Home / Romansa / Suami Kontrak Pura-Pura Miskin / Chapter 141 - Chapter 150

All Chapters of Suami Kontrak Pura-Pura Miskin: Chapter 141 - Chapter 150

184 Chapters

Bab 141

"Lain kali beritahu saya kalau mau pergi-pergi, saya kuatir kalau ada apa-apa dengan kandunganmu."Perkataan Riswan sukses membuat semua orang menatap Nadin dan perutnya, Suhendri bahkan melangkah ke arah putrinya dan meminta penjelasan dengan tatapan matanya yang tajam.Nadin hanya menyeringai menatap Riswan dengan kesal, kenapa lelaki itu senang sekali mengumumkan kehamilannya di depan orang yang tidak tepat, selamat ya, Pak. Anda sukses membuat saya tidak berkutik."Jadi kamu hamil?" tanya Suhendri dengan nada mengintimidasi.Nadin hanya mengangguk dengan ekspresi datar."Hamil anak siapa?" tanya Suhendri dengan tatapan nyalang.Nadin akhirnya menoleh dan membalas tatapan tajam ayahnya itu, dia juga tak kalah tajam menatap lelaki tua itu."Anak siapa?!" bentak Suhendri lagi.Riswan yang melihat itu langsung beringsut menuju ke arah Nadin dan meraih tangan wanita itu dan melindungi di belakangnya."Kenapa anda membentaknya?" tanya Riswan dengan aura berwibawa.Suhendri yang melihat
last updateLast Updated : 2023-07-09
Read more

Bab 142

Zaki buru-buru menyelesaikan semua tugasnya hari ini, benar-benar banyak sekali dokumen yang harus dia periksa padahal dia hanya sekitar lima hari tidak masuk kantor. Selain harus memeriksa dokumen internal dan kontrak klien, dia juga harus melihat dan memeriksa konten terbaru yang baru saja dikerjakan tim pengembang. Sebagian pekerjaannya padahal sudah di handle oleh Fahmi, namun karena tidak tidak memiliki sekertaris, pekerjaannya juga menjadi tidak teratur dan banyak yang terbengkalai. "Projects ini harus selesai besok, Bos. Sudah kau periksa isi kontraknya?" tanya Fahmi mengambil sebuah dokumen yang cukup tebal. "Aish, shiit! Kenapa bukan kau saja yang memeriksa? Dari tadi aku belum istirahat! Ini sudah hampir jam empat sore. Aku harus menjemput Nadin," keluh lelaki itu sambil membanting pena di meja. "Memangnya kau sudah janjian kalau mau menjemput Nadin?" "Aku tidak perlu janjian, aku akan memberinya surprise. Kata satpam di sana, Nadin selalu pulang jam empat sore." "In
last updateLast Updated : 2023-07-09
Read more

Bab 143

"Ini, Ma. Mantan suami Nadin." "Mantan suami kamu?" Otomatis Nuraini penasaran, siapa sih mantan suami wanita baik ini? Mantan suami bodoh yang katanya mencampakkan wanita secantik dan sebaik Nadin ini. Nuraini bergegas menuju ke arah Nadin, wanita itu melesak ke arah pintu untuk melihat seperti apa mantan suami anak angkatnya ini. "Selamat malam, Tante ...," sapa Zaki ketika melihat wanita paruh baya menghampiri mereka dengan senyum ramah. Hening Tiba-tiba suasana di sekitar membeku, terasa dingin dan horor. Senyum di wajah Zaki memudar, parcel buah di tangan Fahmi tiba-tiba terjatuh. Dengan gugup lelaki itu kembali mengambil parcel itu dan memeluknya erat untuk meredakan kegugupannya. Ketiga orang itu terlihat shock. Wajah Zaki memucat seperti melihat hantu di depannya, matanya bahkan terbelalak, mulutnya menganga. Hal yang sama terjadi pada Nuraini, mata wanita itu tak kalah melotot. Apa ini? Siapa yang dibilang mantan suami Nadin? Apa lelaki yang sudah dikenalnya luar da
last updateLast Updated : 2023-07-10
Read more

