All Chapters of Bukan Sekedar Pengganti: Chapter 101 - Chapter 110
125 Chapters
Bab 101. Serangan vs Dukungan
“Ashera, kamu hebat!” puji Trixi.Trixi langsung menyambut Ashera dengan pelukan. Dia merasa senang karena pada akhirnya Ashera berani mengambil keputusan, meski penuh dengan resiko. Namun, paling tidak dia telah melakukan pembelaan dan pembersihan nama baiknya.“Trixi, aku gugup,” ucap Ashera.“Kamu sudah melakukan hal yang benar, Shera. Aku bangga memiliki teman sepertimu,” hibur Trixi.“Aku juga merasa lega, Trixi. Akhirnya aku bisa mengungkap semua kejahatan Aleysa.” Sebenarnya Ashera ingin menangis, ingin juga tertawa bahagia. Ada rasa lega di dalam hatinya setelah mengungkapkan semua yang mengganjal dalam hatinya selama ini. Sebenarnya hal ini sudah ingin dilakukan sejak lama, namun Arion selalu melarangnya demi keselamatannya.Kepalanya kini terasa ringan seolah beban yang selama ini memperberat hidupnya telah berkurang. Bibir Ashera tersenyum. Namun, beberapa saat kemudian kebahagiaan itu berubah menjadi wajah kesedihan dan keraguan. Ashera kembali merasakan sedih.“Shera, ad
Read more
Bab 102. Me,beri Kebahagiaan
“Astaga, Ashera. Aku sama sekali tidak bisa membayangkan bagaimana wajah Aleysa ketika semua orang menghujatnya,” ucap Trixi sembari memegangi perutnya yang terasa kaku dan sakit.Untuk menghibur kegelisahan Ashera, Trixi melontarkan kata-kata lucu dan terkadang konyol saat membahas masalah Aleysa dan reaksi wanita itu. Bahkan dia membayangakan Aleysa dilempar telur busuk oleh emak-emak yang membenci kejahatannya.“Tapi Aleysa bukan wanita seperti itu, Trixi. Aku rasa urat malunya telah putus dan otaknya sudah konslet,” sahut Ashera.Dia tidak yakin bila Aleysa akan memiliki rasa malu dan trauma atas video klarifikasinya. Menurutnya, Aleysa adalah wanita berhati baja yang telah berkerak. Wajahnya pun telah menjadi wajah dinding penuh molen cor yang tebal sehingga tidak memiliki rasa malu.“Emmm, benar katamu, Shera. Perempuan itu adalah nenek lampir yang mengerikan, tidak tau malu sama sekali.” Trixi kembali tertawa.Setelah lelah tertawa, keduanya kembali hening dengan pikiran masing
Read more
Bab 103. Kamu Milikku
"Hidupmu normal, Ashera."Arion mendekati Ashera lalu memeluknya erat membawa tubuh langsing Ashera ke dalam dekapan hangatnya. Meski Ashera memberontak, namun Arion tidak melepaskannya. Bahkan semakin erat memeluknya."Lepaskan, Arion! Aku jijik dengan pria munafik sepertimu!" pekik Ashera terus berusaha melepaskan diri.Sekuat apa pun Ashera memberontak dan ingin melepaskan diri, Arion tetap bergeming. Pemberontakan yang dilakukan Ashera sama sekali tidak sebanding dengan tenaga dan kekuatan tubuhnya.Semakin memberontak, semakin habis tenaga Ashera. Apalagi tangis dan teriakannya tidak berhenti, semakin menguras tenaga sehingga kini hanya tinggal rasa lelah dan lemah. Tubuh Ashera terkulai lemah dalam dekapan Arion."Tolong lepaskan aku, Arion! Biarkan aku menjalani hidupku sendiri. Biarkan aku pergi jauh darimu dan juga Aleysa!" ucap Ashera dalam tangis dan ketidakberdayaannya.Tubuh Ashera luruh ke lantai setelah Arion melonggarkan pelukannya.Tidak membiarkan Ashera menangis sen
Read more
Bab 104. Dibuat Melayang
