Semua Bab Suami Kontrak Pura-Pura Miskin: Bab 151 - Bab 160

184 Bab

Bab 151

"Nadin?" Suara seseorang memanggil namanya. Nadin menoleh ke arah sumber suara, matanya membulat indah merasa surprise dengan kehadiran lelaki itu. "Bang Firman?!" Lelaki itu mendatangi Nadin dengan senyum sumringah, sudah lebih dari tiga bulan dia tidak bertemu dengan mantan koki cafe-nya ini, rasanya begitu rindu. "Apa kabar, Nad? Sepertinya kandunganmu sudah membesar, ya?" sapa Firman dengan wajah ramah. Rambut lelaki itu yang dulunya cepak, kini sudah tumbuh dengan lebat, disisir dengan rapi dengan belahan samping. "Baik, Bang. Ini kandunganku sudah mau masuk enam bulan jadi sudah besar. Abang sendiri bagaimana kabarnya?" "Aku, yah ... Masih begini, masih sendiri, kesepian hanya ditemani spatula dan wajan setiap hari," ujar Firman dengan perasaan resah. "Kalau begitu, Ryan dan Hadi gak terlihat sama Abang, ya? Merasa cuma ditemani sama spatula dan wajan?" Keduanya tertawa menertawakan kekonyolan masing-masing. "Tumben Abang belanja di Hypermart, biasanya belanja di pasar?"
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-13
Baca selengkapnya

Bab 152

"Oh, terima kasih kalau begitu. Tolong, kali ini jaga Nadin dengan benar, kalau kau menyia-nyiakan nya sekali lagi, aku tidak akan segan-segan merebutnya darimu!" ujar Firman sambil berlalu dari hadapan Zaki. Mendengar itu kepala Zaki terasa panas, lelaki itu mengancam akan merebut Nadin? Ngimpi saja sana! Biar bagaimanapun dia tidak akan pernah melepaskan Nadin kali ini, hanya saja dia tak menampik rasa kuatir, perasaan Nadin tentu tidak bisa dia kendalikan, bisa jadi wanita itu yang pergi dengan sendirinya. Mulai saat ini dia berjanji akan membuat wanita itu aman dan nyaman disampingnya. Sepeninggalan Firman, Nadin masih memasang wajah judes membuat Zaki semakin nelangsa, dia tadi melihat mantan istrinya ini begitu gembira bersama Firman, tetapi kenapa bersamanya terlihat sangat kesal begitu? "Kau mau menyicipi es krim? Di gerai ini es krimnya sangat enak. Es krim sangat bagus untuk berat badan bayi," tawar Zaki. "Tidak perlu! Banyak mengkonsumsi es krim juga tidak bagus, membua
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-13
Baca selengkapnya

Bab 153

Nabila berlari ke arah toilet, di sana rupanya Fahmi sudah menunggu, di depan toilet pria. Melihat gadis itu, wajah Fahmi terlihat sumringah, senyum tidak lepas dari bibirnya. Dia sudah kuatir kalau Nabila tidak memenuhi permintaannya untuk bertemu di sini. "Kamu apa-apaan sih, Mas? Kenapa membuntuti aku?" ujar Nabila dengan wajah kesal. "Kamu yang apa-apaan? Kenapa kamu jalan dengan laki-laki lain? Kamu gak menghargai aku?" balas Fahmi dengan ketus. "Loh? Memangnya kenapa kalau aku jalan dengan laki-laki lain? Toh kita gak punya hubungan apa-apa?" Nabila menyipitkan matanya menatap Fahmi dengan heran. "Apa kamu bilang? Gak punya hubungan apa-apa? Cewek kalau sudah jalan sama aku dan sudah ku-chat berulang kali itu berarti dia ada hubungan denganku. Seenaknya kamu jalan sama laki-laki lain? Dengar ya, Nabila! Kamu itu milikku! Milikku!" ujar Fahmi dengan suara ditekan. "APA?" Nabila membulatkan matanya mendengar pernyataan Fahmi yang mengklaim sepihak hubungan mereka. "Sejak kap
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-13
Baca selengkapnya

