Home / Romansa / Wanita Incaran CEO Arogan / Chapter 171 - Chapter 180

All Chapters of Wanita Incaran CEO Arogan: Chapter 171 - Chapter 180

200 Chapters

BAB 171 ~ FOTO BEFORE-AFTER

    “Baby, ada apa? Pesan dari siapa itu?” tanya William lagi seraya memutar bahu wanita itu agar menghadap ke arahnya. Kening William langsung berkerut saat telapak tangannya merasakan bahu kekasihnya sedikit bergetar. Hati William langsung kebat-kebit melihat tatapan kosong yang terpancar dari netra kekasihnya. Lelaki itu lantas melihat ke arah ponsel kekasihnya yang juga sedikit bergetar. “Baby, boleh Koko lihat?” tanya William sambil menyentuh ponsel kekasihnya. Debby masih bergeming. Namun, saat William hendak menarik benda pipih tersebut dari genggaman Debby barulah wanita itu bergerak. Dengkusan kesal meluncur dari bibir kekasihnya. “Kenapa, Baby? Apa Ferdinand kembali mengusikmu?” “Nggak. Bukan orang itu,” timpal Debby dengan suara lemah. Wanita i
last updateLast Updated : 2024-10-02
Read more

BAB 172 ~ EMPAT MATA

    Hati William masih saja berbunga-bunga setiap kali mengingat spontanitas kekasihnya tadi, padahal ini sudah lewat beberapa jam. Lelaki itu tersenyum-senyum sendiri sambil menerawang ke arah langit-langit kamar dengan Bora berada dalam pelukannya. William senang kekasihnya berinisiatif untuk menunjukkan perasaannya tanpa harus diminta. Jarang-jarang wanita itu memberikan ciuman terlebih dahulu meski hanya di pipi. William yang kegirangan langsung membalas perlakuan manis dari sang kekasih meski lebih ganas. Lelaki itu menciumi hampir setiap bagian dari wajah bulat telur milik kekasihnya hingga beberapa kali mulai dari kening, kedua mata, hidung, dan kedua pipi. Meski Debby sempat protes dengan menggerutu dan memukul ringan, William tak peduli. Ia justru semakin senang melihat mimik lucu kekasihnya yang memberengut. Saat Debby akhirnya terdiam karena lelaki itu terus menatapnya, William l
last updateLast Updated : 2024-10-05
Read more

BAB 173 ~ JANGAN MINTA LEBIH!

    Debby yang sejatinya masih belum bisa memaafkan lelaki itu merasa terselamatkan dengan kedatangan pramusaji yang mengantar minuman mereka. Debby masih menata hati sembari menatap gerak-gerik wanita berseragam serba hitam dengan apron merah marun terikat di pinggang. “Ayo, diminum dulu, Tasya! Dulu, kau suka banget pesan itu, ‘kan?” Lagi-lagi kening Debby muncul kerutan halus saat mendengar nama panggilan yang sudah belasan tahun ini tak pernah didengarnya lagi. Dalam hati, ia menggeram sebal. Sejak tadi, Debby berusaha untuk tidak terusik dengan nama panggilan itu, tetapi sulit. Nama itu terus mengingatkannya pada peristiwa empat belas tahun yang lalu. Indra pendengarannya sekali lagi menangkap nama panggilan itu ketika ia terus bergeming dan hanya menatap gelas tinggi berembun berisi cairan merah muda pekat di depannya. Debby tak tahan lagi!
last updateLast Updated : 2024-10-08
Read more

BAB 174 ~ BERDAMAI DENGAN HANTU

    William tengah mengecek surel dari ponselnya ketika indra pendengarannya menangkap suara yang sudah sangat dikenalnya. Bibirnya langsung menyunggingkan senyum meski suara yang sampai ke gendang telinganya jauh dari kata ramah. ‘Ah! Koko jadi ingat masa-masa awal pertemuan kita dulu nih.’ Senyum yang makin lebar itu terus bertahan hingga ia kembali memeriksa surel-surel yang lain. Namun, kuping dan hati William mulai panas setelah pesanan minuman pasangan yang duduk di meja di belakangnya datang. Awalnya ia hanya mendengarkan sambil lalu. Namun, lama-kelamaan pembicaraan mereka mengusik hatinya hingga sekonyong-konyong bayangan masa lalu saat kekasihnya masih bersama pria lain menari-nari di dalam batok kepalanya. “Sial!” geram William dalam hati. Ia berusaha mengusir bayangan itu dan menetralkan denyut jantungnya yang sempat menggila. “Jangan be
last updateLast Updated : 2024-10-11
Read more

BAB 175 ~ ANUGERAH TERINDAH

    Debby tertawa semakin keras sambil menggeleng kepala. “Bukan apa-apa sih, Ko, cuma lagi menertawakan situasiku sekarang.” “Maksudmu?” “Yah, apa Koko tahu, sampai tadi aku sudah duduk berhadap-hadapan dan bahkan omong-omong sama orang itu, aku sebetulnya masih nggak rela buat memaafkan?” “Ya, ya, Koko sempat dengar itu tadi. Koko kaget, tahu. Koko kira kamu sudah memaafkan orang itu waktu kemarin kamu kasih tahu Koko. Ternyata belum?” “Ya, sebetulnya masih nggak rela. Tapi biar dia nggak ganggu terus, aku pikir bilang aja kalau aku sudah maafin dia. Toh itu yang dia mau selama ini, ‘kan? Tapi sekarang aku benar-benar sudah ikhlas, Ko,” ucap Debby sambil menatap kekasihnya dari samping. William ikut menoleh. Senyum Debby menular beberapa detik kemudian. “B
last updateLast Updated : 2024-10-14
Read more

