Home / Romansa / ISTRI BISU SANG CEO / Chapter 141 - Chapter 150

All Chapters of ISTRI BISU SANG CEO: Chapter 141 - Chapter 150

228 Chapters

140. Perhatianmu yang Menyenangkan

Zoe tentu tidak mengatakan apapun dengan detail, dan hanya menjawab kalau Wolf baik-baik saja. Jacob pun tidak mengejar lagi setelahnya. Mungkin segan, dan Zoe bersyukur karena ia tidak punya jawaban jelas.“Aku juga sangat memperhatikan penyanyiku dengan cermat,” sergah Wolf. Tidak ingin Zoe memuji Jacob.“Kau hanya memperhatikan penyanyi yang kau anggap bagus dan menghasilkan.” Zoe mengoreksi.Setelah bergaul dengan Jacob tentu saja Zoe mulai tahu bagaimana kebiasaan Wolf, tentang betapa eksklusifnya Wolf saat menerima penyanyi.“Well, of course. Aku tidak ingin membuang waktu dengan menjadi produser dari lagu maupun seseorang yang tidak pantas. Dan kau termasuk orang yang beruntung karena aku menganggapmu pantas.”Zoe hanya bisa memutar bola mata mendengar kesombongan itu. Ia harus menerima kesombongan itu karena memang Wolf adalah ahlinya.Wolf sangat ahli dalam membuat lagu maupun menjadi produser. Ia bukan menyombong tanpa bukti.“Kau yang memasak atau…” Wolf membuka microwave y
last updateLast Updated : 2023-03-15
Read more

141. Kebohonganmu yang Aku Tahu

“Iris! Kau sudah sampai?!” Dengan gugup Max keluar dari mobilnya. “Aku menunggumu.” Max memasukkan ponsel yang ada di tangannya ke dalam kantong. Ini karena baru saja ada pesan dari Zoe yang masuk—entah mengatakan apa. Max fokus pada usahanya agar terlihat tenang karena Iris memandangnya curiga. “Kau menungguku? Kita tidak punya janji hari ini.” Iris bicara dengan ada heran, sementara Max beberapa kali berlirik ke arah pintu gedung Wolf. Berharap Zoe tidak keluar saat ini. “Karenanya ini menjadi kejutan. Aku tidak sabar bertemu denganmu. Aku merindukanmu.” Max mencubit kecil dagu Iris, lalu mencium bibirnya. “Aku hanya pergi sehari. Mmm… dari mana kau tahu aku akan kembali malam ini? Seharusnya aku baru kembali besok, tapi ada acara yang batal karena cuaca buruk.” Iris kembali heran. Saat masuk ke tempat parkir tadi, Iris harus menatap beberapa kali untuk memastikan kalau mobil yang dilihatnya benar-benar milik Max. Sulit percaya karena Ia tidak berencana pulang hari ini,
last updateLast Updated : 2023-03-16
Read more

142. Aku Mengerti Untukmu

“Beri sedikit jeda setelah kata ‘forever’. Beri penonton sedikit contoh kalau selamanya itu sangat lama. Feel, agar mereka bisa terhubung denganmu.”Wolf mengoreksi apa yang kemarin tidak lagi dikritik oleh Jacob saat Zoe berlatih bersamanya. Tapi memang biasanya seperti itu, permintaan Wolf lebih mendetail daripada Jacob. Dan karena Zoe sudah terbiasa dengan apa yang diminta oleh Wolf—setelah sekian lama bernyanyi untuknya, ia tidak lagi heran.Zoe mengulang bagian yang tadi dinyanyikannya, memberi ruang seperti apa yang diinginkan Wolf.“Nah!” Wolf dengan puas mengangkat jempol, lalu kembali memejamkan mata untuk mendengarkan sisa lagu itu. Dengan hati-hati mendengarkan setiap detail, untuk menemukan kesalahan.“Nice. Itu sempurna. Bernyanyilah seperti itu. Kau akan menang.”Wolf berdiri lalu merentangkan tangan meminta pelukan, tapi Zoe malah menyipitkan mata.“Kau yakin? Kau tidak mengatakan ini hanya karena ingin latihan kita cepat selesai bukan?”Zoe curiga, karena bisa jadi Wo
last updateLast Updated : 2023-03-16
Read more