Bab 154

Waktu terus berlalu sudah dua minggu Zaki terus berusaha meluluhkan hati Nadin, memang ada perubahan, Nadin tidak seketus pada awal-awal mereka bertemu paska bercerai. Zaki sudah meminta Nadin agar pindah dari rumah Riswan ke rumah mewahnya yang dia bangun dengan biaya dua miliar itu. Namun Nadin masih enggan menerima pemberian mantan suaminya itu, sudah selama itu juga Nuraini ataupun Zaki belum bisa berterus terang pada Nadin jika mereka ibu dan anak. Riswan sendiri sudah sering menyarankan agar Nuraini berterus terang, tetapi ada saja kendala yang menghalangi mereka, intinya Nuraini belum berani mengatakannya, dia takut kehilangan Nadin. Hari ini sudah libur akhir tahun, Nadin mendapati tiga hari libur bersama, tetapi hari ini juga dia mendapat kabar jika Adam dan Chika sudah mendapat putusan sidang pengadilan agama bahwa mereka resmi bercerai. Hal itu tentu membuat Nadin tidak enak hati, masih jadi suami Chika saja Adam berani mengajarnya lagi apalagi sudah berstatus duda. "B
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-14
Baca selengkapnya

Bab 155

Nadin tidak menjawab perkataan mantan wanita tua ini, dia hanya terpaku memandangnya, sampai wanita tua itu memanggil lelaki paruh baya yang datang bersamanya."Bahtiar, panggil anak itu ke sini! Akan ku kasih pelajaran dia."Lelaki yang dipanggil Bahtiar itu langsung menuruti perintah wanita tua itu. Sedangkan Nadin hanya bisa mempersilahkan wanita itu untuk masuk, dan memintanya duduk di sofa ruang keluarga yang lebih empuk dari ruang tamu."Tunggu sebentar ya, Bu. Saya buatkan teh dulu.""Iya, gilanya satu sendok teh saja, jangan banyak-banyak," jawab wanita tua itu.Nadin membuatkan dua gelas teh dan segelas kopi untuk lelaki yang bersama wanita tua ini, lelaki itu hanya menunggu di kursi teras.Nadin juga menghidangkan kue brownies kukus yang dia buat kemarin dan dimasukkan kulkas."Kue ini kamu yang buat?" tanya wanita tua itu."Iya, Bu.""Sungguh sempurna, kamu juga pandai memasak? Besok akan kusuruh dia memindahkanmu ke rumah utama, tidak tinggal di rumah kecil seperti ini. Ka
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-14
Baca selengkapnya

Bab 156

Semua mata menatap pemuda yang baru datang dengan terbelalak, apalagi perkataan pemuda itu yang dirasa sangat tidak sopan.Nadin yang tidak nyaman dengan kedatangan mantan suaminya itu menyapa nyalang ke arah lelaki itu. Ketika Zaki datang tadi, lelaki itu melihat ada mobil Riswan terparkir di halaman dan ada juga mobil lain di sana, ketika mendapati seorang lelaki paruh baya sedang duduk di teras dia bertanya mobil siapa satunya itu, lelaki itu menjawab mobil ibunya Riswan, jadi Zaki menduga bahwa hari ini Riswan akan melamar ibunya, karena lelaki itu juga bilang di dalam ada anak-anak Riswan. Tetapi betapa terkejutnya Zaki ketika mendengar wanita tua itu mengatakan kalau dia hanya setuju jika Riswan menikah dengan Nadin. Apa-apaan itu?"Kau sudah dengar itu, Nadin? Lelaki ini dan ibunya menginginkanmu jadi istrinya. Aku tidak rela! Sudah kubilang dari kemarin agar kau ikut pulang ke rumah kita, jangan tinggal di sini lagi. Sekarang kau cepat bereskan baju-bajunya!""Mas ... Ini han
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-14
Baca selengkapnya

Bab 156

"APA? MAS ZAKI ANAK KANDUNG MAMA NURAINI?" pekik seseorang di depan pintu kamarnya. Zaki dan Nuraini langsung memucat melihat siapa yang tengah menatapnya dengan tatapan kosong. Situasi tiba-tiba hening beberapa saat, tidak ada yang berani bersuara, mata Nadin menatap ibu dan anak itu dengan nanar, mata bening itu bertambah bening karena ada air yang tergenang di sana. "Sekarang, selesaikan masalahmu dengan anak dan menantumu itu, aku dan anak-anak permisi dulu, besok kami akan kembali lagi," ujar Riswan memecahkan keheningan diantara mereka.Lelaki paruh baya yang masih terlihat gagah itu melangkahkan kakinya ke luar diikuti oleh kedua putra tampannya itu. Sementara Nuraini terlihat begitu canggung dengan keadaan ini, berkali-kali dia menelan ludah dan menarik napas, hal yang dia takutkan akhirnya terjadi, menantu kesayangannya itu tahu siapa dirinya. Ini semua gara-gara mulut putranya yang brengsek itu. Kenapa anak ini selalu saja membuat masalah dan membuat kepalanya seperti
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-15
Baca selengkapnya

