Home / Romansa / Suami Kontrak Pura-Pura Miskin / Chapter 121 - Chapter 130

All Chapters of Suami Kontrak Pura-Pura Miskin: Chapter 121 - Chapter 130

184 Chapters

Bab 121

Pagi Minggu ini, terdengar senandung dari kamar mandi, tumben sekali pagi-pagi Minggu seperti ini suaminya sudah mandi. Biasanya masih meringkuk di atas ranjang. Chika memperhatikan suaminya yang memakai pakaiannya masih bersenandung, tampak sekali wajahnya sangat bahagia. Tidak lupa lelaki itu menyemprotkan parfum ke tubuhnya dan memakai Pomade untuk merapikan rambutnya. "Mau ke mana, Mas? Rapi banget?" tanya Chika sedikit curiga. "Mau ketemu sama teman-teman kuliah, hari ini ada reuni." "Kok gak ngajak aku?" "Ini cuma ketemuan kecil-kecilan saja, hanya teman pria yang datang. Cuma geng aku waktu kuliah dulu, gak ada yang bawa anak istrinya." "Oh? Tapi kamu kok rapi banget?" "Terus aku harus berpenampilan lusuh, gitu? Biarpun bertemu dengan teman pria ya harus berpenampilan rapilah, biar orang tahu pencapaian kita!" ujar Adam sedikit meradang mendengar perkataan istrinya. "Ini weekend, Mas. Gak bisa gitu menghabiskan waktu bersamaku? Seminggu kemarin kita sudah sama-sama sib
last updateLast Updated : 2023-07-01
Read more

Bab 122

"Assalamu'alaikum, Nadin sayang? Ini aku bawakan bubur ayam supaya dedek bayi dalam kandungan sehat walafiat," ujar lelaki di hadapannya dengan senyum semanis gula. "Adam? Ngapain kau pagi-pagi sudah ke sini?" ujar Nadin dengan suara ketus. "Kenapa bertanya lagi, Sayang. Tentu saja aku merindukan kamu. Ini, aku membawa bubur ayam." Adam tersenyum dengan percaya diri, tetapi di mata Nadin senyum itu seperti seringai yang menjijikkan. "Percaya diri sekali kamu, ya? Kau pikir aku akan senang? Sekarang pergi, kamu! Aku gak akan menerimamu di sini!" "Sayang, jangan gitu, dong. Aku ke sini benar-benar untuk minta maaf sama kamu, aku benar-benar menyesal telah mengkhianati kamu, aku baru menyadari kalau hanya kamu wanita yang kucintai, hanya kamu wanita yang terbaik untukku. Please, maafkan aku ... Aku mohon, ayo kita balikan lagi," ujar lelaki itu dengan mimik memelas membuat Nadin bertambah muak. "Oh ya? Kau ingin kembali padaku?" Adam langsung mengangguk dengan cepat. "Kau harus tahu
last updateLast Updated : 2023-07-02
Read more

Bab 123

Nuraini membelalakkan matanya melihat siapa perempuan yang berani menampar anak angkatnya. Kurang ajar! Mata wanita itu nyalang, seperti serigala yang siap mencabik-cabik mangsanya, otot-otot tangan sudah menonjol dan mengepal siap melayangkan bogem mentah ke arah sasaran."KAU! BERANI KAU MENAMPAR ANAKKU, PEREMPUAN BANGSAT!"Tanpa menunggu lagi Nuraini langsung menerjang ke arah Chika. Riswan dan Nadin yang melihat itu sungguh terkejut, bagaimana bisa Nuraini yang begitu lembut selama ini menjadi wanita sangar seperti itu, Chika yang mendapat serangan mendadak tentu tidak siap, wanita muda itu terjengkang ke tanah, gaun selututnya bahkan tersingkap, untung saja dia memakai celana short. Dengan membabi buta Nuraini menyerang tanpa jeda, rambut Chika dia tarik, wajahnya ditampar berkali-kali, membuat Chika tidak sempat melakukan perlawanan."DASAR ANAK PEMBUNUH! ANAK DURJANA KAMU, YA! KEPARAT! BERANI-BERANINYA KAU MENAMPAR ANAKKU!" caci maki Nuraini mengiringi aksinya menyiksa Chika.
last updateLast Updated : 2023-07-02
Read more

