"Fathan, apa ada yang sangat penting?" tanya Arion masih dengan mata berat dan lengket. Kalau bukan karena pagi ini ada janji pada Fathan akan menyelesaikan pekerjaannya, rasanya Arion tidak akan terbangun pagi-pagi buta. Dia akan berlama-lama memeluk wanita yang telah sah menjadi istrinya dan bersamanya telah melewati hari dan malam yang panjang.Masih dengan berbaring, satu tangan di bawah kepala Ashera, Arion mengulurkan tangan yang lainnya untuk membuka anak laci di mana ponselnya diletakkan. Sejak pagi kemarin, Arion menonatifkan ponselnya. Pernikahannya, Arion tidak ingin diganggu oleh siapa pun.Matanya membelalak bulat ketika menyalakan kembali ponselny, banyak pesan chat dan panggilan masuk. Salah satunya Fathan. Dia pikir panggilan dari Fathan yang terpenting dibanding dengan yang lainnya, makanya Arion langsung menekan nomor asistennya itu dan menghubunginya."Kapan itu terjadi?" Tiba-tiba Arion merasa gelisah, kaget dan tidak tenang setelah mendengar alasan kenapa Fathan
Read more