Semua Bab Suami Kontrak Pura-Pura Miskin: Bab 161 - Bab 170

184 Bab

Bab 161

Sebulan yang lalu .... "Bang, untuk apa kita ke sini?" tanya seorang gadis menatap seorang lelaki kurus tinggi setelah mengamati keadaan sekitarnya. Lelaki ini membawanya ke sebuah night clubs, tempat yang belum pernah gadis ini sambangi seumur hidupnya. Suasana benar-benar di luar dugaannya, di beberapa sisi tempat bahkan terlihat orang bermesraan, di tempat tertentu ada beberapa orang yang tengah bermain kartu dan ada yang tengah berjoget dengan iringan musik. "Kita ke atas, di sana Abang kenalkan dengan seseorang, siapa tahu dia ada kerjaan untukmu, di Jakarta ini sulit cari kerja kalau gak punya koneksi." Mereka tiba di ruang VVIP, dengan sekali ketuk, pintu ruangan itu sudah terbuka, di sana terlihat ada tiga orang laki-laki dan dua orang perempuan penghibur yang tengah menuangkan minuman ke dalam gelas. "Bos Sandy?" "Hei, Fajar! Akhirnya ke sini juga kau, apa kau membawa barang pesananku?" tanya Sandy. "Ada, Bos. Tenang saja, aku bawa stok yang cukup untuk pesta kalian m
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-16
Baca selengkapnya

Bab 162

Bab 162Begitulah perkenalan Assyifa dan Faisal. Mereka memiliki hubungan dan mudah yang sama, Assyifa sangat senang karena dia bisa membalas Nadin yang sudah melampaui kehidupannya, Assyifa memang tidak mendengar jika Nadin dan Zaki sempat bercerai, ketika mereka bertemu dengan Nadin ketika di rumah makan saung, Assyifa sudah membisikkan pada Faisal bahwa wanita itu adalah Nadin, istrinya Zaki. "Jadi ini istrinya Zaki? Uh, cantik juga, walaupun tertutup jilbab, tapi aku yakin perempuan ini spesial, Zaki mana mau dengan perempuan sembarangan," gumam lelaki itu. Mata lelaki itu memicing ketika melihat perut Nadin yang membuncit. 'jadi perempuan ini sedang hamil? Bagaimana bisa? Tidak akan ada keturunan dari Zaki yang akan menghalanginya kami. Berurusan dengan Zaki saja sudah pusing, apalagi ada bayi sebagai ahli warisnya?' Sebuah rencana disusun sebaik mungkin, dia akan melakukannya dengan baik, mengumpulkan orang-orang yang bermasalah dengan Zaki, seperti strategi ayahnya Mustof
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-16
Baca selengkapnya

Bab 163

Bab 163 Tepat jam sebelas malam .... Zaki menutupi tubuh istrinya yang sudah tertidur pulas, matanya juga sudah mengantuk, selepas melakukan ritual Nadin sempat ke kamar mandi dan memakai daster lengkap dengan dalamannya, sementara Zaki hanya memakai celana pendek tanpa memakai baju. Zaki meletakkan kepala Nadin di lengannya sebagai bantalan, lelaki itupun merengkuh tubuh istrinya hingga tertidur pulas. Suasana malam yang syahdu membawa mereka ke peraduan yang indah, baru kali ini Zaki bisa tertidur dengan nyenyak setelah malam-malam panjang yang membuatnya selalu insomnia karena terlalu memikirkan wanita di dalam dekapannya ini. Kini semua sudah terbayar tunai, kebahagiaan ini rasanya tidak akan pernah dia tukar dengan apapun di dunia ini. Pukul 2.00 WIB Terdengar kegaduhan di luar pagar, Pak Suseno yang berjaga kali ini juga tak tahan menahan kantuk, dia sudah meringkuk di pos jaga. Suara benturan dua logam membuatnya terjaga dengan sedikit terkejut. Dia mengintai dari dalam po
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-17
Baca selengkapnya

