Semua Bab Suami Kontrak Pura-Pura Miskin: Bab 91 - Bab 100

184 Bab

Bab 91

Pagi itu, hari Minggu, sudah tentu semua kantor akan libur, Fahmi datang dengan mengendarai mobil Yaris warna putih keluaran terbaru, mobil yang sangat elegan dan terlihat mewah di kelasnya. Fahmi mengehentikan mobil di sebuah kost-kostan elit di mana Assyifa tinggal. Hari itu menyambut kedatangan Fahmi dengan ras tidak suka, dia pikir yang datang Zaki, ternyata hanya Fahmi, seorang pegawai yang kedudukannya tak jauh beda dengannya. Namun ketika Fahmi memberi kunci mobil, Assyifa berteriak histeris saking senangnya. Gadis itu langsung berlari kehalalan kost, diikuti oleh beberapa penghuni kost yang merasa penasaran. "Ouh, ini keren banget! Wuach!" pekik Assyifa sambil mencium bodi mobil tersebut. "Mobil baru, Mbak Syifa?" tanya penghuni kost di sebelah kamarnya. "Iya, Mbak Windi. Ini hadiah dari bosku," uajra Assyifa dengan wajah secerah mentari pagi. "Oh, itu bosnya, ya? Cakep juga! Dalam rangka apa dapat mobil baru?" Windi terus bertanya. "Oh, dia ini hanya orang suruhan. Bosku
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-06-22
Baca selengkapnya

Bab 92

Di pagi Minggu yang sama, Nadin merasa tubuhnya sudah baikan, pagi hari ini dia tidak mengalami morning sick, padahal biasanya dia kan muntah-muntah setiap pagi. Nadin sudah menghitung hari sejak dia melakukan HB dengan mantan suaminya, kejadiannya sudah tiga bulan yang lalu, apakah menginjak trimester pertama akhir, keadaan kandungannya semakin membaik?Nuraini cukup senang melihat kehamilan Nadin yang cukup kuat, dia bercerita ketika dia hamil dulu, dia bahkan tiga kali masuk rumah sakit karena tidak bisa masuk makanan. "Pagi ini biar aku yang bikin sarapan, Ma," ujar Nadin bersemangat."Apa tidak apa-apa? Mama bisa membuatkannya, kamu kalau masih mual bau masakan, jangan dekat-dekat dapur dulu.""Sudah nggak lagi sepertinya, Ma. Aku bukan cuma sensitif dengan bau masakan saja, tapi bau parfum, sabun mandi dan bedak juga mual. Tetapi beberapa hari ini tidak begitu terasa baunya, semoga trimester pertamaku ini akan segera berakhir, aku sudah kangen ingin memasak, Ma," ujar Nadin."Y
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-06-23
Baca selengkapnya

Bab 93

Sesudah sarapan, Riswan segera keluar menuju mobilnya dan mengambil koper dari bagasi, lelaki itu menyeret koper ukuran sedang itu ke dalam rumah. "Saya mau istirahat sebentar, ya? Saya dari luar kota, rasanya capek sekali." Lelaki itu langsung masuk ke kamar depan sebelum Nadin dan Nuraini yang tengah memperhatikan lelaki itu menyahut. "Apa dia akan menginap di sini?" desis Nuraini. "Mungkin istirahat siang saja, Ma ...," timpal Nadin. Riswan masuk ke kamar yang dulu memang kamarnya, kamar depan ini memang kamar utama, makanya lebih luas ukurannya dari kamar yang lain. Lelaki itu membuka lemari pakaian yang terbuat dari kayu jati, isinya kosong. Dia membuka koper dan menggantung semua baju kemeja dan jas di gantungan, sementara celana dan kaos dilipat dan diletakkan di ruangan lain lemari itu. Ternyata cukup banyak baju yang kini memenuhi lemari tersebut, sehingga nanti kalau ke sini lagi, Riswan tidak perlu menenteng-nenteng koper. Diambilnya handuk bersih dan tempat sabun ya
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-06-23
Baca selengkapnya