"Bagaimana dengan Aleysa?" Ashera menatap lekat, namun ragu. "Apa kau mencintaiku?" tanya Arion sebelum memberi jawaban atas pertanyaan Ashera."Aku tidak mau menjadi madu saudaraku sendiri. Meski dia telah jahat padaku, tapi aku bukan wanita jahat yang suka merebut kekasih wanita lain, apalagi saudaraku sendiri.""Jawab saja pertanyaanku! Apa kamu mencintai aku?" Arion kembali mendekap wajah Ashera."Aku tak tau." Ashera menyingkirkan tangan Arion dari wajahnya, lalu berputar haluan dan menghindarinya. Dia memilih menjauhi pria itu. Pertanyaan Arion tidak pernah dipikirkan selama ini. Jangankan untuk memikirkan cinta, Ashera hanya butuh kebebasan saja.Arion pun memutar tubuh, pandangnya mengikuti arah perginya Ashera. Dia menunggu jawaban."Apa yang aku katakan belum bisa membuatmu percaya?" Arion kembali mendekati Ashera.Ada keraguan dalam hatinya Ashera. Dia tidak berani mengatakan apa yang dirasakan selama ini karena dia mencintai Arion. Dia juga tidak berani mengatakan bila
Read more
Bab 105. Menjadi Incaran Pemburu Berita
"Ashera, apa yang kamu lakukan?" Arion memperhatikan Ashera saat mengambil ponsel dan mengutak-atik layarnya."Menghubungi Trixi," jawab Ashera sembari memperhatikan ponselnya."Jangan lakukan!" Arion mengambil ponsel dari tangan Ashera."Kenapa? Aku hanya tidak ingin Trixi khawatir padaku." Kembali Ashera merebut ponselnya."Aku sudah mengatakan pada temanmu itu kalau malam ini kamu bersamaku.""Aku hanya ingin mengatakan pulang sedikit terlambat agar dia tidak tidur.""Tidak perlu! Malam ini kamu tidak akan kembali ke hotel itu." Arion kembali mengambil ponsel Ashera dan menyimpannya."Kenapa? Aku ke sini datang bersama Trixi dan yang lainnya. Kamu datang dan mengacaukan semuanya.""Aku tau apa yang harus aku lakukan, Shera. Jadi, jangan membantah!"Ashera terdiam, namun dalam hati memaki. Sebenarnya dia sangat kesal dan marah atas apa yang dilakukan Arion padanya. Pertama, Arion telah masuk ke dalam kamar dan memaksa pergi bersama. Kedua, pria itu sekarang melarangnya menghubungi T
Read more
Bab 106. Sebuah Janji
"Jangan!" Ashera menahan Arion saat tangannya hendak melepaskan kancing pada pakaian bagian atas.Ashera merasa shock di antara napas terengah setelah beberapa saat terbuai oleh manisnya cinta dalam penyatuan bibir mereka. Arion telah mencumbunya dan beberapa saat yang lalu dia pun terlena. Kesadarannya baru pulih ketika merasakan tangan Arion mulai turun dan bermaksud melepaskan kancing bajunya."Kenapa? Apa kamu masih belum percaya kalau aku mencintaimu?" Arion menatap lekat mata Ashera yang tampak ragu.Bila ditanya apakah Ashera percaya pada cinta yang dikatakan Arion? Jawabannya adalah ragu. Mungkin hanya 65% dia mempercayai perkataan cinta Arion, selebihnya belum percaya. Cukup sulit untuk membuat kepercayaan itu menjadi 100% atau minimal 90%. Mendengar rumor perasaan cinta pria itu pada Aleysa membuatnya tidak yakin.Masih terdiam mengunci tubuh Ashera, Mata Arion menjelajah manik keraguan Ashera. Bukan perkara kecil saat Ashera menghentikan gairah cinta yang mulai membara set
Read more
Bab 107. Ruang Penuh Kejutan
"Lepaskan aku! Apa yang kalian lakukan padaku?" Ashera berusaha memberontak melepaskan tangannya dari dua orang itu."Nona, jangan banyak gerak! Kami tidak akan menyakitimu," ucap salah satu dari mereka.Ashera termangu dan diam. Gerakkan pemberontakan pun terhenti. Bola matanya menatap lekat penuh selidik pada dua orang itu secara bergantian. Melihat wajah mereka, dia pikir dua orang itu bukan orang jahat karena saat mata mereka beradu, bibir mereka menyunggingkan senyum.Melihat Ashera mulai tenang, salah satu dari mereka berkata, "Nona, silahkan ikut kami dan jangan melakukan protes lagi!" "Siapa kalian? Apa yang akan kalian lakukan padaku?" Meski tidak memberontak lagi, namun dia tidak akan mudah percaya. Pengalaman hidupnya telah membuatnya waspada."Kami hanya diperintahkan untuk membuat Anda bertambah cantik," jawab salah satu dari mereka.Ashera kembali terdiam, sama sekali tidak paham."Nona, silakan!" Melihat Ashera bingung, mereka kembali mengajak Ashera memasuki ruang la