143. Keinginanku Hanya Dirimu

“Aku berharap kau menyebut tujuan yang lebih menarik. Paris misalnya, atau Toronto.” Wolf mengeluh sambil memarkir mobilnya di tempat tujuan mereka yang pertama disebut oleh Zoe tadi. “Paris terlalu jauh, Wolf. Bisa-bisa aku tidak kembali pada hari final itu dimulai.” Zoe menggeleng. Terang saja ia tidak bermimpi untuk mengajak Wolf pergi ke benua lain. “Memang Paris jauh, tapi apa kau harus mengajakku ke tempat ini? Like seriously?!” Mata Wolf menyipit saat memandang patung di tengah pulau yang ada di seberang mereka. Patung Liberty. Tempat pertama yang ingin dikunjungi Joe adalah Patung Liberty yang terletak di pulau Liberty. Patung itu cukup menarik Tapi tentu saja bagi orang yang sudah lama tinggal di New York patung itu tidak lagi memiliki daya tarik apapun. “Memang kenapa? Aku belum pernah berkunjung ke sana.” Zoe tidak melihat masalah yang sama dengan Wolf, karena memang belum pernah sekalipun mengunjungi patung itu meski sudah berapa lama tinggal di New York. Terlalu si
last updateLast Updated : 2023-03-16
Read more

144. Suaramu dan Itu Cukup

Zoe menyesal telah memberi kesempatan dan Julio untuk mengambil urutan pertama pada babak final saat pengundian.Zoe memberi kesempatan pada Julio, karena melihat dan menilai bagaimana penampilan Julio—melihat bagaimana kekuatan yang akan dilawannya.Tapi bukannya lebih bersemangat, Zoe malah ketakutan sekarang. Julio sebagus itu. Bukan hanya vokalnya, tapi aransemen lagu itu juga diubahnya dengan total. Julio yang memang ahli memakai alat musik, mengubah lagu itu menjadi orkestra megah yang amat epic. Vokalnya tentu saja juga tidak tercela. Zoe benar-benar merasa tidak yakin akan menang setelah melihat penampilan Julio itu. Ia merasa lelah dan kalah saat melihat bagaimana penonton yang memadati theater itu, dan juga para mentor berdiri menyambut Julio yang tengah membungkuk.“Itu tadi luar biasa, Julio. Ini lah final yang ingin aku lihat.” Billy—sebagai mentor Julio, tentu saja memberinya pujian yang amat manis.“Itu tadi adalah piknik untuk telingaku. Aku seperti berada di dalam g
last updateLast Updated : 2023-03-17
Read more

145. Cintamu yang Aku Nyanyikan

Zoe mengangguk lalu melangkah menuju ke panggung. Ada sedikit efek yang akan dipakai Zoe hari ini, jadi ia berdiri di balik beberapa penari yang memakai kain panjang putih di tubuh mereka. Lima orang itu akan menari mengikuti lagunya. Menampilkan kesan gelombang laut yang tenang menurut produser, sejalan dengan lampu dan special efek yang mengiringinya nanti. Zoe hanya tinggal menerima saja untuk yang ini. Tidak ikut memikirkan konsep apapun. Zoe memejamkan mata saat musik mulai terdengar. Musik yang lebih sederhana dari apa yang diperdengarkan Julio tadi, tapi Zoe akan mengisinya dengan vokal yang luar biasa, dan berlaku semenjak detik pertama. Suara Zoe yang lembut menyebut kenangan indah diawal lagu itu, lalu semakin kuat saat menyebut cinta yang tersembunyi, dan semakin kuat saat menyebut kerinduan itu. Lalu kembali memohon dengan lembut saat menyebut harapan. Lagu itu adalah semua perasaan Wolf, perasaan itu juga sangat istimewa untuk Zoe. Setiap kata dalam lirik itu adalah un
last updateLast Updated : 2023-03-17
Read more

146. Kemenangamu yang Pantas

Zoe menatap Julio yang ada di depannya dan tersenyum. Mengurangi ketegangan sekaligus tatapan ramah. Mereka sedang berdiri berhadapan, menunggu MC mengumumkan siapa pemenangnya.Zoe tidak punya dendam pada Julio. Pria itu memang ‘milik’ Billy tapi tidak buruk. Malah Zoe beberapa kali Zoe melihatnya dengan simpati, karena seperti dirinya Julio terkadang amat gugup saat akan bernyanyi.Tapi semua itu sudah berlalu. Mereka tidak lagi harus melewati itu. Malam ini akhirnya.“Julio Basset. Sejak awal kemunculannya, semua orang langsung kagum dengan bakat musikal yang dimilikinya, dan semakin hari kemunculannya tidak pernah mengecewakan. Ia tetap maju dengan mengusung rasa musik klasik yang perlahan dilupakan, membuat penikmat musik sesaat melupakan keberadaan musik elektrik. Dan bukan hanya musik, suaranya juga tidak kalah memukau, dan membuai penonton dari segala usia.”MC acara menyebut tentang keunggulan Julio, dan Zoe setuju. Ia juga iri pada kemampuan Julio dalam bermusik. “Loria Mor
last updateLast Updated : 2023-03-18
Read more

