Home / CEO / Wanita Incaran CEO Arogan / BAB 144 ~ PARANOID

Share

BAB 144 ~ PARANOID

Author: R_niThio
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

“Hush! Kamu omong apa sih, Baby?” William melambaikan tangannya. Ia berusaha menenangkan sang kekasih. “Sudah, Koko gak apa-apa kok. Kamu juga pasti punya alasan sendiri, ‘kan, kenapa sampai simpan nomor kontak Koko pakai nama seperti itu?”

“Memang. Dulu, waktu awal-awal Koko gencar mendekatiku, aku merasa Koko kayak gitu. Aku sampai jengkel banget, tahu!”

William terkekeh. “Ah! Ya, ya! Tapi kalau sekarang?” pancing William dengan senyum menggoda.

Bukannya menjawab, Debby justru mengerucutkan bibir. “Koko sudah tahu, ‘kan? Kenapa mesti tanya lagi sih?”

Lelaki berambut hitam itu semakin tergelak. “Jawab aja, Baby. Koko pengin dengar langsung dari mulut kamu.”

Meskipun sempat mencebik lagi, Debby akhirnya menyahut, “Kala

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Wanita Incaran CEO Arogan   BAB 145 ~ KADO INTIM

    Debby menggeram sebal setelah terpaku menatap layar ponsel lebih lama dari yang diperlukan. Otaknya berputar menerka-nerka. Biasanya Debby tak pernah mempermasalahkan siapa penelepon tak dikenal yang menghubunginya. Itu sudah menjadi salah satu konsekuensi dari pekerjaannya. Namun, gara-gara ulah seseorang, sekarang ia jadi paranoid dengan nomor tak dikenal.“Sial! Kamu benar-benar pengganggu!” sungut Debby sembari menyimpan laptop ke dalam tas dan merapikan berkas-berkas di atas meja. Coretan-coretan tangan hasil diskusi dengan klien dikumpulkan dan dimasukkan ke dalam map L plastik warna merah.Pada akhirnya, Debby memutuskan untuk menunggu saja. Panggilan terakhir itu memang sudah berlalu sekitar empat puluh menit. Namun, melihat orang itu beberapa kali menghubunginya, ada kemungkinan orang tersebut akan menghubunginya lagi. Jika benar, mau tak mau Debby mesti menerimanya nanti.

  • Wanita Incaran CEO Arogan   BAB 146 ~ MAGNET CINTA

    Napas Debby seperti disedot dari rongga dadanya saat mendapati tatapan mendalam yang sangat intens dari lelaki di sampingnya. Pipinya semakin memanas. Buru-buru Debby mengalihkan pandangan, kembali menatap botol kaca di tangannya.“Boleh kucoba?”“Ya, bolehlah. Koko bikin kan biar kamu pakai, bukan buat dimuseumkan.”Debby langsung tergelak. Ia membuka tutup botol berbentuk kupu-kupu. Botol kacanya sendiri berbentuk seperti kubah dengan lekuk-lekuk membujur berdiameter kira-kira lima sentimeter.“Botolnya lucu. Aku suka.” Wanita itu lantas menyemprotkan parfum itu ke pergelangan tangan sebelah dalam dan langsung menghidunya.“Hmm. Wanginya enak, Ko,” puji Debby dengan senyum merekah.William ikut tersenyum. “Sabar. Ditunggu dulu, Baby. Itu ma

  • Wanita Incaran CEO Arogan   BAB 147 ~ DITODONG

    Debby sempat menjengit, tetapi rasa malunya mengalahkan rasa terkejutnya. Ia membiarkan saja sang kekasih mendekap tubuhnya dengan erat. Tangannya sekarang terimpit di antara wajahnya sendiri dan bahu lelaki itu yang terasa lebar. Debby merasa lebih baik seperti ini daripada harus menatap wajah sang kekasih.“Oh, Baby,” gumam William di tengah-tengah tawanya. “Apa yang tadi Koko bilang itu benaran, lo. Koko benar-benar gak menyadari kalau Koko ternyata semenarik itu di matamu, ya?”“Koko!” desis Debby dengan geram. Punggung tangannya menekan bahu William dengan kekuatan ala kadarnya. Sebisanya Debby menekan dari posisinya yang terimpit saat ini.William kembali terkekeh. Tubuh kekarnya sedikit bergetar. “Ya, ya. Koko gak akan menggodamu lagi. Oh, Tuhan. Koko sayang banget sama kamu. I love you, Baby

