Home / Romansa / ISTRI BISU SANG CEO / Chapter 121 - Chapter 130

All Chapters of ISTRI BISU SANG CEO: Chapter 121 - Chapter 130

228 Chapters

120. Masa Lalumu yang Tidak Diinginkan

Wolf mendecak dan menjauhkan kepalanya dari rambut berwarna brunette itu. Wolf tentu saja juga mendorong tubuhnya menjauh, tapi Emily menempel seperti lintah.“Lepaskan!” Wolf akhirnya menggeram, baru kemudian pelukan itu terlepas.“Kenapa kau diam saja? Seharusnya kau mengabariku sebelum datang. Kau kejam sekali. Sudah berapa lama kau tidak pernah menghubungiku? Tapi aku gembira kau datang memberiku kejutan!”Emily kembali berusaha memeluk, tapi Wolf mendorong kepalanya menjauh.“Apa kau sinting? Lihat dulu apa yang ada di sekitarmu! Pakai mata dan otakmu dengan benar! Apa keduanya sudah rusak permanen karena alkohol?!”Emily menyibak rambutnya yang berantakan menutupi wajah dan memandang sekitar. Matanya masih terlihat menyipit karena terlalu mabuk dan kepalanya pusing, tapi ia mengenali jeruji penjara.“Eh? Bagaimana aku bisa ada di sini? Apa yang aku lakukan? Apa yang terjadi?” Emily menyentuh jeruji besi untuk meyakinkan kalau benda itu nyata.“Yang terjadi adalah hal normal, kar
last updateLast Updated : 2023-03-09
Read more

121. Mencoba Mempercayaimu Awalnya

Wolf memasuki rumahnya dengan langkah terseret. Ia lelah—sangat amat lelah. Malam kemarin mungkin ia ‘bekerja terlalu keras’ bersama Zoe, dan bekerja di kantor saat siang. Malam ia langsung pergi stasiun televisi, dan baru saja ia menyetir jarak jauh, pulang pergi. Wolf sudah merasa beruntung tidak menabrak tiang manapun tadi, dan bisa sampai di rumah dengan selamat. Wolf menjatuhkan kaos yang baru saja dilepaskannya, saat melihat onggokan kain berwarna biru putih, dan berpaling memandang ranjang. Mengira tidak akan ada hal istimewa apapun, Wolf mengabaikan bagian itu sejak tadi, tapi kini ia melihat gundukan tertutup selimut yang tidak perlu lagi bertanya siapa yang ada di baliknya. Dan begitu saja sudah membuatnya tersenyum. Lelah dan segala kejengkelan yang menghinggapi Wolf terlupa dengan begitu cepat, saat menyadari kalau Zoe berada di atas ranjang. Tentu saja Wolf mengira Zoe pulang ke apartemennya. Wolf menggelengkan kepala. Tidak mengerti bagaimana mungkin suasana hatinya
last updateLast Updated : 2023-03-10
Read more

122. Keanehanmu yang Tidak Aku Sadari

Wolf terbangun dengan kebingungan. Sangat yakin tidak seharusnya ia terbangun saat matahari sudah hampir tenggelam.Wolf memandang sekitar dan menemukan ruang yang kosong, sama seperti pikirannya saat ini. Wolf macet karena tidur terlalu lama. Tapi Wolf yakin Zoe ada di rumah.Tapi keadaannya aneh. Kamarnya tetap rapi. Zoe biasanya akan meninggalkan jejak saat dia ada.Wolf turun dari ranjang—ingin ke bawah untuk melihat apakah Zoe ada di sana, tapi kemudian ingatan Wolf kembali. Ia tidak seharusnya bangun saat matahari tenggelam.“FUCK!”Wolf memaki lalu memandang sekitar. Mencari ponsel, tapi ia hanya menemukan kaos yang dipakainya tadi malam di lantai.Wolf kembali memaki sambil memukul keningnya beberapa kali dengan tangan. Ingin mengingat dimana keberadaan ponselnya, kemudian ia mendengar dering pelan dari arah kamar mandi.“What the fuck?”Wolf semakin heran saat menemukan ponselnya berada di wastafel. Menyala memperlihatkan panggilan dari Becca. Ada puluhan panggilan tidak terj
last updateLast Updated : 2023-03-10
Read more