Bab 94

Nabila sebenarnya sangat takut jika om riswan-nya marah, dia tahu jika Riswan itu orangnya tak terduga, entah kenapa Nabila begitu takut dan segan pada omnya yang satu itu, apa mungkin karena pembawaannya yang berwibawa itu atau memang senyuman Riswan itu yang menurut Nabila penuh misteri. Tetapi Shintia yang anaknya asal saja tidak peduli akan hal itu, dia hanya memikirkan azas manfaat, tanpa dia pikirkan resiko kedepannya. "Tenang aja, gue yang tanggung jawab, kalau dia marah, suruh aja marah ke gue." "Lah, elu enak aja bilang gitu, elu kan gak tinggal di sini, sementara gue ama Nadin pasti yang bakal kena imbasnya," sungut Nabila. "Ya, udah deh. Nikmati aja perjalanan kita pakai mobil bagus ini, Om elu klimis juga ya orangnya, mobilnya bersih dan wangi, eh ini lagu nya juga kekinian banget. Gue stel yang ini, lagu dari Admesh." Shintia sibuk melihat-lihat daftar lagu di dashboard mobil, sementara tangannya juga sibuk menyetir oakaibsatu tangan. "Secara kan, Om gue itu duda ker
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-06-23
Baca selengkapnya

Bab 95

"Sebaiknya kau beli baju yang mahalan dikit, Nadin. Ini, baju gamis ini harganya tujuh ratus ribu, bahannya sutra asli ini, bagus banget, kan? Cocok buat kau kerja, aman juga untuk kehamilan kamu," ujar Shintia. "Hei, Shin. Sudah gak usah pakai emosi mau beli baju semahal ini, aku gak punya duit." "Gak punya duit biar aku yang bayarin, gajiku banyak kok lima juta, bisalah cuma beli baju sepotong gini mah," jawab Shintia sambil mengambil baju itu dan menyuruh Nadin fitting di kamar ganti. "Yakin, kau ada uang, Shin?" tanya Nabila merasa ragu. "Ada, tenang aja. Lagian aku juga masih dapat jatah kiriman dari Bokap." "Widih, enak bener hidup lu?" "Ya, gitu deh ...." "Gimana, gaes ... Bagus gak?" tanya Nadin dengan baju yang sudah dipakainya. "Wah ... Cantik banget, tinggal cari jilbab yang cocok. Baiknya jilbab polos. Ayo, Bil kita cariin jilbabnya," ujar Shintia. Nadin hanya pasrah, kedua temannya itu ya ... Nadin yang akan membeli baju mereka yang sibuk memilihkan, mana pilihan
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-06-23
Baca selengkapnya

Bab 96

"Di bawa, kenapa? Oh iya ... Iya ...." Nadin buru-buru membuka tasnya dan mengambil dompet, kartu berwarna gold yang selama ini hanya dijadikan pajangan didomoetnya kini dikeluarkan, tak nomor PIN dari Fahmi yang masih ditulis di secarik kertas, Nadin mana hapal nomor PIN-nya "Ini, coba pakai kartu ini, Mbak," ujar Nadin. "Baik, Mbak. Saya coba." Kasir segera memasukkan kartu ke mesin gesek. "Silahkan masukkan PIN-nya, Mbak!" ujar kasir wanita itu kembali bernada sopan. Nadin langsung mengetik PIN kartu tersebut di mesin gesek dengan hati-hati, dia mengamati tulisan di tangannya. "Sudah ini, kau hapalkan nomor PIN-nya, segera kau musnahkan kertas ditanganmu itu, bisa bahaya!" bisik Shintia, bagaimanapun dia seorang yang bekerja di bank, hal-hal tersebut adalah keamanan dasar bagi nasabah. "Iya," jawab Nadin sambil mengangguk. "Haddeuh, cepet, dong! Kalau kartu gak ada isinya itu jangan dipaksa, nanti mesin geseknya rusak pula!" kembali terdengar nada provokasi dari belakang. S
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-06-23
Baca selengkapnya

Bab 97

"Heum, masakanmu enak sekali, Nura. Kalian ibu dan anak benar-benar pintar memasak. Sudah lama aku tidak makan masakan rumah seperti ini, sejak istriku tiada," ujar Riswan dengan binar di kedua netranya. Nuraini hanya terpaku, apakah dia harus mengakui masakan Nadin sebagai masakannya? Namun mulut lelaki itu benar-benar manis, dia tidak pernah mendengar kata pujian seperti ini sejak suaminya tiada. Dulu walaupun dia hanya pintar membuat kue brownies coklat, tetapi Rafiq selalu memujinya dan selalu memintanya terus agar dibuatkan kue itu. Sebaiknya dia mulai sekarang harus meminta Nadin untuk mengajari cara membuat semua masakan ini. "Heum, memangnya sudah berapa lama istrimu meninggal?" tanya Nuraini mengalihkan pemikirannya. "Sudah sepuluh tahun, saat itu usianya baru menginjak empat puluh tahun, aku dan dia lebih tua dia tiga tahun," ujar Riswan. "Oh, kalau suamiku sudah pergi selama enam belas tahun." Eh, kenapa Nuraini jadi curhat begitu? "Aku tahu, pasti berat ditinggal pasa
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-06-24
Baca selengkapnya