  • Wanita Incaran CEO Arogan   BAB 148 ~ BUKAN RAYUAN GOMBAL

    “Sudah, gak usah dipikir sekarang gak apa-apa, Baby,” ucap William saat melihat sang kekasih masih tercenung setelah beberapa waktu berlalu. “Kamu bisa pertimbangkan nanti di rumah. Koko gak maksa sih, tapi Koko berharap banget kamu bisa ikut ….”“Ck! Itu sih sama aja, Ko!” potong Debby cepat.William tergelak. Ia gemas melihat kekasihnya mulai mengerucutkan bibir lagi. “Jangan manyun gitu. Koko nanti jadi kepengin ….” William sengaja menggantung kalimatnya. Ia semakin tergelak melihat Debby semakin sewot.Tak ingin membuat wanita itu semakin kesal, William pun berusaha berhenti menggoda. “Ya, sudah. Gak usah mikir soal acara peluncuran itu dulu. Sekarang, Koko masih pengin berduaan sama kamu. Ayo, mana senyumnya?” bujuk William.Kentara sekali kalau Debby masih sebal meskipun

  • Wanita Incaran CEO Arogan   BAB 149 ~ MERAJUK

    William tertawa lepas. Auranya dipenuhi dengan kebahagiaan. Tadinya ia mengira kalau indra pendengarannya salah tangkap. Namun, ternyata masih berfungsi dengan sangat baik.“Ya ampun, Baby! Kamu benar-benar paling bisa bikin Koko tertawa bahagia. Kamu sendiri juga selalu penuh kejutan,” ucap William di tengah-tengah usahanya membelah jalanan ibu kota.“Tapi memang benar kok,” gumam Debby dengan suara lirih meski tak sepelan sebelumnya. “Malam ini Koko juga kelihatan lebih ganteng, apalagi dasinya juga ternyata cocok dipakai sama Ko Billy.”Senyum William semakin merekah mendengar pujian yang diulang dari mulut kekasihnya, apalagi sekarang ditambah komentar positif soal aksesoris yang ia kenakan. Ia pun langsung melirik sang kekasih. Petinggi Raksi Indonesia itu gemas melihat gestur wanitanya yang terang-terangan memujinya, tetapi panda

  • Wanita Incaran CEO Arogan   BAB 150 ~ PERASAAN ASING

    “Ah, kelamaan, Ko. Lagian aku masih bisa buka sendiri kok. Buat apa merepotkan Koko?” sanggah Debby santai seraya menaiki anak tangga dengan pelan.“Ya ampun, Baby! Siapa bilang itu merepotkan Koko?” seru William dengan kesiap tertahan. Ditatapnya sang kekasih dengan netra melebar. “Kenapa kamu bisa bilang gitu? Astaga! Kamu ini, lo!” William sampai menggeleng-gelengkan kepala.Giliran Debby yang terperangah. “Kenapa reaksi Koko kayak gitu? Apa itu jadi masalah buat Koko? Aku nggak masalah kok buka pintu sendiri.”William langsung mengerang frustrasi dalam hati. Namun, lelaki itu berusaha untuk mengerti sikap sang kekasih dengan mengingat lagi bagaimana kehidupan wanita itu sebelum dekat dengan dirinya.“Oh, itu salah satu buatanku,” celetuk Debby tiba-tiba dengan nada ceria.William mengikuti arah pandang kekasihnya. Di sebelah kanan pintu masuk, terdapat roll up banner ukuran delapan puluh kali dua ratus sentimeter yang berisi informasi acara peluncuran parfum malam ini. William meng

