Home / Romansa / Suami Kontrak Pura-Pura Miskin / Chapter 131 - Chapter 140

All Chapters of Suami Kontrak Pura-Pura Miskin: Chapter 131 - Chapter 140

184 Chapters

Bab. 131

"Siapa tamunya, Pak? Laki-laki atau perempuan?" "Laki-laki, Mbak. Orangnya ganteng banget, Mbak!" Spechless, Nadin tidak bisa berkata-kata mendengar perkataan pak Tono yang memberi dua jempol di dadanya. Pantry ini langsung terhubung dengan ruang kerja, tentu saja perkataan pak Tono yang keras itu menarik perhatian semua orang di ruangan itu. "Bawa ke sini saja!" perintah Nadin. Nadin bukannya tidak mau menemui ke bawah, cuma pekerjaannya sedang menumpuk, dia juga harus hemat energi, keadaannya yang sedang berbadan dua sering mudah lelah, walaupun ada lift menuju lantai dasar, tetapi tetap membutuhkan waktu dan tenaga ke sana. "Siap, Mbak!" ucap Tono sambil memberi tanda hormat dengan tangan di kening. Nadin kembali membuat teh, Nabila juga ikut membantu. Biasanya ada teh dan kopi yang tersedia di termos yang disediakan pak Ucup, OB di sini. Cuma dua hari ini pak Ucup tidak masuk kerja karena anaknya di-opname di rumah sakit. Teh sudah siap dan dihidangkan di meja kerja Nadin,
last updateLast Updated : 2023-07-06
Read more

Bab 132

"Ayo, kita cari tempat! Aku ingin berbicara denganmu, ini tidak bisa ditunda," ujar Zaki dengan suara lembut hampir menyerupai bisikan, tatapan mata lelaki itu ... Ah, entah kenapa membuat Nadin salah tingkah dan gugup. "Sekarang tidak ada orang di ruangan ini kecuali kita berdua, cepatlah kalau mau bicara," ujar Nadin tanpa melihat ke arah lelaki itu, dia pura-pura membolak-balik lagi halaman buku agenda besar tersebut. "Ayo, ikut denganku!" Nadin terkejut tatkala lengannya ditarik paksa oleh lelaki itu. Dia mengikuti langkah lebar lelaki itu dengan tertatih-tatih. "Eh, mau kemana! Pelan-pelan! Kenapa menyeretku seperti ini! Kasar banget kamu ini!' teriak Nadin. Zaki malah semakin mengeratkan pegangannya tangannya, tetapi langkah kakinya dia pelankan sedikit. "Lepaskan tanganku! Ini sakit, tahu!" Mendengar ringisan kesakitan dari wajah wanita ini, Zaki mengendurkan cekalannya, namun masih juga tidak melepaskannya. Mereka menunggu lift yang kini tengah bergerak turun, Zaki s
last updateLast Updated : 2023-07-06
Read more

Bab 133

"Nadin ... Nadin ...." Suara Zaki tertahan emosi yang tidak bisa digambarkan oleh kata-kata. Tangan Zaki yang bebas itu mengulur ke arah perut Nadin, membuat wanita itu terjengit kala perutnya disentuh oleh lelaki di hadapannya ini. Serasa aliran listrik ribuan volt mengalir dan menyetrum nya dengan kuat. Bayi di kandungan Nadin juga bereaksi, di sana jabang bayinya bergerak dengan berdenyut-denyut, membuat kedua orang mantan suami istri ini wajahnya memucat. "Jadi ... Kamu, hamil?" desis Zaki dengan suara tertahan. Hening Nadin mengatupkan mulutnya, jantungnya berdegup kencang. Kenapa Riswan mengatakan semua itu? Nadin sungguh tidak siap jika mantan suaminya ini tahu kondisi dia yang sebenarnya. Zaki menatap wanita itu dengan menelisik, memindai semua tubuh wanita di hadapannya. Pantas saja tubuh Nadin semakin gemukan, rupanya dia hamil? Hamil? Hamil anaknya? Apakah kejadian malam pertama duku membuahkan hasil? Mulut Zaki tak mampu berkata-kata lagi. Mata lelaki itu berkaca
last updateLast Updated : 2023-07-06
Read more

