Kutarik lengan baju Salman supaya mendekat, kemudian berbisik padanya, “Hei, bercanda boleh saja, tapi jangan kelewatan.” Aku tak sanggup menghadapi cercaan Yuni, mulutnya super lancang menghina orang lain. Kadang Salman ini tidak berpikir juga sebelum bicara.“Siapa yang bercanda. Memang kenyataannya seperti itu kok.” Salman berujar masih dengan sikap percaya diri.Bagai mana ceritanya aku bisa menjadi atasan Yuni, sementara latar pekerjaan kami bertolak belakang.“Mimpi itu jangan kelamaan, jadi susah ‘kan bedain mana yang kenyataan sama alam mimpi. Tidak akan pernah terjadi dalam sejarah mana pun aku yang seorang sarjana ini menjadi bawahan dia yang hanya seorang ibu rumah tangga tanpa kemampuan itu,” timpal Yuni pongah. Tanpa dia bilang seperti itu pun aku sudah sadar diri duluan.Ingin kugeprek juga nih si Salman. Membuatku hilang muka saja, berbicara tanpa pertanggung jawaban begitu.“Sombong lah sepuasmu, kalau dia
Terakhir Diperbarui : 2023-03-24 Baca selengkapnya