  • Wanita Incaran CEO Arogan   BAB 151 ~ BERTEMU CAMER

    Bukannya langsung menjawab pertanyaan kekasihnya yang kini tengah menuntunnya ke pojok ruangan, Debby justru mengajukan protes, “Ko Billy kenapa malah minta Chen-Chen buat pergi sih? Kasihan Chen-Chen, pasti tambah merasa bersalah. Padahal, aku nggak apa-apa kok, Ko. Aku malah jadi nggak enak sama Chen-Chen.”“Kamu gak usah merasa gak enakan sama Chen-Chen, Baby. Dia akan baik-baik aja kok. Nanti, biar Koko yang omong sama Chen-Chen. Sekarang, jawab pertanyaan Koko tadi,” tuntut William dengan tegas meski nadanya tetap lembut.“Aku benar nggak apa-apa, Ko. Ayo, sebaiknya kita temui papi sama maminya Koko dulu,” ajak Debby seraya menoleh ke balik bahunya. Meski ia sudah pernah diperlihatkan foto mereka sekali, saat ini ia tidak tahu persis di mana posisi mereka.“Sudah sampai sini masa nggak langsung menyapa,” sambung Debby.

  • Wanita Incaran CEO Arogan   BAB 152 ~ IRI

    Selagi Debby berjuang mengendalikan diri sembari menatap wanita yang sudah menghadirkan sang kekasih ke dunia ini, tiba-tiba dua sosok maskulin beda generasi yang berada di dekatnya buka suara berbarengan. Sosok yang lebih tua menegur lembut istrinya sementara panggilan William pada sang mami terdengar seperti protes di telinga Debby.“Mi, jangan nakut-nakutin calon mantu kita. Bisa-bisa dia kabur nanti.”‘Eh?’ Seketika Debby menoleh ke arah papinya William dengan terkejut.“Ish! Papi ini sok-sok negur, padahal sama aja. Siapa coba yang kemarin memelototi Johan waktu diajak ke rumah sama Chen-Chen?” protes maminya William dengan tampang sedikit cemberut yang langsung disambut kekehan sang suami.Debby yang menyaksikan interaksi pasangan paruh baya itu sampai terpana. Ia langsung lupa dengan perasaan gamang yang sempat menyergapnya tadi. Ia melirik kekasihnya yang ternyata tengah menatapnya juga. William langsung mengulas senyum menenangkan. Bersamaan itu, Debby juga merasakan gerakan m

Latest chapter

  • Wanita Incaran CEO Arogan   BAB 188 ~ TERTANGKAP BASAH

    William sangat terkejut mendengar penuturan Debby. Ia sama sekali tak mengira jika kekasihnya memiliki ketakutan sampai seperti itu. William mengulurkan tangan hendak menenangkan sang kekasih yang kembali berderai air mata. Ia terenyuh melihat wanita itu bahkan bernapas dengan tersengal-sengal.Namun, belum sempat merengkuh sang kekasih, William kembali dikejutkan dengan suara jeritan histeris yang terdengar tiba-tiba. William dan Debby yang masih menangis sontak menoleh berbarengan ke sumber suara.“Jangan lagi, ya, Tuhan! Jangan lagi!” desis seseorang yang baru saja tiba hingga berkali-kali.Dalam sekejap, suara tangis di sisi William pun lenyap, berganti dengan kesiap tajam. Lelaki itu pun tak kalah terperanjat saat menatap kedua sosok yang tiba-tiba sudah berdiri di ambang pintu. Satu orang memapah yang lainnya yang tampak tak baik-baik saja. Buru-buru William ban

  • Wanita Incaran CEO Arogan   BAB 187 ~ BUKAN ALERGI

    “Apa maksudmu, Baby?!” tuntut William yang kaget setengah mati.Jantungnya langsung menggila mendengar keputusan sepihak yang meluncur dari bibir mungil sang kekasih. Hati William menolak keras untuk mencerna maksud yang terkandung di dalamnya. Namun, otaknya jelas-jelas menerima pesan tersebut dengan sangat gamblang. Seketika, otaknya dipenuhi dengan kata-kata keramat yang sangat dihindari oleh lelaki itu.William pun langsung menyambar tangan Debby yang keburu membelakanginya. Namun, sebelum tubuh kekasihnya berbalik sepenuhnya, William masih sempat melihat kekasihnya menutup mulut dan mendengar suara isakan lirih. William langsung mengernyit. Hatinya sedikit terusik dengan sikap dan omongan Debby yang lagi-lagi saling bertolak belakang di saat bersamaan.“Baby?” panggil William dengan lebih lembut saat wanita itu tetap me