Bab 134

"Nadin, aku akan mengembalikan barang milikmu," ujar Zaki dengan lemah lembutLelaki itu mengeluarkan sesuatu dari kantong jas nya. Sebuah gelang manik-manik berada di tangan Zaki, karena matahari jam sepuluh pagi menyorot ke arah mereka duduk, cahaya keunguan terpantul dari gelang tersebut membaut mata Nadin sedikit silau. Butuh waktu beberapa detik mata gadis itu beradaptasi dengan pendar cahaya itu. Setelah dia dapat mengamati dengan jelas benda yang apa di tangan mantan suaminya itu, Nadin langsung menyambar benda itu dan berteriak histeris. "INI ... INI!? DARI MANA KAU MENEMUAKAN INI!" Zaki tersenyum lembut, dia sudah memperkirakan jika Nadin akan bereaksi demikian seandainya gelang ini memang miliknya. Nadin menatap gelang itu dengan perasaan entah ... Tidak bisa digambarkan lagi, antara sedih, senang, terkejut dan sebagainya. Yang jelas melihat gelang itu dia jadi teringat jelas dengan wajah ibunya kala memberikan gelang itu dengan wajah tersenyum dan mencium pipinya denga
last updateLast Updated : 2023-07-07
Read more

Bab 135

"Oh ya? Jadi, gelang aku mungkin tidak segaja dia raih saat itu. Ke mana sekarang lelaki itu? Dia baik-baik saja, kan? Kenapa gelangnya ada pada Mas Zaki?" "Karena lelaki yang kau selamatkan itu adalah aku, Nadin!" "Apa?" Nadin cukup terkejut mendengar pengakuan lelaki itu. Mata gadis itu bahkan membulat sempurna. "Masak, sih? Apakah benar orang itu mas Zaki?" "Iya, itu adalah aku. Ketika aku bangun dari koma, aku melihat tanganku menggenggam gelang itu. Dokter bilang gelang itu mungkin milik gadis yang telah menyelamatkan aku." "Nadin ... Kau gadis yang selama ini aku cari!" Zakimenangkupkan kedua telapak tangannya ke wajah Nadin, matanya menatap lembut manik mata gadis itu "Terima kasih ... Terima kasih sudah menyelamatkan aku. Aku berhutang nyawa dan kehidupan padamu, Sayang." Dengan debaran jantung yang begitu kuat, Zaki menyatukan keningnya dengan gadis itu, napas mereka saling memburu. "Sebentar!" Nadin menjauhkan wajahnya dari wajah lelaki itu, tetapi telapak tanga
last updateLast Updated : 2023-07-07
Read more

Bab 136

"Sekarang pergi, kamu! Aku tidak membutuhkanmu di sini! Pergi!" Nadin benar-benar emosi sekarang. Kabar yang dibawa lelaki itu hari ini benar-benar tidak bisa dia tanggung lagi. Nadin melangkah cepat meninggalkan saung tersebut menuju jalan beraspal, tetapi tangan Zaki dengan cepat mencekal tangannya. Nadin memberontak menghentakkan tangannya dengan sekuat tenaga, tetapi cengkeraman tangan Zaki semakin kuat, apalah daya, dia hanya wanita hamil yang lemah, tenaganya sudah pasti tidak bisa menandingi leleki atletis di dekatnya ini. "Nadin ... Tenang, ayo kita duduk lagi." "Apalagi?! Aku tidak Sudi bicara denganmu lagi!" "Tenanglah ... Masih banyak yang akan aku bicarakan. Please ... Tenanglah ...," bujuk Zaki dengan suara yang lemah lembut. "Tidak ada yang perlu dibicarakan lagi! Hubungan kita sudah selesai!" desis Nadin dengan tatapan nyalang. "Tolong Nadin! Kita tidak bisa seperti ini." Zaki semakin frustasi, ternyata meyakinkan wanita ini sungguh sangat sulit. "Lepaskan t
last updateLast Updated : 2023-07-07
Read more

Bab 137

"Jadi ... Mas Zaki sudah pernah melihatku lima tahun yang lalu?" tanya Nadin dengan tatapan gelisah."Iya, maafkan aku. Aku memang sudah mengincarmu dari dulu karena alasan kalung ini," jawab Zaki dengan nada tak yakin."Kenapa dengan kalung ini, Mas?" tanya Nadin menekan.Wanita muda itu merasa tidak nyaman sekarang, ternyata Zaki menikahinya karena ada maksud lain, maksud apa yang sebenarnya? Nadin harus mencari tahu."Kalung ini adalah milik anak sahabat ayahku. Dulu kami akan dijodohkan, makanya ayahku membuat kalung ini sepasang. Lihat ini ...." Zaki memperlihatkan kalung yang diperuntukkan untuknya, kalung yang berbeda dengan liontin sebuah gembok."Kunci dan gembok ini berpasangan. Kau lihat ...." Zaki memutar liontin kunci itu ke gembok dan berhasil terbuka."Seharusnya persahabatan ayahku dan ayah pemilik kalung kunci itu harmonis sampai kini, tetapi rupanya teman ayahku itu mengkhianati ayahku. Dia menipunya hingga bisnis ayahku hancur, lelaki itu membawa kabur uang proyek s
last updateLast Updated : 2023-07-08
Read more