BAB 176 ~ SEDALAM LAUTAN

    Jantung William rasanya seperti mau copot! Ia bahkan tak bisa menahan kesiap tajam yang langsung meluncur begitu saja dari bibirnya tatkala Debby membalik tangannya dan mencium telapak tangannya. Netranya semakin membola saat wanita itu kemudian melingkarkan kedua lengan putihnya pada lengan berototnya yang ditumbuhi bulu-bulu halus. William juga kehilangan kata-kata ketika Debby menempelkan pipinya pada lengan atasnya. Setelah pulih dari kekagetannya barulah William tertawa geli melihat semua tingkah kekasihnya. ‘Ya ampun, Baby! Kamu menggemaskan banget kalau seperti ini. Tapi Koko senang akhirnya kamu bisa mulai bermanja-manja sama Koko seperti ini. Koko harap, bukan cuma hari ini aja kamu seperti ini.’ “Ada apa, Baby?” tanya William. Namun, ia harus menunggu sejenak sebelum mendapatkan jawaban. “Aku pengin peluk sam
last updateLast Updated : 2024-10-17
Read more

BAB 177 ~ BURUNG FONIKS VS NAGA

     “Apa?! Barusan kamu bilang apa, Princess?!” “Ck! Nggak usah sampai mendelik gitu, Ko Hen. Kasihan mata Koko nanti,” gurau Debby. Seulas senyum kecil terbit di wajah. “Hei, Koko serius, tahu! Bisa-bisanya kamu malah bercanda gitu! Coba ulang lagi kata-katamu tadi!” titah Hendy. Lelaki bertato burung foniks itu bahkan sampai mengorek salah satu lubang telinga dengan jari kelingkingnya. “Kamu juga tadi sebutnya apa? Ko Yuyun? Bukannya setelah kejadian itu kamu nggak pernah mau sebut nama orang itu?” Kerutan pada kening Hendy semakin dalam. “Iya. Ko Hendy nggak salah dengar kok. Ko Yuyun minta balikan lagi,” sahut Debby dengan enteng. Ya, sekarang ia benar-benar sudah mengikhlaskan masalah yang terjadi empat belas tahun lalu itu. Hatinya sekarang benar-benar ringan. S
last updateLast Updated : 2024-10-20
Read more

BAB 178 ~ TAMU TAK DIUNDANG

    “Gimana situasimu sekarang, Say?” tanya Fanny dari seberang telepon. “Masih biasa. Masih sibuk sama kerjaan,” sahut Debby seraya keluar dari kamar. Langkah kakinya membawanya ke sofa di ruang duduk. “Bukan itu maksudku, Say. Huff!” Mendengar desahan itu, Debby langsung membayangkan ekspresi sahabatnya yang pasti tengah menggelembungkan pipi. Wanita itu tersenyum kecil. “Ya, ya, aku paham. Sudah nggak ada drama lagi kok kalau itu yang kamu khawatirkan. Tenang aja.” “Sori, ya, gara-gara Ko Niel kamu jadi berurusan lagi sama orang itu.” “Ya, mau gimana lagi? Tapi kamu jangan merasa bersalah gitu,” ucap Debby menenangkan. “Aku sudah nggak apa-apa kok. Lagian ada sisi positifnya juga. Kalau nggak gitu, sampai sekarang aku mungkin masih marah dan sakit h
last updateLast Updated : 2024-10-23
Read more

BAB 179 ~ PERSAINGAN PANAS

     “Wah, ada angin apa Koko ke sini? Sendirian aja, Ko? Mana Fanny?” Debby tampak mencari-cari ke arah pintu pagar yang masih terbuka. Untuk sesaat, hati William kembali merasa terusik gara-gara sambutan hangat yang diberikan kekasihnya pada tamu tak diundang itu, apalagi melihat senyum manis yang menyertainya. William harus berjuang keras untuk meredam perasaan cemburu yang lagi-lagi menyeruak ke permukaan. “Astaga, Will! Kamu kenapa sih? Kenapa akhir-akhir ini kamu jadi sensitif gini? Ayo, kendalikan dirimu!” tegur William dalam hati. “Fanny enggak ikut,” sahut Niel. “Koko baru mau ke tempat Fanny nanti, setelah dari sini.” “Oh.” “Tamunya disuruh masuk dulu, Baby,” ucap William setelah berhasil mengendalikan perasaannya. Satu tangan
last updateLast Updated : 2024-10-26
Read more

BAB 180 ~ DIBAYAR LUNAS

Warning!!! Mengandung adegan kekerasan! Mohon bijak dalam menyikapi!  *****    Urat kendali diri William benar-benar sudah super tegang. Rasanya hanya butuh sentuhan ringan saja untuk memutus tali tak kasatmata itu. Ia bisa meledak kapan saja. William sampai ketakutan dengan dirinya sendiri. Ia seperti tak mengenali lagi sosoknya sendiri. Sebelum mengenal Debby, ia tak pernah lepas kendali. Namun, sekarang ini rasa-rasanya ia sanggup dan bersedia menghancurkan seseorang demi orang yang dikasihinya. Ia siap bertarung habis-habisan dengan siapa pun tanpa peduli risikonya! William benar-benar tak terima kekasihnya hendak diserobot dengan terang-terangan di bawah hidungnya! “Lebih baik diselesaikan sekarang aja, Ko, biar nggak berlarut-larut. Aku juga nggak mau terus-terusan kayak gini. Tolong percaya sama aku, Ko,&rd
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more
PREV
1
...
151617181920
DMCA.com Protection Status