  • Wanita Incaran CEO Arogan   BAB 186 ~ UJUNG PENANTIAN

    William berusaha keras untuk tidak menyentuh wanita yang duduk di sampingnya—meski tak sedekat biasanya, apalagi saat wanita itu mengangguk tak mantap sambil menggigit bibir bawahnya.“Kurang lebih,” jawab Debby. “Aku sadar kalau aku selalu menghindar tiap kali Koko memintaku buat melangkah ke jenjang yang lebih serius. Kupikir aku bisa kayak gitu dulu buat sementara waktu. Tapi ternyata yang terakhir kemarin itu ....”Debby mengangkat bahu sambil tersenyum sendu sementara William agak terusik dengan sesuatu yang diucapkan kekasihnya. Ia pun menautkan kedua alisnya meski berusaha untuk tak menyela.“Aku nggak tahu apa yang terakhir itu yang paling parah,” lanjut Debby, “atau justru saking banyaknya Koko nimbun kekesalan jadi bikin Koko jaga jarak sama aku. Tapi apa pun itu, yang jelas aku mau minta maaf sama Koko soal ini. Bolak-balik aku selalu mengecewakan Koko. M

  • Wanita Incaran CEO Arogan   BAB 185 ~ IRIT BICARA BIKIN GALAU

    “Wow!” seru Debby yang masih takjub dengan kabar bahagia yang dibawa oleh sahabatnya. Ujung-ujung bibir Debby sudah terangkat sejak tadi.“Jadi, benar ini dari Ko Niel?” tanya Debby lagi sembari mencermati sebentuk cincin bermata berlian tunggal yang tersemat pada jari manis tangan Fanny.Wanita berambut sebahu itu sekarang sudah duduk di hadapannya. Namun, Debby belum melepas genggaman tangannya sejak dirinya melihat kilau sebuah cincin baru yang ia tahu belum pernah dikenakan oleh Fanny sebelumnya.Debby ikut berbahagia untuk Fanny yang senyumnya juga tak pernah lekang dari wajah perseginya sejak muncul di hadapan Debby. “Aku benar-benar ikut senang, Fan. Ya ampun. Selamat, ya, Say. Selamat. Omong-omong, kapan Ko Niel melamar?”“Uhm ... baru hari Sabtu kemarin sih,” ucap Fanny dengan pipi merona.

  • Wanita Incaran CEO Arogan   BAB 184 ~ PAMER CINCIN

    Di hadapan William, kini tersaji semangkuk bubur ayam tanpa kuah bumbu. Hanya ada bubur nasi yang sudah bercampur dengan potongan daging ayam dengan pugasan kulit pangsit goreng, irisan seledri, tongcai, dan cakwe. Kekasihnya bahkan juga menyediakan kecap asin di mangkuk terpisah yang ukurannya jauh lebih kecil.William kembali termangu sambil menatap sajian itu. Hatinya benar-benar terbelah dua. Ia merasa sangat bahagia sekaligus frustrasi. Baru kali ini, ia dilayani untuk sarapan sampai sedemikian rupa, apalagi oleh wanita yang sangat dicintai dan diinginkannya. Selain sosok sang mami tentu saja.“Kenapa cuma dilihat aja, Ko? Oh, astaga! Apa Koko nggak suka bubur ayam?”Suara merdu sang kekasih menyentak angan William. Ia gelagapan sesaat sebelum menimpali, “Oh, gak apa-apa kok, Baby. Siapa bilang Koko gak suka bubur ayam? Koko cuma lagi

