Home / Romansa / Suami Kontrak Pura-Pura Miskin / Chapter 101 - Chapter 110

All Chapters of Suami Kontrak Pura-Pura Miskin: Chapter 101 - Chapter 110

184 Chapters

Bab 101

Jam sudah menunjukan pukul setengah sembilan, tetapi acara pembukaan belum juga dimulai, padahal orang nomor satu di kota ini sudah datang, hanya saja kursi di sebelah Pak walkot itu tampak seperti sengaja dikosongkan, kursi dibelakangnya juga dikosongkan, seperti diperuntukkan khusus untuk seseorang."Kok belum mulai? Katanya Jan setengah sembilan mulai pembukaannya? Nunggu apa lagi, sih?" gerutu Nabila."Iya, padahal bapak walikota sudah datang, itu MC nya juga sudah siap dipanggung," tanggal Nadin."Dengar-dengar akan ada tamu istimewa, yaitu CEO Z-TEKNOLOGI, dia akan berpidato memberi motivasi buat siswa yang bertanding di event ini," ujar pak Giyanto, guru pembimbing sains yang duduk di sebelah Nabila."Iya, kudengar CEO Z-TEKNOLOGI, itu masih muda dan tampan, masih muda sudah sukses siapa yang tidak kagum, coba? Ini seperti CEO-CEO di novel-novel online yang sering saya baca, saya jadi penasaran ingin melihat kayak apa orangnya," ujar Bu Tiari, guru pembimbing seni yang duduk di
last updateLast Updated : 2023-06-25
Read more

Bab 102

"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh ...," ucap lelaki itu membuka pidatonya yang disambut ucapan salam juga dari para hadirin. "Terima kasih kepada panitia yang memberi kesempatan kepada saya selaku CEO Z-TEKNOLOGI, untuk memberikan sedikit kata sambutan mengenai event yang sangat bagus ini, event yang mengasah kreatifitas siswa dan event yang membuktikan dengan nyata proses belajar mengajar selama ini di sekolah masing-masing. Perkenalkan, nama saya Zaki Nur Ikhsan, saya memang menempuh pendidikan di jalur formal yang sama dengan bidang usaha yang saya geluti saat ini, S1 saya di institut teknologi Bandung jurusan teknik informatika, sedangkan S2 saya tempuh di negeri kangguru mengambil bidang yang sama yaitu pengembangan IT dan programmer ...." Telinga Nadin berdenging mendengar lekai itu menyebut pendidikannya. Dia tidak salah dengar? Lelaki itu bahkan sudah menyelesaikan S2 nya, di luar negeri pula! Jadi apa yang dia ucapkan selama ini nyata adalah kebohongan, dia bilan
last updateLast Updated : 2023-06-25
Read more

Bab 103

Sungguh, pidato motivasi Zaki memukau semua orang, kecuali Nadin, Nabila dan Adam tentunya. Kalau Chika, wanita itu juga terpukau. Setelah berpidato, semua orang bertepuk tangan meriah. "Ampun, deh. Pantasan saja masih muda sudah sukses, ya? Orangnya cerdas gitu, kira-kira berapa sih usianya?" komentar Bu Tiari. "Kalau dilihat dari riwayat pendidikan dan kariernya sih seharusnya sudah kepala tiga," tanggap pak Giyanto. "Masak, Pak? Kalau dari wajahnya kok palingan masih dua lima, ya?" "Iya, ya? Biasanya orang yang suka berpikir keras itu cepat tua, ini kok malah awet muda. Mungkin dia enjoy melakukan pekerjaannya." "Bu Nabila, Mbak Nadin, kok diam saja dari tadi? Kalian terpukau, ya? Sampai tidak bisa berkata-kata? Tadi kalian heboh banget pengin lihat siapa CEO tampan itu?" ujar Bu Tiari. Nabila dan Nadin seketika tergagap, keduanya saling berpandangan, Nabila tersenyum masam dengan ucapan Bu Tiari sedangkan Nadin hanya diam saja. "Terpukau? Saya lebih terkejut daripada terpuk
last updateLast Updated : 2023-06-26
Read more