Bab 124

Sore menjelang, Nadin semakin cemas. Nuraini belum juga sadar. Begitu juga dengan Riswan, lelaki itu segera berinisiatif memanggil dokter ke rumahnya. Walaupun Riswan juga seorang dokter, tetapi dia lebih mempercayakan pemeriksaan pada temannya."Bagaimana kondisinya, Ham?" tanya Riswan tidak sabaran."Dia pingsan karena shock. Kurasa hanya itu, fisiknya baik-baik saja, Ris.""Dia tadi habis mengamuk menghajar orang, setelah itu dia pingsan. Apakah ini mempengaruhi psikologisnya?" ujar Riswan masih juga kuatir."Mungkin saja, nanti kalau dia sadar, panggil saya Arumi ke sini, mungkin dia bisa menanganinya," ujar dr.Ilham.Arumi adalah psikolog terkenal di kota ini, dia juga teman Riswan ketika kuliah di universitas Indonesia, sama seperti Ilham. Hubungan mereka masih baik seperti saat mereka kuliah, walaupun antara Ilham, Riswan dan Arumi jarang berkomunikasi. Mereka bertemu terakhir kali saat suami Arumi meninggal karena kanker getah bening tiga tahun yang kalau."Oke, terima kasih,
last updateLast Updated : 2023-07-02
Read more

Bab 125

Di belahan dunia sana, seorang pemuda tengah memandangi langit yang cerah pagi ini. Ini hari Senin, setelah dua hari langit tampak begitu suram, matahari bersinar dengan hangat. Lelaki itu dengan tersenyum puas menatap aplikasi pesan tiket pesawat yang sudah dipantenginya dari kemarin. Jadwal penerbangan paling cepat ke negaranya adalah jam sepuluh pagi. Ini masih jam tujuh pagi, dia akan menanti kedatangan pamannya dulu, semalam lelaki itu berjanji akan datang pagi ini jika cuaca cerah.Rupanya Arif juga terjebak oleh cuaca ekstrim di lepas pantai tersebut, sehingga tidak bisa kembali ke darat, mereka bahkan berlindung di bunker yang sengaja di bangun untuk mengevakuasi jika terjadi situasi darurat seperti ini. Sudah dari dini hari tadi kendaraan yang membawa rombongan Arif bertolak dari anjungan ADNOC Offshore di pantai abu Dhabi. Seharusnya Arif sudah sampai ke Dubai, mengingat waktu tempuh dari abu Dhabi- Dubai hanya kurang lebih dua jam.Terdengar suara bel pintu yang menggema
last updateLast Updated : 2023-07-03
Read more

Bab 126

Riswan dan Nadin terburu-buru datang ke kantor polisi ketika mendengar kabar dari Dina. Dina dan suaminya mengikuti Nuraini ke kantor polisi. Lelaki itu bahkan langsung menghubungi pengacaranya. "Apa yang terjadi, Pak?" tanya Riswan dengan tidak sabar."Maaf, Pak Riswan. Saudari Nuraini dilaporkan oleh saudari Chika Maharani atas kasus penganiayaan. Hasil visum menunjukkan semua benar, Pak," jawab polisi."Apa? Kejadian itu saya yang jadi saksinya. Wanita itu datang ke rumah saya dan menganiaya putri Nuraini, makanya Nuraini melawan dan membela diri. Chika Maharani itu yang menyerang duluan ke rumah kami," ujar Riswan dengan geram."Maaf, Pak. Keterangan saksi saya catat terlebih dahulu.""Bisa tidak Nuraini dilepas jadi tahanan kota dengan jaminan?""Maaf belum bisa, Pak. Kami masih menyelidiki lebih lanjut, ini termasuk penganiayaan berat, korban sampai masuk rumah sakit, pelaku bisa dibebaskan kalau pelapor mencabut tuntutannya, lagipula pelaku menolak untuk memberikan keterangan
last updateLast Updated : 2023-07-03
Read more

Bab 127

Ahmad membawa Nuraini ke kamar hotel yang sudah dia pesan. Di sana dokter Dewangga juga sudah melakukan terapi. Dokter Dewangga meminta Nuraini agar pulang ke Bandung dan melakukan lagi pengobatan, tetapi Nuraini menolak, dia hanya meminum obat anti depresan yang sudah diresepkan dokter Dewangga. "Jaga emosi kamu, Nur. Jangan seperti ini, sebaiknya kita lanjutkan lagi pengobatan, ayo pulang ke Bandung. Aku tidak mungkin berada di sini lebih lama." "Tidak, Dok. Aku sudah berobat denganmu lebih dari tujuh belas tahun, tetapi hasilnya masih ada sisa-sisa trauma itu. Lebih baik aku di sini saja, bersama anak gadisku menjadikan aku lebih tenang. Lagipula aku tidak mungkin meninggalkan anak itu, di sana anak Purnomo itu sebagai ancaman yang berbahaya, aku sangat mengkuatirkan anak gadisku itu," jawab Nuraini dengan tenang. Setelah meminum obat anti depresan, kondisi Nuraini sudah stabil, wanita itu juga sudah bisa diajak berkomunikasi. Sebenarnya apa yang Nuraini alami kali ini bukanlah
last updateLast Updated : 2023-07-04
Read more