Bab 144

"Hmm, bagaimana? Enak makannya, ya?" Nuraini bertanya dengan senyum yang Nadin anggap sangat manis, tetapi tatapan mata yang tertuju pada Zaki begitu tajam. Mungkin jika tatapan itu adalah samurai, mungkin kedua pemuda itu sudah habis dibabat oleh tapapan itu. "Eh ... Iya ... Iya, enak ...," jawab Zaki gugup. "Kalau enak, kalian habiskan nasi dan lauk ini!" perintah Nuraini sambil menyodorkan nasi yang baru dia ambil dari Magicom. "Semua ini? Ini kebanyakan, M .. Bu ...," ujar Zaki sambil menatap nasi itu dengan nanar. "Saya lihat kamu sangat kelaparan, jadi ... Ayo habiskan makanan ini. Kasihan Nadin sudah capek-capek masak lauknya dan saya capek masak nasinya," ujar Nuraini sambil tersenyum manis ke hadapan dua pemuda itu. Tetapi bagi keduanya, senyum manis yang diperlihatkan oleh wanita paruh baya ini malah terasa begitu horor, Zaki bahkan membayangkan tokoh aktris horor Indonesia, Suzanna kala melihat senyum dan tatapan mata ibunya. "Ayo ... Ayo, Fahmi ... Bantu ngabisin!"
last updateLast Updated : 2023-07-10
Read more

Bab 145

"Kamu mau bengong terus begitu? Cepat itu piring belum dicuci dari tadi! Nyuci piring saja gak bisa," Nuraini masih saja bicara ketus dan memarahi Zaki atas kesalahan sepele yang dia lakukan. Yang jelas itu hanya alasan Nuraini saja, dia tentu saja hanya mencari-cari cara agar emosinya tersalurkan. Bagaimana gak emosi coba? Ternyata si laki-laki yang menyakiti anak angkat kesayangannya adalah si anak bajingan ini, yang nota bene adalah anak kandungnya sendiri. Nuraini merasa tertampar, malu dan marah! "Cepat! Kok malah, bengong?" teriak Nuraini sekali lagi melihat Zaki masih juga bengong dengan muka pucat. "Ouh, sebentar! Sebentar! Aku ke toilet dulu!" ujar mantan suami Nadin itu sambil memegangi perutnya. Duuutttt! Sontak saja suara gas beracun keluar dari lubang angin Zaki, lelaki itu langsung tunggang langgang masuk kamar mandi. Tak bisa menahan tawa, sontak tawa Nadin pecah menggema di seisi ruangan dapur. Fahmi yang melihat itu hanya tersenyum malu-malu, menahan tawa. Sed
last updateLast Updated : 2023-07-10
Read more

Bab 146

Pagi menjelang, Nadin sudah berangkat kerja dengan motornya, kini hanya ada Nuraini di rumah. Ini wanita paruh baya ini te lihat kuyu, bagaimana tidak, semalam dia tidak tidur dengan nyenyak. Situasi yang mengejutkan tadi malam benar-benar membuatnya kepikiran. Bagaimana bisa, suami zholim Nadin itu adalah anaknya sendiri?Sebenarnya ada perasaan senang ternyata anaknya memilih perempuan seperti Nadin menjadi istrinya, cuma banyak rasa sedih dan kecewanya, kenapa anaknya menikah secara diam-diam tanpa mengabarkannya, yang lebih mengecewakan adalah kenapa pernikahan yang masih seumur jagung itu sudah diakhiri oleh putranya di saat istrinya tengah mengandung pula. Rasa jengkel dan marah memenuhi dada Nuraini, dia sungguh kecewa, mau ditaruh di mana mukanya jika berhadapan dengan Nadin, kalau pria brengsek itu ternyata putranya sendiri. Huuwaaaa .... Nuraini melampiaskan kecewanya dengan menangis kencang pagi ini. Biarlah, toh tidak ada yang tahu juga, kalau dia menangis. "Kenapa m
last updateLast Updated : 2023-07-11
Read more

Bab 147

Zaki sedang memeriksa berkas proposal proyek CCTV mall. Tim pengembang telah menemukan metode terbaru CCTV mini yang bisa langsung terhubung dengan ponsel dan komputer monitor dengan sistem pencarian yang lebih mudah. Mall di kota ini sangat tertarik dengan produk tersebut, tim pengembang bahkan sudah membuat aplikasi untuk menyimpan data CCTV agar bisa tersimpan lama tanpa mengganggu memory hp atau komputer. Mall tersebut memiliki banyak tempat dan lokasi untuk pemasangan di tempat tersembunyi atau ditempat umum. Sehingga mall bermaksud ingin membeli produk sepenuhnya, walaupun aplikasi tersebut pada awalnya akan digunakan untuk pengguna umum. Zaki datang terlambat ke kantor, biasanya jam delapan dia sudah datang ke kantor tapi hari ini dia baru sampai jam sembilan, karena perutnya dari semalam terasa mulas, pagi ini setelah Zaki membeli obat pereda nyeri dia baru bisa beraktivitas. Padahal rencananya dia pagi ini ingin menyambangi Nadin sebelum kerja, kalau demikian kondisinya,
last updateLast Updated : 2023-07-11
Read more