Bab 138

Zaki akhirnya kembali ke kantor dengan perasaan yang tidak tentu arah lagi. Sedih, kesal dan merana berkecamuk menjadi satu. Berbeda dengan kedatanganya tadi dari bandara. Ketika Fahmi menjemputnya, dia dengan semangat empat lima ingin menemui mantan istri tercintanya. "Langsung antarkan aku ke rumah Nadin!""Jam segini Nadin tidak ada di rumah, dia kerja!""Kalau begitu antar aku ke tempat dia bekerja!""Bagimana kalau kau menemuinya setelah pulang kerja, agar pembicaraan kalian lebih fokus, tidak terburu-buru dan mengganggunya bekerja. Jika dia terganggu dalam bekerja, otomatis dia tidak terlalu fokus dengan pembahasan tentang kalian, kan? Yang akan kamu bicarakan dengan dia itu soal hati loh, Zak!""Aku sudah menahannya terlalu lama! Aku tidak bisa menahannya! Aku sangat merindukannya, Fahmi! Lekas ke sana!"Sekali lagi dia kalah! Dia tidak bisa mengendalikan diri, kenapa dia harus terburu-buru begini? Benar apa yang dikatakan Fahmi, dia harus mencari waktu yang tenang, karena yan
last updateLast Updated : 2023-07-08
Read more

Bab 139

"Silahkan diminum kopinya, Pak. Ini aku sengaja beli kopi di online, Pak. Ini kopi luwak asli, rasanya enak banget, Pak."Assyifa menghidangkan dua gelas kopi di meja kerja Zaki.Setelah menatap kedua lelaki di hadapannya, seketika senyum ceria gadis itu menghilang."Fahmi, segera beri dia surat pemecatan!" perintah Zaki dengan suara sedingin es."Baik, Bos.""Segera usir dia dari rumah yang aku belikan itu. Strerilkan semua tempat itu, lalu jual lagi rumahnya!""Baik, Bos.""Jangan lupa, sita mobilnya!""Ya, laksanakan, Bos."Setelah bicara seperti itu, Zaki mengibaskan tangannya tanda dia sudah selesai memberi perintah."Panggil OB ke sini, untuk membuang semua minuman sialan ini!" perintah Zaki lagi."Baik. Ayo, Assyifa! Kita ke ruangan saya," ajak Fahmi.Aura dingin Fahmi tak jauh beda dari Zaki, walaupun raut wajahnya lebih mengerikan Zaki. Lengan Fahmi langsung mencekal pergelangan Assyifa hendak menyeretnya keluar."Eh, ini ada apa? Kenapa pak Zaki memperlakukan aku seperti ini
last updateLast Updated : 2023-07-08
Read more

Bab 140

"Oh ya? Benarkah kalian ke mari dalam rangka berkunjung atau silaturahim? Setahuku kalian datang ke sini karena anak kesayangan kalian ini sedang menghadapi kasus kekerasan? Kalau anak perempuan kesayangan anda ini tidak berkasus dengan ibu angkat saya, mana mungkin anda akan berkunjung ke rumah saya," jawab Nadin ambil berlalu ke kamarnya untuk menukar baju. Setelah menukar baju, Nadin bergegas ke dapur dan menyiapkan lima gelas minuman. Biar bagaimanapun ayahnya adalah tamu. Dari semua tamu yang hadir, Nadin masih menaruh hormat pada ayahnya. Minuman sudah terhidang di atas meja, sepertinya pembahasan mereka cukup serius dan menguras emosi. Nadin baru tahu jika pria di samping Bu Nuraini adalah Ahmad Subekti, pengacaranya. Tetapi Nadin juga mengira jika pria itu adalah putra kandung Bu Nuraini. Nadin tidak bisa acuh dengan pria itu manakala Bu Nuraini pernah mengatakan jika dia ingin menjodohkannya dengan putranya ini. Maka Nadin pun memperhatikan bagaimana gesture, tutur kata da
last updateLast Updated : 2023-07-09
Read more
PREV
1
...
1213141516
...
19
DMCA.com Protection Status