Bab 104

"oh ya, Mas Zaki. Saya panggil Mas saja ya, anda begitu muda tidak enak dipanggil bapak-bapak," ujar Pak walikota. "Ya, senyaman bapak saja," jawab Zaki sambil tersenyum ramah. "Syifa, tolong ambilkan saya makan! Ambilkan juga untuk Riko," perintah Zaki pada sekretarisnya. "Baik, Pak. Pakai lauk apa, Pak?" "Pakai rendang sama sayur kalau ada, kamu apa, Ko?" tanya Zaki menatap Riko. "Saya ambil makan sendiri saja, Bos," jawab Riko sambil bangkit dari duduknya dan menuju stand makanan. "Enak sekali ya, Mas Zaki, selalu dilayani oleh sekretaris cantik," ujar Pak walikota sambil tersenyum menggoda. Syifa sebenarnya tidak secantik itu, cuma karena make up nya yang tebal dan bahunya yang ketat menampakkan bentuk tubuhnya yang seksi, maka siapa lelaki yang tidak tergoda melihatnya, apalagi lelaki hidung belang. Hanya Zaki mungkin bos yang tidak tergoda pada kemolekan tubuh gadis itu, Zaki punya standar sendiri dalam melihat wanita, gak musti mengandalkan bentuk fisik. "Hubungan saya d
last updateLast Updated : 2023-06-26
Read more

Bab 105

Bab 105Zaki keluar ruangan makan, dengan arogannya lelaki itu tidak pamit dengan tuan rumah, Riko dan Assyifa tergopoh-gopoh mengikuti lelaki itu dari belakang. Tidak ada yang berani protes atau bertanya ada apa dengan lelaki ini, kenapa marah-marah di meja makan, tetapi mereka sudah menduga bahwa lelaki muda di sebelahnya tadi yang membuatnya marah. Ketika sampai di pintu masuk, mereka bertemu dengan Shintia yang baru mau masuk menyusul bosnya. Shintia membulatkan matanya melihat keberadaan mereka bertiga, jadi apa yang dikatakan Nabila tadi benar? Mantan suami sahabatnya yang brengsek itu ternyata datang ke sini? Apa benar dia adalah CEO Z-Teknologi?Ternyata bukan hanya Shintia yang terkejut, Zaki dan Assyifa juga terkejut, hanya Riko yang tampangnya biasa-biasa saja, karena dia tidak mengenal Shintia."Oh, ternyata tadi yang kudengar itu benar? Kamu ...," Shintia menunjuk muka Zaki dengan arogan."Ternyata kamu itu memang CEO Z-Teknologi, ya? Wah ... Wah ... Wah ... Hebat, hebat
last updateLast Updated : 2023-06-27
Read more

Bab 106

Dengan perlahan wanita itu mengeluarkan motor matic Shintia dari barisan, mendorong sedikit dengan susah payah, petugas parkir yang hanya satu orang itu tengah sibuk juga mengatur motor yang terus berdatangan.Ketika wanita itu kesulitan mengeluarkan motor, tiba-tiba ada tangan kekar yang memegang stang motornya. Nadin sangat terkejut, matanya melebar melihat tangan itu, dia lebih terkejut lagi tangan siapa yang ada di sana. Bagaimana dia bisa di sini? Benar-benar sial! Lelaki yang memenuhi pikirannya dengan spekulasi negatif ini dan saat ini sangat ingin dihindarinya malah berdiri di depannya dengan tatapan yang entah ... Padahal dia pakai masker, kenapa lelaki ini bisa mengenali? ***** "Cepat, kita langsung ke kantor!" perintah Zaki dengan nada emosional. Bagaimana dia tidak emosi? Dia bertemu dengan orang-orang yang tidak dia harapkan. Apalagi si Adam itu, mantan kekasih Nadin! Ternyata lelaki itu masih bucin sama mantan istrinya, apa Nadin akan kembali pada lelaki itu? Bodoh s
last updateLast Updated : 2023-06-27
Read more

Bab 107

"Kau?" Mata wanita itu membulat, seperti akan lepas dari tempatnya. Zaki tidak mempedulikan teriakan dan keterkejutan wanita ini, dia segera mengambil alih motor itu dan mengeluarkan dari parkiran, sedangkan wanita itu hanya berdiri mematung melihat aksi lelaki itu. Jelas saja Nadin terkejut dengan kehadiran lelaki ini, darimana dia tahu kalau ada Nadin di tempat ini? Nadin sudah memproteksi dirinya sedemikian rupa agar tidak ketahuan oleh lelaki ini, tidak disadari, Nadin mengelus perutnya yang mulai keras dan menonjol itu, sudut hatinya berdenyut. 'Sayang', itu papamu datang, Nak? Tapi Mama tidak akan ngasih kendor, Maafkan Mama yang akan menyembunyikan keberadaanmu dari papamu itu, biarlah kita hukum dia sama-sama ya, Nak?' Nadin bermonolog dengan dirinya sendiri dan janin dalam kandungannya. Sudah empat bulan sejak perceraian itu, baru kali ini mereka berinteraksi. Ke mana saja lelaki ini selama empat bulan ini? Apakah sebenarnya dia tidak pergi ke mana-mana? "Kau masih mau be
last updateLast Updated : 2023-06-27
Read more