Bab 128

Nadin pulang dari kerja dengan kondisi lelah dan lemas. Rasanya dia begitu kuatir dan sedih memikirkan ibu angkatnya yang pergi tanpa kabar berita tersebut, sehingga wanita muda itu tidak nyenyak d tidur dan tidak lahap makan.Riswan juga sejak Nuraini tidak berada di rumah ini, lelaki itu pulang ke rumahnya di Puri Mayangsari. Orang suruhan Riswan yang mencari keberadaan Nuraini beserta latar belakang wanita itu juga belum ada kabar beritanya. Nuraini seolah lenyap ditelan bumi. Nadin membaringkan tubuhnya setelah melepaskan baju kerjanya dan mengganti baju rumah. Setelah beberapa lama berbaring, Nadin tak juga bisa melepaskan lelah walau hanya tidur sejenak, perutnya juga terasa lapar. Dia juga merasa malas membeli makanan di luar. Hari sudah menjelang magrib, perutnya benar-benar lapar, tidak bisa lagi diajak kompromi.Nadin beranjak ke dapur, tidak ada makanan apapun sehingga dia membuka kemarin bahan pangan, masih ada stok sebungkus mie instan bekas Shintia makan dulu waktu k
last updateLast Updated : 2023-07-04
Read more

Bab 129

Chika sudah bisa pulang dari rumah sakit, luka-luka di tubuhnya juga sudah mendingan. Hari ini Chika dijemput oleh keluarganya, suhendri, Mala dan Kayla. Adam beralasan banyak pekerjaan.Baru selesai membereskan barang, di depan pintu sudah menunggu dua petugas kepolisian yang menunggu mereka. Chika sangat shock apalagi Suhendri, seumur-umur dia belum pernah berurusan dengan pihak kepolisian."Karena saudari Chika Maharani sudah sembuh, jadi kami dari kepolisian menjemput ke sini. Anda sudah dilaporkan balik oleh pihak ibu Nuraini atas tuduhan penyerangan, pencemaran nama baik dan perbuatan tidak menyenangkan.""Saya yang menjadi korban di sini kenapa malah saya juga yang ditangkap, Pak?" protes Chika."Itu karena yang menyerang anda adalah seorang yang tidak bisa dikenai hukum, dia adalah seorang pasien dari dokter psikiater.""Jadi kau diserang sama orang gila, Chika?" tanya Suhendri dengan keterkejutan yang nyata."Iya, Pak. Mari ikut kami ke kantor polisi.""Saya tidak mau, Pak. S
last updateLast Updated : 2023-07-05
Read more

Bab 130

Riswan memejamkan matanya sejenak, menahan gejolak yang kuat untuk memeluk wanita di depannya. Sebagai lelaki bermartabat, dia tentu harus mengendalikan perasaannya saat ini. "Pergi ke mana saja kamu? Kau membuatku sangat kuatir. Bisa tidak kalau mau pergi itu ngomong dulu? Atau setidaknya tinggalkan pesan!" Nura terjengit kaget mendengar suara Riswan yang keras setengah membentak. Lelaki yang terlihat elegan, bicaranya juga penuh tata Krama dan santun itu tiba-tiba terlihat begitu galak dan arogan, hal itu tentu membuat Nuraini sedikit menciut. "Ma ... Maaf, membuatmu susah," cicitnya."Nah, itu kamu tahu! Besok-besok lagi jangan membuat ulah seperti itu! Kamu membuat saya jantungan saja!" sewot lelaki itu. "Maaf ... Maaf." "Aku tidak perlu kata maafmu! Yang dibutuhkan hanya kehadiranmu di sini, tanpa kurang suatu apapun! Dengar itu? Sekarang aku mau istirahat sebentar!" Nuraini hanya melongo melihat lelaki itu masuk ke kamar, apa yang lelaki itu ucapkan? Umur Nuraini lebih tu
last updateLast Updated : 2023-07-05
Read more
PREV
1
...
1112131415
...
19
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status