148. Perasaanmu yang Tampak Jelas

“Loria, selamat ya! Kau hebat” “Kau menakjubkan malam ini. “Aku akan menjadi fans-mu!” Aneka teriakan yang hanya didengar sekilas oleh Zoe—antara sadar dan tidak, tapi ia berusaha untuk melambai pada semua orang yang memberinya ucapan selamat itu. “Inilah pemenang kita!” Syanna berseru saat membuka pintu dan terdengar sorakan keras lain. Ruangan yang diisi oleh kru dan semua peserta yang pernah mengikuti acara itu, tentu saja termasuk Laila, yang kini langsung menubruk Zoe. "Loria!" Laila berseru dan memeluk Zoe seerat mungkin. “Aku tahu kau akan menang! Aku tahu itu aku tahu sejak awal!” Laila bertubi-tubi memberi tepukan di punggung, dan Zoe kembali harus menangis karenanya. Laila mungkin sangat berisik dan terlalu ingin membagi apapun tentang perasaannya, tapi semangatnya menular. Zoe tidak pernah merasa tidak ceria saat bersama Laila. Zoe sangat berterima kasih untuk itu. “Terima kasih terima kasih atas semuanya.” Zoe bergumam dan mengelus punggung Laila. “Dan kau selal
last updateLast Updated : 2023-03-18
Read more

148. Kemudahanmu yang Palsu

“Aku datang karena mendapat undangan,” kata Wolf. Ia memang mendapat undangan, tapi meminta pada produser agar tidak menampilkan wajahnya di kamera. Keberadaannya tidak rahasia, tapi tidak juga diketahui penonton. “Tapi Anda kemarin datang karena tertarik pada penyanyi bukan? Berarti memang ada orang yang ingin Anda kontrak sekarang,” ujar Billy. Niatnya jelas ia ingin tahu siapa yang akan dikontrak oleh Wolf. “Mungkin, tapi saya tidak perlu mengatakannya pada Anda.” Wolf membalas dengan nada yang semakin dingin. Penawaran kontrak kepada penyanyi bukanlah hal yang rahasia, tapi bukan juga hal yang bisa dibuka dengan sembarangan. Karena bisa jadi agensi atau perusahaan label akan mengincar orang yang sama. “Saya hanya ingin tahu karena terus terang saja saya juga tertarik pada Loria. Julio tadi sudah menerima penawaran dari saya, jadi saya ingin menawarkan kontrak pada Loria juga sekarang.” Billy masih membalas dengan sopan, tapi kesopanan itu membuat Zoe ingin melemparkan minuma
last updateLast Updated : 2023-03-18
Read more

149. Kebahagianmu yang Datang

“Apa kau gila? Bagaimana caranya? Loria adalah tokoh utama dari pesta ini! Dia yang akan dicari setiap orang! Kau akan membawanya pergi ke mana? Bagaimana caraku membuat alasan?” Jacob dengan panik melarang, tapi ia juga tidak mampu untuk mencegah saat Zoe menyerahkan minumannya kepada Jacob, dan keluar begitu saja dari ruangan itu sebelum ada yang menyadarinya. “Loria, tunggu!” Jacob memanggil dengan panik sementara Wolf menyeretnya menjauh dari pintu agar ia tidak membuat keributan atas kepergian Zoe. Wolf tidak langsung ikut. Ia sengaja memberi jeda dengan terus berada di samping Jacob agar tidak mencurigakan. “Aku selama ini sudah berbaik hati dengan menutupi hubunganmu dengannya, tapi tolong jangan membuat masalah untukku. Bagaimana kalau ada orang yang bertanya? Aku harus menjawab seperti apa?” Jacob masih panik. Ia adalah orang yang terdekat dengan Zoe selama ini, jadi sudah pasti kalau Zoe tidak terlihat akan bertanya padanya. Tapi Wolf sudah tidak mendengar keluhan Jacob
last updateLast Updated : 2023-03-18
Read more
PREV
1
...
1314151617
...
23
DMCA.com Protection Status