Bab 108

Nadin terpaku di mesin ATM setelah melihat jumlah saldo di kartu ATM yang diserukan Fahmi waktu itu. Kalau menuruti emosi, rasanya dia ingin mengembalikan semua uang itu pada mantan suaminya itu. Dia tidak menginginkan uang itu! Bukan munafik, dia tetap butuh uang, akan banyak pengeluaran nanti setelah dia melahirkan nanti.Wanita muda itu menghela napas berat, harga dirinya memang penting, tetapi tidak sepenting bayi dalam kandungannya, prioritasnya sekarang adalah calon anak dalam rahimnya itu. Biarlah dia dikatakan wanita matre atau apalah, dia tidak munafik, kebahagiaan hidup memang tidak tergantung dengan uang, tetapi tidak akan ada bahagia jika tidak punya uang, karena untuk memenuhi semua kebutuhan membutuhkan uang. Dan uang ini adalah haknya. Hak nafkah dari mantan suaminya.Nadin mungkin tidak akan berpikir dua kali dalam menggunakan uang itu jika saja dia tahu seberapa banyak Zaki memberikan uang pada wanita lain, Assyifa saja dibelikan rumah dan mobil dengan total harga 1,
last updateLast Updated : 2023-06-28
Read more

Bab 109

Pagi menjelang siang, Nadin hanya pergi ke kantornya saja, hari ini dia sengaja tidak ikut ke lokasi event, dia sudah menghubungi Nabila, jadi gadis itu menemui Nadin dulu di kantor sebelum berangkat ke acara event. Nadin beralasan dengan semua orang kalau dia tidak pergi karena kondisi kandungannya yang sedikit lemah, tidak bisa turun ke lapangan sehingga semua orang menjadi maklum. Tetapi dia tidak bisa berbohong dengan Nabila maupun Shintia, tadi malam Shintia sudah menelponnya dan Nadin menceritakan pertemuannya dengan Zaki pada anak itu, Shintia merasa sangat bahagia dan bangga karena Nadin tidak luluh begitu saja pada lelaki brengsek itu. "Nanti tolong kalau ia datang menanyakan aku, kamu bilang tidak tahu saja," ujar Nadin. "Iya, tentu saja aku akan bilang begitu." "Mungkin bisa jadi yang datang bukan dia, lelaki itu biasanya mengutus temannya, bisa jadi Fahmi orangnya, kamu juga jangan memberi informasi pada dia." "Iya, oke. Kamu tenang saja!" Apa yang dikuatirkan Nadin h
last updateLast Updated : 2023-06-28
Read more

Bab 110

"Selamat siang, ada yang bisa saya bantu, Pak?" sapanya dengan wajah ramah yang sudah disetting. "Siang, Mbak. Ini kenapa ATM saya terblokir, ya? Saya rasa mesin ATM-nya sedang error' ini, Mbak. Makanya ATM saya gak bisa digunakan," ujar lelaki itu sambil menyerahkan kartu ATM-nya. "Oh? Mesin ATM-nya yang error' atau otak anda yang error' sampai gak bisa menghapal nomor PIN-nya?" sungut Shintia dengan kesal. "Maksud anda? Kenapa ngatain otak saya error'?" ujar lelaki itu dengan wajah tak senang. "Ya, sudah. Mana buku tabungan dan KTP-nya?" bukannya menjawab pertanyaan lelaki itu Shintia langsung menanyakan kelengkapan administrasinya. Lelaki itu merogoh tak ranselnya dan menyerahkan buku tabungannya. "KTP-nya mana?" tanyanya sedikit galak. "Oh, astagfirullah hal azim! KTP nya ketinggalan, Mbak. Tadi saya mengeluarkan dompet di kantor lupa menaruhnya lagi di kantong celana," ujar lelaki itu sambil meraba kantong belakangnya. "Kalau gak ada KTP, maaf gak bisa diproses, Pak," jaw
last updateLast Updated : 2023-06-28
Read more
PREV
1
...
910111213
...
19
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status