Read more
Bab 108. Pernikahan Impian
"Apa ini untukku?" "Tuan Arion memberikan untuk Anda, Nona."Mata Ashera hampir melonjak dari mangkuknya dan rasanya langsung silau ketika kotak itu dibuka, sirna yang indah berkilauan langsung membuat mata Ashera terasa terang benderang. Rasanya sungguh seperti mimpi, mimpi yang tidak akan pernah terjadi seumur hidupnya. Meski dia bekerja seumur hidup, siang dan malam, rasanya tidak akan mungkin bisa membeli barang yang saat ini ada di depan matanya."Bisa tolong cubit aku?" Ashera memberikan lengannya untuk dicubit."Maaf, Nona. Kami tidak berani," tolaknya.Mana mungkin ada yang berani menyakiti kulit mulus Ashera? Menyentuhnya saja sudah ngeri, apalagi sampai mencubitnya. Bisa jadi jari dan tangan yang digunakan terlepas dari tubuhnya."Cubit aku!" Ashera semakin menyodorkan lengannya."Tapi, Nona?""Cubit saja!" Meski memerintah, tapi matanya masih tidak bisa lepas dari kalung berlian berkilau yang ada di hadapannya. Rasanya perhiasan itu telah memaku mata Ashera sehingga tidak
Read more
Bab 109. Hujatan Balik
Yang terjadi pada Aleysa ketika Ashera melakukan siaran klarifikasi.Saat itu Aleysa sedang berpesta bersama teman nongkrong dan beberapa model lainnya."Aleysa, bukannya ini-"Aleysa yang saat itu sedang tertawa terbahak dengan beberapa teman karena banyolan di antara mereka, langsung mengalihkan pandangnya pada teman yang berbicara dengannya. Seketika matanya mengarah pada layar ponsel yang ditunjukkan padanya dan saat itu juga tawa semuanya terhenti.Bukan hanya Aleysa saja yang langsung memeriksa, tapi beberapa teman lainnya yang ada di sana pun langsung membuka ponselnya masing-masing dan melihat apa yang sedang terjadi."Aleysa, bukankah ini saudaramu? Bukankah kamu bilang dia sudah mati?" Kepalanya seketika itu juga langsung terasa sakit dan pusing. Tubuhnya lemah, begitu juga dengan denyut nadi serta detak jantungnya. Semua langsung berubah menjadi tidak normal. Pernyataan Ashera yang melakukan klarifikasi atas pengakuan yang pernah dilakukan membuat semua mata mengarah pada
Read more
Bab 110. Apa Yang Kamu Inginkan?
"Di mana kamar mandi?" Arion segera menepis tangan Aleysa saat wanita itu menyentuhnya."Arion, kamu kenapa?" Aleysa masih memasang wajah cemas."Di mana kamar mandi, Aleysa?" Arion mulai merasakan panas seluruh tubuhnya. Perasaan ini dirasakan sama seperti saat malam pertunangan mereka. Tubuhnya terasa gerah, kepalanya pusing. Rasanya ingin melepaskan seluruh pakaiannya. Hanya saja Arion berusaha untuk tetap tersadar.Setelah Aleysa menunjukkan kamar mandi padanya, Arion segera pergi ke kamar mandi dan melucuti semua pakaiannya tanpa terkecuali. Segera mengguyur tubuhnya dari ujung rambut hingga ujung kaki. Dia pikir dengan mengguyur tubuhnya, rasa panas itu akan segera hilang."Kamu mengulanginya lagi, Aleysa," kesalnya menyadari apa yang dilakukan Aleysa padanya.Setelah merasa lebih baik beberapa waktu lamanya, Arion segera menghubungi Fathan dan memintanya menjemput. Dia berpesan apa pun yang terjadi, Fathan harus membawanya ke luar dari kamar itu dan segera membawanya pergi me
Read more
PREV
1
...
8910111213
DMCA.com Protection Status