Bab 98

"Anda sudah lama berteman dengan pak Riswan itu? Siapa dia, Pak?" tanya Fahmi di sela-sela menunggu pesanannya. "Ah, Riswan itu, dia orang yang luar biasa menurutku. Dari zaman sekolah dia itu selalu menjadi idola para gadis, tetapi cintanya hanya buat Viona, seniornya di kampus dulu," ujar Anwar "Eh, maksud saya dia bekerja di mana, ya?" Fahmi hanya ingin tahu identitas lelaki itu, bukan kisah cintanya, kenapa malah diajakin bergosip. "Oh, kalau kerja dia itu kerjaannya banyak banget, kalau aku jadi dia sudah pusing tujuh keliling tapi dia terlihat enjoi saja." Fahmi kembali mengernyit mendengar jawaban Anwar yang berbelit-belit. "Dia itu gelarnya seorang dokter, dia mendirikan rumah sakit Mayapada__" "Oh, pemilik rumah sakit Mayapada?" "Bukan itu saja, semua yang di naungi nama Mayapada itu punya dia, rumah sakit, sekolah dan sekolah tinggi. Dia yang mengelolanya, dulu kakeknya hanya mendirikan sekolah kecil, tetapi di bawah pengelolaannya, sekolah itu menjadi sekolah besar d
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-06-24
Baca selengkapnya

Bab 99

Adam berteriak heboh tatkala seorang kurir mengantarkan undangan kepada atasannya wali kota. Sebagai staf walikota, lelaki itu memang yang mengurusi agenda walikota dengan teliti. "Ini benar acara olimpiade sains antar SMA ini akan dihadiri oleh CEO Z-TEKNOLOGI?" tanya Adam pada rekan kerjanya. "Benar, Pak Adam. Kabarnya CEO Z-TEKNOLOGI itu akan memberi kata sambutan atau pidato penyemangat untuk generasi muda, acara itu tetap akan dibuka oleh bapak walikota." "Wah, keren banget? Aku suka mengidolakan orang-orang yang bergerak di industri teknologi perangkat lunak seperti ini, mereka pasti orang-orang sukses dan kaya, contohnya bill gate atau Mark Zuckerberg pendiri F******k, kekayaan mereka terus mengalir, apalagi zaman sekarang semua pekerjaan tidak lepas dari perangkat gadget," ujar Adam berbinar-binar. "Pak walkot sudah datang belum? Biar saya aja nanti yang akan mengantarkan undangan ini sama dia," ujar Adam dengan semangat. "Eh, itu Pak walkot sudah datang," ujar temannya ke
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-06-24
Baca selengkapnya

Bab 100

Hari perayaan event olimpiade seni, sastra , sains dan teknologi pun tiba. Nadin sudah mempersiapkan budget selama event ini berlangsung, jumlah kontingen yang diutus SMA Mayapada termasuk banyak, dari tiga sekolah mereka mengutus empat puluh siswa dari semua cabang. Pagi itu Nadin pagi-pagi sekolah datang ke sekolah untuk mengecek persiapan peserta, rombongan dari sekolah cabang juga sudah datang, mereka mewakili sekolah masing-masing, dari SMA Mayapada 1, SMA Mayapada 2, dan SMA Mayapada boarding school. Nabila juga sudah berada di lokasi, rencananya peserta akan dibawa menggunakan bus sekolah yang memang dimiliki yayasan, sementara sebagian guru pembimbing menegndarai mobil pribadi, tetapi Nadin dan Nabila memilih menggunakan motor matic Shintia. Nabila sendiri tidak memiliki motor, karena menurutnya dia sendiri tinggal di kompleks sekolah, jadi tidak butuh kendaraan. Biarpun Nadin dalam kondisi hamil, wanita muda itu mengendari motor sendiri, Nabila masih takut mengendarai mo
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-06-25
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
89101112
...
19
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status