123. Janjimu yang Itu

“Kau bersama dengan Zo… Loria?” tanya Wolf lagi.“Well, of course. Ada apa sebenarnya?” Jacob kebingungan.“Di mana dia sekarang? Apa yang terjadi saat syuting itu?” desis Wolf. Semakin sadar kalau ada sesuatu yang salah.“Ha? Bagaimana?” Jacob sama sekali tidak mengerti.“Bangun dan katakan padaku apa yang terjadi saat syuting itu. Sekarang juga!” Wolf mengulang dalam bentakan lebih keras.“Chill, Bro!” Jacob tentu saja terkejut atas pemaksaan yang tidak terduga itu.“Cepat katakan!”“Oke… oke.” Mesti bingung setengah mati, Jacob akhirnya mulai menyebut kejadian apa yang diingatnya selama syuting.“Loria datang, kami berlatih, tapi karena lagunya sedikit sulit ia tidak bisa mencapai nada yang diinginkan. Lalu selesai dan kami akan melanjutkan syuting besok. Ekstra karena Loria harus menguasai nada itu.”“Itu saja tidak ada hal yang terjadi lagi?” Terlalu biasa. Wolf tidak puas.“Ya, ini syuting… Oh, dia tadi meminta izin untuk memakai studio setelah syuting. Ia ingin berlatih sendiri
last updateLast Updated : 2023-03-10
Read more

124. Tekadmu Untuk Bertemu

“Zoe! Buka pintu!” Wolf mengetuk—menggedor pintu apartemen Zoe yang tentu saja tertutup rapat sejak tadi. Sudah sekitar lima menit Wolf berdiri di depan pintu itu, dan terus mengetuk. Wolf akhirnya mengikuti Zoe pulang dari studio Jacob, meski tidak dalam waktu yang sama. Zoe langsung naik taksi saat keluar dari studio itu. Tapi Wolf berhasil mengikuti sampai ke apartemen Zoe. Tapi sayangnya Wolf kalah, karena Zoe terlebih dulu masuk sebelum wolf bisa menghadangnya. “Zoe! Aku perlu penjelasan! Kau tidak bisa melakukan hal ini padaku! Aku tidak mengerti apa maksudmu!” seru Wolf, dengan tangan terus mengetuk. Wolf sangat sadar kalau Zoe marah, dan mungkin salah paham tentang sesuatu. Tapi ia tidak mengerti apa yang salah. Wolf tidak merasa melakukan kesalahan yang parah sampai harus dihitung sebagai mengingkari janji. Ia tidak mengingkari janji apapun. “Zoe! Aku butuh…” “HEI! YOU!” Wolf berpaling dan melihat seseorang menjulurkan kepala dari pintu unit apartemen yang ada di s
last updateLast Updated : 2023-03-10
Read more

125. Waktumu Sebentar Saja

Wolf bisa senekat ini karena tentu saja ia sangat kesulitan menemui Zoe saat berada di apartemennya saat jam normal—agar tidak ada orang yang memanggil polisi.Saat Wolf datang ke sana pagi, Zoe sudah pergi, dan akan kembali saat sangat malam.Belum lagi jadwal keduanya yang sama-sama gila. Wolf harus menyelesaikan pekerjaannya yang tertunda, sementara Zoe harus berlatih dengan lebih sering untuk babak berikutnya dimulai. Tentu saja dilengkapi fakta kalau Zoe memblokir nomor Wolf. Ia sama sekali tidak bisa menghubungi Zoe selama beberapa hari ini.Setelah mencoba beberapa kali bertemu dan gagal, Wolf tahu ini saatnya ia berlaku sedikit nekat, dan inilah hasilnya. Mendatangi Zoe saat melakukan syuting footage latihan terakhir sebelum live besok.“Apa boleh aku menunggu di sini? Aku tidak ingin mondar-mandir lagi.”Wolf meminta izin kepada produser itu, sambil menunjuk ke arah belakang kru. Ia ingin menunggu bersama kru film, sampai syutingnya selesai. Dengan begitu Zoe tidak akan bisa
last updateLast Updated : 2023-03-11
Read more

126. Penjelasanmu yang Aku Perlukan

“Mengelak bagaimana? Kau bahkan tidak mengatakan padaku apa yang terjadi, Zoe!” Wolf menggelengkan kepala. Ia akan membela diri kalau tahu masalahnya apa, tapi sekarang Wolf bahkan tidak tahu harus membela diri atas hal apa.“Apa aku perlu mengatakannya? Kau sudah tahu apa yang terjadi! Kau bersama wanita itu dan…”“Wanita yang mana? Aku bersama siapa?!” Wolf langsung memotong. Sedikit merasa menang karena tahu tidak bersama dengan wanita manapun setelah mereka bersama.“Jangan berpura-pura bodoh! Aku tahu apa yang kau lakukan kemarin saat kau tidak pulang!”Wolf kebingungan. Tidak seharusnya ada yang tahu apa yang dilakukannya.“Kau tidak tahu. Bagaimana…. Tapi tidak ada yang terjadi! Kau itu bicara apa?” Wolf mementingkan kenyataan kalau memang tidak terjadi apapun malam itu.“Kau masih tidak mengaku? Lucu sekali. Kau bersama wanita lain bukan? Kau bersama wanita itu dan BERCIUMAN!”Di antara semua kata yang mengganggu dalam pesan yang terkirim itu, mungkin kata berciuman yang palin
last updateLast Updated : 2023-03-11
Read more

