jawab Debby. “Aku sadar kalau aku selalu menghindar tiap kali Koko memintaku buat melangkah ke jenjang yang lebih serius. Kupikir aku bisa kayak gitu dulu buat sementara waktu. Tapi ternyata yang terakhir kemarin itu ....”Debby mengangkat bahu sambil tersenyum sendu sementara William agak terusik dengan sesuatu yang diucapkan kekasihnya. Ia pun menautkan kedua alisnya meski berusaha untuk tak menyela.“Aku nggak tahu apa yang terakhir itu yang paling parah,” lanjut Debby, “atau justru saking banyaknya Koko nimbun kekesalan jadi bikin Koko jaga jarak sama aku. Tapi apa pun itu, yang jelas aku mau minta maaf sama Koko soal ini. Bolak-balik aku selalu mengecewakan Koko. M

  • Wanita Incaran CEO Arogan   BAB 185 ~ IRIT BICARA BIKIN GALAU

    “Wow!” seru Debby yang masih takjub dengan kabar bahagia yang dibawa oleh sahabatnya. Ujung-ujung bibir Debby sudah terangkat sejak tadi.“Jadi, benar ini dari Ko Niel?” tanya Debby lagi sembari mencermati sebentuk cincin bermata berlian tunggal yang tersemat pada jari manis tangan Fanny.Wanita berambut sebahu itu sekarang sudah duduk di hadapannya. Namun, Debby belum melepas genggaman tangannya sejak dirinya melihat kilau sebuah cincin baru yang ia tahu belum pernah dikenakan oleh Fanny sebelumnya.Debby ikut berbahagia untuk Fanny yang senyumnya juga tak pernah lekang dari wajah perseginya sejak muncul di hadapan Debby. “Aku benar-benar ikut senang, Fan. Ya ampun. Selamat, ya, Say. Selamat. Omong-omong, kapan Ko Niel melamar?”“Uhm ... baru hari Sabtu kemarin sih,” ucap Fanny dengan pipi merona.

  • Wanita Incaran CEO Arogan   BAB 184 ~ PAMER CINCIN

    Di hadapan William, kini tersaji semangkuk bubur ayam tanpa kuah bumbu. Hanya ada bubur nasi yang sudah bercampur dengan potongan daging ayam dengan pugasan kulit pangsit goreng, irisan seledri, tongcai, dan cakwe. Kekasihnya bahkan juga menyediakan kecap asin di mangkuk terpisah yang ukurannya jauh lebih kecil.William kembali termangu sambil menatap sajian itu. Hatinya benar-benar terbelah dua. Ia merasa sangat bahagia sekaligus frustrasi. Baru kali ini, ia dilayani untuk sarapan sampai sedemikian rupa, apalagi oleh wanita yang sangat dicintai dan diinginkannya. Selain sosok sang mami tentu saja.“Kenapa cuma dilihat aja, Ko? Oh, astaga! Apa Koko nggak suka bubur ayam?”Suara merdu sang kekasih menyentak angan William. Ia gelagapan sesaat sebelum menimpali, “Oh, gak apa-apa kok, Baby. Siapa bilang Koko gak suka bubur ayam? Koko cuma lagi

  • Wanita Incaran CEO Arogan   BAB 183 ~ DI PERSIMPANGAN

    William memang memutuskan untuk bersikap biasa saja sebelum mengetahui dengan pasti apa keinginan kekasihnya dari hubungan mereka ini. Namun, tetap saja lelaki itu tak bisa menahan ujung-ujung bibirnya yang mulai terangkat setelah mendengar pesan suara dari Debby. Ia pun melempar tubuhnya ke matras sambil terkekeh kecil.“Ya, Tuhan. Seperti ini nih yang bikin Koko gak bisa berpaling dari kamu, Baby. Bagaimana kelak Koko bisa hidup tanpamu?”Tiba-tiba ponselnya kembali berbunyi. Ada satu lagi pesan suara yang masuk dari kekasihnya.“Ko Billy? Koko baik-baik aja? Kenapa nggak ada respons, Ko? Aku tahu Koko sudah buka pesan suaraku. Jangan nakut-nakutin aku, Ko. Aku mencemaskan Koko. Kalau Koko butuh aku, bilang aja. Aku bakal menemani Koko. Aku sayang sama Koko.”Lagi-lagi William tak bisa menahan senyum. Namun, se