Bab 164

Bab 164"Fahmi, cepatlah datang! Mereka sepertinya sudah mengetahui ruang rahasiaku!" ujar Zaki menelpon Fahmi. "Iya, aku lagi di jalan! Tenang dulu, ya? Aku sudah menghubungi komandan Rusdi, beliau juga sedang dalam perjalanan ke sana." Zaki benar-benar tidak sabar. Waktu tempuh dari flat Fahmi ke ramahnya kalau mengebut sekitar lima belas menit, ini waktunya sudah tujuh menit dari perjalanan, kenapa menunggu tujuh menit sangat lama? "Zaki, tolong hubungi Riswan dan juga Ahmad," ujar Nuraini. "Tidak perlu, Ma. Kita tidak bisa melibatkan banyak orang, bisa bahaya!" "Lebih baik meminta bantuan semua orang! Cepatlah!" bisik Nuraini, wanita ini sudah benar-benar takut, dia tadi sempat mengintip ponsel Zaki yang menayangkan rekaman CCTV. Akhirnya Zaki hanya bisa menuruti ibunya, respon Riswan tentu saja sangat terkejut, lelaki itu masih memakai piyama tidur langsung mengendarai mobilnya menuju kediaman Zaki, begitu juga dengan Ahmad, lelaki itu juga tidak menunda lama. Beberapa saa
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-17
Baca selengkapnya

Bab 165

Bab 165"Jadi, ini istri dan calon anakmu, Zaki?" tanya lelaki yang kini tengah berdiri di ambang pintu dengan mengarahkan pistolnya, Zaki langsung menatap lelaki itu dari lantai, seketika tubuh lelaki itu merinding, ada perasaan ketakutan yang sangat besar, hingga mata Zaki terbelalak melihat dua lelaki itu tersenyum menyeringai ke arahnya. ketika terdengar bunyi pelatuk, Zaki menatap Nadin sambil berteriak."NADIN, AWAS!!!"DOORRR!!!"Arrrggg!!" Nadin berteriak kesakitan.Wanita itu memegang pinggangnya, seketika melihat darah yang memenuhi telapak tangannya, mata wanita itu terbelalak, rasa sakit di pinggangnya membuatnya tidak tahan untuk berdiri, seketika wanita itu terjatuh ke lantai, tetapi kesadaran masih memenuhi kepalanya."NADIN! NADIN!" teriak Zaki. Lelaki itu berusaha bangkit untuk menyongsong istrinya, namun pergerakan kakinya ditahan oleh injakan kuat lelaki yang dipanggil Falcon itu, sementara pria yang menodongkan moncong pistolnya itu tersenyum menyeringai di balik
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-18
Baca selengkapnya

Bab 166

Bab 166Fahmi menelpon Riswan ketika lelaki itu baru saja sampai di rumah Zaki bersamaan dengan Ahmad yang juga baru turun dari motornya. Riswan cukup tercengang, karena si sana sudah banyak mobil polisi."Apa? Nadin tertembak? Bagaimana keadaannya?" Ahmad yang mendengar percakapan Riswan di telpon, dia berhenti memperhatikan lelaki yang tengah membicarakan Nadin tersebut."Iya, aku akan segera menelpon kepala rumah sakit sekarang juga!" Lelaki itu segera mengakhiri panggilan dan mencari kontak kepala rumah sakit di ponselnya."Apa? Apakah Nadin tertembak?" tanya Ahmad."Iya, Ahmad. Fahmi bilang seperti itu. Ya Allah ... Bagaimana keadaannya sekarang, mana dia sedang hamil pula!" Riswan terlihat gemetaran memegang ponselnya, dia sangat kesulitan menemukan kontak kepala rumah sakit tersebut.Membayangkan Nadin seperti ini, dia jadi teringat pada istrinya yang juga kecelakaan ketika sedang hamil. Rasa trauma itu membuatnya sangat tertekan. Ketika dia mendapat kontak itu langsung dia
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-18
Baca selengkapnya

Bab 167

Bab 167Setelah satu jam operasi berjalan, tiba-tiba pintu ruang operasi dibuka dari dalam, Zaki dan Suhendri yang tengah temangu menunggu operasi Nadin terkejut, spontan mereka berdiri menghampiri orang yang membuka pintu. Ternyata itu adalah Riswan dan seorang perawat. "Bagaimana, Om? Bagaimana kondisi Nadin?" tanya Zaki dengan tidak sabaran. "Peluru yang bersarang di pinggangnya sudah saya keluarkan, hanya saja___" Belum selesai Riswan berbicara dengan Zaki, seseorang juga ikut keluar dari dalam ruang operasi. "Dokter Hana, bagaimana kondisi istri saya?" Kini Zaki tak sabar juga bertanya pada orang yang baru keluar tersebut. "Sebaiknya kita bicara di ruangan saya sebentar, ini perlu didiskusikan sedikit, ayo Abang juga ikut," ujar hanya dan mengajak Riswan untuk ikut. "Bapak sebaiknya menunggu di sini saja, biar saya yang bicara dengan dokter Hana," ujar Zaki kepada Suhendri Lelaki itu tidak membantah, dia akhirnya duduk kembali menunggu di depan ruang operasi yang masih me
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-19
Baca selengkapnya