Bab 157

"Aku tidak percaya janjimu, sebelum ada hitam di atas putih dan diberi materai," ucap Nadin tegas "Oke ... Nanti aku akan langsung mengubah akta perusahaan atas namamu di notaris, kau tidak perlu kuatir." Zaki bicara dengan wajah yang serius, membuat Nadin sedikit lega. "Sekarang, ayo kita tinggal di rumahku," ajak lelaki itu. "Nanti saja setalah kita resmi rujuk kembali, silahkan mas urus surat menyuratnya kembali." "Aku akan merujuknya saat ini, biar kutelpon Fahmi dulu. Mama, tolong panggilkan om Riswan ke sini juga," ujar Zaki. "Untuk apa?" tanya Nuraini penasaran, Nadin juga. "Aku sudah bertanya pada Pak ustaz, kalau mau rujuk karena Nadin masih dalam masa Iddah, talak yang kuberi juga baru talak satu, maka aku cukup membawa dua orang saksi dan mengatakan aku rujuk. Biar Fahmi yang membawakan surat pernyataan dua orang saksi itu, semua sudah kubuat, tinggal mengambil buku nikah dan pembatalan akta cerai," ujar Zaki. "Oh ya? Semudah itu?" ujar Nadin penasaran. Tak berapa
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-15
Baca selengkapnya

Bab 159

"Assalamu'alaikum?" "Walaikumsalam," jawab semua orang serentak menatap lelaki tampan itu memasuki rumah yang sudah tampak ramai sekali. "Ahmad! Sini ... Sini ... Duduk dekat sini!" ajak Nuraini dengan semangat. "Baik, Bu." tentu saja Ahmad tidak berani menolak permintaan klien pentingnya ini. Lagi pula tempat duduk dekat Nuriani ini masih lebih longgar, karena Hana duduknya lebih mepet ke arah keponakannya Keenan dan Zaidan. "Ini keponakannya pak Arjuna?" tanya Zaki penasaran. "Iya, Ahmad Subekti. Anaknya dokter Dewangga sekaligus pengacara Mama. Mumpung dia masih ada di kota ini makanya Mama ajak sekalian makan siang di sini," ujar Nuraini. "Nah, semuanya ... Maksud kami mengundang kalian semua ke sini, mau merayakan rujuknya kembali ananda kami Zaki Nur ikhsan dan Nadin Hanaya Putri, kita doakan semoga keluarga mereka sakinah, mawadah, warohmah until Jannah dan tidak akan terpisah lagi sampai mau memisahkannya," ujar Riswan mengawali makan siang mereka. "Amiin," jawab semua
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-15
Baca selengkapnya

Bab 160

Dua hari sebelumnya .... "Pak, ada seorang lelaki ingin bertemu dengan Anda, dia bilang ayah mertua anda, Pak," ujar seorang Rian, satpam di kantornya yang kini tengah berdiri di pintu masuk. "Ayah mertua saya?" "Benar, Pak. Apa saya persilahkan masuk?" "Ya, suruh temui saya di lobi saja. Di ruang tamu." "Baik, Pak." Zaki melangkah dengan malas menuju lantai satu, bisa saja sebenarnya dia menyuruh Rian membawa lelaki itu ke ruangannya, tetapi dia malas menghadapi mertuanya itu, biar bagaimanapun Zaki bukan orang bodoh, dia sudah lama menyelidiki siapa sebenarnya ayah mertuanya itu. Dia hanya seorang lelaki mata duitan yang gemar berjudi dan menghambur-hamburkan uang. Padahal harta peninggalan Surya sangatlah banyak, tetapi mereka masih saja kekurangan, itu karena uang itu sudah dipakai Suhendri untuk memuaskan hobinya yang tidak pernah merasa puas. Ketik Zaki menapak ke tangga terakhir, dia sudah bisa melihat lelaki paruh baya itu duduk di sofa tamu. Pintu ruangan yang terbuk
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-16
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
141516171819
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status