127. Kejujuranmu yang Aku Mau

“Tidak… jangan begini lagi…”Clay langsung mengeluh dalam helaan napas panjang, saat melihat penampilan Wolf yang menghampirinya. Hampir sama seperti kemarin, berantakan dengan kacamata hitam. Lebih buruk lagi karena kemungkinan cambangnya sudah berumur seminggu tanpa tercukur.Clay sampai harus menatap sekitar, berharap penampilan kumuh itu tidak menjadi perhatian orang yang ada di sekitarnya. Mereka saat ini ada di tempat umum. Salah satu studio milik production house yang bekerjasama dengan perusahaannya. Clay sedang bekerja tentunya, dan terpaksa harus meluangkan waktu untuk Wolf yang meminta—memaksanya untuk bertemu.Melihat penampilan buruk itu, Clay tahu ada hal buruk terjadi—mungkin lebih buruk malah.“Tidak bisakah kau merapikan diri? Aku…”Wolf mengibaskan tangannya di depan wajah Clay, memintanya untuk diam.“Aku ingin bicara padamu! Temanmu itu brengsek!” Wolf memaki dengans angat jelas, dan tentu menarik perhatian.“Apa kau mabuk?” Clay melihat bagaimana Wolf tampak berd
last updateLast Updated : 2023-03-11
Read more

128. Tamu Untukmu

Zoe menatap gedung tinggi di hadapannya. Berbentuk unik karena tidak kotak seperti umumnya, tapi segitiga. Semua sisinya tertutup kaca hitam dengan dinding abu-abu, dan ada lambang huruf W besar di tertempel di setiap sisi, karena memang itu adalah gedung Wolf.Setelah hanya melihat dari kejauhan, hari ini Zoe berkesempatan melihatnya. Syuting hari ini dilaksanakan di studio Jacob yang ada di dalam sana. Zoe tidak mungkin menolak. Jacob mengatakan kalau peralatan di gedung itu lebih modern daripada di studio miliknya. Zoe menerima alasan itu sebagai normal, karena bagaimanapun Jacob harus membuat lagu untuknya.Membuat karena ia akan menyanyikan lagu baru yang memang disiapkan oleh Jacob. Dari ketiga mentor, hanya Jacob yang mempunyai kemampuan untuk menciptakan dan memproduksi lagu. Dan lagu itu akan dinyanyikan oleh kedua finalis. Hari ini giliran Zoe untuk mendengar lagu baru itu dan berlatih. Peserta yang satu lagi—Julio, penyanyi dari Billy—sudah berlatih kemarin. Mereka tetap b
last updateLast Updated : 2023-03-12
Read more

129. Lagu Untukmu

“Bolehkah aku memelukmu? Kau pantas mendapatkannya.” Jacob meminta izin, begitu kamera berhenti merekam. Zoe tertawa pelan. “Tentu saja,” katanya. “Selamat, akhirnya kau bisa sampai ke final.” Jacob memberi pelukan singkat dan tepukan di punggung. Menunjukkan perasaan sebenarnya di luar kamera. Pelukan semacam itu akan menimbulkan gossip kalau tidak berhati-hati. Zoe tahu dan berterima kasih karena Jacob mencoba untuk menjaga reputasinya. Pelukan itu hanya berarti ucapan selamat karena Zoe telah mengalami dua minggu yang berat dan akhirnya bisa mencapai final. Zoe tidak tereliminasi pada saat ia tampil buruk, karena ada satu peserta lagi yang bahkan lebih buruk—keberuntungan yang sangat melegakan. Lalu dua hari lalu, Zoe berhasil melewati babak semifinal dengan lagu terakhir yang diaransemen oleh Wolf. Lagu yang lebih mudah. Zoe berhasil melewatinya dengan cukup mulus—meski Syanna mengatakan Zoe tidak tampil seratus persen. Pencapaian yang kemarin sudah hampir tidak lagi diimp
last updateLast Updated : 2023-03-12
Read more
PREV
1
...
1112131415
...
23
DMCA.com Protection Status