Bab 168

Bab 168"Ini sudah dua jam setelah dia operasi, kenapa belum sadar juga?" ujar Andini. Wanita itu tak bisa menahan air matanya, melihat putrinya yang dia sayangi terbaring lemah dengan peralatan yang melingkupi tubuhnya. Yah, setelah operasi, Nadin masuk ruang ICU. Karena ditengah-tengah operasi tubuhnya nge-drop. Bahkan tubuh wanita itu menolak darah yang ditransfusi ke tubuhnya. "Sabar, Sayang. Aku yakin dia akan bangun," ujar Arif menghibur istrinya. Di ruangan ini mereka hanya dibolehkan masuk berdua dengan pakaian pelindung rumah sakit. Waktu kunjungan juga hanya sebentar, hanya diperbolehkan lima menit saja. Setelah melihat kondisi putrinya yang begitu memprihatinkan, Andini menangis pilu di luar. Mereka baru saja sampai sepuluh menit yang lalu di rumah sakit ini, dijemput oleh Fahmi di bandara. Fahmi sudah menceritakan secara singkat kejadian tadi malam pada mereka , sehingga mereka sudah tahu apa yang terjadi pada putri mereka. "Tante, Om ... Zaki mohon, untuk tidak
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-19
Baca selengkapnya

Bab 169

Bab 169"Apakah anakku tidak di sini lagi?" tanya Nadin dengan gugup sambil mengusap-usap perutnya."Akibat tembakan itu, dokter terpaksa mengeluarkan anak kita dari perutmu, Sayang.""Terus, di mana dia sekarang?""Maaf, Sayang. Anak kita tidak bisa diselamatkan." Zaki mengatakan semua itu dengan perkataan yang lembut, dia bahkan membelai kepala wanita di depannya.Namun, dia tak kuasa juga menatap wajah istrinya yang memucat seperti mayat ketika mendengar apa yang dia katakan."Apa?" desis Nadin, suara wanita itu bergetar, bibirnya juga ikutan bergetar."Ya Allah ...." Air mata lolos begitu saja di pipi wanita itu. Bahu wanita itu terguncang, menandakan bahwa dia sangat kesakitan, bukan cuma raganya tetapi jiwanya juga. Zaki ikut juga menangis melihat kesedihan istrinya, cepat-cepat lelaki itu memeluk Nadin dan membenamkan wajah wanita itu di dada bidangnya."Maafkan aku, Sayang ... Maafkan aku.""Anakku ... Hiks ... Hiks ... Hiks ...." Nadin kini menangis histeris, dia bahkan ber
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-23
Baca selengkapnya

Bab 170

Bab 170"Pagi, Sayang! Hari ini kamu sudah bisa dipindah ke ruang perawatan, apa lukamu masih sakit?" Zaki datang dengan wajah sumringah.Nadin yang baru terbangun dari tidur hanya tersenyum. Dia tidur cukup nyenyak tadi malam, hingga jam tujuh pagi baru bangun, karena dia tengah masa nifas, jadi bisa bangun siang-siang."Sudah tidak terlalu sakit, Mas."Ini sudah hari ke lima Nadin masuk ICU, dia sudah lumayan pulih, tiga hari tidak sadarkan diri membuat tubuhnya sulit digerakkan, apalagi luka peluru dan luka sayatan cecar cukup membuatnya kesakitan, apalagi setalah obat biusnya habis."Sudah bisa duduk di kursi roda belum?" tanya Zaki lagi."Belum, masih ngilu banget kalau digerakkan.""Kata dokter Memnag harus rajin dilatih gerak, agar cepat pulih. Nanti Mas bantu saat di ruang keperawatan, ya?""Mas ...," panggil Nadin lirih, tampak wajah wanita itu meringis kesakitan."Apa, Sayang? Sepertinya kau kesakitan sekali." Zaki sangat kuatir, dia bahkan memeriksa luka Nadin, siapa tahu l
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-23
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
141516171819
DMCA.com Protection Status