Bab 148

"Oh, aku tahu! Kau pasti menceraikanmu Nadin karena cinta pertamamu kembali, iya? Sebegitu cintanya kamu sama cewek matre dan penghianat itu, ya? Bagus ... Bagus banget!" ujar Nuraini dengan tatapan sinis. Zaki hanya gelagapan mendengar tuduhan ibunya itu, mau bagaimanapun dia selalu meyakinkan Nuraini untuk menerima Dewi dulu, bahkan kedua ibu dan anak itu bertengkar gara-gara itu. "Jadi kau membuang Nadin demi perempuan seperti Dewi? Janda gatel yang sudah punya satu anak?" Nuraini tak berhenti menyerang Zaki hingga lelaki itu terpojok. Dulu mungkin bisa jadi situasinya seperti itu, tetapi setelah mengetahui kebusukan Dewi yang menipunya selama delapan tahun ini, mendengar nama Dewi saja sudah membuatnya jijik, apalagi dituduh-tuduh memiliki hubungan spesial dengan perempuan laknat itu. "Ma, Zaki tidak mempunyai hubungan apa-apa dengan Dewi! Apalagi Zaki tahu kalau Dewi itu ternyata penipu. Dia sudah menipu Zaki selama ini. Asal mama tahu, bukan Dewi yang menyelamatkan Zaki del
last updateLast Updated : 2023-07-12
Read more

Bab 149

"Banyak yang tidak kau tahu tentang peristiwa itu, Nak. Sebaiknya Mama harus memberi tahumu tentang fakta enam belas tahun yang lalu. Fakta tentang Kematian Papa." Nuraini mengatakan itu dengan tatapan yang menerawang jauh, membuat wanita itu seolah-olah berada di tempat yang tidak terjangkau. "Maksud Mama apa?" tanya Zaki dengan rasa penasaran yang tinggi."Mama akan bertanya satu hal, kenapa kau yakin bahwa Nadin pemilik kalung itu terlepas dari inisial di kalung gembok itu?" "Waktu itu, Zaki diantar om Naryo ke sekolah, dia mengatakan jika ada apa-apa dengan Papa, Zaki harus menemukan pemilik liontin kunci itu, apapun yang terjadi, karena pemilik liontin itu adalah anak dari penjahat yang akan menghancurkan Papa. Jika sudah menemukannya, maka aku bisa membalaskan dendam Papa. Bukankah perkataan orang yang akan meninggal itu benar? Setelah mengatakan itu om Naryo langsung meninggal sorenya."HufffhhNuraini hanya menghela napas berat, dia sudah salah mengira, kenapa Naryo mengatak
last updateLast Updated : 2023-07-12
Read more

Bab 150

Zaki terpaksa menghubungi Fahmi lagi, pertemuan dengan ibunya tidak cukup hanya satu jam. Dia terpaksa menjadwal ulang bertemu dengan manajemen mall jam empat sore selepas jam kerja.Ketika sudah jam empat sore, kedua orang itu menuju ke lantai paling atas, di mana letak kantor manajemen berada, untuk bertemu dengan seorang general manager.Setelah perundingan mereka selesai, mereka lekas turun ke lantai bawah memakai tangga eskalator."Kita mampir ke food court dulu, aku mau membeli makanan untuk Nadin," ujar Zaki."Oke, kau mau beli apa? Atau sekalian kita mampir untuk makan, aku sudah lapar.""Oke, bagusnya bawa apa ya untuk Nadin?""Bagaimana kalau makanan yang sedang viral, sosis panggang, dimsum atau yang lebih berat lagi spaghetti atau steak. Semua makanan itu bergizi untuk menunjang asupan protein anak kamu," ujar Fahmi panjang lebar."Oke, beli dimsum saja. Kita makan spaghetti saja, oke?"Mereka berdua melangkah ke gerai spaghetti di lantai dua, dengan percaya diri, Zaki dan
last updateLast Updated : 2023-07-12
Read more
PREV
1
...
1314151617
...
19
DMCA.com Protection Status