  • Wanita Incaran CEO Arogan   BAB 183 ~ DI PERSIMPANGAN

    William memang memutuskan untuk bersikap biasa saja sebelum mengetahui dengan pasti apa keinginan kekasihnya dari hubungan mereka ini. Namun, tetap saja lelaki itu tak bisa menahan ujung-ujung bibirnya yang mulai terangkat setelah mendengar pesan suara dari Debby. Ia pun melempar tubuhnya ke matras sambil terkekeh kecil.“Ya, Tuhan. Seperti ini nih yang bikin Koko gak bisa berpaling dari kamu, Baby. Bagaimana kelak Koko bisa hidup tanpamu?”Tiba-tiba ponselnya kembali berbunyi. Ada satu lagi pesan suara yang masuk dari kekasihnya.“Ko Billy? Koko baik-baik aja? Kenapa nggak ada respons, Ko? Aku tahu Koko sudah buka pesan suaraku. Jangan nakut-nakutin aku, Ko. Aku mencemaskan Koko. Kalau Koko butuh aku, bilang aja. Aku bakal menemani Koko. Aku sayang sama Koko.”Lagi-lagi William tak bisa menahan senyum. Namun, se

  • Wanita Incaran CEO Arogan   BAB 182 ~ ALARM GARIS KERAS

    William terjun ke dalam air dan langsung menghilang di bawah permukaan air yang seketika bergolak seakan baru saja terjadi gempa bumi. Setelah satu-dua menit, tiba-tiba William kembali muncul ke permukaan dengan gerakan yang kembali mengentak keras. Permukaan air pun kembali berguncang sementara air memercik ke mana-mana saat kepala William menengadah ke langit malam dengan gerakan cepat.Bibir William langsung terbuka lebar dengan suara tarikan napas yang terdengar sangat jelas. Sejurus kemudian, dadanya bergerak naik turun dengan sangat cepat. Ia sengaja menahan napas selama berada di dalam air. Egonya tengah tertantang untuk menguji batas kemampuan dirinya.Tanpa mengambil jeda untuk menetralkan debar jantungnya yang masih menggila, William kembali masuk ke dalam air setelah menghirup napas dalam-dalam. Kali ini, ia meluncur dengan cepat seperti ikan di bawah permukaan air yang langs

  • Wanita Incaran CEO Arogan   BAB 181 ~ NYONYA CHRISTIADJIE

    Debby menatap sosok laki-laki yang pada suatu waktu dahulu sangat dikaguminya, tetapi juga sekaligus sosok yang menorehkan luka yang dalam di hatinya. Debby menghela napas sambil menautkan tangan pada jari jemari William.“Ko Yuyun,” panggil Debby dengan penuh kesabaran, “aku benar-benar sudah memaafkan Koko. Tapi tolong jangan buat aku menyesali keputusanku ini. Berhentilah meminta sesuatu yang sudah nggak bisa kuberikan lagi. Aku berusaha buat menghormati Koko lagi sekarang.“Tapi kalau Koko terus-terusan memaksa, jangan salahkan aku kalau aku akhirnya benar-benar kehilangan respek sama Koko. Hal yang bisa kuberi saat ini cuma maaf buat Koko, nggak lebih. Jadi, tolong mengertilah, Ko. Aku nggak mungkin balik lagi sama Koko.”Untuk sesaat, Yunan hanya menatap Debby lurus-lurus dengan bibir membentuk garis lurus. Lelaki berambut gondrong itu diam seribu bahasa, hany

  • Wanita Incaran CEO Arogan   BAB 180 ~ DIBAYAR LUNAS

    Warning!!! Mengandung adegan kekerasan! Mohon bijak dalam menyikapi!*****Urat kendali diri William benar-benar sudah super tegang. Rasanya hanya butuh sentuhan ringan saja untuk memutus tali tak kasatmata itu. Ia bisa meledak kapan saja. William sampai ketakutan dengan dirinya sendiri. Ia seperti tak mengenali lagi sosoknya sendiri.Sebelum mengenal Debby, ia tak pernah lepas kendali. Namun, sekarang ini rasa-rasanya ia sanggup dan bersedia menghancurkan seseorang demi orang yang dikasihinya. Ia siap bertarung habis-habisan dengan siapa pun tanpa peduli risikonya!William benar-benar tak terima kekasihnya hendak diserobot dengan terang-terangan di bawah hidungnya!“Lebih baik diselesaikan sekarang aja, Ko, biar nggak berlarut-larut. Aku juga nggak mau terus-terusan kayak gini. Tolong percaya sama aku, Ko,&rd

DMCA.com Protection Status