  • Wanita Incaran CEO Arogan   BAB 182 ~ ALARM GARIS KERAS

    William terjun ke dalam air dan langsung menghilang di bawah permukaan air yang seketika bergolak seakan baru saja terjadi gempa bumi. Setelah satu-dua menit, tiba-tiba William kembali muncul ke permukaan dengan gerakan yang kembali mengentak keras. Permukaan air pun kembali berguncang sementara air memercik ke mana-mana saat kepala William menengadah ke langit malam dengan gerakan cepat.Bibir William langsung terbuka lebar dengan suara tarikan napas yang terdengar sangat jelas. Sejurus kemudian, dadanya bergerak naik turun dengan sangat cepat. Ia sengaja menahan napas selama berada di dalam air. Egonya tengah tertantang untuk menguji batas kemampuan dirinya.Tanpa mengambil jeda untuk menetralkan debar jantungnya yang masih menggila, William kembali masuk ke dalam air setelah menghirup napas dalam-dalam. Kali ini, ia meluncur dengan cepat seperti ikan di bawah permukaan air yang langs

  • Wanita Incaran CEO Arogan   BAB 181 ~ NYONYA CHRISTIADJIE

    Debby menatap sosok laki-laki yang pada suatu waktu dahulu sangat dikaguminya, tetapi juga sekaligus sosok yang menorehkan luka yang dalam di hatinya. Debby menghela napas sambil menautkan tangan pada jari jemari William.“Ko Yuyun,” panggil Debby dengan penuh kesabaran, “aku benar-benar sudah memaafkan Koko. Tapi tolong jangan buat aku menyesali keputusanku ini. Berhentilah meminta sesuatu yang sudah nggak bisa kuberikan lagi. Aku berusaha buat menghormati Koko lagi sekarang.“Tapi kalau Koko terus-terusan memaksa, jangan salahkan aku kalau aku akhirnya benar-benar kehilangan respek sama Koko. Hal yang bisa kuberi saat ini cuma maaf buat Koko, nggak lebih. Jadi, tolong mengertilah, Ko. Aku nggak mungkin balik lagi sama Koko.”Untuk sesaat, Yunan hanya menatap Debby lurus-lurus dengan bibir membentuk garis lurus. Lelaki berambut gondrong itu diam seribu bahasa, hany

  • Wanita Incaran CEO Arogan   BAB 180 ~ DIBAYAR LUNAS

    Warning!!! Mengandung adegan kekerasan! Mohon bijak dalam menyikapi!*****Urat kendali diri William benar-benar sudah super tegang. Rasanya hanya butuh sentuhan ringan saja untuk memutus tali tak kasatmata itu. Ia bisa meledak kapan saja. William sampai ketakutan dengan dirinya sendiri. Ia seperti tak mengenali lagi sosoknya sendiri.Sebelum mengenal Debby, ia tak pernah lepas kendali. Namun, sekarang ini rasa-rasanya ia sanggup dan bersedia menghancurkan seseorang demi orang yang dikasihinya. Ia siap bertarung habis-habisan dengan siapa pun tanpa peduli risikonya!William benar-benar tak terima kekasihnya hendak diserobot dengan terang-terangan di bawah hidungnya!“Lebih baik diselesaikan sekarang aja, Ko, biar nggak berlarut-larut. Aku juga nggak mau terus-terusan kayak gini. Tolong percaya sama aku, Ko,&rd

DMCA.com Protection Status